PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DENGAN MEDIA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS X 5 SMA NEGERI 2 PATI TESIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor penentu kelulusan ujian nasional. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra secara sungguh-sungguh. Salah satu karya sastra adalah puisi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis naskah drama merupakan salah satu kegiatan atau bentuk dari

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa setelah menyimak,

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan informasi pengetahuan ke buku catatan yang telah didapat dari

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengajaran sastra sangat penting bagi kemajuan mutu pendidikan. Terutama

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I P E N D A H U L U A N. produktif yang memiliki potensi untuk berkembang. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Windy Tantriyani, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

tentang Standar Nasional Pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia yang siap menyampaikan maupun menulis teks berita. Menulis teks

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatkanya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAAN. kaidah-kaidah tata bahasa kemudian menyusunnya dalam bentuk paragraf.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dan disesuaikan dengan materi yang diajarkan dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUN. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensinya yaitu mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui. kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran menulis

BAB I PENDAHULUAN. Ridha Wulan Kartika, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) universitas juga diberikan mata pelajaran bahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern, keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MEDIA POSTER IKLAN BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media yang digunakan manusia dalam berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. menyimak (listening skills); (2) keterampilan berbicara (speaking skills); (3)

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) menuntut siswa

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

Secara umum, pembelajaran bahasaindonesia terbagi menjadi empat. aspek keterampilan yang harus dikuasai siswa. Keempat keterampilan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. eksternal diantaranya adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Cerpen merupakan sebuah karya yang didalamnya terkandung berbagai aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. Di zaman yang modern ini kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Oleh karena itu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka tertarik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

Transkripsi:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DENGAN MEDIA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS X 5 SMA NEGERI 2 PATI TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Pengkajian Bahasa Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister Dalam Ilmu Pengajaran Bahasa Indonesia Oleh Bambang Mursito NIM : S. 200070084 PROGRAM STUDI MAGISTER PENGKAJIAN BAHASA KONSENTRASI PENGAJARAN BAHASA INDONESIA PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 i

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia mengalami tantangan yang cukup berat dalam menghadapi arus global. Pembelajaran tidak lagi sebatas teori, tetapi lebih dari itu, siswa harus memiliki kemampuan untuk mencipta sesuatu dan berkepribadian yang santun. Untuk itu, siswa harus belajar ekstra agar dapat terus produktif melalui proses kreatif. Guru juga harus mampu mengembangkan kreativitasnya dalam pembelajaran agar siswa selalu termotivasi dan terfasilitasi kebutuhan belajarnya. Kenyataan ini menuntut guru untuk terus berpikir kreatif dan inovatif dalam menyampaikan bahan pelajarannya agar tujuan dalam rancangan pembelajarannya tercapai. Suharianto (2005:7--11) menyatakan bahwa pembelajaran sastra mempunyai peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi watak, kepribadian, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa bagi siswa. Pembelajaran sastra membuat siswa mengenal dan menikmati karya sastra. Dengan demikian, siswa dapat memperoleh pengalaman hidup dari karya sastra itu sendiri. Selain itu, dalam pembelajaran sastra siswa dapat mengungkapkan ide, gagasan atau pendapat yang menjadi ekspresi dari jiwa dan pikirannya. Selain manfaat untuk membantu kemampuan berbahasa, sastra juga berguna untuk meningkatkan pengetahuan budaya. Dalam hal ini sastra mengandung pengertian yang luas. Dengan berbagai cara, pengetahuan dapat diserap dan diuraikan dalam karya sastra. Suatu pengetahuan yang harus selalu dipupuk dalam masyarakat adalah pengetahuan tentang budaya yang dimilikinya. Karya sastra juga bermanfaat mengembangkan cipta dan karsa. Keduanya dapat diwujudkan melalui kreativitas dalam menulis. Wagiran dan Doyin (2005:1--3) menyatakan bahwa keterampilan menulis merupakan keterampilan yang perlu dikuasai oleh siswa. Melalui menulis, siswa 1

2 dapat mengungkapkan pikirannya mengingat tidak semua siswa dapat menyampaikan pikirannya melalui berbicara. Menulis juga dapat membantu siswa berpikir logis dan sistematis. Pembelajaran menulis yang terdapat dalam KTSP ada dua macam, yaitu menulis dalam bidang kebahasaan dan menulis sastra. Kegiatan menulis sastra yang tercantum dalam KTSP untuk siswa kelas X adalah menulis berbagai karya sastra (cerpen dan puisi) dengan kompetensi dasar menulis pengalaman orang lain dalam cerpen dengan memperhatikan pelaku, peristiwa, dan latar (Depdiknas 2005:4). Menurut keterangan yang diperoleh dari guru bidang studi Bahasa Indonesia SMA Negeri 2 Pati, menulis cerpen tidak diajarkan pada siswa kelas X. Hal ini membuat siswa tidak mampu menulis cerpen secara produktif sehingga harus dilakukan tes awal untuk mengetahui kemampuan menulis cerpen siswa. Hasil tes awal siswa kelas X 5 SMA Negeri 2 Pati menunjukkan bahwa siswa belum mampu menulis cerpen dengan baik. Siswa tidak memperhatikan unsur-unsur yang harus ada dalam sebuah cerpen. Alur yang digunakan datardatar saja, tidak ada klimaks sehingga cerita menjadi membosankan. Pemilihan tokoh dan latar juga kurang sesuai. Selain itu, pilihan kata atau diksi yang digunakan tidak bervariasi dan tidak disesuaikan dengan situasi. Penulisan tanda baca juga tidak diperhatikan dengan baik sehingga kalimat yang ditulis menjadi sulit dipahami. Ketidakmampuan siswa menulis cerpen dengan baik disebabkan oleh guru dan siswa itu sendiri. Penyebab dari dalam diri siswa adalah kemalasan siswa karena kurangnya motivasi untuk mulai menulis. Di samping itu, siswa mengaku mengalami kesulitan untuk menemukan tema dalam penulisan cerpen. Hal ini

3 terjadi karena siswa kurang bisa mengolah peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang bisa dijadikan ide dalam penulisan cerpen. Padahal, banyak sekali peristiwa yang dapat dicatat dan diabadikan dalam bentuk cerita, khususnya cerpen. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat membuat hati senang, sedih, jengkel, kagum, terharu, terpesona, bahkan kadang merasa jijik dan sebagainya. Peristiwa seperti itu dapat dijumpai di surat kabar. Surat kabar memuat berbagai peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Dalam suatu peristiwa, ada alur cerita yang memberikan inspirasi bagi pembacanya. Alur yang menimbulkan inspirasi inilah yang nantinya diharapkan dijadikan ide dalam penulisan cerpen. Dengan demikian, penggunaan surat kabar sebagai media pembelajaran diharapkan bisa membantu siswa menemukan tema penulisan cerpen. Setelah tema diperoleh siswa, proses pembelajaran akan berjalan lancar. Di samping itu, rendahnya kemampuan menulis cerpen siswa juga disebabkan oleh jumlah dan mutu buku teks yang digunakan, serta alokasi waktu pembelajaran yang tidak mencukupi. Pendekatan yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran juga cenderung monoton. Hal ini membuat siswa merasa cepat bosan. Siswa menjadi malas mengikuti pembelajaran menulis cerpen sehingga hasil belajar siswa tidak memuaskan. Untuk itu, guru harus mampu menggunakan pendekatan pembelajaran yang bisa mendorong siswa berpikir kreatif. Pendekatan pembelajaran yang mampu membiarkan siswa berpikir aktif dan kreatif adalah pendekatan keterampilan proses. Pendekatan keterampilan proses ini tidak hanya

4 mengembangkan kemampuan intelektual, tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan pengembangan keterampilan. Dalam pendekatan pembelajaran ini siswa dituntun untuk aktif mengikuti tahap-tahap yang disajikan dalam pembelajaran sehingga siswa dapat melakukan proses kreatif untuk menulis cerpen melalui proses berpikir. Pendekatan pembelajaran ini akan melatih siswa berani mengungkapkan perasaan dan pendapatnya dalam menghadapi masalah yang mereka temukan dalam realitas hidup sehari-hari. Untuk itu, mereka dapat menggunakan pengetahuannya yang berguna untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Pengggunaan pendekatan keterampilan proses secara efektif dan efisien akan mengurangi monopoli guru dalam proses belajar mengajar serta kebosanan siswa dalam menerima pelajaran akan berkurang. Hal ini sesuai dengan pendapat Stover (2003:77) yang menyatakan bahwa pendidik dapat melakukan banyak untuk membantu pelajar mereka dalam kesusastraan, siswa yang bekerja dan pendidik menyajikan. Educators can do more to help their students enter into the kinds of texts they want them to read by helping them mind the gap between their world and that of the literary works the educators present. Bertolak dari beberapa hal tersebut, keberhasilan pembelajaran menulis cerpen menggunakan pendekatan keterampilan proses dengan media surat kabar pada siswa kelas X 5 SMAN 2 Pati akan diuji kebenarannya.

5 B. Identifikasi Masalah Seperti yang sudah diuraikan di muka bahwa banyak faktor yang mempengaruhi pembelajaran menulis sastra di SMA Negeri 2 Pati. Faktor dari siswa, yaitu kemalasan untuk menulis, motivasi menulis siswa rendah, dan tingkat berpikir serta penguasaan kebahasaan yang sangat dipengaruhi oleh intensitas membaca siswa. Di samping itu siswa mengalami kesulitan menentukan tema penulisan cerpen. Siswa juga kebingungan untuk memulai menulis cerpen. Adapun faktor dari guru, yaitu proses pembelajaran yang cenderung monoton, guru kurang kreatif menggunakan pendekatan dan menciptakan iklim yang kondusif untuk pembelajaran di kelas. Alokasi waktu yang sangat sedikit juga menjadi kendala mengingat pembelajaran menulis cerpen memerlukan proses dan latihan yang berulang-ulang. Sementara itu, faktor dari sekolah berkenaan dengan kelengkapan sarana prasarana antara lain jumlah dan mutu buku teks yang tersedia. Masalah lain yang timbul adalah bagaimana memilih media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Media pembelajaran yang dipilih harus sesuai dengan konteks dan karakteristik siswa. Selain itu, guru harus mampu merangsang kreativitas siswa agar menemukan tema penulisan cerpen. C. Pembatasan Masalah Permasalahan yang timbul dalam pembelajaran sastra sangat kompleks sehingga perlu dibatasi. Pembatasan ini dilakukan agar pembahasan masalah

6 dapat terfokus. Peneliti membatasi permasalahan yang akan menjadi bahan penelitian yaitu pendekatan yang digunakan guru kurang sesuai sehingga pembelajaran menulis cerpen sangat membosankan. Masalah ini dapat diatasi dengan mengubah pendekatan yang digunakan. Jika selama ini pendekatan yang digunakan cenderung monoton, guru harus menggunakan pendekatan yang bervariasi. Salah satu pendekatan tersebut adalah pendekatan keterampilan proses untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Selain itu, siswa juga merasa kesulitan menentukan tema penulisan cerpen sehingga diperlukan media untuk mengatasinya. Media yang dimaksud adalah surat kabar. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, ada 2 masalah yang perlu dicari jawabannya.. 1. Bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis cerpen siswa kelas X 5 SMA Negeri 2 Pati setelah menggunakan pendekatan keterampilan proses dengan media surat kabar? 2. Bagaimanakah peningkatan minat siswa kelas X 5 SMA Negeri 2 Pati dalam mengikuti proses belajar menulis cerpen menggunakan pendekatan keterampilan proses dengan media surat kabar? E. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini ada 2 tujuan yang ingin dicapai.

7 1. Untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas X 5 SMA Negeri 2 Pati menggunakan pendekatan keterampilan proses dengan media surat kabar; 2. Untuk meningkatkan minat siswa kelas X 5 SMA Negeri 2 Pati dalam mengikuti proses belajar menulis cerpen menggunakan pendekatan keterampilan proses dengan media surat kabar. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang peneliti harapkan dari penelitian tindakan kelas ini adalah manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoretis a. Peneliti dapat menyumbangkan pandangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan informasi ilmiah tentang penerapan pendekatan keterampilan proses dengan media surat kabar dalam meningkatkan kemampuan menulis cerpen; b. Guru mendapat pandangan tentang strategi pengembangan kalimat dan keterampilan penyusunan kalimat pada penulisan cerpen untuk siswa SMA; c. Peneliti lain memperoleh bahan pembanding atau referensi untuk penelitian sejenis sehingga hasil yang diperoleh makin akurat khususnya pada peningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA.

8 2. Manfaat Praktis Manfaaat praktis dari penelitian tindakan kelas ini meliputi manfaat bagi guru, siswa, dan peneliti. a. Siswa mendapat pengetahuan tentang cara penulisan cerpen menggunakan pendekatan keterampilan proses dengan media surat kabar. b. Guru memperoleh bahan masukan tentang strategi pembelajaran pendekatan keterampilan proses dengan media surat kabar untuk peningkatan kemampuan menulis cerpen. c. Guru memperoleh bahan referensi guna menciptakan dan mengembangkan metode dan teknik baru dalam proses pembelajaran peningkatan kemampuan menulis cerpen dengan berbagai strategi pendekatan yang beragam, sebagai upaya peningkatan penelitian tindakan kelas. d. Guru dapat memperbarui cara pembelajaran menulis cerpen, upaya membimbing siswa agar berpikir logis dan sistematis, upaya memotivasi siswa dalam menulis cerpen dan upaya peningkatan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia. e. Guru dapat membangkitkan gairah siswa agar mau, gemar dan akhirnya memiliki keterampilan menulis cerpen yang bervariasi berdasarkan informasi yang didapat dari surat kabar.