PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (6) Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan, dipandang perlu mengatur Pedoman Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Kelurahan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pedoman Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Kelurahan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2755); 2. Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969); 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 1
5. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4858 ); 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2006 tentang Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan Desa dan Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2006 tentang Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan Kelurahan; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT dan BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 2. Pemerintahan Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 3. Bupati adalah Bupati Tanjung Jabung Barat. 4. Camat adalah Camat dalam Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 5. Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah Kabupaten dalam wilayah kerja Kecamatan. 6. Lurah adalah Kepala Kelurahan yang menyelenggarakan fungsi-fungsi pemerintahan di kelurahan pada Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 7. Pembentukan kelurahan adalah tindakan membentuk kelurahan baru sebagai akibat dari penggabungan beberapa kelurahan atau bagian kelurahan yang bersandingan, atau pemekaran dari satu kelurahan menjadi dua kelurahan atau lebih, dan atau perubahan status desa menjadi kelurahan. 8. Penghapusan kelurahan adalah tindakan meniadakan kelurahan yang ada sebagai akibat tidak lagi memenuhi persyaratan. 9. Penggabungan kelurahan adalah penyatuan dua kelurahan atau lebih menjadi kelurahan baru. 2
BAB II TUJUAN PEMBENTUKAN Pasal 2 Pembentukan kelurahan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat. BAB III SYARAT-SYARAT PEMBENTUKAN KELURAHAN Pasal 3 Pembentukan kelurahan harus memenuhi syarat syarat sebagai berikut : a. jumlah penduduk minimal 2000 jiwa atau 400 kepala keluarga; b. luas wilayah dapat dijangkau secara berdaya guna dan berhasil guna dalam meningkatkan pelayanan dan pembinaan masyarakat; c. sosial budaya yang dapat menciptakan kerukunan antar umat beragama dan kehidupan bermasyarakat sesuai dengan adat istiadat setempat; d. potensi ekonomi berupa jenis, jumlah usaha jasa dan produksi serta keanekaragaman mata pencaharian; e. sarana dan prasarana pemerintahan yang memadai bagi terselenggaranya pemerintahan kelurahan yaitu memiliki kantor pemerintahan, memiliki jaringan perhubungan yang lancar, sarana komunikasi yang memadai dan fasilitas umum yang memadai; f. meningkatkan volume pelayanan. Pasal 4 Pemekaran dari 1 (satu) kelurahan menjadi 2 (dua) kelurahan atau lebih dapat dilakukan setelah mencapai paling sedikit 5 (lima) tahun penyelenggaraan pemerintahan di kelurahan. BAB IV PEMBENTUKAN KELURAHAN Pasal 5 (1) Pembentukan kelurahan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. (2) Kelurahan dibentuk di kawasan perkotaan dan atau di wilayah ibukota Kabupaten dan Kecamatan. (3) Pembentukan kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, dapat berupa penggabungan beberapa kelurahan atau bagian dari kelurahan yang bersandingan, atau pemekaran dari satu kelurahan menjadi dua kelurahan atau lebih. (4) Kelurahan yang kondisi masyarakat dan wilayahnya tidak lagi memenuhi persyaratan pembentukan kelurahan dapat dihapus atau digabung. (5) Pemekaran dari satu kelurahan menjadi dua kelurahan atau lebih dapat dilakukan setelah mencapai paling sedikit 5 (lima) tahun penyelenggaraan pemerintahan kelurahan. 3
BAB V TATA CARA PEMBENTUKAN KELURAHAN Pasal 6 (1) Pembentukan kelurahan diusulkan oleh Lurah setelah dimusyawarahkan dengan masyarakat kelurahan. (2) Usulan Pembentukan kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, disampaikan kepada Bupati melalui Camat, dengan melampirkan : a. berita acara hasil rapat;. b. nama kelurahan yang diusulkan;. c. peta kelurahan;. d. data jumlah penduduk, luas wilayah, sarana dan prasarana serta data pendukung lainnya. (3) Dengan memperhatikan dokumen usulan Lurah, Bupati menugaskan Tim Kabupaten untuk melakukan observasi ke kelurahan yang akan dibentuk, yang hasilnya menjadi bahan rekomendasi kepada Bupati. (4) Bila rekomendasi Tim observasi menyatakan layak untuk pembentukan kelurahan, Bupati menyiapkan rancangan Peraturan Daerah tentang Pembentukan kelurahan. (5) Bupati menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah tentang pembetukan kelurahan kepada DPRD dalam forum Rapat Paripurna DPRD. (6) DPRD bersama Bupati melakukan pembahasan atas Rancangan Peraturan Daerah tentang Pembentukan kelurahan, dan bila diperlukan dapat mengikutsertakan Lurah dan unsur masyarakat kelurahan. (7) Rancangan Peraturan Daerah tentang pembentukan kelurahan yang telah disetujui bersama oleh DPRD dan Bupati disampaikan oleh Pimpinan DPRD kepada Bupati untuk ditetapkan menjadi Peraturan Daerah. (8) Rancangan Peraturan Daerah tentang kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) pasal ini, ditetapkan oleh Bupati paling lambat 3 (tiga puluh) hari terhitung sejak Rancangan tersebut disetujui bersama. (9) Dalam hal sahnya Rancangan Peraturan Daerah tentang Kelurahan yang telah ditetapkan oleh Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (8) pasal ini, Sekretaris Daerah mengundangkan Peraturan Daerah tersebut di dalam Lembaran Daerah. BAB VI TATA CARA PENGAJUAN DAN PENETAPAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN Pasal 7 (1) Adanya prakarsa dan kesepakatan masyarakat untuk merubah status desa menjadi kelurahan. (2) Masyarakat mengajukan usul perubahan status desa menjadi kelurahan kepada BPD dan Kepala Desa. 4
(3) BPD mengadakan rapat bersama Kepala Desa untuk membahas usul masyarakat tentang perubahan status desa menjadi kelurahan, dan kepakatan rapat dituangkan dalam Berita Acara Hail Rapat BPD tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan. (4) Kepala Desa mengajukan usul perubahan status desa menjadi kelurahan kepada Bupati melalui Camat, disertai Berita Acara Hasil Rapat BPD. (5) Perubahan status desa menjadi kelurahan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Pasal 8 Desa yang berubah statusnya menjadi kelurahan, kewenangannya berubah menjadi kewenangan wilayah kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah Kabupaten. Pasal 9 Kepala Desa dan Perangkat Desa serta Anggota BPD dari desa yang berubah statusnya menjadi kelurahan, diberhentikan dengan hormat dari jabatannya dan diberikan penghargaan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. BAB VII NAMA KELURAHAN YANG BARU DIBENTUK Pasal 10 (1) Didalam Pembentukan Kelurahan baru harus disebut nama Kelurahan. (2) Pemberian nama Kelurahan harus dimusyawarahkan dan atau dapat disesuaikan dengan memperhatikan histori, asal usul, dan adat istiadat masyarakat setempat. BAB VIII BATAS WILAYAH KELURAHAN Pasal 11 (1) Sebagai tanda batas antar wilayah kelurahan yang satu dengan wilayah kelurahan yang lain, ditetapkan batas wilayah kelurahan, berdasarkan riwayat kelurahan dan atas persetujuan bersama dari Pemerintah kelurahan yang berbatasan. (2) Tanda batas wilayah kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa batas alam maupun batas buatan. Pasal 12 Gambar umum mengenai kondisi geografi wilayah kelurahan disajikan dalam bentuk peta kelurahan. BAB IX PERESMIAN KELURAHAN Pasal 13 5
Kelurahan yang baru dibentuk diresmikan oleh Bupati atau ditugaskan kepada Pejabat lain yang ditunjuk. BAB X PENGANGKATAN LURAH DAN PENGAMBILAN SUMPAH / PELANTIKAN LURAH Pasal 14 (1) Kelurahan yang baru dibentuk langsung diangkat Pejabat Lurah yang diangkat dan ditetapkan dengan Keputusasn Bupati. (2) Pejabat Lurah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini diambil sumpah / dilantik oleh Bupati atau ditugaskan kepada Pejabat lain yang ditunjuk. (3) Pengambilan sumpah / pelantikan Pejabat Lurah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini, didahului dengan peresmian pembentukan kelurahan. BAB XI TATA CARA PENGALIHAN KEKAYAAN DAN ADMINISTRASI DESA YANG BERUBAH STATUS MENJADI KELURAHAN Pasal 15 (1) Kekayaan desa dan seluruh sumber pendapatan desa yang berubah status menjadi kelurahan menjadi kekayaan daerah yang dikelola oleh Pemerintah Kelurahan. (2) Dokumen administrasi Pemerintah desa menjadi dokumen administrasi Pemerintah kelurahan. (3) Proses pengalihan kekayaan desa dan administrasi desa dilakukan melalui serah terima dokumen memori kekayaan desa dan administrasi desa yang dituangkan melalui Berita Acara Penyerahan Kekayaan Desa dan administrasi desa kepada Kelurahan. (4) Serah terima dokumen memori kekayaan desa dan administrasi desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini, dilakukan bersamaan pada saat peresmian dan pengambilan sumpah / pelantikan Pejabat Lurah. BAB XII PEMBIAYAAN Pasal 16 (1) Pembetukan kelurahan dibiayai dari APBD Kabupaten. (2) Sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintah kelurahan : a. APBD kabupaten; 6
b. bantuan pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan bantuan pihak ketiga; c. sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat. BAB XIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 17 Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Kelurahan dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. BAB XIV KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Pada saat ditetapkan Peraturan Daerah ini, Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Nomor 6 Tahun 2001 tentang Pedoman Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Kelurahan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 19 Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 20 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal di undangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabuapaten Tanjung Jabung Barat. Ditetapkan di Kuala Tungkal pada tanggal 19 Maret 2008 BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, dto SAFRIAL Diundangkan di Kuala Tungkal pada tanggal 24 Maret 2008 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT dto KAILANI 7
LEMBARAN DAERAH KAB. TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 2008 NOMOR 7 8