Optimasi Kadar Aspal pada Stabilisasi Tanah Pasir Menggunakan Aspal dengan Uji CBR

dokumen-dokumen yang mirip
Kuat Geser Tanah Pasir yang Distabilisasi Menggunakan Aspal Cair SC 60-70

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

KUAT TEKAN BEBAS TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI DISTABILISASI PASIR DAN SEMEN ANWAR MUDA

EFEKTIFITAS SEMEN PADA STABILISASI LEMPUNG DENGAN KAPUR AKIBAT PERCEPATAN WAKTU ANTARA PENCAMPURAN DAN PEMADATAN

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KORELASI CBR DENGAN INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

kelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Group Index ini dapat

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN PASIR BERMACAM GRADASI DAN CAMPURAN KAPUR

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH RESAPAN AIR (WATER ADSORPTION) TERHADAP DAYA DUKUNG LAPIS PONDASI TANAH SEMEN (SOIL CEMENT BASE)

INFRASTRUKTUR PERBAIKAN SIFAT GEOTEKNIS TANAH DASAR UNTUK JALAN DENGAN ABU BATUBARA. Geotechnical Properties Improvement of Clay Using Coal Ash

Pengaruh Substitusi Abu Batu (Quarry Dust) Pada Nilai CBR Laboratorium Untuk Stabilitas Subgrade Timbunan

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

gambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan

distabihsasi dan pengujian sifat mekanis contoh tanah yang telah distabilisasi dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

PENGARUH STABILISASI ASPAL EMULSI TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN TANAH DASAR YANG BERASAL DARI TANAH LUNAK

Anas Puri, dan Yolly Adriati Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru-28284

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

STUDI PENGARUH ASPAL CUT-BACK TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL

BAB III LANDASAN TEORI

2 Sifat Fisis dan Kuat Geser Tanah Lempung yang Distabilisasi Dengan Kapur dan Abu Ampas Tebu

PENGARUH KADAR LEMPUNG DENGAN KADAR AIR DIATAS OMC TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG ORGANIK

EVALUASI MATERIAL WEARING COURSE PADA PELAPISAN ULANG JALAN TOL TANGERANG MERAK

STABILISASI TANAH DASAR ( SUBGRADE ) DENGAN MENGGUNAKAN PASIR UNTUK MENAIKKAN NILAI CBR DAN MENURUNKAN SWELLING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

STABILISASI TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN KERIKIL UNTUK MENINGKATKAN DAYA DUKUNG (CBR) DI LABORATORIUM SEBAGAI BAHAN TIMBUNAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGGUNAAN PECAHAN GENTENG SEBAGAI AGREGAT UNTUK LAPIS FONDASI PERKERASAN LENTUR

TKS 4406 Material Technology I

PENGARUH UKURAN BUTIR TERHADAP NILAI CBR MATERIAL CRUSHED LIMESTONE ABSTRAK

PENAMBAHAN LEMPUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH PASIR PADANG ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kajian Peningkatan Daya Dukung Sub Base Menggunakan Pasir Sumpur Kudus

Pengaruh Variasi Jarak dan Panjang Kolom Stabilisasi Tanah Ekspansif Di Bojonegoro dengan Metode Deep Soil Mix Tipe Single Square

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONTRIBUSI PENAMBAHAN ZAT ADDITIVE (SEMEN) TERHADAP TANAH LOKAL UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR SEBAGAI LAPIS PONDASI ATAS BAMBANG RAHARMADI

PENGARUH VARIASI FILLER TERHADAP NILAI KEPADATAN UNTUK AGREGAT PASIR KASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengambilan sampel tanah lempung dan pasir. 2. Persiapan alat. Pengujian Pendahuluan (ASTM D422-63)

1. Kontruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

PENGARUH PERSENTASE KADAR BATU PECAH TERHADAP NILAI CBR SUATU TANAH PASIR (Studi Laboratorium)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada perkerasan Jalan Raya, dibagi atas tiga jenis perkerasan, yaitu

PENGARUH WAKTU PENGERASAN PADA KEKUATAN PAVING BLOCK YANG MENGGUNAKAN CLAY, SEMEN, DAN PASIR. Andius Dasa Putra 1) Setyanto 1) Noor Syarifah Hasan 2)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA

KAJIAN PENINGKATAN NILAI CBR MATERIAL LAPISAN PONDASI BAWAH AKIBAT PENAMBAHAN PASIR

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN LIMBAH BATU BATA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG DITINJAU DARI NILAI CBR. Hairulla

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

Hansdy Wicaksono 1, Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya.

STABILISASI TANAH DASAR ( SUBGRADE ) DENGAN MENGGUNAKAN PASIR UNTUK MENAIKKAN NILAI CBR DAN MENURUNKAN SWELLING

STUDI PERBANDINGAN STABILISASI TANAH DASAR SECARA KIMIA DAN MEKANIS ( STUDI KASUS TANAH DASAR UNTUK KECAMATAN KENJERAN SURABAYA )

PENGARUH GRADASI TERHADAP PARAMETER KOMPAKSI MATERIAL CRUSHED LIMESTONE ABSTRAK

TUGAS AKHIR STABILISASI TANAH ORGANIK DENGAN PENAMBAHAN FLY ASH (STUDI KASUS : JALAN STADION, KOTA KENDAL)

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum Dalam pengertian teknik secara umum, Tanah merupakan material yang

KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG BAYAT KLATEN YANG DISTABILISASI DENGAN TRAS

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

KORELASI ANTARA HASIL UJI KOMPAKSI MODIFIED PROCTOR TERHADAP NILAI UJI PADA ALAT DYNAMIC CONE PENETROMETER

Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa

Oleh: Dewinta Maharani P. ( ) Agusti Nilasari ( ) Bebby Idhiani Nikita ( )

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

POTENSI PENAMBAHAN DOLOMIT DAN BOTTOM ASH TERHADAP PENINGKATAN NILAI CBR TANAH EKSPANSIF

Korelasi antara OMC dengan Batas Plastis pada Proses Pemadatan untuk Tanah Timbun di Aceh

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

EFEKTIFITAS PENAMBAHAN PASIR SEMEN DAN STABILIZER PADA STABILISASI TANAH

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN ABU VULKANIK DITINJAU DARI NILAI UNCONFINED COMPRESSION TEST. Ronny Hutauruk 1 dan Roesyanto 2

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian. Tahap penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3. 1.

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

PEMANFAATAN BATUGAMPING KEPRUS SEBAGAI CAMPURAN AGREGAT PADA LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS B

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN (DENGAN SLAG BAJA DAN FLY ASH) PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM DENGAN LAMANYA WAKTU PENGERAMAN (CURING) TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

BAB II STUDI PUSTAKA

NlLAI KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG PEDAN KLATEN YANG DISTABILISASI DENGAN TRAS (Studi Kasus Tanah Lempung, Desa Troketon, Pedan, Klaten)

Transkripsi:

JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 14, No. 2, 127-132, November 2011 127 Optimasi Kadar Aspal pada Stabilisasi Tanah Pasir Menggunakan Aspal dengan Uji CBR (Optimization of Bitumen Content in Sandy Soil Stabilization Using Bitumen With CBR Test) WILLIS DIANA, AFRIZA MARIANTI, IKA ERNAWATI ABSTRACT This research aims to determine the optimum bitumen content for sandy soil stabilization (sandy soil obtained from Glagah beach, Kulon Progo). Variation in bitumen content being used was 0% to 5% by weight of dry soil. Against, a mixture of bitumen and sandy soil proctor compaction tests was performed to obtain optimum moisture content (OMC) mixture which then was tested its California Bearing Ratio (CBR). The addition of bitumen content in soil stabilization with bitumen causing a continuing lack of OMC (Optimum Moisture Content) and increased MDD (Maximum Dry Density) on the compaction process. The maximum CBR value, 20%, was obtained at 2% bitumen content.. There was an increase of 150% CBR value when compared with the original soil without stabilization. CBR tends to decrease with further increase of the bitumen content up to 5% which may due to the mixture being more plastic. Keywords: bitumen, sandy soil, stabilization, CBR. PENDAHULUAN Masalah yang sering dihadapi pada saat perencanaan atau pelaksanaan konstruksi jalan adalah apabila ditemukan tanah dengan daya dukung yang rendah (nilai California Bearing Ratio (CBR) < 6%) yang menyebabkan lapis perkerasan di atasnya menjadi lebih tebal, atau tanah yang memiliki kemampuan kembang susut tinggi (indeks plastisitas > 50%) yang menyebabkan jalan menjadi cepat rusak, terlebih pada musim hujan. Hal yang sama juga terjadi pada jalan tanpa penutup permukaan (tanpa aspal atau beton) seperti jalan pedesaan. Agar tanah yang memiliki daya dukung yang rendah dapat digunakan sebagai bahan perkerasan (subgrade ataupun subbase course), atau jalan tanpa lapis penutup permukaan dapat bertahan lama, maka diperlukan teknologi stabilisasi tanah. Stabilisasi tanah adalah proses mengubah sifat tanah (soil properties) yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan (strength) dan ketahanan (durability). Stabilisasi tanah meliputi stabilisasi secara mekanik dan secara kimia. Stabilisasi secara mekanik bertujuan memperbaiki sifat tanah dengan mencampur tanah dengan tanah lain untuk memperoleh suatu target tanah tertentu yang pada akhirnya mengubah gradasi dan sifat teknis tanah (engineering properties). Stabilisasi kimia dilakukan dengan menambah material tertentu yang mempunyai efek sementasi atau pozolanik untuk memperbaiki sifat tanah. Bahan yang umum digunakan untuk stabilisasi secara kimia adalah kapur, semen, abu terbang (fly ash), aspal (bitumen), dan lain-lain. Pada stabilisasi dengan aspal tidak terjadi reaksi kimia antara tanah dengan bahan penstabilisasi, seperti halnya yang terjadi jika tanah distabilisasi dengan semen atau kapur. Pada stabilisasi dengan aspal ada hal yang masih menjadi kontradiksi. Jika lapisan aspal yang menyelimuti partikel tanah tipis, maka akan membuat material tanah lebih kuat. Lapisan film aspal yang tipis yang mengisi pori tanah dapat mencegah masuknya air. Sebaliknya semakin banyak aspal dapat menyebabkan hilangnya kekuatan tanah akibat efek pelumasan partikel oleh aspal, sehingga ikatan (interlocking) antara partikel menjadi terhambat (Ingles & Metcalf, 1972). Oleh sebab itu diperlukan suatu pengujian terlebih

128 W. Diana et al. / Semesta Teknika, Vol. 14, No. 2, 127-132, November 2011 dahulu untuk menentukan kadar aspal yang tepat untuk suatu jenis tanah tertentu. Umumnya stabilisasi tanah dengan aspal digunakan untuk tanah granular (non kohesif). Pada penelitian ini akan dilakukan stabilisasi tanah pasir yang diambil dari sekitar Pantai Glagah, Kulon Progo. Pasir pantai biasanya berbutir halus dan bergradasi seragam dengan tingkat kepadatan rendah (loose), dan berpotensi terjadi liquifaksi dalam kondisi jenuh air dan terdapat beban dinamik (gempa). Pada tanah non kohesif seperti pasir, kerikil, atau batu pecah, yang distabilisasi dengan aspal, terdapat dua mekanisme yang bekerja yaitu perlindungan terhadap air (waterproofing) dan adhesi. Aspal menyelimuti partikel non kohesif dengan membentuk lapisan (membran) yang mencegah masuknya air yang kemudian mencegah kehilangan kekuatan bahan akibat adanya air. Mekanisme yang kedua adalah adhesi, yaitu partikel tanah non kohesif menempel pada aspal dan aspal bertindak sebagai bahan ikat seperti semen. Efek sementasi pada partikel akan menyebabkan kekuatan gesernya meningkat dari faktor meningkatnya kohesi (Army TM 5-822- 14/AFJMAN 32-1019, 1994). Stabilisasi dengan aspal emulsi dan aspal cutback digunakan untuk daerah dengan kondisi iklim yang hangat dan kering. Jenis aspal cutback yang digunakan adalah medium setting sampai slow setting cutback (Hicks,,2002). Stabilisasi tanah dengan aspal untuk tanah pasir (diperoleh dari Pantai Parangtritis) yang dilakukan oleh Purniasari (2008) menunjukkan peningkatan nilai kuat geser tanah yang diperoleh dari pengujian triaksial dan geser langsung. Hasil penelitian Sulistiono, et al. (2006) untuk stabilisasi tanah Pandaan dengan menggunakan bitumen menunjukkan bahwa penambahan bitumen menyebabkan peningkatan nilai batas cair dan indeks plastisitas tanah serta penurunan nilai CBR. Pengujian CBR California Bearing Ratio (CBR) laboratorium adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan terhadap bahan standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama. Tekanan yang diperlukan untuk penetrasi piston berbentuk lingkaran dengan luas 3 in 2 (1935 mm 2 ) yang ditekan masuk ke dalam tanah yang diletakkan dalam cetakan khusus dengan kecepatan penetrasi 1 mm/menit. Rasio ditentukan pada penetrasi 2,5 mm dan 5 mm (0,1 in dan 0,2 in), nilai yang digunakan adalah nilai yang tertinggi (Head, 1982). Tekananpengujian CBR x100% TekananBahans tan dar Tekanan standar untuk penetrasi 1 in = 13,24 kn (1000 lb/in 2 ), sedangkan untuk penetrasi 2 in = 19,96 kn (1500 lb/in 2 ). 1. Tanah METODE PENELITIAN Bahan Penelitian Tanah pasir yang digunakan adalah pasir dari Pantai Glagah, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Aspal Aspal yang digunakan adalah aspal cair/dingin (cut back asphalt), yaitu aspal yang digunakan dalam keadaan dingin dan cair. Aspal cair adalah campuran antara aspal semen dengan bahan pencair dari hasil penyulingan minyak bumi. Jenis aspal dingin yang digunakan adalah SC (Slow Curing), merupakan aspal semen yang dilarutkan dalam pencair yang lebih kental seperti solar. SC merupakan jenis aspal cut back yang paling lama menguap (Sukirman, 1999). Pada penelitian ini digunakan SC 60-70. 1. Variabel penelitian Pelaksanaan Pengujian Variabel yang akan divariasikan adalah proporsi berat aspal terhadap berat kering tanah, yaitu sebesar 0%, 1%, 2%, 3%, 4%, 5%. 2. Pengujian pendahuluan Pengujian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui properties tanah seperti analisis gradasi, kadar air, berat jenis dan klasifikasi. 3. Uji pemadatan standar (standard proctor)

W. Diana et al. / Semesta Teknika, Vol. 14, No. 2, 127-132, November 2011 129 Uji pemadatan dilakukan untuk mendapatkan kadar air optimum (Optimum Moisture Content /OMC) dan berat volume kering maksimum (Maximum Dry Density /MDD) dari 6 variasi pengujian. 4. Uji CBR Uji CBR dilakukan pada keadaan berat volume kering maksimum (MDD) untuk setiap variasi pengujian. 5. Analisis hasil Analisis dilakukan dengan melihat kecenderungan (trendline) dari hasil pengujian pemadatan (dalam hal ini MDD dan OMC) dan kecenderungan nilai CBR dari setiap variabel pengujian, untuk kemudian dianalisis kadar aspal yang optimum yang akan menghasilkan nilai CBR yang maksimum. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Tanah Menurut klasifikasi sistem Unified tanah yang akan distabilisasi tergolong tanah pasir bergradasi buruk (Sand Poor Graded/SP) dengan kadar air 0,61% dan berat jenis (specific gravity) 2,66. Hasil Pengujian Pemadatan Hasil uji pemadatan dapat dilihat pada Tabel 1. Grafik hubungan antara kadar aspal dengan berat volume kering maksimum (MDD) dapat dilihat pada Gambar 1. Dengan bertambahnya kadar aspal, MDD tanah cenderung semakin meningkat, artinya tanah semakin padat. Hal ini berkaitan dengan menurunnya OMC. Penambahan kadar aspal cenderung menurunkan kadar air optimum (OMC) dari campuran tanah dan aspal. Hal ini disebabkan karena aspal merupakan zat cair yang pada proses pemadatan berfungsi sama seperti air, yaitu untuk melunakkan tanah sehingga lebih mudah untuk dipadatkan dan memudahkan butiran-butiran tanah untuk menyesuaikan posisinya. Dengan demikian rongga pori yang terbentuk semakin sedikit. Bertambahnya kadar aspal menyebabkan kebutuhan air untuk mencapai kepadatan kering maksimum semakin berkurang. Aspal berfungsi juga untuk mensubtitusikan fungsi air dalam proses pemadatan. Kecenderungan menurunnya OMC dapat dilihat pada Gambar 2. Hasil Pengujian CBR Hubungan antara penetrasi dengan tekanan pada kadar aspal 2% dapat dilihat pada Gambar 3. Hasil pengujian CBR selengkapnya disajikan pada Tabel 2 dan Gambar 4. Dari hasil pengujian CBR diketahui bahwa penambahan kadar aspal sampai 2% menyebabkan CBR tanah meningkat dari 8% menjadi 20% (peningkatan sebesar 150%). Selanjutnya penambahan kadar aspal 3% sampai 5% cenderung menurunkan nilai CBR. Hal ini disebabkan karena campuran tanah aspal menjadi bersifat lebih plastis. Semakin banyak aspal dapat menyebabkan hilangnya kekuatan tanah akibat efek pelumasan partikel oleh aspal, sehingga ikatan (interlocking) antara partikel menjadi terhambat. Kadar Aspal (%) TABEL 1. Hasil Pengujian Pemadatan Optimum Moisture Content (OMC) (%) Maximum Dry Density (MDD) (kg/cm 3 ) 0 14,00 1,75 1 12,00 1,55 2 10,75 1,99 3 9,20 1,98 4 11,55 1,90 5 11,40 2,05

130 W. Diana et al. / Semesta Teknika, Vol. 14, No. 2, 127-132, November 2011 GAMBAR 1. Hubungan antara kadar aspal dengan berat volume kering maksimum (MDD) kadar aspal (%) GAMBAR 2. Hubungan antara kadar aspal dengan kadar air optimum (OMC) GAMBAR 3. Hubungan antara penetrasi dengan tekanan pada CBR pada kadar aspal 2%

W. Diana et al. / Semesta Teknika, Vol. 14, No. 2, 127-132, November 2011 131 TABEL 2. Hasil pengujian CBR Kadar aspal (%) Nilai CBR (%) penetrasi 1 penetrasi 2 0 6 8 1 15 20 2 17 20 3 12 16 4 9 11 5 10 14 GAMBAR 4. Hubungan antara kadar aspal dengan CBR KESIMPULAN 1. Penambahan kadar aspal pada stabilisasi tanah dengan aspal menyebabkan kecenderungan berkurangnya OMC (kadar air optimum) dan meningkatnya MDD (berat volume kering maksimum) pada proses pemadatan. 2. Dari pengujian CBR, nilai CBR maksimum diperoleh pada kadar aspal 2 %. CBR cenderung turun pada kadar aspal 3% sampai 5% dikarenakan campuran tanah dan aspal menjadi bersifat lebih plastis. Tanah kehilangan kekuatan akibat efek pelumasan oleh aspal. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penelitian (LP3M) UMY yang telah memberikan dana untuk penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Army TM 5-822-14 AIRFORCE AFJMAN 32-1019 (1994). Soil Stabilization For Pavement, Departement of Army, Washington D.C.: The Navy and The Airforce. Head, K.H. (1982). Manual of Soil Laboratory Testing Volume 2, London: Prentech Press. Hicks, G.R. (2002). Alaska Soil Stabilization Desain Guide, State of Alaska: Alaska Departement of Transportation and Public Facilities. Ingles,O.G. and Metcalf, J.B. (1972). Soil Stabilization Principles and Practice, Melbourne: Butterworths.

132 W. Diana et al. / Semesta Teknika, Vol. 14, No. 2, 127-132, November 2011 Purniasari, D. (2008). Pengaruh Stabilisasi Tanah Pasir menggunakan Aspal SC 60-70 Terhadap Kuat Geser Tanah, Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Indonesia Sukirman, S. (1999). Perkerasan Lentur Jalan Raya, Bandung: Nova. Sulistiono, D., Arifin S., Chomaedhi, (2006), Stabilisasi Tanah Pandaan dengan Bitumen Untuk Subgrade Jalan Raya, Jurnal APLIKASI vol.1 nomor 1, diunduh dari http://diplomasipil.its.ac.id/ ejournal/artikel-1%20djokos%20jp% 2008-06.pdf., tanggal 12 juli 2011. PENULIS: Willis Diana Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jalan Lingkar Selatan, Bantul 55183, Yogyakarta. Email: Silliwanaid@yahoo.com Afriza Marianti, Ika Ernawati Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jalan Lingkar Selatan, Bantul 55183, Yogyakarta.