BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. sangat erat dengan masyarakat. Salah satu masyarakat yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilestarikan agar tidak hilang. Dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan tercermin

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pulau, daerah di Indonesia tersebar dari sabang sampai merauke.

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia didalam era globalisasi sangat pesat perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. keunikan masyarakat Indonesia itu sangat berkaitan erat dengan keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. ragam etnik, seperti Batak Toba, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Mandailing,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan etnis yang berada di Sumatera Utara dan mendiami

BAB I PENDAHULUAN. dalam membedakan suku-suku yang ada di Sumatera Utara. Yaitu ende dan ende-ende atau endeng-endeng. Ende adalah nyanyian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan kenyataan, bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB I PENDAHULUAN. bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan suatu cara yang

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah negara dengan penduduk yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan dan merupakan tiang yang

BAB I PENDAHULUAN. akan memunculkan sebuah budaya dan musik baru. Walaupun biasanya terkadang

BAB I PENDAHULUAN. Utara.Sumatera Utara juga memiliki kebudayaan yang beragam.

BAB I PENDAHULUAN. lampau dimana kawasan Sumatera Utara masuk dalam wilayah Sumatera Timur

BAB I PENDAHULUAN. Awal kesenian musik tradisi Melayu berakar dari Qasidah yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

menerjemahkan setiap konteks yang ada di dalam suatu karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. hanya sebuah inovasi yang mendapatkan influence (pengaruh) dari budaya atau

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang dikenal dunia kaya akan suku dan

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang melahirkan pemikiran-pemikiran yang dianggap benar dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan kebutuhan hidup manusia secara kodrati, dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

BAB I PENDAHULUAN. berada dari beberapa etnik yang ada di Sumatra Utara yaitu etnik Karo atau kalak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering membicarakan kebudayaan. Budaya

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat setiap suku. Kebudayaan sebagai warisan leluhur dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam bentuk perahu besar dan kecil. Sumatera Utara. Belawan berada pada ketinggan 1 meter dari permukaan laut,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan menetapkan masa depan masyarakat melalui pelaksana religinya.

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

BAB I PENDAHULUAN. Nilai budaya yang dimaksud adalah nilai budaya daerah yang dipandang sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Timur. Secara internasional suku Maluku lebih di kenal dengan nama Molucan atau

BAB I PENDAHULUAN. disusun selaras dengan irama musik, serta mempunyai maksud tertentu. Tari pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan

Lampiran 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan (Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan yang sampai saat ini merupakan hal yang berpengaruh besar pada sikap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pariwisata dan kebudayaan merupakan salah satu sektor yang sangat potensial dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB l PENDAHULUAN. pencapaian inovasi tersebut manusia kerap menggunakan kreativitas untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan. Oleh sebab itu, banyak

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara memiliki beberapa Kesultanan pada masanya, yang

BAB I PENDAHULUAN. yang ada, sehingga dapat menjadi sebuah daya tarik bagi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan elemen yang sangat melekat di dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik

BAB I PENDAHULUAN. terletak diujung pulau Sumatera. Provinsi Aceh terbagi menjadi 18 wilayah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, hokum adat, organisasi sosial dan kesenian. Keberagaman keindahan,

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian kata-kata untuk mempertegas ritual yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya terdiri dari suku yang berbeda-beda, dan hal itu menjadikan

Tembang Batanghari Sembilan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Simalungun adalah salah satu kabupaten yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, yang lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan budaya. Seluruh suku yang tersebar mulai dari sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra

menghubungkan satu kebudayaan dengan kebudayaan lain.

BAB I PENDAHULUAN. Malinowyki mengemukakan bahwa cultural determinan berarti segala sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya. Menurut Koenrtjaraningrat (1996:186), wujud kebudayaan dibedakan

BAB I PENDAHULUAN. rumah adat yang menjadi simbol budaya daerah, tetapi juga tradisi lisan menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fendra Pratama, 2014 Perkembangan Musik Campak Darat Dari Masa Ke Masa Di Kota Tanjung Pandan Belitung

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu adalah sesuatu yang difikirkan, dilakukan, diciptakan oleh manusia. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling unggul dari segi kecerdasan sehingga mampu melahirkan kebudayaan. Kebudayaan yang dihasilkan hendaknya terus menerus diwariskan agar tetap bertahan hingga punahnya kehidupan. Suatu pemikiran dikatakan kebudayaan apabila pemikiran tersebut sudah dimiliki oleh anggota masyarakat, yang menggunakan kebudayaan itu dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat percaya apa yang mereka lakukan itu bermanfaat adanya dan mereka akan melakukan itu terus menerus, serta mereka wariskan kepada anak cucu mereka. Menurut Vatoni Lv seorang budayawan menjelaskan dalam blognya (http;//vatonilv.blogspot.com/pengertian-kebudayaan.html) kebudayaan adalah suatu cara yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang yang diwarisi dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan dan karya seni. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda dan menyesuaikan perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari berupa pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia.

2 Kebudayaan merupakan pengetahuan, ide dan hasil cipta masyarakat, hal ini berarti kebudayaan itu beragam jenisnya. Keragaman budaya ini terjadi karena banyaknya etnis yang dimiliki oleh masyarakat itu, seperti di Sumatra Utara. Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki banyak etnis diantaranya : Batak Karo, Batak Toba, Batak Mandailing, Batak Pak-Pak, Batak Pesisir, Simalungun, Nias, Melayu dan masih banyak lagi. Karna memiliki banyak etnis maka Sumatera Utara memiliki banyak budaya yang berbeda-beda pula. Etnis Melayu termasuk etnis yang sangat banyak terdapat di Sumatera Utara, dibeberapa daerah seperti Kabupaten Langkat, Kota Binjai, Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, Kota Tebing Tinggi, Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Asahan, Labuhan Batu dan Kota Tanjungbalai. Kota Tanjungbalai termasuk daerah yang masyarakatnya mayoritas suku Melayu atau etnis Melayu yang sampai saat ini masih memeluk erat tradisi serta kebudayaannya. Tradisi dan kebudayaan yang dimiliki tersebut tumbuh dan berkembang dipengaruhi juga oleh kesenian yang mereka miliki. Kota Tanjungbalai adalah salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara. Kota ini berada di tepi Sungai Asahan, oleh karena itu mayoritas Kota Tanjungbalai adalah bersuku Melayu. Suku Melayu di Kota Tanjungbalai berbicara dalam bahasa Melayu Deli. Sekilas bahasa Melayu Deli mirip dengan bahasa Indonesia dengan logat Melayu yang kental dengan pengucapan yang lebih singkat dan cepat, suku Melayu di Tanjungbalai juga terkenal dengan budaya keseniannya.

3 Salah satu bentuk dari kesenian suku Melayu di Tanjungbalai ialah nyanyian dan musik yang dapat mencerminkan nilai-nilai dan prinsip umum yang mendasari hidupnya suatu budaya. Hal inilah yang mendasari terciptanya suatu budaya dan kesenian masyarakat Melayu. Dalam kesenian masyarakat Melayu di Kota Tanjungbalai ada satu kesenian suara yang khas, yaitu Sinandong. Sinandong adalah kesenian seni suara yang diperdengarkan dengan cara menyanyikan syair-syair dalam bait-bait pantun yang disusun dalam dialek khas Tanjungbalai. Kata Sinandong ini diambil dari penuturan bahasa Melayu di Kota Tanjung balai yang berasal dari kata Sinandung, sebab pembunyian huruf vocal a atau u selalu berubah menjadi o kata sinandung ini diambil dari kata andung yang artinya tangis. Sinandong bermula ketika putri dari seorang Sultan Tanjungbalai yang sedang duduk-duduk di anjungan Istana tiba-tiba mendengar suara andungan (tangisan) yang diiringi suling serta gendang dari kejauhan. Ketika diselidiki ternyata itu adalah suara dari 3 orang nelayan yang hendak pergi berlayar. Mereka bernyanyi dan memukul gendang sebagai ritual agar mendapatkan banyak ikan, dan mereka percaya syair-syair dan alunan musik yang mereka buat dapat memanggil angin yang menuju ke arah ikan berada karna dahulu kala orang yang melaut tidak menggunakan mesin untuk membuat sampannya berlayar, namun menggunakan angin. Selain mereka percaya bahwa sinandong dan musik Gubang yang mereka mainkan dapat membawa mereka pada arah angin, mereka juga percaya bahwa arah angin itu akan membawa mereka pada tempat yang banyak menghasilkan

4 ikan. Oleh sebab itu mereka memberi judul Sinandong ini Bertelur Kau Sinangin. Para pelaut biasa melakukan hal ini sebelum berangkat melaut sebagai ritual memanggil angin, dan melakukannya setelah pulang melaut sebagai tanda syukur kepada alam semesta atas tangkapan yang mereka dapatkan. Akan tetapi seiring perkembangan zaman dan canggihnya teknologi, ritual ini sudah tidak pernah lagi digunakan dalam upacara sebelum berangkat kelaut. Tetapi bergeser kepada hiburan dalam acara pagelaran dalam majelis, pernikahan, khitanan, dan lain-lain. Senandung yang ada di Kota Tanjungbalai ini biasanya diiringi dengan musik yang disebut dengan musik gubang. Nyanyian Sinandong Bertelur Kau Sinangin ini merupakan syair-syair dalam pantun yang memiliki sajak (a-a-a-a) atau (a-b-a-b) yang disusun dalam dialek khas Kota Tanjungbalai. Para Pesinandong demikian panggilan untuk orang yang bersinandong, menyanyikan syair- syair tersebut dengan suara yang melengking. Dimana pada awalan Sinandong ini biasanya di awali dengan huruf vocal o seperti kata oiii dan biasanya satu nyanyian Sinandong itu terdiri dari tiga paragraf dan diulang dua kali dalam menyanyikannya. Senandung sama halnya dengan musik lain, mempunyai bentuk seperti motif, frase dan kalimat yang mencakup unsur musik seperti nada, irama, melodi, harmoni dan lainnya.tidak semua orang dapat bersinandong, karna dalam bersinandong memerlukan tehnik pernafasan yang baik dan suara yang tinggi, serta cengkok senandung yang berbeda antara senandung suatu daerah Melayu di Tanjungbalai dengan daerah Melayu di daerah yang lain. Cengkok yang digunakan dalam bersinandong di Kota Tanjungbalai memakai bahasa khas

5 daerah Melayu Tanjungbalai sendiri, berbeda dengan cengkok senandung yang digunakan di daerah Melayu lainnya, yang lebih menggunakan bahasa Arab atau yang disebut dengan Qasidah. Namun inti dari syair-syair yang dilantunkan tetap pada nasehat dan petuah dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Proses senandung Bertelur Kau Sinangin ini juga memiliki fungsi sebagai komunikasi seperti emosi atau ungkapan hati si Pesinandong yaitu; bahwa senandung yang berlaku disuatu daerah kebudayaan mengandung isyarat-isyarat tersendiri yanng hanya diketahui masyarakat pendukung kebudayaan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari lirik ataupun melodi senandung tersebut. Dalam proses senandung Bertelur Kau Sinangin juga memiliki makna yang terdapat didalamnya. Makna-makna yang disimbolkan dalam senandung Bertelur Kau Sinangin dapat dilihat dari proses senandung Bertelur Kau Sinangin dan dapat dijadikan referensi yang bermanfaat bila makna tersebut dapat dimengerti melalui penelitian ini. Berdasarkan fakta-fakta diatas, penulis tertarik untuk menjadikan Sinandong sebagai topik penelitian ilmiah yang diberi judul Senandung Bertelur Kau Sinangin Pada Masyarakat Melayu Di Kota Tanjungbalai (Studi Terhadap Bentuk Musik, Fungsi dan Makna ). B. Identifikasi Masalah Stonner dalam Sugiyono (2009 : 32) mengemukakan bahwa : Bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan

6 kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetensi. Untuk kepentingan karya ilmiah ada baiknya apabila dibuat identifikasi masalah agar masalah yang dibahas tidak terlalu luas namun tidak pula terlalu sempit. Diharapkan dengan adanya identifikasi masalah penulis akan lebih mudah mengenal permasalahan yang akan diteliti, sehingga penulisan dapat mencapai sasaran yang tepat. Untuk itu dari uraian latar belakang yang ada, penulis mencoba membuat identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran umum orang Melayu di Kota Tanjungbalai? 2. Bagaimana keberadaan Senandung Bertelur Kau Sinangin Pada Masyarakat Melayu Di Kota Tanjungbalai? 3. Apakah yang dimaksud dengan senandung? 4. Makna apa yang terkandung dalam syair-syair senandung? 5. Kapan saja Senandung Bertelur Kau Sinangin Pada Masyarakat Melayu Di Kota Tanjungbalai dapat dibawakan? 6. Bagaimana bentuk musik Senandung Bertelur Kau Sinangin Pada Masyarakat Melayu Di Kota Tanjungbalai? 7. Bagaimana fungsi Senandung Bertelur Kau Sinangin Pada Masyarakan Melayu Di Kota Tanjungbalai? C. Pembatasan Masalah Sugiyono (2009 : 34) menyatakan bahwa: Batasan masalah adalah usaha atau cara untuk membatasi masalah dalam penelitian agar tidak meluas, karena masalah yang luas akan mendapatkan analisis yang sempit. Mengingat luasnya

7 yang didentifikasi serta keterbatasan dana, waktu, dan kemampuan teoritis, maka peneliti merasa perlu mengadakan pembatasan masalah untuk memudahkan masalah yang dihadapi dalam penelitian. Batasan masalah merupakan upaya untuk menetapkan batas-batas permasalahan dengan jelas, yang memungkinkan kita untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang termasuk kedalam ruang lingkup permasalahan dan faktor mana yang tidak bisa. Dari keterangan di atas maka penulis membatasi masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana keberadaan Senandung Bertelur Kau Sinangin Pada Masyarakat Melayu Di Kota Tanjungbalai? 2. Bagaimana bentuk musik Senandung Bertelur Kau Sinangin Pada Masyarakat Melayu Di Kota Tanjungbalai? 3. Bagaimana fungsi Senandung Bertelur Kau Sinangin Pada Masyarakat Melayu Di Kota Tanjungbalai? 4. Bagaimana makna Senandung Bertelur Kau Sinangin Pada Masyarakat Melayu Di Kota Tanjungbalai? D. Rumusan Masalah Sugiyono (2009 : 35) berpendapat bahwa: Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Jadi dalam sebuah penulisan sebelum melakukan pengumpulan data dilapangan, diperlukan adanya rumusan dari topik atau kajian yang menjadi dasar dalam pelaksanaan penulisan berdasarkan dari uraian latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, yang menjadi kajian penulisan sebagai berikut:

8 Senandung Bertelur Kau Sinangin Pada Masyarakat Melayu Di Kota Tanjungbalai ( Studi Terhadap Bentuk Musik, Fungsi dan Makna ). E. Tujuan penelitian Sugiyono (2009 : 224) menyatakan bahwa: Tujuan penelitian adalah mendapatkan data. Setiap kegiatan yang dilakukan pasti memiliki tujuan, tanpa adanya tujuan yang jelas maka kegiatan tidak akan terarah. Untuk itu tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan keberadaan Senandung Bertelur Kau Sinangin Pada Masyarakat Melayu Di Kota Tanjungbalai. 2. Mendeskripsikan bentuk musik Senandung Bertelur Kau Sinangin Pada Masyarakat Melayu Di Kota Tanjungbalai. 3. Mendeskripsikan fungsi Senandung Bertelur Kau Sinangin Pada Masyarakat Melayu Di Kota Tanjungbalai. 4. Mendeskripsikan makna Senandung Bertelur Kau Sinangin Pada Masyarakat Melayu Di Kota Tanjungbalai. F. Manfaat Penelitian Sugiyono (2009 : 213) menyatakan bahwa: Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan dan terjawabnya rumusan masalah secara akurat. Jika dalam sebuah penelitian memiliki tujuan, maka akan ada manfaat yang dapat di berikan untuk pengembangan ilmu atau pengetahuan baru yang diharapkan dapat bermanfaat serta dapat memenuhi segala komponen bagi

9 masyarakat atau instansi terkait, lembaga kesenian maupun praktisi kesenian. Manfaat penelitian diantaranya sebagai berikut : 1. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat luas khususnya bagi masyarakat Kota Tanjungbalai dan sekitarnya 2. Dapat mendorong dan memberi kesempatan kepada generasi-generasi yang akan datang terutama masyarakat Tanjungbalai untuk dapat melestarikan kesenian-kesenian yang dimiliki. 3. Sebagai bahan acuan dan referensi bagi penelitian berikutnya yang memiliki keterkaitan topik. 4. Menambah sumber kajian bagi perpustakaan di Pendidikan Musik Unimed.