MEMBUAT SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK GABUNGAN ANGIN DAN SURYA KAPASITAS 385 WATT. Mujiburrahman

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DAN SURYA SKALA KECIL UNTUK DAERAH PERBUKITAN

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Secara Mandiri Untuk Rumah Tinggal

PENGARUH PENAMBAHAN ALAT PENCARI ARAH SINAR MATAHARI DAN LENSA CEMBUNG TERHADAP DAYA OUTPUT SOLAR CELL

DASAR TEORI. Kata kunci: grid connection, hybrid, sistem photovoltaic, gardu induk. I. PENDAHULUAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboraturium Daya dan Alat Mesin Pertanian (Lab

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN

Sistem PLTS OffGrid. TMLEnergy. TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat. TMLEnergy. We can make a better world together CREATED

NASKAH PUBLIKASI DESAIN PENYIRAM TAMAN OTOMATIS TENAGA SURYA MENGACU PADA KELEMBABAN TANAH

BAB 2 LANDASAN TEORI

NASKAH PUBLIKASI PEMBASMI HAMA MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIC DENGAN MEMANFAATKAN PANEL SURYA (SOLAR CELL)

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. melakukan pengambilan data yang berupa daya yang dihasilkan dari PLTH dan

OTOMATISASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) UNTUK PENINGKATAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pesatnya kemajuan dan perkembangan daerah - daerah di Indonesia, memicu

Sistem PLTS Off Grid Komunal

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENGOPERASIAN PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN SOLAR CELL UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN DI JALAN BY PASS I GUSTI NGURAH RAI

UNJUK KERJA PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK TENAGA MATAHARI PADA JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH Itmi Hidayat Kurniawan 1*, Latiful Hayat 2 1,2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

12/18/2015 ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN

Pengukuran Arus dan Tegangan pada Sistem Pembangkit Listrik Hybrid (Tenaga Angin dan Tenaga Matahari) Menggunakan Atmega 8535

PENGUJIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN POSISI PLAT PHOTOVOLTAIC HORIZONTAL

PANEL SURYA dan APLIKASINYA

RANCANG BANGUN BECAK LISTRIK TENAGA HYBRID DENGAN MENGGUNAKAN KONTROL PI-FUZZY (SUBJUDUL: HARDWARE) Abstrak

PENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ

BAB IV ANALISIS DAN HASIL DESAIN ALAT. Analisis desain Tas Elektronik membahas mengenai pengujian Tas

PERANCANGAN SISTEM HIBRID PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN JALA-JALA LISTRIK PLN UNTUK RUMAH PEDESAAN

BAB III DESKRIPSI DAN PERENCANAAN RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. Pendahuluan. Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE AIRFOIL CLARK-Y FLAT BOTTOM PADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

ReOn. [residential on-grid photovoltaic system] aplikasi: rumah, perumahan, gedung komersial, fasilitas umum

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) SEBAGAI CATU DAYA PADA BTS MAKROSEL TELKOMSEL

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

ANALISIS POTENSI ENERGI ANGIN DALAM MENDUKUNG KELISTRIKAN KAWASAN PERBATASAN STUDI KASUS : DESA TEMAJUK KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS

Muhamad Fahri Iskandar Teknik Mesin Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Seminar Nasional Fisika 2012 Jakarta, 9 Juni Puji S 1*), Satwiko S 2), Taufik 3) 1. Pendahuluan

II. TINJAUAN PUSTAKA. alternatif seperti matahari, angin, mikro/minihidro dan biomassa dengan teknologi

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING BEBAN DAN INDIKATOR GANGGUAN PADA RUMAH MANDIRI BERBASIS MIKROKONTROLLER

PERANCANGAN SISTEM HIBRID PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN JALA-JALA LISTRIK PLN UNTUK RUMAH PERKOTAAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL...

INVERTER 15V DC-220V AC BERBASIS TENAGA SURYA UNTUK APLIKASI SINGLE POINT SMART GRID

Pelatihan Sistem PLTS Maret 2015 PELATIHAN SISTEM PLTS INVERTER DAN JARINGAN DISTRIBUSI. Rabu, 25 Maret Oleh: Nelly Malik Lande

BAB I PENDAHULUAN. melakukan sebuah usaha seperti foto kopi, rental komputer dan. warnet. Kebutuhan energi lisrik yang terus meningkat membuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PROTOTYPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MATAHARI UNTUK LAMPU PENERANGAN UMKM YANG SERING TERGANGGU KONDISI LISTRIK TIDAK STABIL DARI PLN DI MAGELANG

ANALISA CHARGING TIME SISTEM SOLAR CELL MENGGUNAKAN PENCARI ARAH SINAR MATAHARI YANG DILENGKAPI DENGAN PEMFOKUS CAHAYA

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SPRAYER PERTANIAN DENGAN SEL SURYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN

II. Tinjauan Pustaka. A. State of the Art Review

RANCANG BANGUN SUATU SISTEM PEMANFAATAN SUMBER ENERGI TENAGA SURYA SEBAGAI PENDUKUNG SUMBER PLN UNTUK RUMAH TANGGA BERBASIS MIKROKONTROLER.

NASKAH PUBLIKASI KINERJA POMPA AIR TENAGA SURYA PORTABLE BERDASARKAN INTENSITAS TENAGA SURYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. : Airfoil Clark Y Flat Bottom. : Bolam lampu 360 Watt

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan serta penyelesaian penulisan laporan tugas akhir

Makalah Seminar Kerja Praktek PROSES PENYIMPANAN ENERGI PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP

BAB III METODE PENELITIAN

Penyusun: Tim Laboratorium Energi

PERSIAPAN UAS SEMESTER 1 KURIKULUM 2013 KELAS 6 TEMA 4 1. Perhatikan gambar! 7. Perhatikan gambar!

PENGGUNAAN TENAGA MATAHARI (SOLAR CELL) SEBAGAI SUMBER DAYA ALAT KOMPUTASI LAPORAN TUGAS AKHIR

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

Penerapan Teknologi Sel Surya dan Turbin Angin Untuk Meningkatkan Efisiensi Energi Listrik di Galangan Kapal

Rooftop Solar PV System

NASKAH PUBLIKASI PENGGUNAAN PANEL SURYA (SOLAR CELL) SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK ALTERNATIF UNTUK POMPA AKUARIUM DAN PEMBERI MAKAN OTOMATIS

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

SEMINAR TUGAS AKHIR. Dosen Pembimbing: Imam Abadi, ST, MT Dr. Ir.Ali Musyafa MSc

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Sumber energi di Indonesia (Overview Industri Hulu Migas, 2015)

INTENSITAS CAHAYA MATAHARI TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL SEL SURYA

ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN SINAR MATAHARI UNTUK PENYIRAMAN KEBUN SALAK. Subandi 1, Slamet Hani 2

PERANCANGAN ALAT PENYEMPROT HAMA TANAMAN TIPE KNAPSACK BERBASIS SOLAR PANEL 20 WP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini memanfaatkan energi cahaya matahari untuk menggerakan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan penyuplai listrik di Indonesia

PEMBERDAYAAN ENERGI MATAHARI SEBAGAI ENERGI LISTRIK LAMPU PENGATUR LALU LINTAS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN SUMBER ENERGI HYBRID PADA ALAT MESIN PENGERING IKAN

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan dan target untuk mendukung pengembangan dan penyebaran teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi energi listrik hal ini juga terjadi di Bali. Data dari Pembangkit Listrik

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

MAKALAH OPTIMALISASI PERANCANGAN SOLAR HOME SYSTEM MENGGUNAKAN HOMER. Disusun oleh: Muhibbur Rohman D

DESAIN SISTIM ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK LABORATORIUM LISTRIK DASAR

KAJIAN PEMANFAATAN STAND ALONE PHOTOVOLTAIC SYSTEM UNTUK PENERANGAN JALAN UMUM DI PULAU NUSA PENIDA. Abstrak

OPTIMASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT MENGGUNAKAN SISTEM TURBIN SAVONIUS TERMODIFIKASI

RANCANG BANGUN BATERAI CHARGE CONTROL UNTUK SISTEM PENGANGKAT AIR BERBASIS ARDUINO UNO MEMANFAATKAN SUMBER PLTS

PENGARUH LEBAR BLADE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL

PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR

Kata Kunci : Solar Cell, Modul Surya, Baterai Charger, Controller, Lampu LED, Lampu Penerangan Jalan Umum. 1. Pendahuluan. 2.

ANALISA SIMULASI KINERJA SEL SURYA 10 WP DENGAN ENERGI TERBARUKAN SUMBER ENERGI CAHAYA BUATAN SEBAGAI PENGGANTI SINAR MATAHARI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

MEMBUAT SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK GABUNGAN ANGIN DAN SURYA KAPASITAS 385 WATT Mujiburrahman Fakultas Teknik Universitas Islam Kalimantan MAAB Jl. Adhyaksa No 2 Kayu Tangi Banjarmasin Email : Mujiburrahman.4646@gmail.com ABSTRAK Indonesia sebagai negara tropis mempunyai potensi energi surya yang cukup berlimpah, disamping itu Indonesia juga memiliki potensi energi angin. Berdasarkan data yang dikeluarkan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) distribusi penyinaran Matahari untuk Kawasan Barat Indonesia (KBI) sekitar 4,5 kwh/m 2 /hari dengan variasi bulanan kurang lebih 10% dan potensi Energi Angin di Pulau Kalimantan untuk menghasilkan daya listrik berdasarkan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Negara (LAPAN) sebesar 9.600 MW. Adapun lokasi yang akan digunakan untuk melakukan kegiatan penelitian di kawasan Jalan Trans Kalimantan, Handil Bakti Kabupaten Barito Kuala yang memiliki sekitar 4-7 m/detik. Untuk potensi Energi Surya diperkirakan memiliki distribusi penyinaran sekitar 4,5 kwh/m 2 / hari. Berdasarkan hasil penelitian dari sistem gabungan angin dan surya dapat disimpulkan bahwa: Daya tertinggi yang dihasilkan Turbin Angin 300 watt sebesar 245.1 W, dan data terendah yang dihasilkan 7.07 watt. Daya tertinggi yang Hasilkan Sel Surya 85 watt sebesar 39.26 watt dan data terendah yang dihasilkan 17.63 W. Dari hasil penggabungan daya Angin dan Surya selama 30 kali pengambilan data dapat dilihat daya tertinggi mencapai angka 279.68 watt dan hasil terendahnya 32.17 W. Ada peningkatan daya yang dihasilkan dalam mengoptimalkan kinerja pembangkit gabungan, meskipun tidak terlalu Signifikan karena pengoperasian sistem gabungan angin dan surya sangat tergantung kecepatan angin dan kondisi cuaca. Kata kunci : Turbin Angin, Sel Surya, Daya. PENDAHULUAN Telah banyak riset yang dilakukan untuk meningkatkan performansi pembangkit listrik tenaga surya, baik dalam bentuk stand alone, hibrid maupun dalam bentuk koneksi dengan Grid. Indonesia sebagai negara tropis mempunyai potensi energi surya yang cukup berlimpah, disamping itu Indonesia juga memiliki potensi energi angin. Berdasarkan data yang dikeluarkan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) distribusi penyinaran Matahari untuk Kawasan Barat Indonesia (KBI) sekitar 4,5 kwh/m 2 /hari dengan variasi bulanan kurang lebih 10% dan potensi Energi Angin di Pulau Kalimantan untuk menghasilkan daya listrik berdasarkan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Negara (LAPAN) sebesar 9.600 MW. Adapun lokasi yang akan digunakan untuk melakukan kegiatan penelitian di kawasan Jalan Trans Kalimantan, Handil Bakti Kabupaten Barito Kuala yang memiliki sekitar 4-7 m/detik. Untuk potensi Energi Surya diperkirakan memiliki distribusi penyinaran sekitar 4,5 kwh/m 2 /hari. Akan tetapi sebagaimana yang kita tau bahwa melihat kondisi Matahari yang tidak sepenuhnya mampu memberikan penyinaran, Sedangkan tujuan dari pembuatan sistem pembangkit berskala kecil yang secara terus menerus menyuplai Energi Listrik. Oleh karena itu agar Energi yang dihasilkan tidak 41

tergantung pada penyinaran Matahari, Dan melihat potensi angin didaerah Handil Bakti yang memiliki 4 7 m/detik. Berdasarkan dari data di atas, Maka Penulis berasumsi bahwa Sistem Pembangkit Listrik yang sesuai dengan potensi Angin dan Surya adalah membuat Sistem Gabungan dengan menggunakan Turbin Angin dan Sel Surya. Untuk memperoleh masa pengoperasian yang maksimal. Adapun daya yang dapat dibangkitkan dari Turbin Angin Horizontal sebesar 300 Watt dan Sel Surya sebesar 85 Watt. Energi listrik yang dihasilkan sebesar 385 Watt akan disimpan dalam baterai dan selanjutnya dimanfaatkan untuk lampu penerangan industri. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode atau pendekatan secara teoritis dan eksperimental. Kajian secara teoritis untuk mendapatkan parameter-parameter utama dalam sistem pembangkit gabungan tenaga angin dan surya dengan berbagai sumber literatur baik berupa buku teks maupun internet. Sedangkan pendekatan secara eksperimental dilakukan dengan pembuatan alat dan menguji sistem pembangkit gabungan tersebut. Penelitian mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : Kerangka Penelitian Turbin angin 300 watt Data yang diambil/ diteliti Mulai Study literatur Pengumpulan data Pengolahan data Solar cell 85 Watt Data yang diambil/ diteliti Tempat dan waktu penelitian Penelitian bertempat di, Jalan Trans, Kalimantan. Handil Bakti/ Kabupaten, Barito Kuala. Terhitung mulai tanggal 2 Mei sampai dengan 31 Mei 2012. Objek yang akan diteliti adalah Turbin Angin horizontal kapasitas 300 Watt dan Solar Sell kapasitas 85 Watt. Data Desain Alat Data desain pembangkit listrik gabungan dalam penelitian ini seperti yang tersaji pada tabel 3.1 sebagai berikut : Tabel 3.1 Spesifikasi Teknis Alat Gambar 3.2. Gabungan Angin dan Surya Sumber : Hasil Rancangan Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data untuk dipakai dalam penyelesaian masalah dengan melakukan Pengamatan langsung pada objek yang diteliti pada saat operasional dengan peralatan yang telah tersedia. Data Hasil Analisa dan pembahasan Selesai Tidak Gambar 3.1. Flow chart penelitian Sumber : Data Penelitian Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian kepustakaan yaitu penelitian untuk landasan teori dan tugas akhir ini dengan jalan membaca 42

literatur - literatur yang berhubungan dengan penulisan penelitian ini serta dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Pembuatan Alat Sebelum dilakukan penelitian maka terlebih dahulu dilakukan pembuatan alat. Alat dibuat berdasarkan langkah langkah sebagai berikut : 1. Mempersiapkan Tower dengan menggunakan pipa besi panjang 6 meter, dengan diameter 2 inchi dan membuat rangka untuk tempat meletakkan Sel Surya dengan sudut kemiringan 35, Setelah konstruksi selesai, langkah selanjutnya 2. Turbin Angin dipasang di atas tower yang telah disiapkan. 3. Sel Surya dirakit dengan rangka yang sudah dipasang ditiang tower. 4. Setelah Turbin Angin dan Sel Surya terpasang menjadi suatu rangkaian pembangkit gabungan selanjutnya menghubungkan kabel turbin angin dan kabel Sel Surya ke peralatan pengujian yang terdiri dari controller, baterai, inverter, dan multimeter sebagai alat ukur. Sistem Aliran Turbin Controller Solar Cell Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini menggunakan pengamatan langsung pada objek yang diteliti pada saat operasional dengan peralatan yang telah tersedia. Teknik pengumpulan data pengujian dilaksanakan setiap pagi jam 8 sampai dengan jam 16 sore. Dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Alat dan Bahan sudah diset sesuai prosedur yang disarankan 2. Catat hasil Arus dan Tegangan yang didapat setiap 30 menitnya. 3. Setelah nilai Arus dan Tegangan didapat lalu masukkan kedalam tabel untuk mengolah data. 4. Ulang Semua langkah 1 sampai 20 kali dalam setiap pengambilan data untuk setiap per 30 menit yang telah ditentukan hingga 31 hari pengulangan agar didapat hasil yang valid. Data dari hasil penelitian kemudian dimasukkan kedalam rumus untuk menghitung daya yang dihasilkan pembangkit gabungan angin dan surya. Peralatan dan Bahan 1. Turbin Angin Jenis turbin yang digunakan didalam penelitian adalah turbin angin sumbu horozontal 300 W sudu 3 buah. Baterai Inverter AC 220 Gambar 3.3. Sistem Aliran [Sumber : Data Pengujian] Keterangan: 1. Dari Turbin Angin Arus masuk ke Controller 2. Dari sel surya Arus masuk Ke Controller 3. Dari controller ke Baterai 4. Dari baterai ke Inverter dan di ubah menjadi AC 220 Gambar 3.4 HAWT 300 W sudu 3 [Sumber : Data Pengujian] 2. Panel Surya 43

Jenis panel surya yang digunakan didalam penelitian adalah model SY 85 M kapasitas 85 W. Gambar 3.5 Panel Surya 85 W [Sumber : Data Pengujian] 3. Controller Controller adalah perangkat elektronik yang digunakan untuk mengatur pengisian arus searah dari pembangkit gabungan kebaterai dan mengatur penyaluran arus dari baterai keperalatan listrik (beban). Dihubungkan ke baterai. Gambar 3.7 Baterai [Sumber : Peralatan uji] 5. Inverter Peralatan elektronika yang berfungsi untuk mengubah arus listrik searah (direct current) dari pembangkit gabungan atau baterai menjadi arus listrik bolak-balik (alternating current) dengan frekuensi 50Hz/60Hz. Gambar 3.8 Inverter [Sumber : Peralatan uji] 6. Multimeter adalah peralatan untuk mengukur arus dan tegangan. Gambar 3.6 Controller [Sumber : Peralatan uji] 4. Baterai Berfungsi menyimpan energi listrik yang dihasilkan oleh sistem pembangkit, kemudian dipergunakan pada malam hari dan pada saat cuaca mendung. Baterai dipergunakan pada PLTS mengalami proses siklus mengisi (charging) dan mengosongkan (Discharging), tergantung pada ada tidaknya sinar matahari. Dihubungkan ke Inverter. Gambar 3.9 Rangkaian Alat pengujian. [Sumber : Peralatan uji] Peralatan pengujian sudah diset sesuai prosedur yang disarankan dan berfungsi 24 jam, tergantung pada kondisi cuaca yang mempengaruhi kinerja pembangkit. Teknik Pengolahan Data Data yang telah dikumpulkan selanjutnya akan diolah dengan menggunakan Setelah melakukan dan melewati beberapa pengujian, maka penguji dapat melakukan pengumpulan data dan dapat menganalisa. 1. Grafik Grafik ini dapat dihasilkan dengan mengolah dan mengumpulkan data. 2. Analisa 44

Untuk dapat memeriksa keadaan sebenarnya dari hasil penelitian ini diperluan beberapa hal yang dapat membantu suatu analisa yaitu: a. Data b. Grafik c. Perhitungan d. Lampiran dan tabel 3. Sumber tertulis dan tidak tertulis yang dapat mendukung dalam proses analisa. 4. Kesimpulan Berisikan kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pembahasan dan analisa data pengujian serta saran yang dapat diberikan dari hasil pengujian. 4. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dianalisis dan Pembahasan ini bertujuan mengembangkan sebuah unit sistem pembangkit listrik gabungan tenaga angin dan surya kapasitas 385 W. Mengukur masing-masing arus dan tengangan yang dihasilkan turbin angin, dan sel surya menentukan tegangan beban dan daya pada sistem gabungan tenaga angin dan surya. Selanjutnya data hasil penelitian akan diolah dalam bentuk tabel dan grafik. Gambar 4.1. Pengujian Alat [Sumber : Data Pengujian] Aspek Teknis Yang menjadi aspek teknis dalam peneltian ini adalah data turbin angin 300 W sudu 3, solar cell 85 W, dan data hasil gabungan angin dan surya. Hasil Pengujian Turbin Angin 300 W Tabel 4.1. Hasil Pengujian Turbin Angin 300 W No Kecepatan Angin (m/s) Min- Max Rerata Daya (W) 1 3,3 6,6 5.28 167.03 2 1,6 2,0 1.86 7.3 3 2,1 3,1 2.76 23.86 4 3,5 6,8 6 245.1 5 2,4 4,1 3.62 53.83 6 2,3 2,4 2.36 14.92 7 2,3 2,4 2.34 14.54 8 3,1 4,2 3.76 60.32 9 4,2 6,5 5.4 178.68 10 1,7 2,6 2.18 11.76 11 2,8 5,2 4.34 92.76 12 2,1 5,2 4.28 88.96 13 1,2 2,3 1.96 8.54 14 1,2 2,1 1.84 7.07 15 1,7 3,2 2.78 24.38 16 1,7 2,1 1.98 8.81 17 1,7 2,7 2.34 14.54 18 1,7 3,5 2.96 29.43 19 2,6 3,0 2.88 27.11 20 4,2 6,2 5.6 199.27 21 3,6 6,7 5.82 223.7 22 3,4 6,5 5.68 207.94 23 2,8 3,5 3.28 40.04 24 2,0 2,6 2.4 15.69 25 2,0 2,7 2.42 16.08 26 2,5 3,0 2.84 25.99 27 2,5 3,0 2.78 24.38 28 2,7 3,2 3.06 32.51 29 2,0 2,9 2.58 19.49 30 3,1 5,3 4.62 111.9 Rerata 3.4 66.53 Hasil Pengujian Solar Cell 85 W Tabel 4.2. Hasil Pengujian Solar Cell 85 W NO Arus (A) Daya rata-rata harian Tegangan (V) Daya (W) 1 2.5 15.08 37.91 2 2.25 15.2 34.36 3 1.28 14.89 19.31 4 2.2 15.59 34.58 5 2.08 15.4 32.57 6 2.12 15.52 33.13 7 2.05 15.35 32.33 8 1.46 14.57 22.27 9 2.51 15.49 39.14 45

10 2.38 15.53 37.05 11 2.35 15.29 36.02 12 1.96 15 29.82 13 2.08 15.12 31.6 14 2.44 15.43 37.99 15 2.29 15.36 35.47 16 2.59 15.18 39.7 17 1.17 14.55 17.63 18 2.49 15.51 38.77 19 2.08 15.17 31.96 20 2.46 15.18 37.71 21 2.04 14.89 30.71 22 2.03 14.94 30.62 23 2.41 15.25 36.89 24 2.54 15.36 39.26 25 2.48 15.31 38.18 26 1.46 14.52 22.1 27 2.01 14.86 30.23 28 2.5 15.46 38.85 29 2.04 14.96 31.6 30 2.14 15.22 32.9 Rerata 2.15 15.17 33.02 Hasil Perhitungan Gabungan Angin Dan Surya Tabel 4.3. Hasil Pengujian Gabungan Daya rata-rata harian NO Turbin 300 W Solar Cel 85 W Gabungan (W) 1 167.03 37.91 204.94 2 7.3 34.36 41.66 3 23.86 19.31 43.17 4 245.1 34.58 279.68 5 53.83 32.57 86.4 6 14.92 33.13 48.05 7 14.54 32.33 46.87 8 60.32 22.27 82.59 9 178.68 39.14 217.82 10 11.76 37.05 48.81 11 92.76 36.02 128.78 12 88.96 29.82 118.78 13 8.54 31.6 40.14 14 7.07 37.99 45.06 15 24.38 35.47 59.85 16 8.81 39.7 48.51 17 14.54 17.63 32.17 18 29.43 38.77 68.2 19 27.11 31.96 59.07 20 199.27 37.71 236.98 21 223.7 30.71 254.41 22 207.94 30.62 238.56 23 40.04 36.89 76.93 24 15.69 39.26 54.95 25 16.08 38.18 54.26 26 25.99 22.1 48.09 27 24.38 30.23 54.61 28 32.51 38.85 71.36 29 19.49 31.6 51.09 30 111.9 32.9 144.8 Rarata 66.53 33.02 99.55 Grafik 4.1. Hasil Pengujian Turbin Angin 300 W Dari grafik 4.1. menunjukkan bahwa daya yang dihasilkan turbin angin 300 W sudu 3 sangat berpluktuatif dimana hasil pengujian rata-rata harian yang paling optimal sebesar 245.1 W, sedangkan kondisi terendah yang dihasilkan sebesar 7.3 W. Grafik 4.2. Hasil Pengujian Solar Cell 85 W Dari grafik 4.2. menunjukkan bahwa daya yang dihasilkan solar cell 85 W. Dimana daya rata-rata harian yang paling optimal sebesar 57.22 W. Sedangkan kondisi minimum yang dihasilkan sebesar 17.02 W. 46

Grafik 4.3. Hasil Pengujian Turbin Angin 300 W Dari grafik 4.3. menunjukkan bahwa daya yang dihasilkan pembangkit gabungan. Angin dan surya selama 30 kali pengambilan data dapat dilihat daya tertinggi mencapai angka 279.40 W dan hasil terendahnya 31.56 W. Aspek Ekonomis Biaya Investasi Awal 1. Turbin Angin = Rp 4.000.000, 2. Sel Surya = Rp 2.200.000, 3. Kontroller = Rp 1.000.000, 4. Inverter = Rp 500.000, 5. Baterai = Rp 500.000, 6. Penggantian baterai setiap 5 tahun sekali = 2.000.000, 7. Total Biaya = Rp 10.200.000, Pembangkit gabungan angin dan surya didesain beroperasi selama 20 tahun. Dengan biaya Investasi sebesar Rp 10.200,000. Daya terpasang pada pembangkit gabungan 385 Watt dan harga jual listrik per Kwh/1000 w di patok dengan harga Rp 600. Diasumsikan 1 Kwh listrik yang dihasilkan pembangkit gabungan = 1000 : 385 = Rp 2,59. Untuk 1 Kwh/1000 w yang dihasilkan pembangkit gabungan Rp 2,59 jadi harga per Kwh Rp 600 : Rp 2,59 = Rp 231,66 per Kwh yang didapat pembangkit gabungan, Lalu dikalikan dengan lama masa pengoperasian yang dalam sehari hanya mendapatkan efektifitas daya listrik 6 jam dari 9 jam pengoperasian yaitu 6 x 231,66 = 1389,96 jadi dalam sehari listrik yang didapatkan hanya Rp 1389,96 x 365 hari/tahun = Rp 507335,4. Inilah hasil yang didapat selama setahun, melihat besar investasi awal tentu tidak sebanding dengan kinerja yang di hasilkan oleh pembangkit butuh waktu yang lama sampai dengan balik modal dengan Investasi sebesar Rp 10.200.000. Sedangkan pembangkit gabungan mensuplai listrik pertahun Rp 507335,4. Kalau dihitung 10.200.000 : 507.335,4 = 20 tahun. Dengan asumsi demikian jika dalam keadaan normal pembangkit. Gabungan mampu bertahan selama 20 tahun seperti yang direncanakan modal investasi kembali selebihnya gratis. Dan angka 20 tahun masih bisa diturunkan jika penempatan pembangkit sesuai dengan kondisi potensi angin, seperti daerah pantai, pegunungan karena turbin angin mampu beroperasi 24 jam tergantung potensi angin tersebut, di bandingkan sel surya yang bergantung pada matahari dan hanya pada waktu tertentu saja. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dari sistem gabungan angin dan surya dapat disimpulkan bahwa: 1. Daya tertinggi yang dihasilkan turbin angin 300 W sudu 3 sebesar 245.1 W, dan data terendah yang dihasilkan 7.3 W. 2. Daya tertinggi yang dihasilkan Sel Surya 85 W sebesar 57.22 W dan data terendah yang dihasilkan 17.02 W. 3. Dari hasil penggabungan daya angin dan surya selama 30 kali pengambilan data dapat dilihat daya tertinggi mencapai angka 279.40 W dan hasil terendahnya 31.56 W. Terjadi peningkatan daya yang dihasilkan dalam mengoptimalkan kinerja pembangkit gabungan, meskipun tidak terlalu Signifikan karena pengoperasian sistem gabungan angin dan surya sangat tergantung kecepatan angin dan kondisi cuaca. 47

DAFTAR PUSTAKA [1] Abdul Kadir, 1982, Energi, Sumber Daya, Inovasi, Tenaga Listrik, Potensi Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta. [2] Tony Burton, 2001, Wind Energy Handbook, John Wiley & Sons, Ltd Baffins Lane, Chichester, West Sussex, England. [3] Mukund R. Patel, 1999, Wind and Solar Power Systems, U.S. Merchant Marine Academy Kings Point, CRC Press, New York. [4] Hugh Piggott,1997, Wind power Workshop, Certer for Alternative Publications, British Wind Energy Association, England. [5] Muhaimin, 2001, Teknologi Pencahayaan, PT. Refika Aditama, Bandung. [6] Martina.G., 1982, Solar cells, University of New Shouth Wales Australia. [7] http://id.wikipedia.org/wiki/turbin _angin, Tanggal 16 Pebruari 2016, Jam. 10.42 Wita. [8] http://energisurya.wordpress.com/2 008/07/10/melihat-prinsip-kerjasel-surya-lebih-dekat/ (selasa, 22 mei 2016; jam 09.45) [9] http://energisurya.files.wordpress.c om/2008/10/monokristal.gif/ (minggu 03 juni 2016: jam 11.12) [10] http://www.panelsurya.com/index.p hp/panel-surya-solar-cells-type/ (senin 04 juni 2016: jam 14.17) [11] http://www.panelsurya.com/index.p hp/cara-kerja-panel-suryatype/(jum at 06 juli 2016: jam 09.55) 48