MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUNTING KARANGAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LATIHAN PADA SISWA KELAS VIII.C SMPN 1 KUALA T.A 2014/2015

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

Ni Made Sueni dan Ni Putu Ayu Listiana Dewi

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI METODE LATIHAN SISWA KELAS IV SD NEGERI 009 AIR EMAS KECAMATAN UKUI

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

PENERAPAN TEKNIK PEMODELAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL CIRCUIT LEARNING DI KELAS V SD KANISIUS JOMEGATAN BANTUL ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK

APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODELS TYPE WRITE A ROUND TO IMPROVE THE CAPABILITIES OF WRITING STUDENTS CLASS V SD NEGERI 5 TANJUNG PUNAK

PARAGRAPH WRITING SKILLS ARGUMENTS CLASS X SMAN 1 KANDIS DISTRICT SIAK

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA TEKS SISWA KELAS III.B SDN 1 PEKANBARU

Oleh Rina Ermayanti 1, Otang Kurniaman 2, Lazim N 3

METODE BUZZ GROUP DISERTAI MEDIA KELERENG SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SD NEGERI BINJAI UTARA

Key words: Silent Reading, Paragraph Understanding Capabilities

ABILITY TO WRITE THE ESSAY DESCRIPTION CLASS X SMAN 2 SINGINGI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA PADA SISWA KELAS V SDN 005 BUKIT TIMAH DUMAI

IMPLEMENTATION PROBLEM SOLVING LEARNING METHOD TO INCREASE STUDY RESULT OF IPS IV CLASS STUDENTS IN SDN 163 PEKANBARU

Pendahuluan. Rizkya et al., Peningkatan Kemampuan Menyusun Kata menjadi Kalimat Tanya...

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Pendahuluan. Meris et al., Meningkatkan Kemampuan Menulis...

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS VII

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN STRATEGI BUKU BERGAMBAR MINIM KATA SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 IMOGIRI, BANTUL

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV MELALUI PENDEKATAN QUANTUM TEACHING SDN 15 V KOTO KAMPUNG DALAM

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN

IMPLEMENTATION OF CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING MODEL FOR SOCIAL IN FIVE GRADERS AT SDN 4 PEKANBARU

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA ANAK TUNARUNGU KELAS V DI SEKOLAH LUAR BIASA WIYATA DHARMA 4 GODEAN

Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas V SD Negeri 111 Pekanbaru

Manib Absari SMP Negeri 2 Gatak

Oleh ABSTRAK. Kata kunci : pembelajaran kooperatif, snowball throwing, hasil belajar, respon siswa

PENERAPAN TEKNIK MEMBACA SEKILAS UNTUK MENENTUKAN GAGASAN POKOK SISWA KELAS IV SDN 015 PAGARAN TAPAH DARUSSALAM

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF SISWA KELAS V SD NEGERI 033 KAMPAR TIMUR

Ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No

APPLICATION OF LEARNING INKUIRI LEARNING MODEL TO IMPROVE IPS LEARNING RESULT IN STUDENT CLASS IV SD NEGERI 15 PANGKALAN NYIRIH RUPAT

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

Mardhatillah 1 *, Nora Akmalia 2.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Zaharah, Otang Kurniaman, Lazim N

Kurnia Restu, Lazim N, Zariul Antosa

Elmalia Rahmawita 1, Hamizi 2, Hendri Marhadi 3. Abstract

OLEH Vera Puspita Liangsari NIM ABSTRAK

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR DALAM POKOK BAHASAN PARTIKEL MATERI MELALUI MEDIA POWERPOINT

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 BINTAN TAHUN AJARAN 2012/2013

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 9 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

MENINGKATAN KETERAMPILAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI CERPEN DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE PADA SISWA KELAS IX-B SMP N 1 KUALA

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Ira Budayani Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X ASMA NEGERI 1 MENYUKE

Pendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) MTsN II Pamulang koresponden: Abstrak

SILVIA HANDAYANI. MEGA PUTRI, M.Pd. REDO ANDI MARTA, M.Pd. ABSTRACK

Ririn Budi U. K. Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen... Halaman Volume 1, No. 2, September 2016

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA KELAS VII SMPN 1 INUMAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD N 16 PADANG BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

Murniati 1,sainab 2. Kata Kunci : Hasil Belajar Kognitif, IPA Terpadu, Model Pembelajaran Aktif, dan Quiz Team

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS VII.B DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KRTERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV SD NEGERI 007 TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE

Oleh ABSTRACT. Keyword: (CTL) model, increase skillfull in writing essay of students 1

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

IMPROVING SKILLS ESSAY WRITING BARE INDONESIAN THROUGH COOPERATIVE LEARNING TYPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 56 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

KEMAMPUAN MENYUNTING KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 SIBERUT SELATAN BERPEDOMAN PADA EYD ARTIKEL E- JURNAL DAMIANUS NPM

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X.8 DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR K3LH DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SISWA KELAS IVB PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL CONCEPT SENTENCE

Abstract. Pendahuluan

PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS Vb SD NEGERI 113 PEKANBARU

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS KETERAMPILAN MENULIS WACANA DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 105 PEKANBARU

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

Kata Kunci: keterampilan berbicara, model Problem Based Learning (PBL). 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

JURNAL OLEH RENAYATI NIM

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 PEKANBARU

Widanti et al., Penerapan Teknik Mind Mapping...

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI MODEL KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE KELAS III SD

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MEDIA POSTER SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH NEGERI TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS EKSPOSISI MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS X. Oleh

PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS VII MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

Kata Kunci : Pembelajaran Kontrkstual berbantuan media poster, karangan dekripsi, Penelitian tindakan kelas.

BAB III METODE PENELITIAN

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMAN 1 KINALI

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH PADA MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN MENGENAL SEJARAH UANG

Roma Yunita 1), Sriwulandari 2), Suwondo 3) phone :

Transkripsi:

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUNTING KARANGAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LATIHAN PADA SISWA KELAS VIII.C SMPN 1 KUALA T.A 2014/2015 Gunawan, S.Pd SMPN 1 Kuala Gunawan_spd@gmail.com Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas VIII.C SMPN 1 Kuala. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sering kali siswa melakukan kesalahan kalimat yang digunakan siswa, yaitu struktur kalimat yang tidak teratur, koherensi (kepaduan) yang tidak kompak, dan hubungan antar kalimat yang tidak logis. Data awal nilai rata-rata siswa adalah 53,80 tergolong kurang (41 55) dan jumlah siswa yang tuntas hanya 3 orang atau 12% dari 25 orang siswa. Rata-rata nilai siswa setelah mengerjakan latihan pada LKS pada siklus I meningkat menjadi 62,26 tergolong cukup (56 70) dan siswa yang tuntas belajar 15 orang. Pada siklus kedua nilai rata-rata siswa meningkat lagi mencapai 88,64 berkategori baik sekali (86 100). Sementara itu, nilai rata-rata kelas pada ulangan harian pada siklus I 56,80 berkategori cukup (56 70) dan pada siklus kedua skor rata-rata klasikalnya 76,00 berkategori baik (71 85). Hasil ini membuktikan bahwa penerapan teknik latihan dapat meningkatkan kemampuan siswa menyunting karangan. Kata kunci: kemampuan menyunting karangan, teknik latihan, Bahasa Indonesia Abstract This classroom action research was conducted in SMPN 1 Kuala class VIII.C. The research was derived from the students frequent mistakes in constructing sentence structure, coherence, and logical sentence relationship. The entry data showed that the students average score was 53.80 classified as low (41-55) and the number of students who passed the mastery learning only 3 or 12% of 25 students. The average score of students after doing the exercises in student worksheets in the first cycle increased to 62.26 categorized as fair (56-70) and 15 students passed the mastery learning. In the second cycle the average score increased to 88.64 categorized as very good (86-100). Meanwhile, the class average score of daily test in the first cycle was 56.80 at fair category (56-70) and increased in the second cycle to 76.00 at good category (71-85). The result proved that the application of drilling technique could improve the students ability to edit essay. Keywords: editing essay ability, drilling technique, Indonesian A. Pendahuluan Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia yang baik Meningkatkan kemampuan (Siswoyo., 203-209) 203

secara lisan maupun tertulis. Untuk mewujudkannya, mata pelajaran bahasa Indonesia diprogramkan untuk mengembangkan keterampilan berbahasa dan sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Menulis merupakan bagian dari keterampilan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif. Karenanya fungsi aktif menulis menempati urutan terpenting dalam pengajaran kemampuan berbahasa Indonesia, di samping aspek kemampuan berbahasa lainnya. Bentuk sederhana gagasan yang akan dikomunikasikan sebenarnya yang diharapkan kepada siswa adalah kemampuan mereka untuk memilih kata yang tepat dan sesuai. Selain itu siswa juga dituntut untuk mempunyai kemampuan menghubungkan suatu kalimat dengan kalimat lain secara padu. Selanjutnya, kepada siswa juga diharapkan untuk menghubungkan satu paragraf dengan paragraf lainnya sehingga tercipta sebuah karangan yang logis. Bukan hanya itu, kepada siswa juga dituntut menulisnya sesuai dengan aturan yang berlaku. Persoalan seperti yang dipaparkan inilah yang sebenarnya menjadi dilema yang dihadapi dalam pendidikan kita saat ini, yaitu persoalan bagaimana kemampuan siswa menata paragraf melalui penyuntingan karangan. Paragraf merupukan perangkap kalimat yang saling terhubung, sehingga mencerminkan satu kesatuan gagasan yang mengarah pada gagasan pokok. Senada dengan hal ini, Tarigan (1986: 11) mengatakan, Paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis-sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan. Berdasarkan pengalaman penulis sebagai guru bidang studi bahasa Indoensia di SMPNegeri 1 Kuala Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat seringkali siswa melakukan kesalahan kalimat yang digunakan siswa, yaitu struktur kalimat yang tidak teratur, koherensi (kepaduan) yang tidak kompak, dan hubungan antar kalimat yang tidak logis. Bertolak dari betapa pentingnya menata paragraf maka penulis tertarik untuk mengangkat prestasi belajar siswa dalam menata paragraf dengan penggunakan metode yang lebih tepat menyunting karangan menggunakan tekniklatihan. Tujuan pelaksanaan pengajaran menata paragraf adalah untuk membantu siswa dalam mengatasi kesulitan dalam berkomunikasi, khususnya berkomunikasi dalam bahasa tulis. Hal ini disebabkan hakekat pengajaran menata paragraf adalah melatih anak untuk terbiasa dalam menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar dalam menyunting karangan. Sehingga dengan menerapka teknik latihan diharapkan siswa menjadi lebih cepat paham dan mampu menyunting karangan dengan benar. Teknik latihan yang disebut juga training merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu teknik ini ingin digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan. 1. Menulis Menyusun suatu gagasan dalam rangkaian kalimat yang teratur dan logis bukanlah soal yang mudah. Sebab, penulis memerlukan latihan dan ketekunan yang terus menerus. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif Meningkatkan kemampuan (Siswoyo., 203-209) 204

danekspresif. Dalam kegiatan-kegiatan tulis-menulis, sang penulis harus terampil memanfaatkan grafologis, struktur bahasa, dan kosa kata (Tarigan, 1985). Di sekolah, keterampilan menulis hanya dapat dikuasai siswa apabila mereka mendapat kesempatan sebanyak-banyaknya untuk berlatih. Oleh karena itu, apapun metode yang digunakan oleh guru untuk mengajarkan keterampilan menyusun paragraf yang efektif diperlukan latihan sebanyak-banyaknya. 2. Menata paragraf Untuk landasan dalam menyunting karangan, penulis mengacu kepada pendapat Djago Tarigan (1996) Paragraf adalah satu kesatuan ekspresi yang terdiri atas seperangkat kalimat yang dipergunakan oleh pengarang sebagai alat untuk menyatakan dan menyampaikan jalan pikirannya kepada para pembaca. Senada dengan itu Razak (1999) menyatakan Paragraf adalah sebuah karangan yang terdiri atas sebuah kalimat pokok dan beberapa kalimat penjelas. Lebih jauh S. Amaran Tasai mengatakan; Menata atau struktur paragraf terdiri atas sebuah kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Dengan kata lain, apabila dalam sebuah paragraf terdapat lebih dari sebuah kalimat topik, paragaraf itu tidak termasuk paragraf yang baik. Kalimat-kalimat di dalam paragraf itu harus saling mendukung, saling menunjang, kait-berkait satu dengan yang lainnya. (Tasai, 2004) Kalimat topik adalah kalimat yang berisi penjelasan yang dibicarakan pengarang. Karena kalimat topik pada paragraf adalah pikiran utama dalam sebuah paragraf, kalimat topik merupakan kalimat utama dalam paragraf itu.dalam paragraf hanya mempunyai sebuah topik, atau satu kalimat utama, sedangkan kalimat penjelas fungsinya menjelaskan gagasan utama atau kalimat utama yang terdapat dalam paragraf. 3. Teknik Latihan Terdapat banyak teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran membaca guru hendaknya dapat memilih serta tepat teknik mana yang akan dilaksanakan sesuai dengan yang dikuasainya. Suatu teknik yang kurang dikuasai akan membawa dampak kurang mencapai tujuan yang ditetapkan. Pada hakikatnya semua teknik atau teknik itu baik dan netral, tetapi hasilnya bisa tergantung pada guru yang menggunakannya. Beberapa ciri teknik yang baik antara lain: a. Menantang atau merangsang siswa untuk belajar b. Mengaktifkan siswa dalam belajar c. Mengembangkan kreatifitas siswa, penampilan secara individu atau kelompok d. Memudahkan siswa memahami materi pembelajaran e. Mengarahkan aktifitas belajar siswa ke arah tujuan, dan f. Mudah dipraktikan, tidak menuntut peralatan yang rumit Seorang siswa perlu memiliki ketangkasan dan keterampilan dalam sesuatu, terutama dalam pelajaran, maka dalam salah satu teknik penyajian pelajaran induk memenuhi tuntutan tersebut adalah teknik latihan atau dril ialah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar di mana siswa melakukan kegiatankegiatan latihan dengan tujuan agar siswa memiliki atau ketangkasan dari apa yang sudah dipelajari, latihan yang lebih ringan atau yang mudah dilakukan, serta Meningkatkan kemampuan (Siswoyo., 203-209) 205

teratur melaksanakannya membina siswa dalam meningkatkan keterampilan itu sendiri bahkan mungkin siswa dapat memiliki ketangkasan itu dengan sempurna. Hal ini dapat menunjang siswa berprestasi dalam bidang tertentu. Bila ingin berhasil dan berdaya guna dalam penggunaan teknik latihan perlu ditambahkan pengertian bagi instruktur ataupun siswa antara lain: a. Setiap latihan harus berbeda dengan latihan sebelumnya, semua itu dikarenakan situasi dan pengaruh latihan yang lalu berbeda pula. b. Hal yang penting adalah guru pada memperhatikan dan memakai nilai dari latihan itu sendiri serta kaiatannya dengan keseluruhan pelajaran di sekolah. c. Dalam pelaksanaan latihan ini perlu diperhatikan juga kelemahankelemahannya seperti dalam latihan sering terjadi cara-cara atau gerak yang tidak biasa berubah karena merupakan cara yang telah dibakukan. Teknik latihan yang disebut juga drilling merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu teknik ini ingin digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan C. Metodologi Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Kuala Kecamatan Kuala kabupaten Langkat khususnya siswa kelas VIII terdiri dari satu kelas yaitu kelas VIII.c. Jumlah siswanya 35 orang. Metode penelitian yang peneliti laksanakan adalah penelitian tindakan kelas, yakni guru sebagai peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Tindakan yang diberikan adalah pembelajaran menggunakan teknik latihan. Peneliti tindakan kelas ini dilaksanakan melalui lima langkah utama yaitu perencanaa, tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. Lima langkah utama yang saling berkaitan itu dalam pelaksanaan peneliti tindakan kelas yang disebut dengan siklus. Secara operasional tahap-tahap kegiatan penelitian dalam siklus dapat dijelaskan sebagai berikut (Model Kemmis dan Taggart dalam Rochiati Wiriaatmaja, 2008): 1. Perencanaan (Plan) 2. Pelaksanaan Tindakan (Action) 3. Observasi (Observe) 4. Refleksi (Reflect) 2. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan yakni Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam pengumpulan data dilakukan secara langsung oleh guru melakukan tindakan pembelajaran dengan teknik latihan, lalu diberikan tes kepada siswa sesuai dengan materi pelajaran. Tes yang diberikan berupa pertanyaan dalam bentuk uraian mengenai membandingkan teks yang telah disunting dengan teks yang sebelumnya disunting, menyimpulkan hasil hasil penyuntingan dan melakukan penyuntingan kalimat salanjutnya melakukan penyuntingan hasil karangan. Meningkatkan kemampuan (Siswoyo., 203-209) 206

3.Instrumen Penelitian Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Perangkat pembelajaran 2. Instrumen Pengumpulan data Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. Lembar tes 2. Lembar pengamatan 3. Refleksi siswa 4. Teknik Analisa Data Data penelitian menentukan ketepatan membandingkan teks yang telah disunting dengan teks yang belum disunting, menyimpulkan hasil hasil penyuntingan dan melakukan penyuntingan kalimat salanjutnya melakukan penyuntingan hasil karangan dengan total bobot penilaian 100. C. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian a) Siklus I Skor yang diperoleh siswa kelas VIII.C SMPNegeri 1 Kuala tentang aspek-aspek dalam menata paragraf pada teks bacaan atau karangan, seperti menyunting karangan dengan berpedoman pada ketepatan ejaan, tanda baca, pilihan kata, keefektifan kalimat, keterpaduan paragraf, kebulatan wacana pada siklus I dari 35 orang siswa, siswa memperoleh skor 25 dalam membandingkan teks yang sudah disunting dengan teks yang belum disunting ada 17 orang dan memperoleh skor 10 ada 18 orang. Dengan nilai rata-rata secara keseluruhan adalah 15,40. Skor yang diperoleh siswa dalam menyimpulkan penyuntingan berdasarkan hasil penyuntingan teks pada siklus I dari 35 orang siswa, siswa memperoleh skor 25 dalam menyimpulkan hasil penyuntingan teks ada 10 orang danmemperoleh skor 10 ada 15 orang. Rata-rata daya serap siswa dalammenyimpulkan hasil penyuntingan teks adalah 11,20. Skor yang diperoleh siswa dalam melakukan penyuntingan kalimat pada siklus Idari 25 orang siswa, siswa memperoleh skor 25 dalam melakukan penyuntingan kalimat ada 11 orang dan 14 orang yang memperoleh skor 5 atau melakukan tidak benar, dengan nilai rata-rata secara keseluruhan adalah 10,60. Skor yang diperoleh siswa dalam menyunting hasil karangan pada siklus I dari 25 orang siswa, siswa memperoleh skor 25 dalam menyunting karangan ada 10 orang dan memperoleh skor 15 ada 8 orang dan yang memperoleh skor 10 ada 7 orang, dengan nilai rata-rata 16,60. b) Siklus II Skor yang diperoleh siswa dalam membandingkan teks yang telah disunting dengan teks yang belum disunting, pada siklus IIdari 35 orang siswa, siswa memperoleh skor 25 dalam membandingkan teks yang sudah disunting dengan teks yang belum disunting ada 25 orang dan siswa yang memperoleh skor 10 ada 10 orang, dengan nilai rata-rata 20,80. Meningkatkan kemampuan (Siswoyo., 203-209) 207

Skor yang diperoleh siswa dalam menyimpulkan hasil penyuntingan, pada siklus II dapat dilihat bahwa dari 35 orang siswa, siswa memperoleh skor 25 dalam menyimpulkan hasil penyuntingan ada 28 orang dan siswa yang memperoleh skor 10 ada 7 orang. Dengan nilai rata-rata 21,40. Skor yang diperoleh siswa dalam melakukan penyuntingan kalimat, pada siklus IIdari 25 orang siswa, siswa memperoleh skor 25 dalam melakukan penyuntingan kalimat ada 29 orang dan siswa yang memperoleh skor 10 ada 6 orang. Dengan nilai rata-rata 22. Skor yang diperoleh siswa dalam melakukan penyutingan hasil karangan, pada siklus IIdari 25 orang siswa, siswa memperoleh skor 25 dalam menyunting hasil karangan ada 27 orang dan siswa yang memperoleh skor 10 ada 8 orang. Dengan nilai rata-rata 21,40. 2. Pembahasan Ketuntasan belajar/skor siswa dapat diketahui dengan cara melihat skor yang telah diperoleh siswa dibagi dengan skor maksimal kali 100%. Seorang siswa dinyatakan tuntas dalam setiap indikator apabila skor/daya serap yang diperoleh minimal 65% dan ketuntasan pembelajarn per indikator dapat dilihat dari jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajarn minimal 85% dari jumlah siswa dalam satu kelas. Seorang siswa dikatakan berhasil dalam menyunting karangan per indikator apabila siswa memperoleh skor minimal 15. Dilihat dari hasil penilaian siswa kelas VIII.CSMPNegeri 1 Kuala dalam menyunting karangan dengan menggunakan teknik latihan dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata aktivitas siswa setiap pertemuan berbeda. Perbedaan ini terjadi karena siswa belum pernah mengenal teknik pembelajaran latihan, sehingga siswa ragu dalam beraktivitas dan semangatnya masih kurang, namun setelah diadakan refleksi aktivitas siswa meningkat. Perbedaan ini dapat dilihat dari nilai rata-rata aktivitas siswa pada siklus I pertemuan I masih berkategori cukup (1,14), pada siklus II menjadi berkategori sangat baik (2,85). Dilihat dari hasil perhitungan rata-rata daya serap/nilai siswa pada LKS dan pada ulangan harian dalam menentukan aspek-aspek menyunting karangan dengan menggunakan teknik latihan pada siklus I dan siklus II menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar, kenyataan ini dapat dibuktikan dengan melihathasil rata-rata LKS pada siklus pertama bahwa siswa yang tidak tuntas berjumlah 12 orang dari 25 orang. Jumlah siswa yang tuntas hanya 13 orang, nilai ulangan harian adalah 56,80 yang berkategori rendah. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata LKS siswa 88,40 yang termasuk berkategori tinggi. Jumlah siswa yang tuntas 23 orang (92%) dan yang tidak tuntas 2 orang (8%). Perbedaan ini terjadi karena pada siklus I siswa belum memahami sepenuhnya teknik pembelajaran latihan sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Pada siklus II siswa terlihat sudah sangat aktif dan penuh semangat sehingga hasilnya pun memuaskan walaupun masih ada dua orang siswa masih belum tuntas belajarnya. Ketidak tuntasan kedua siswa ini diakibatkan kemampuan siswa dalam belajar memang tergolong lemah. Hal ini dapat dilihat dari aktivitasnya dalam belajar dan dari data hasil penilaian yang diperoleh pada mata pelajaran lain dan juga nilai di kelas VIII. Berarti keberhasilan siswa menata paragraf menggunakan teknik latihan dikatakan berhasil setelah diadakan refleksi atau pada siklus II. Meningkatkan kemampuan (Siswoyo., 203-209) 208

D.Penutup Hasil penelitian disimpulkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam menata paragraf setelah dilakukannya penerapan teknik pembelajaran latihan sesuai dengan hipotesis yang penulis kemukakan, jika teknik latihan diterapkan, maka siswa kelas VIII.C SMPN 1 Kuala dapat meningkatkan kemampuannya dalam menyunting karangan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa sebelum PTK (sebelum diterapkannya teknik latihan) dan setelah diterapkan teknik latihan juga dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada siklus I dengan siklus II mencakup aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajar siswa dalam LKS dan hasil ulangan harian siswa. Diharapkan kepada guru-guru yang akan menggunakan model pembelajaran menggunakan Teknik Latihan agar sebelumnya mempersiapkan perangkat pembelajaran agar diperoleh hasil belajar yang maksimal. DAFTAR PUSTAKA Depdikbud RI.2004. Kurikulum Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Debdikbud. Nurhadi. Dawud dan Yuni Pratiwi. 2007. Bahasa Indonesia Untuk SMP Kelas IX. Erlangga: Jakarta. Razak, Abdul. 1999. Cakap Membaca dan Menulis 1: Pendekatan Proses Pengajaran Membaca dan Menulis Lanjut untuk Kelas 2 SLTP. Pekanbaru: Autografika. Razak, Abdul. 1999. Kalimat Efektif. Jakarta: PT. Gramedia. Sardiman, A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Semi, M. Atar. 1999. Menulis Efektif. Jakarta: PT. Gramedia. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Tarigan, Djago, dan Hendri Guntur. 1987. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi Pustaka. Meningkatkan kemampuan (Siswoyo., 203-209) 209