3 METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
4 HASIL DAN PEMBAHASAN

DESAIN KONSTRUKSI JALAN USAHATANI DI PETAKAN TERSIER LAHAN SAWAH (KASUS DI CIKARAWANG BOGOR) TATANG SUMARNA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

KORELASI ANTARA HASIL UJI KOMPAKSI MODIFIED PROCTOR TERHADAP NILAI UJI PADA ALAT DYNAMIC CONE PENETROMETER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. paralon sebanyak tiga buah untuk mendapatkan data-data primer. Pipa

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

V. CALIFORNIA BEARING RATIO

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

BAB III LANDASAN TEORI

2. Kekuatan Geser Tanah ( Shear Strength of Soil ), parameternya dapat diperoleh dari pengujian : a. Geser Langsung ( Direct Shear Test ) b.

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH

PENGARUH PERSENTASE KADAR BATU PECAH TERHADAP NILAI CBR SUATU TANAH PASIR (Studi Laboratorium)

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

III. METODE PENELITIAN. yang diambil adalah tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah yang telah

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak yang diambil dari

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengambilan sampel tanah lempung dan pasir. 2. Persiapan alat. Pengujian Pendahuluan (ASTM D422-63)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

KORELASI CBR DENGAN INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB III METODOLOGI. konsultasi kepada dosen pembimbing merupakan rangkaian awal dalam pekerjaan

Uji Kelayakan Agregat Dari Desa Galela Kabupaten Halmahera Utara Untuk Bahan Lapis Pondasi Agregat Jalan Raya

STUDI LABORATORIUM DALAM MENENTUKAN BATAS PLASTIS DENGAN METODE FALL CONE PADA TANAH BUTIR HALUS DI WILAYAH BANDUNG UTARA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Uraian Umum

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

PENGARUH VARIASI FILLER TERHADAP NILAI KEPADATAN UNTUK AGREGAT PASIR KASAR

TINJAUAN KUAT DUKUNG, POTENSI KEMBANG SUSUT, DAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG PEDAN KLATEN. Abstraksi

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

ANALISIS PENINGKATAN NILAI CBR PADA CAMPURAN TANAH LEMPUNG DENGAN BATU PECAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

KORELASI KEPADATAN LAPIS PONDASI BAWAH JALAN RAYA DENGAN KADAR AIR SPEEDY TEST DAN OVEN TEST. Anwar Muda

Pemadatan Tanah (Compaction) dan CBR (California Bearing Ratio) DR. Ir. Imam Aschuri, MSc

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH GEDE BAGE BANDUNG DENGAN ENZIM DARI MOLASE TERFERMENTASI

KATA PENGANTAR. Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas

BAB III METODOLOGI. terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi:

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah tidak terganggu (undistrub soil).

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH LAMA PERENDAMAN TERHADAP NILAI CBR SUATU TANAH LEMPUNG UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA LOKASI GEDUNG GRHA WIDYA (Studi Laboratorium).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

kelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Group Index ini dapat

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.

KORELASI ANTARA HASIL UJI DYNAMIC CONE PENETROMETER DENGAN NILAI CBR

KOMPOSISI TANAH. Komposisi Tanah 2/25/2017. Tanah terdiri dari dua atau tiga fase, yaitu: Butiran padat Air Udara MEKANIKA TANAH I

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah organik

METODE PENGUJIAN CBR LABORATORIUM

BAB 3 METODE PENELITIAN

gambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah berbutir halus dari Yoso Mulyo,

BAB III METODE PENELITIAN

Praktikum 3 : CBR (CALIFORNIA BEARING RATIO)

PENGUJIAN DAYA DUKUNG LAPIS TANAH DASAR (SUBGRADE) PADA TANAH TIMBUNAN UNTUK LAPISAN JALAN DENGAN ALAT DCP (DYNAMIC CONE PENETROMETER)

STUDI PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. aspal keras produksi Pertamina. Hasil Pengujian aspal dapat dilihat pada Tabel 4.1

PENGARUH KAPUR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN DAN KUAT GESER TANAH EKSPANSIF

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

16 3 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di lahan pertanian milik Institut Pertanian Bogor di Desa Cikarawang Bogor (Gambar 9), sedangkan pengujian karakteristik tanah dilakukan di Laboratorium Fisika dan Mekanika Tanah, Institut Pertanian Bogor..Penelitian dilaksanakan dari bulan Juni sampai Oktober 2011. Gambar 9 Lokasi penelitian Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tanah yang berasal dari Pengembangan model lahan pertanian Institut Pertanian Bogor di desa Cikarawang Bogor dan pipa PVC berukuran 6 inci. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1). pengambil contoh tanah. 2). pengukur kadar air. 3). pengukur berat jenis. 4). saringan pengukur butir tanah. 5). penguji konsistensi tanah. 6). pengujian kompaksi/proktor standar. 7). penguji California Bearing Ratio (CBR). 8). Universal Testing Machine (UTM). 9). Dynamic Cone Penetrometer (DCP). Alat pemadatan tanah timbunan yang digunakan pada proses pembuatan prototipe jalan usahatani di lapangan adalah Model Tamping Rammer MT 75 H (Gambar 10), dengan spesifikasi alat seperti terlihat pada Tabel 6.

17 Tabel 6 Spesifikasi Model Tamping Rammer MT 75 H Model Tinggi Lebar Panjang Telapak Tumbukan/menit Gaya tumbukan Berat sendiri MT-75H 1010 mm 390 mm 710 mm 285 mm x 340 mm 690 1300 kg/tumbukan 64 kg Gambar 10 Alat pemadat tanah Model Tamping Rammer MT 75 H Penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan seperti yang ditampilkan pada Gambar 11. Mulai Kriteria Desain Konstruksi Jalan Usahatani Di Petakan Tersier Lahan Sawah: 1. Spesifikasi Kendaraan / Alat Angkut yang Direncanakan. 2. Kriteria Jalan Usahatani. 3. Kriteria Saluran Tersier (Pengujian Tekan Pipa PVC). 4. Karakteristik Tanah Dasar (Subgrade) Jalan Usahatani (Pengujian Karakteristik Tanah Bahan Timbunan). Desain Jalan Usahatani Di Petakan Tersier Lahan Sawah Selesai Gambar 11 Skema penelitian

18 Desain Jalan Usahatani yang Terintegrasi dengan Saluran Tersier Lahan Sawah 1. Spesifikasi Kendaraan atau Alat Angkut yang Direncanakan Kriteria pembebanan yang ada di atas jalan yang paling besar adalah kendaraan atau alat angkut beserta bebannya. Adapun perencanaan pembebanan mengacu kepada spesifikasi yang ada seperti di bawah ini. a) Jenis kendaraan atau Alat Angkut. Jenis kendaraan atau alat angkut adalah traktor tangan yang dilengkapi dengan gerobak (trailer) (Gambar 12). b) Dimensi kendaraan Adapun kendaraan atau alat angkut seperti di atas mempunyai dimensi sebagai berikut : Lebar antara ban kendaraan luar ke luar adalah 0.86 m sampai dengan 1.1 m. Panjang kendaraan angkut antara ban depan traktor dan ban gerobak 2.5 sampai 3 m. c) Beban yang ada pada kendaraan. Beban sendiri dari traktor tangan ± 250 kg. Beban gerobak / trailer sekitar ± 150 kg. Beban angkut maksimum sekitar ± 500 kg. Gambar 12 Jenis kendaraan angkutan yang direncanakan 2. Kriteria Jalan Usahatani Berdasarkan Standar Konstruksi Bangunan Indonesia (SKBI-2.3.26. 1987) lebar perkerasan jalan untuk lebar perkerasan jalan (= L) < 5.5 m, jumlah lajur adalah 1 (satu) lajur, satu arah dengan beban total < 5 ton. Untuk jalan usahatani ini direncanakan termasuk jalan dengan kesibukan jarang atau tidak banyak kendaraan yang masuk, dalam hal ini hanya untuk keperluan transportasi ke lahan pertanian saja. 3. Kriteria saluran tersier Untuk prototipe jalan usahatani yang terintegrasi dengan saluran tersier ini salurannya dipakai dari pipa PVC yang ditanam di bawah permukaan jalan sedalam 50 cm sebagai percobaan. Spesifikasi pipa PVC dengan diameter 6 inci (±15 cm) dengan ketebalan dinding pipa 3 mm.

19 4. Karakteristik Tanah Dasar (Subgrade) Jalan Usahatani Pembuatan prototipe subgrade jalan usahatani ini dibuat dari tanah timbunan yang berasal dari lokasi yang sama. Oleh karena itu pengujian bahan tanah timbunan perlu diketahui karakteristiknya baik pengujian fisik dan mekanik dari tanah timbunan tersebut. Adapun jenis karakteristik tanah bahan timbunan yang akan diuji di laboratorium adalah sebagai berikut : 1) Berat jenis partikel tanah (Gs). 2) Analisis saringan ukuran butir tanah. 3) Konsistensi tanah / batas cair dan batas plastis. 4) Kompaksi / pemadatan tanah. 5) California Bearing Ratio (CBR). Pengukuran Pengujian 1. Berat Jenis Partikel Tanah (Gs) Berat Partikel Tanah / Gs (Specific Gravity) menggunakan metoda standar JIS A-1202-1978. Berat jenis partikel tanah dihitung dengan persamaan sebagai berikut (Sapei, et al., 1990) : ma(t 0 0 w( T C) C) = x( ma (T 0 C)-mf)+mf...(21) ' '0 w ( T C) Gs (T 0 C) / T 0 ms C =...(22) ms ( ma mb) dimana : Gs(T 0 C) /4 0 C)=Gt x Gs (T 0 C / T 0 C)...(23) ma(t 0 C) = Berat piknometer dan air destilasi pada suhu T 0 C, (g) w (T 0 C) = Berat Jenis air pada suhu T 0 C w (T 0 C) = Berat Jenis air pada suhu T 0 C ma (T 0 C) = Berat piknometer dan air destilasi pada kalibrasi dengan suhu T 0 C, (g) mf = Berat piknometer kosong, (g) ms = Berat tanah kering open dalam piknometer, (g) mb = Berat tanah, air dan piknometer pada T 0 C, (g) Gs (T 0 C) / T 0 C = Berat jenis partikel pada suhu T 0 C Gs (T 0 C) / 4 0 C = Berat jenis partikel pada suhu 4 0 C Gt = Berat jenis air pada suhu T 0 C 2. Ukuran Butir Tanah Distribusi ukuran partikel digunakan untuk mengklasifikasikan suatu butiran tanah kasar dan menentukan sifat mekanika tanah. Oleh JIS, analisis ukuran partikel didefinisikan sebagai pengukuran yang menjelaskan kondisi distribusi partikel tanah dengan presentase berat. Standar metode yang digunakan adalah standar JIS A 1204 1980. Adapun perhitungan analisis saringan ukuran butiran seperti tercantum di bawah ini.

20 a. Tekstur 100( M M 1) M 2 =...(24) 100 w M 0 = M 1 + M 2... (25) M 1 % Tanah tertahan saringan = x 100%... (26) M 0 dimana: M 2 = Berat tanah kering oven yang lolos saringan 2000 μm,(g) M = Berat total tanah kering udara, (g) M 1 = Berat tanah kering oven yang tertahan saringan 2000 μm ( >2000 μm),(g) w = Kadar air tanah yang lolos saringan 2000 μm, (%) M 0 = Berat total tanah kering open, (g) b. Hidrometer 0.018 L d = mm... (27) ( Gs 1) w t 1 VB L = [L 1 + ( L2 ) ]x 10... (28) 2 A 100 Gs P =. ( r' F) w... (29) M ( G 1) S 0 s V dimana : d = Diameter maksimum partikel setiap pembacaan, (mm) η = Viskositas air (gf. s/m 2 ) L = Panjang efektif hidrometer (mm) G s = Berat jenis partikel pada T o C γ ω = Berat air pada T o C (gf/cm 3 ) t = Lama setelah pengadukan (detik) L = Panjang efektif hidrometer, (cm) L 1 = Panjang antara ujung atas bola hidrometer sampai bacaan (cm) L 2 = Panjang bola hidrometer (cm) VB = Volume hidrometer (cm 3 ) A = Luas penampang silinder (cm 2 ) M so = berat tanah kering oven di dalam larutan (g) V = Volume larutan (cm 3 ) G s = Berat jenis partikel pada T o C r' = Pembacaan hidrometer dengan koreksi miniskus F = Faktor koreksi P = Persentase fraksi yang lebih halus dari d Persentase fraksi yang tertahan saringan (74 μm 2000 μm) = Berat tnh tertahan x 100%... (30) Berat tnh seluruhnya( M s 0 )

21 Selanjutnya menggambarkan kurva kumulatif distribusi ukuran partikel, dan menentukan persentase setiap fraksi. Standar fraksi menurut JSF seperti di bawah ini. - fraksi batuan : > 75 mm - fraksi kerikil besar : 4.76 75 mm - fraksi kerikil halus : 2.00 4.76 mm - fraksi pasir kasar : 0.42 2.00 mm - fraksi pasir halus : 0.074 0.42 mm - fraksi debu : 0.005 0.074 mm - fraksi liat (termasuk koloid) : < 0.005 mm 3. Konsistensi Tanah/ Batas Cair dan Batas Plastis Pengujian konsistensi tanah terdiri dari dua jenis pengujian yaitu penentuan batas cair (Liquid Limit) dan batas plastis (Plastic Limit). Atterberg (1911) memberikan cara untuk menggambarkan batas-batas konsistensi dari tanah berbutir halus dengan mempertimbangkan kandungan kadar airnya. a. Batas Cair (Liquid Limit) Pengukuran batas cair dilakukan menggunakan metode standar JIS A- 1205-1980 yaitu dengan menggunakan metode Casagrande. Alat Casagrande digunakan untuk menentukan batas cair, dengan cara memasukkan pasta tanah secukupnya ke dalam mangkuk dan dibuat goresan dengan spatula sampai mengenai bagian bawah dari mangkuk, kemudian pengungkit diputar dengan kecepatan ± 2 putaran per detik. Pengungkit diputar sampai tanah pada bagian yang tergores bertemu satu sama lainnya. b. Batas Plastis (Plastic Limit) Pengukuran batas plastis dilakukan dengan menggunakan metoda standar JIS A-1206-1978. 4. Kompaksi / Pemadatan tanah Pengujian kompaksi atau pemadatan tanah dilakukan dengan menggunakan alat uji pemadatan standar JIS A-1210-1980 dengan energi total pemadatan 595 kj/cm 3 (Standar Proctor Test) untuk masing-masing jenis tanah dengan kadar air yang berbeda. Proses pengujian dilakukan setelah tanah dicampur dengan air dan didiameterkan dengan ditutup rapat selama 24 jam untuk memperoleh kadar air yang diinginkan secara rata. Berat isi (bulk density) dari tanah yang dipadatkan tergantung kadar airnya. Kadar air pada berat isi maksimum disebut kadar air optimum, dan merupakan suatu nilai indeks yang sangat penting di dalam pekerjaan tanah untuk konstruksi (Sapei, et, al., 1990). Selanjutnya berat isi dari setiap contoh tanah padat dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : a. Berat Isi Basah (ρ t ) ρ t = ( m 2 m1)...(31) v

22 b. Berat Isi Kering (ρ d ) 100 t ρ d =... (32) 100 W c. Berat Isi Jenuh (ρ sat ) ( m2 m1) ρ sat =... (33) 1/ Gs W /100. d. Berat Isi Kering Zero Air Void (ρ d(zav) ) Gs w ρ d(zav) =... (34) 1 GsW dimana : m 1 = Berat cetakan dan piringan dasar, (kg) m 2 = Berat tanah padat, cetakan dan piringan dasar, (kg) v = Kapasitas cetakan, (cm 3 ) Gs = Specific Gravity W = Kadar air (%) 5. California Bearing Ratio (CBR) Pengujian CBR rendaman menggunakan metoda JIS A-1211. Untuk pengambilan contoh tanah pada pengujian ini pada kedalaman 0 110 cm yang disesuaikan dengan pengambilan contoh tanah di lokasi untuk bahan tanah dasar (Subgrade). Nilai CBR merupakan ukuran daya dukung tanah yang dipadatkan dengan daya pemadatan tertentu dan kadar air tertentu dibandingkan dengan beban standard pada batu pecah. Dengan demikian besaran CBR adalah prosentase atau perbandingan antara daya dukung tanah yang diteliti dibandingkan dengani daya dukung batu pecah standard pada nilai penetrasi yang sama (0.1 inc dan 0.2 inci). CBR laboratorium diukur dalam 2 kondisi, yaitu pada kondisi tidak terendam disebut CBR Unsoaked dan pada konsisi terendam atau disebut CBR Soaked, pada umumnya nilai CBR Soaked lebih rendah dari CBR Unsoaked. Namun demikian kondisi Soaked adalah kondisi yang sering dialami di lapangan, sehingga di dalam perhitungan konstruksi bangunan, nilai CBR Soaked yang dipergunakan sebagai dasar perhitungan karena dalam kenyataannya air selalu mempengaruhi konstruksi bangunan atau jalan. Langkah kerja pengujian CBR rendaman dapat dilihat pada lampiran 7. 6. Pipa PVC Pengujian pipa PVC mengacu kepada standar AASHTO T 280 (American Association of State Highway and Transportation Officials. Pengujian ini untuk mendapatkan kekuatan maksimum gaya tekan tegak lurus pipa terhadap panjang pipa, dimana benda uji pada kondisi elastis, dengan pengertian pada saat beban tekan dihilangkan maka benda uji akan kembali ke bentuk semula. Pada Lampiran 8 diperlihatkan langkah pengujian pipa PVC 7. CBR Tanah Dasar di Lapangan dengan Alat DCP Pengujian ini mengacu kepada SNI 03-4153-1996, Metode Pengujian Penetrasi dengan Standard Penetration Tests (SPT), dan dari Jurnal Itenas yang berjudul Penyelidikan Perkerasan Jalan Dengan Alat Dynamic Cone Penetrometer

(DCP) untuk Pemantauan Pelaksanaan, oleh A. Tatang Dachlan. Pada penelitian ini titik pengambilan contoh diambil sebanyak dua titik. Adapun pengambilan data DCP (Dynamic Cone Penetrometer) (Gambar 5). Perhitungan DCP (Dynamic Cone Penetrom) dimaksudkan untuk mendapatkan nilai CBR(California Bearing Ratio) yang ada dilapangan. Perhitungan CBR (California Bearing Ratio) dari nilai DCP (Dynamic Cone Penetrometer) dibagi atas tiga bagian kedalaman, yaitu bagian A, bagian B dan bagian C.Pada perhitungan CBR (California Bearing Ratio) menggunakan rumus dari Transport Road Research (TRL), Road Note 8. 1990, (konus 60 0 ). 23