HUBUNGAN ANTARA PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DENGAN ANGKA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA



dokumen-dokumen yang mirip
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PREEKLAMPSIA

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PREEKLAMPSIA BERAT PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN USIA. Oleh: J DOKTER

BAB I PENDAHULUAN. perdarahan, pereklamsi/eklamsi, dan infeksi ( Saifuddin, 2001 ).

Faktor Resiko Kejadian Hipertensi dalam Kehamilan. The Risk Factors Of Hypertension in Pregnancy PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dalam kehamilan masih merupakan masalah besar. dalam bidang obstetri, dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PREEKLAMPSI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS BATURADEN I BANYUMAS

Perdarahan Post Partum Akibat Anemia pada Ibu Hamil di RSUD Tugurejo Semarang

KENAIKAN BERAT BADAN IBU HAMIL TRIMESTER III DAN KEJADIAN PREEKLAMSIA-EKLAMSIA

BAB I PENDAHULUAN. Preeklamsia dan eklamsia merupakan masalah kesehatan yang. memerlukan perhatian khusus karena preeklamsia adalah penyebab kematian

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PRE-EKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEYER I KABUPATEN GROBOGAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas

HUBUNGAN USIA, GRAVIDITAS DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP ANGKA KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA RUMAH SAKIT SUMBER KASIH CIREBON PERIODE JANUARI 2015 SEPTEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. Millenium development goal (MDG) menargetkan penurunan AKI menjadi

Syifa Aulia L. dkk., Hubungan usia ibu, graviditas, riwayat pre-eklampsia berat di RSUD

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hipertensi dalam kehamilan. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kehamilan 20 minggu. American College Obstetry and Gynecology (ACOG)

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu adalah satu dari delapan program Millenium

BAB I PENDAHULUAN meninggal dunia dimana 99% terjadi di negara berkembang. 1 Angka

BAB I PENDAHULUAN. dunia mengalami preeklampsia (Cunningham, 2010). Salah satu penyulit dalam

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. tahun diperkirakan wanita di dunia meninggal sebagai akibat. per kelahiran hidup (Wiknjosastro, 2006).

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Penyakit Kandungan dan Ilmu Patologi Klinik. Penelitian telah dilaksanakan di bagian Instalasi Rekam Medis RSUP Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.

HUBUNGAN USIA, GRAVIDA, DAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN PREEKLAMSIA DI RSUD WONOSARI TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI PERAWATAN ANTENATAL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA BERAT DI RSUP Dr. KARIADI TAHUN 2010

PERNYATAAN. diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

BAB III METODE PENELITIAN. observasional cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas

setiap tahun satu tiap 4 menit. Pendahuluan Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perdarahan postpartum merupakan kunci bagi kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

PENGARUH USIA KEHAMILAN TERHADAP RISIKO PRE EKLAMSI EKLAMSI PADA KEHAMILAN

KELUARAN MATERNAL DAN PERINATAL PADA KASUS-KASUS PREEKLAMPSIA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PERIODE JANUARI 2011 DESEMBER 2012

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN PREEKLAMPSI DAN EKLAMPSI DI RSUP HAJI ADAM MALIK TAHUN 2013 SAMPAI 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran preterm, dan intrauterine growth restriction (IUGR) (Sibai, 2005;

Hubungan Faktor Risiko dengan Kejadian Pre-Eklampsia Berat di RSUP Dr. M. Djamil Padang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREEKLAMSIA PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT UNDATA PALU TAHUN 2014 ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan langsung oleh kehamilan itu sendiri. Preeklampsia adalah timbulnya

1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN KANDUNGAN PROTEIN DALAM URIN PADA IBU BERSALIN DENGAN PRE EKLAMPSI DI RSUD

KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG MENGALAMI ATONIA UTERI DI RSUD SUKOHARJO

Gambaran kejadian Hipertensi Gravidarum Berdasarkan Karakteristik di Bidan Ny. Y Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Hipertensi dalam kehamilan dapat menyebabkan. terhambat di dalam Rahim, kematian janin di dalam rahim, solusio

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI POLI KEBIDANAN RUMAH SAKIT KESDAM BANDA ACEH. Mayang Sari 1, Imelda 2

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Bersalin di Ruangan Camar II RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Tahun 2014

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang muncul ditrimester kedua

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang dari 70/ kelahiran hidup. 1. Secara global, Maternal mortality Ratio (MMR) selama 25 tahun terakhir terjadi

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kematian yang dialami ibu selama masa kehamilan masih cukup tinggi di

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) adalah jumlah kematian selama kehamilan atau

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada berbagai organ. Sampai saat ini preeklamsia masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 214 per

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMSIA PADA PRIMIGRAVIDA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD CILACAP PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah

BAB IV METODELOGI PENELITIAN Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu disebabkan karena abruptio plasenta, preeklampsia, dan eklampsia.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RISIKO PERDARAHAN DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI

KEJADIAN PREEKLAMPSIA DI BLU RSUP PROF DR. R.D. KANDOU MANADO TAHUN 2012

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang penting bagi perkembangan janin.

BAB I PENDAHULUAN. kematian maternal (maternal mortality). Menurut World Health

Abstract. Healthy Tadulako Journal 11. Hubungan antara pendampingan persalinan...( Abd. Halim, Fajar, Nur)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. dengan preeklamsi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang sesuai kriteria inklusi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas adalah salah satu faktor yang paling umum menyebabkan umur harapan hidup (UHH) lebih pendek dan beberapa

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Obstetri dan Ginekologi dan Patologi

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat,

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN ABORTUS SPONTAN DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DI RSUD DR MOEWARDI SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian dengan mengukur variabel

HUBUNGAN USIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAPONGAN KABUPATEN SITUBONDO

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. (BBLR) adalah salah satu dari penyebab utama kematian pada neonates

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR RESIKO YANG TERJADINYA PRE EKLAMPSI BERAT PADA IBU HAMIL TRIMESTER KETIGA

SURVEY ANALISI KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN PRE EKLAMPSIA DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH NAMBANGAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

93 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

ABSTRAK PREEKLAMPSIA (STUDI PUSTAKA)

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan ibu hamil, kurangnya Antenatal Care (ANC), diabetes

KARAKTERISTIK DAN LUARAN PREEKLAMPSI DI RSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO

ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE-EKLAMPSIA BERAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG 2013

KARAKTERISTIK PERSALINAN KEMBAR DI RSUP Dr.KARIADI TAHUN JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DENGAN ANGKA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran Diajukan Oleh : NISWATUS SA ADAH J 500 090 085 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DENGAN ANGKA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Niswatus Sa adah, Supanji Raharja, Anika Candrasari Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta Latar Belakang: Preeklampsia adalah penyakit yang terjadi pada masa kehamilan yang biasanya muncul setelah 20 minggu dan ditandai oleh terjadinya peningkatan tekanan darah selama kehamilan (sistole/diastole 140/90 mmhg) disertai proteinuria dan edema (Prawirohardjo, 2009). Prevalensi terjadinya preeklampsia meningkat apabila ditemukan riwayat keluarga, ras, primigravida, usia, peningkatan berat badan (Dekker, 2004). Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pertambahan berat badan ibu hamil dengan peningkatan terjadinya preeklampsia, dimana resiko preeklampsia bertambah seiring bertambahnya berat badan ibu sewaktu hamil terdapat 16,3% (Luealon, 2010). Ibu hamil dengan pertambahan berat badan normal ( 15 kg) dan berlebih (>15 kg) memiliki resiko terjadinya preeklampsia. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara pertambahan berat badan ibu hamil dengan angka kejadian preeklampsia di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Metode Penelitan: Observasional analitik dengan rancangan cross-sectional. Sampel yang digunakan berjumlah 100 dibagi menjadi menjadi dua kelompok yaitu 50 untuk kasus dan 50 untuk kontrol. Instrumen yang digunakan adalah data sekunder dari rekam medik yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis data bivariat menggunakan uji Chi-Square dan multivariat menggunakan uji Regresi Linier. Hasil: Analisis data dengan menggunakan uji Chi-Square menunjukkan hubungan yang bermakna antara pertambahan berat badan ibu hamil dan preeklampsia (p=0,001). Dan dengan uji regresi linier didapatkan hasil yang bermakna antara pertambahan berat badan dengan preeklampsia (p=0,002). Sedangkan didapatkan hasil yang tidak bermakna antara graviditas dengan preeklampsia (p=0,129) dan antara usia dengan preeklampsia (p=0,513). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara pertambahan berat badan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia. Kata kunci : Pertambahan Berat Badan Ibu hamil, Graviditas, Preeklampsia

ABSTRACT RELATIONSHIP BETWEEN MATERNAL WEIGHT GAIN WITH THE INSIDENCE OF PREECLAMPSIA AT RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Niswatus Sa adah, Supanji Raharja, Anika Candrasari Faculty of Medicine, Muhammadiyah University of Surakarta Background: Preeclampsia is a disease that occurs during pregnancy usually appear after 20 weeks and is characterized by an increase in blood pressure during pregnancy (systolic/diastolic 140/90 mmhg) with proteinuria, and edema (Prawirohardjo, 2009). Prevalence of preeclampsia was found increase as family history, race, primigravida, age, weight gain (Dekker, 2004). Research shows an association between maternal weight gain with an increase in the occurrence of preeclampsia, where the risk of preeclampsia increases with maternal weight gain during pregnancy are 16.3% (Luealon, 2010). Maternal with normal body weight ( 15 kg) and excess (>15 kg) had a risk of preeclampsia. Objective: To determine the relationship between maternal weight gain with incidence of preeclampsia at Dr. Moewardi Surakarta hospitals. Methods: Observational analytic cross-sectional design. The sample was used 100 divided into two groups: 50 for cases and 50 for controls. The instruments are used secondary data from medical records based the inclusion and exclusion criteria. Bivariate data analysis using Chi-square test and multivariate test using Linear Regression. Results: Data analysis using Chi-Square test showed a significant association between maternal weight gain and preeclampsia (p=0.001). And the linear regression obtained significant results between maternal weight gain with preeclampsia (p=0.002). While not significant results were obtained between gravidity with preeclampsia (p=0.129) and between the ages with preeclampsia (p=0.513). Conclusion: There is a significant association between maternal weight gain with preeclampsia occurrence. Keywords: Maternal Weight Gain, Gravidity, Preeclampsia

PENDAHULUAN Latar Belakang Kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (2007-2008) angka kematian ibu adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup. Yang menjadi sebab utama kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, preeklampsia atau eklampsia dan merupakan penyebab kematian perinatal tinggi (Rozikhan, 2007). Preeklampsia merupakan masalah dalam pelayanan obstetri dan merupakan salah satu morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. Angka terjadinya preeklampsia sekitar 7-10% dari seluruh kehamilan dan masing-masing negara mempunyai angka yang berlainan. Di Amerika Serikat, 15 % dari kematian ibu hamil disebabkan oleh preeklampsia. Diperkirakan sekitar 50% dari seluruh kehamilan berhubungan dengan preeklampsia. Di Indonesia mempunyai angka kejadiaan preeklampsia sekitar 7-10% dari seluruh kehamilan (Birawa, dkk., 2009). Preeklampsia didefinisikan sebagai hipertensi setelah 20 minggu kehamilan disertai proteinuria dan edema (Sohlberg et al, 2012). Penyebab preeklampsia sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Banyak teori yang menerangkan namun belum dapat memberi jawaban yang memuaskan (Prawirohardjo, 2009). Salah satu yang mempengaruhi terjadinya preeklampsia adalah pertambahan berat badan pada ibu hamil yang berlebihan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berat badan ibu hamil adalah besarnya ukuran/bobot pada ibu hamil. Berdasarkan penelitian Cedergren (2007) diperoleh data dimana ibu hamil dengan pertambahan berat badan sebesar 5-7 kg semasa kehamilan terdapat 8% menderita preeklampsia, peningkatan berat badan ibu hamil sebesar 7,5-12,5 kg terdapat 10% menderita preeklampsia, pertambahan berat badan sebesar 12,5-17,5 kg terdapat 12% menderita preeklampsia dan berat badan ibu hamil dengan pertambahan berat badan >17 kg terdapat 17% menderita preeklampsia. Dan menurut Luealon, et al (2010) resiko preeklampsia bertambah seiring bertambahnya berat badan ibu sewaktu hamil, terdapat 16,3% kasus. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pertambahan berat badan ibu hamil dengan angka kejadian preeklampsia di RSUD DR. Moewardi Surakarta. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan para pembaca terutama mengenai hubungan antara pertambahan berat badan ibu hamil dengan angka kejadian preeklampsia di RSUD DR. Moewardi Surakarta. TINJAUAN PUSTAKA PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL Pertambahan berat badan ibu hamil adalah peningkatan berat badan ibu dari trimester I sampai trimester III yang diukur dengan timbangan, dengan skala 1 kg (Saiidah, 2010).

Menurut Depkes RI (2006) menganjurkan kenaikan normal bagi ibu hamil sebesar 7-12 kg. Bertambahnya berat karena hasil konsepsi yaitu janin, plasenta, dan cairan omnii. Selain itu alat-alat reproduksi ibu seperti rahim dan payudara membesar, volume darah bertambah selain lemak tubuh yang meningkat. PREEKLAMPSIA 1. Definisi Preeklampsia merupakan penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria, yang timbul karena kehamilan (Prawirohardjo, 2009). 2. Etiologi Penyebab preeklampsia sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Banyak teori yang menerangkan namun belum dapat memberi jawaban yang memuaskan. Teori yang dewasa ini dikemukakan adalah teori iskemi plasenta (Prawirohardjo, 2009). 3. Diagnosis a. Preeklampsia ringan Diagnosis preeklampsia ringan ditegakkan berdasar atas timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan/tanpa edema setelah kehamilan 20 minggu. b. Preeklampsia berat Preeklapsia digolongkan preeklampsia berat bila ditemukan satu atau lebih gejala sebagai berikut : 1) Tekanan darah sistolik 160 mmhg dan tekanan darah diastolik 110 mmhg. 2) Proteinuria (>5g/24 jam) atau 4+ pada pemeriksaan kualitatif. 3) Oliguria (urin kurang dari 500 cc/24 jam). 4) Kenaikan kadar kreatinin plasma. 5) Keluhan serebral, gangguan penglihatan. 6) Nyeri abdomen pada kuadran kanan atas atau daerah epigastrium (Prawirohardjo, 2009) PERTAMBAHAN BERAT BADAN DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA Pada penelitian yang dilaukan Roberts et al (2011) menunjukkan apabila pada ada ibu hamil dengan pertambahan berat badan berlebih akan menghasilkan lemak berlebih pula. Lemak tersebut akan menghasilkan CRP (Protein C-Reactif) dan sitokin inflamasi (IL 6) yang lebih pula. CRP merupakan reaktan fase akut yang dibuat di jaringan adiposa dan akan meningkat pada awal kehamilan. Sedangkan IL 6 (Interleukin 6), merupakan stimulator utama dari reaktan fase akut yang berefek pada dinding pembuluh darah dan sistem koagulasi, mediator inflamasi ini diproduksi di jaringan adiposa. Kenaikan CRP dan IL 6 akan memberikan kontribusi lebih tehadap kejadian oksidatif stress. Oksidatif stress bersama dengan zat toksik yang berasal dari lemak berlebih akan merangsang terjadinya kerusakan endotel pada pembuluh darah yang disebut dengan disfungsi endotel. Pada disfungsi endotel terjadi

ketidakseimbangan zat-zat gizi yang bertindak sebagai vasodilatator dengan vasokonstriktor (Endotelin I, tromboksan, Angiotensi II) sehingga akan terjadi vasokontriksi yang luas dan terjadilah hipertensi (Hillary et al, 2007). Dampak vasospasme yang berkelanjutan akan menyebabkan kegagalan pada organ seperti gijal (proteinuria, gagal ginjal), iskemi hepar, dan akan menyebabkan preeklampsia (Lindheimer et al, 2008). KERANGKA KONSEP Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Lemak Tubuh CRP Sitokin Inflamasi Oxidatif Stress Disfungsi Endotel Sensitivitas (Angiotensin I, Tromboksan dan Endotelin I) Spasme Arteri Spiralis Iskemik Plasenta Vasospasme General Preeklampsia HIPOTESIS Terdapat hubungan antara pertambahan berat badan ibu hamil dengan angka kejadian preeklampsia. METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian Menggunakan metode Observasional dengan pendekatan Cross Sectional.

Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUD DR. Moewardi Surakarta pada bulan 2 Maret 7 Maret 2013. Populasi Penelitian Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah semua ibu hamil yang ada di RSUD Moewardi Surakarta. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Porpusive Sampling. Sampel pada penelitian ini adalah semua ibu hamil yang menderita preeklampsia di RSUD DR. Moewardi Surakarta periode 1 Januari 31 Desember 2012. 2. Estimasi besar sampel Perhitungan besar sampel untuk penelitian ini menggunakanan rumus besar sampel untuk rancangan cross sectional (Murti, 2010). n = Z 1 α 2. p. q d Didapatkan nilai n = 100 Kriteria Restriksi 1. Kriteria Inklusi 1) Janin tunggal 2) Terdapat data berat badan pasien pada rekam medis pasien 3) Data pertambahan berat badan ibu selama kehamilan (normal 15 kg, berlebih > 15 kg) 2. Kriteria Eklusi 1) Catatan medik pasien yang tidak lengkap Identifikasi Variabel Variabel dari penelitian ini terdiri dari 1. Variabel bebas : Pertambahan berat badan ibu hamil 2. Variabel terikat : Preeklampsia Definisi Operasional Variabel 1. Pertambahan berat badan ibu hamil Pertambahan berat badan ibu hamil adalah peningkatan berat badan ibu dari trimester I sampai trimester III yang diukur dengan timbangan, dengan skala kg (Saiidah, 2010). Skala pengukuran : Nominal 2. Preeklampsia Preeklampsia merupakan suatu sindrom yang terjadi pada masa kehamilan yang biasanya muncul setelah 20 minggu masa kehamilan, dan ditandai oleh terjadinya peningkatan tekanan darah selama kehamilan yaitu 140 mmhg untuk sistolik dan 90 mmhg untuk diastolik disertai proteinuria (di atas positif 2) dan edema menyeluruh (Prawirohardjo, 2009). Skala pengukuran : Nominal

Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yaitu rekam medik ibu yang berupa data pertambahan berat badan dan data preeklampsia. Prosedur Penelitian 1. Menetapkan obyek penelitian, yaitu populasi dan sampel penelitian berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi dari data rekam medik. 2. Mengidentifikasi kasus, yaitu ibu hamil yang menderita preeklampsia. 3. Pemilihan subyek sebagai kontrol, yaitu data pertambahan berat badan ibu hamil. 4. Melakukan pengolahan dan analisis data. Rancangan Penelitian Populasi Sampel Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi Preeklampsia Non-Preeklampsia Pertambahan BBIH normal ( 15 kg) Pertambahan BBIH Berlebih (>15 kg) Pertambahan BBIH normal ( 15 kg) Pertambahan BBIH Berlebih (>15 kg) Analisa Data HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitan ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta di bagian rekam medik menggunakan sampel ibu hamil yang terdiagnosis menderita preeklampsia pada periode 1 Januari 2012-31 Desember 2012. Cara pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling (pengambilan sampel didasarkan pada kriteria inklusi dan eksklusi yang ditentukan oleh peneliti). Jumlah sampel pada penelitian ini 50 sampel untuk ibu hamil yang menderita preeklampsia, dan 50 sampel untuk ibu hamil yang tidak menderita preeklampsia. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut:

1. Distribusi Frekuensi Tabel. 1 Sebaran Sampel Preeklampsia dan Tidak Preeklampsia Status Jumlah Sampel Presentase Preeklampsia Tidak preeklampsia 50 50 50% 50% Total 100 100% Graviditas Tabel.2 Distribusi Persebaran Graviditas Preeklampsia Ya Tidak Total Primigravida 27 16 43 Multigravida 23 34 57 Tabel.3 Distribusi Persebaran Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Pertambahan Preeklampsia Total Berat Badan Ya Tidak Normal 15 23 34 57 Berlebih > 15 27 16 43 2. Analisis Data Pada hasil uji Chi-Square preeklampsia dan pertambahan berat badan ibu hamil menunjukkan significancy 0,001 (p=0,001), karena nilai p<0,05 maka dapat diambil kesimpulan terdapat hubungan yang bermakna antara pertambahan berat badan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia. Berdasarkan penilaian uji Regresi Linear didapatkan hasil bahwa pertambahan berat badan memiliki significancy 0,002 (p=0,002), karena nilai p<0,05 maka dapat diambil kesimpulan terdapat pengaruh yang bermakna antara pertambahan berat badan dengan kejadian preeklampsia, graviditas memiliki significancy 0,129 (p=0,129), karena nilai p>0,05 maka dapat diambil kesimpulan tidak terdapat pengaruh yang bermakna antara graviditas dengan kejadian preeklampsia, dan usia memiliki significancy 0,513 (p=513), karena nilai p>0,05 maka dapat diambil kesimpulan tidak terdapat pengaruh yang bermakna antara usia dengan kejadian preeklampsia.

PEMBAHASAN Penelitian skripsi ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta di bagian rekam medik menggunakan sampel ibu hamil yang terdiagnosis menderita preeklampsia pada periode 1 Januari 2012 sampai 31 Desember 2012. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan data rekam medik yang meliputi pertambahan berat badan ibu hamil, graviditas, usia kehamilan dan preeklampsia. Berdasarkan sampel yang diambil di RSUD Dr. Moewardi Surakarta periode 1 Januari 2012-31 Desember 2012, didapatkan data persebaran pertambahan berat badan ibu hamil yang berisiko menderita preeklampsia sebanyak 23 ibu hamil yang mempunyai berat badan normal menderita preeklampsia dan sebanyak 34 ibu hamil yang mempunyai berat badan normal tidak menderita preeklampsia. Sebanyak 27 ibu hamil yang mempunyai berat badan berlebih menderita preeklampsia dan 16 ibu hamil yang mempunyai berat badan berlebih tidak menderita preeklampsia. Berdasarkan hasil uji Chi-square menunjukkan significancy 0,001 (p=0,001), karena nilai p<0,05 maka dapat diambil kesimpulan terdapat hubungan yang bermakna antara pertambahan berat badan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia (Dahlan, 2011). Berdasarkan hasil uji Regresi Linier pertambahan berat badan dan preeklampsia, didapatkan hasil bahwa pertambahan berat badan memiliki significancy 0,002 (p=0,002), karena nilai p<0,05 maka dapat diambil kesimpulan terdapat pengaruh yang bermakna antara pertambahan berat badan dengan kejadian preeklampsia. Menurut penelitian Cedergren (2007) diperoleh data dimana ibu hamil dengan pertambahan berat badan sebesar 5-7 kg semasa kehamilan terdapat 8% menderita preeklampsia, peningkatan berat badan ibu hamil sebesar 7,5-12,5 kg terdapat 10% menderita preeklampsia, pertambahan berat badan sebesar 12,5-17,5 kg terdapat 12% menderita preeklampsia dan berat badan ibu hamil dengan pertambahan berat badan >17 kg terdapat 17% menderita preeklampsia. Dan menurut Luealon, et al (2010) risiko preeklampsia bertambah seiring bertambahnya berat badan ibu sewaktu hamil, terdapat 16,3% kasus. Graviditas adalah jumlah keseluruhan kehamilan pada seorang pasien. Gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil, primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya (Prawirohardjo, 2009). Primigravida dan gravida 4 lebih berisiko mengalami komplikasi persalinan daripada gravida 2-4 (BKKBN, 2008). Data persebaran graviditas yang berisiko menderita preeklampsia, terdapat sebanyak 27 kehamilan primigravida menderita preeklampsia dan sebanyak 16 kehamilan primigravida tidak menderita preeklampsia. Sebanyak 23 kehamilan multigravida menderita preeklampsia dan 34 kehamilan multigravida tidak menderita preeklampsia. Berdasarkan hasil uji Regresi Linier graviditas dan preeklampsia didapatkan hasil significancy 0,129 (p=0,129), karena nilai p>0,05 maka dapat diambil kesimpulan tidak terdapat pengaruh yang bermakna antara graviditas dengan kejadian preeklampsia (Dahlan, 2011).

Ketidaksignificancy penelitian ini dikarenakan terlalu banyaknya sampel multigravida. Dari catatan statistik menunjukkan dari seluruh insidens dunia, dari 5%-8% preeklampsia dari semua kehamilan, terdapat 12% lebih dikarenakan oleh primigravidae. Faktor yang mempengaruhi preeklampsia frekuensi primigravida lebih tinggi bila dibandingkan dengan multigravida, terutama primigravida muda. Penelitian Rozikhan (2007) di RSDr.H.Soewondo Kendal terhadap 200 sampel, terdapat hubungan antara factor maternal (usia, graviditas dan penyakithi pertensi) dan factor kehamilan (kehamilan multifetus) dengan kejadian preeclampsia berat (Rahmayanti, 2011). Usia ibu hamil merupakan salah satu fakor terjadinya preeklampsia, berdasarkan penelitian di RSUD Dr. Moewardi Surakarta didapatkan hasil significancy sebesar 0,513 (p=0,513) karena nilai p>0,05 maka dapat diambil kesimpulan tidak terdapat pengaruh yang bermakna antara usia dengan kejadian preeklampsia (Dahlan, 2011). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hastuti (2009) dengan 84 sampel terdapat 32,1% kehamilan beresiko preeklampsia pada usia <20 dan >35 tahun. Berdasarkan Sriyun (2007) bahwa pada usia beresiko tinggi (<20 dan >35 tahun) memiliki resiko 3,6 kali lipat mendapatkan preeklampsia dibandingkan dengan wanita yang tidak beresiko. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan sampel ibu hamil yang terdiagnosis preeklampsia pada periode 1 Januari 2012-31 Desember 2012 dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara pertambahan berat badan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia. Dengan tingginya angka kejadian preeklampsia maka sebaiknya dijadikan salah satu arahan kepada calon ibu hamil untuk mengambil tindakan preventif terhadap preeklampsia yaitu dengan mengatur pertambahan berat badan selama kehamilan dan juga diharapkan untuk melakukan pemeriksaan Ante Natal Care secara berkala untuk mendeteksi ada tidaknya preeklampsia. Sehingga, jika terjadi preeklampsia dapat ditangani secara cepat dan tepat. Mengingat dampak dari preeklampsia yang buruk, diharapkan bagi para petugas medis agar dapat memberikan konseling atau penyuluhan tentang bahaya preeklampsia agar para calon ibu hamil waspada. Dan bagi peneliti lain selanjutnya, bila tertarik meneliti tema yang sama, sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan dengan desain casecontrol atau dengan cohort, untuk melihat adanya hubungan sebab akibat. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S., 2002. Pengenalan ilmu gizi. Dalam: Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, pp: 8-10. Arief, M. TQ., 2010. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu Kesehatan. Cetakan 3. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press. Arisman., 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EKG Birawa, A. D., Hadisaputro, H., Hadijono, S., 2009. Kadar D-Dimer Pada Ibu Hamil dengan Preeklamsia Berat dan Normotensi di RSUP Dr. Kariadi. Semarang.

Bobak, I. M., 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Edisi: 4. Jakarta: EGC. Cedergren, M., 2007. Total Weight Gain and Pattern of Weight Gain in Pregnancy. Division of Obstetrc Gynecology, Departemen of Molecular and Clinical Medicine, Faculty Science, Sweden University. Dahlan, S. M., 2010. Seri Evidence Based Medicine: Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian di Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Seri 3 Edisi 2. Jakarta: Sagung Seto, pp: 130. Dekker, G, A., Sukcharoen, N., 2004. Etiology of Preeclamsia. J Med Assoc Thai, 87 (Suppl 3): S96-103. Departemen Kesehatan RI., 2008. Pedoman Pelayanan Farmasi Untuk Ibu Hamil dan Menyusui. Jakarta: Departemen Kesehatan. Departemen Kesehatan RI., 2006. Pedoman Umum Gizi Seimbang (Panduan Untuk Petugas). Jakarta: Departemen Kesehatan. Elizabeth., 2008. Buku Pintar Kesehatan Kehamilan. Jakarta: Ladang Pustaka. Hillary, S, G., Carol, L., Carl, A, H., 2007. Endhothelian Progenitor Cells and Preeclamsia. Bioscience. Vol. 12, pp 2383-2390. Availabble at http://www.bioscience.org/2007/v12/af/2240/2240.pdf Lindheimer, D, M., Taler, J, S., Cunningham, G, F., 2008. Hypertention in Pregnancy. American Society of Hypertension. 1933-1711 Lintang, L, S., 2003. Gambaran Fraksi Protein Pada Preeklamsia dan Hamil Normotensi. Medan. Bagian ObstetrY dan Ginekology. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra RSUP. H. Adam Malik. Available at http://library.usu.ac.id/download/fk/obstetri-letta.pdf Luealon, P., Phupong, V., 2010. Risk Factors of Preeclampsia in Thai Women. J Med Assoc Thai. Department of Obstetrics and Gynecology, Faculty of Medicine, Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand Mayer, H, B., Tuchker, L., Susan, W., 2011. Ilmu gizi Menjadi Sangat Mudah. Ed. 2. Jakarta: EGC. Mintarsih, Sri., 2008. Berat Badan dan Nutrisi Pada Wanita Hamil. Profesi Notoatmodjo., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta. Ota, E., Haruna, M., Suzuki M., Anh, D. D., Tho, L. H., Thahn, Tam, N, T., Thiem, V, D., 2010. Maternal Body Mass Index and Gestational Weight Gain and Their Association with Perinatal Outomes in Vietnam. Prawirohardjo, S., 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Ed. 1, Cet. 5. Jakatra : PT Bina Pustaka. Prawirohardjo, S., 2009. Ilmu Kebidanan. Ed. 4, Cet.2. Jakarta : PT Bina Pustaka, pp: 531. Pudjiadi., 2007. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta: FKUI. Rahmayanti, R., 2011. Faktor-faktor Resiko Maternal Yang Berhubungan Dengan Kejadian Preeklampsia Berat Pada Ibu Di RSUP. DR. R. Djamil Padang Tahun 2010. Padang : Penelitian Keperawatan Maternitas Universitas Andalas. Rambulangi, J., 2003. Beberapa Cara Prediksi Hipertensi Dalam Kehamilan. Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar. Available at

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/05_beberapacaraprediksihipertens i.pdf/05_beberapacaraprediksihipertensi.pdf Roberts, M, J., Modnar, M, L., Patrick, E, T., Powers, W, R., 2011. The Role of Obesity in Preeclampsia. Pregnancy Hypertens. 6-16. 2010.10.013. Roeshadi, R, H., 2006. Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu Pada Penderita Preeklamsia dan Eklamsia. USU repository. Medan: USU. Available at http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/721/1/haryono.pdf Rozikhan. 2007. Faktor-faktor Resiko Terjadinya Preeklamsia Berat di Rumah Sakit Dr. H. Soewondo Kendal. Semarang : Thesis Progam Magister Epidemiologi Universitas Diponegoro. Available at : http://eprints.undip.ac.id/18342/1/rozikhan.pdf Saiidah, A, A., 2010. Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu Selama Kehamilan dengan Berat Bayi Lahir Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. Skripsi. FK UMS. Sayogo, S., 2007. Gizi Ibu Hamil. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sibai, B, M., McCubbin, J, H., Anderson, G, D., 2002. Eclampsia Observation From 67 Racent Cases. Obstetry and Gynecology. Vol. 58, No. 5. Sohlberg, S., Stephansson, O., Cnattibgius, S., Wikstrom, A. K., 2011. Maternal Body Mass Index, Height, and Risk of Preeclamsia. Sudhaberata, K., 2007. Penangana Preeklasia Berat dan Eklamsia. Cermin Dunia Kedokteran. Kalimantan Timur : UPF Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandugan RSU Tarakan. No. 133, pp: 27-31. Available at: http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_133_obstetri_dan_ginekologi. pdf Sugiyono, Prof. Dr., 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Supariasa, I, D, N., 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. Suririnah., 2008. Buku Pintar Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Trihardiani, I., 2011. Faktor Resiko Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Di Wilayah Kerja Puskesmas Singkawang Timur dan Utara Kota Singkawang : Skripsi Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Available at : http://eprints.undip.ac.id/32555/1/379_ismi_trihardiani_g2c309005.pdf Verney, H., Jan, M, K., Carolin, M, G., 2006. Buku Ajar Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC. Yazdani, S., Yosofniyapasha, Y., Nasab, H, F., Mojafery, H, M., Bouzari, Z., 2012. Effec of Maternal Body Mass Index On Pregnancy Outcome And Newborn Weight. BMC Research: 1756-0500/5/34. Yongki., Hardinyah., Gulardi., Marhamah., 2009. Status Gizi Awal Kehamilan dan Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Kaitannya Dengan BBLR. Rumah Sakit Marzuki Mahdi, Bogor.