APA DAN BAGAIMANA PEMILU 2004?

dokumen-dokumen yang mirip
2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Editor. Buku Panduan Pemantau Pemilu Buku Panduan Pemantau Pemilu 2004

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang Pengawasan Tahapan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

PEDOMAN TEKNIS PEMANTAU DAN TATA CARA PEMANTAUAN DALAM PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN NGANJUK TAHUN 2012

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

c. bahwa berdasarkan ketentuan BAB VII Pemungutan dan Penghitungan Suara Pasal 84, Pasal 85, Pasal 86 dan Pasal 87 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun

BAB 1 Pendahuluan. 1.1 Pengertian KPPS

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014

Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187);

UU PEMILU UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UU PEMILU UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adala

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK. NOMOR : 04/Kpts/KPU-Kab /2012 TENTANG

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA TANJUNGBALAI. NOMOR: 5 /Kpts/KPU /2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN PEMILU

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

BAB III Pastikan proses penetapan calon terpilih berdasarkan rekapitulasi hasil penghitungan suara sesuai tingkatannya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYELESAIAN PELANGGARAN ADMINISTRASI PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM DPR, DPD DAN DPRD. Komisi Pemilihan umum

2012, No Mengingat membentuk Undang-Undang tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PANDUAN KPPS PELAKSANAAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TPS PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD, DPRD PROVINSI DAN DPRD KABUPATEN/KOTA

No.849, 2014 BAWASLU. Kampanye. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan.

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG

UNDANG-UNDANG NO. 15 TAHUN 2011

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

02/Kpts/KPU-Prov-011/VII/2012

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

BAB II BAGAIMANA BISA MENJADI PEMILIH

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

II. KEDUDUKAN, KEANGGOTAAN, TUGAS DAN KEWAJIBAN PPK, PPS, KPPS DAN PPDP

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN TAHAPAN PENCALONAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. NOMOR : 16/Kpts/KPU-Prov-014/2013 TENTANG

Cara Menghitung Perolehan Kursi Parpol dan. Penetapan Caleg Terpilih (1)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU

NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TENTANG

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA. BAWASLU. Perlengkapan. Pemungutan Suara. Perencanaan. Pengadaan. Pendistribusian. Pengawasan. Tata Cara.

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

PANDUAN TEKNIS PENDAFTARAN PEMANTAU PEMILU. 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU

Transkripsi:

APA DAN BAGAIMANA PEMILU 2004? Hak Pemilih T: Apa yang menjadi Hak Anda sebagai Pemilih? J: Hak untuk terdaftar sebagai pemilih bila telah memenuhi semua syarat sebagai pemilih. Hak untuk memberikan suara secara langsung, bebas dan rahasia. Hak untuk memperoleh informasi selengkap mungkin mengenai aturan dan penyelenggaraan pemilu. Hak untuk melakukan pemantauan terhadap penyelenggaraan pemilu. Hak untuk melaporkan pelanggaran terhadap kecurangankecurangan dalam pemilu. Waktu Pelaksanaan Pemilu 2004 T: Kapan Pemilu 2004 dilaksanakan? J: 5 April 2004 : Pemilu Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota dan DPD. PANDUAN UNTUK PEMILIH KRITIS Awal Juli 2004 : Pemilihan Pasangan Presiden dan Wakil Presiden 1 2

Pendaftaran Pemilih T: Sudahkah Anda terdaftar sebagai Pemilih? J: Apabila Anda sudah terdaftar, pastikan diri Anda memperoleh kartu pemilih dari KPU setempat mulai tanggal 24 Desember 2003 sampai dengan 5 Maret 2003. T: Dimana anda dapat mendaftar? J: Apabila Anda belum terdaftar, Anda dapat mendaftarkan diri ke Kantor KPU Daerah (Komisi Pemilihan Umum Daerah) di kota/kabupaten Anda sejak tanggal 1 Desember sampai dengan 22 Desember 2003. Pemilihan Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota T: Bagaimana cara memilih anggota DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota? J: Caranya adalah dengan mencoblos satu tanda gambar partai politik dan satu nama calon anggota dari partai politik yang Anda pilih. JANGAN LUPA COBLOS TANDA GAMBAR DAN NAMA CALEG T: Bagaimana cara menghitung suara dan membagi kursi pada Pemilu DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/ Kota 2004 yang akan datang? J: Cara penghitungan suara dan pembagian kursi: a. Partai politik yang akan memperoleh kursi adalah partai yang jumlah suaranya mencapai angka BPP (Bilangan Pembagi Pemilih). b. BPP adalah angka yang menunjukkan harga 1 kursi di suatu daerah pemilihan. Jadi setiap partai politik atau calon anggota harus mencapai angka tersebut untuk mendapatkan minimal 1 kursi. Angka BPP berbeda untuk tiap daerah pemilihan, tergantung total jumlah suara sah yang diperoleh oleh semua partai politik peserta pemilu dan jumlah kursi yang diperebutkan. c. Angka BPP diperoleh dengan cara membagi jumlah semua suara sah yang diperoleh seluruh Partai Politik Peserta Pemilu dengan jumlah kursi anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Contoh Penghitungan Suara: Jumlah suara sah yang diperoleh seluruh Partai Politik Peserta Pemilu untuk Pemilihan Anggota DPRD di Daerah Pemilihan X = 1000 suara Jumlah kursi yang diperebutkan untuk Pemilihan Anggota DPRD di Daerah Pemilihan X = 5 kursi 3 4

Angka BPP untuk Pemilihan Anggota DPRD di Daerah Pemilihan A = 1000 suara 5 kursi = 200 Jadi untuk memperoleh 1 kursi DPRD di Daerah Pemilihan X, sebuah parpol atau seorang calon anggota harus mendapatkan suara minimal 200 suara. d. Calon anggota yang terpilih (mendapatkan kursi) adalah calon yang memperoleh suara dukungan minimal sama dengan angka BPP. e. Apabila tidak ada calon anggota yang memperoleh suara dukungan minimal sama dengan angka BPP namun suara dukungan untuk parpolnya mencapai angka BPP maka calon anggota yang mendapatkan kursi anggota akan ditentukan oleh parpol berdasarkan nomor urut pada urutan daftar calon sesuai yang tercantum di surat suara. g. Apabila setelah proses penghitungan suara dan pembagian kursi berdasarkan angka BPP selesai namun masih ada sisa kursi, maka sisa kursi tersebut akan diberikan kepada partai yang mempunyai sisa kursi terbanyak secara berurutan. Berikut ini adalah contoh pembagian kursi di Daerah Pemilihan X: Total perolehan suara Partai A : 325 suara Total perolehan suara Partai B : 225 suara Total perolehan suara Partai C : 75 suara Total perolehan suara Partai D : 175 suara Total perolehan suara Partai E : 200 suara f. Apabila tidak ada calon anggota yang memperoleh suara dukungan minimal sama dengan angka BPP namun suara dukungan untuk parpolnya mencapai angka BPP maka calon anggota yang mendapatkan kursi anggota akan ditentukan oleh parpol berdasarkan nomor urut pada urutan daftar calon sesuai yang tercantum di surat suara. 5 6

Total perolehan suara seluruh partai adalah Jumlah kursi yang diperebutkan adalah Jadi angka BPP untuk daerah pemilihan tersebut adalah : 1000 suara : 5 kursi : 200 (diperoleh melalui membagi 1000 suara dengan 5 kursi) Setelah dihitung berdasarkan angka BPP, maka kursi yang diperoleh masing-masing partai adalah: Partai A mendapatkan 1 kursi Partai B mendapatkan 1 kursi Partai E mendapatkan 1 kursi Dari penghitungan di atas terlihat bahwa baru 3 kursi yang terbagi dan masih ada 2 sisa kursi lagi. Kepada siapa 2 sisa kursi tersebut diberikan? Sisa 2 kursi tersebut diberikan kepada partai yang mempunyai sisa suara terbanyak setelah dihitung berdasarkan angka BPP. Jadi pada Daerah Pemilihan X, sisa suara masing-masing partai setelah dihitung berdasarkan angka BPP adalah: Sisa suara Partai A Sisa suara Partai B Sisa suara Partai C Sisa suara Partai D Sisa suara Partai E : 125 suara (didapat dengan mengurangi 325 suara dengan angka BPP, yaitu 200) : 25 suara (didapat dengan mengurangi 225 suara dengan angka BPP, yaitu 200) : 75 suara (sama sekali tidak dikurangi karena sebelumnya suara Partai C tidak memenuhi angka BPP) : 175 suara (sama sekali tidak dikurangi karena sebelumnya suara Partai D tidak memenuhi angka BPP) : 0 suara (didapat dengan mengurangi 200 suara dengan angka BPP, yaitu 200) Berdasarkan perhitungan tersebut maka 2 sisa kursi di daerah pemilihan X diberikan kepada Partai D dan Partai A sebagai partai dengan sisa suara terbanyak. Jadi total perolehan kursi di Daerah Pemilihan X adalah: Partai A mendapatkan 2 kursi Partai B mendapatkan 1 kursi Partai D mendapatkan 1 kursi Partai E mendapatkan 1 kursi 7 8

h. Sisa suara setelah proses penghitungan kursi selesai tidak dapat digabungkan dan tidak diperhitungkan kembali (hangus). Partai Perolehan Suara BPP Perolehan Kursi tahap I Sisa Suara Perolehan kursi tahap II Sisa suara (hangus) A 325 1 125 1 0 B 225 1 25 0 25 C 75 200 0 75 0 75 D 175 0 175 1 0 E 200 1 0 0 0 Total kursi : 3 2 Pencalonan DPR/DPRD T: Bagaimana proses pencalonan anggota DPR RI; DPRD Provinsi; DPRD Kab/kota? J: Pencalonan dilakukan oleh partai secara demokratis dan terbuka. Setiap parpol dapat mengajukan calon sebanyakbanyaknya 120% dari jumlah kursi yang ditetapkan di setiap daerah pemilihan. Urutan nama calon tersebut ditentukan oleh parpol dan diajukan kepada KPU di masing-masing tingkatan. Khusus caleg perempuan: Setiap parpol peserta pemilu dapat mengajukan calon anggota DPR/DPRD dengan memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30%. T: Apakah aturan tentang pencalonan caleg perempuan sekurang-kurangnya 30% merupakan jatah untuk perempuan? J: Aturan ini bukan berarti jatah karena caleg perempuan yang dicalonkan tetap harus bersaing dengan caleg lakilaki dalam pemilu. Sehingga mereka juga harus memiliki kualitas yang baik sebagai calon wakil rakyat. Daerah Pemilihan Pemilu 2004 T: Apa yang dimaksud dengan Daerah Pemilihan dalam Pemilihan DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota? J: Untuk pemilihan di tiap tingkatan DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota akan ada daerah pemilihan yang berbeda-beda. 9 10

T: Apakah daerah pemilihan sama dengan batas-bagas provinsi/kabupaten/kota/kecamatan? J: Daerah pemilihan tidak selalu sama dengan batas-batas provinsi/kabupaten/ kota/kecamatan. T: Bagaimana pembagian daerah pemilihan untuk Pemilu anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota? J: Pembagian daerah pemilihan adalah: a. Daerah Pemilihan untuk Pemilu DPR RI adalah provinsi atau bagian-bagian provinsi. b. Daerah Pemilihan untuk Pemilu DPRD Provinsi adalah kabupaten/kota atau gabungan kabupaten/kota. c. Daerah Pemilihan untuk Pemilu DPRD Kabupaten/Kota adalah kecamatan atau gabungan kecamatan Kertas/Surat Suara Pemilu 2004 T: Apa yang dimaksud dengan kertas/surat suara? J: Kertas/surat suara adalah lembaran yang berisi tanda gambar dan nama partai politik serta nama calon peserta pemilu. Kertas/surat suara tersebut akan digunakan pemilih untuk mencoblos/memilih calon pilihannya. T: Apakah kertas/surat suara tersebut sama di semua daerah pemilihan? J: Jenis surat suara untuk tiap daerah pemilihan berbeda satu sama lain karena nama calon anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota di tiap daerah pemilihan berbeda. T: Siapakah yang menentukan batas daerah pemilihan? J: Batas daerah pemilihan ditentukan KPU Nasional. Pri-S 3oo499 11 12

Pemilihan Anggota Dewan Perwakilan Daerah 2004 T: Apakah yang dimaksud dengan Dewan Perwakilan Daerah (DPD)? J: Dewan Perwakilan Daerah (DPD) adalah lembaga perwakilan daerah yang anggotanya dipilih secara langsung untuk mewakili kepentingan provinsi yang bersangkutan. T: Berapakah jumlah anggota DPD bagi tiap Provinsi? J: Anggota DPD dari setiap provinsi adalah 4 (empat) orang. T: Berapa lamakah masa jabatan anggota DPD? J: Masa jabatan anggota DPD adalah 5 tahun T: Apa tugas dan wewenang DPD? J: DPD bertugas dan mempunyai wewenang untuk: A. Ikut membahas dan mempertimbangkan penyusunan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan: 1. pelaksanaan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah 2. pembentukkan, pemekaran dan penggabungan daerah 3. pengelolaan sumber daya alam dan sumber ekonomi lainnya 4. serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah B. Mengawasi pelaksanaan UU yang berkaitan dengan hal-hal tersebut diatas. T: Siapakah yang dapat menjadi calon anggota DPD? J: Calon anggota DPD: - adalah calon perseorangan dan bukan merupakan calon dari partai politik - harus tinggal di provinsi yang bersangkutan sekurangkurangnya 3 tahun secara berturut-turut sebelum pencalonan atau pernah tinggal selama 10 tahun sejak berusia 17 tahun di provinsi yang bersangkutan. - bukan merupakan pengurus partai politik terhitung sejak 12 Juni 2003. - bukan merupakan Pegawai Negeri Sipil dan/atau anggota TNI/Polri. 13 14

Pemilihan Presiden/Wakil Presiden 2004 T: Bagaimanakah memilih Presiden/Wakil Presiden? J: Pemilih memilih/mencoblos 1 (satu) pasangan calon Presiden/Wakil Presiden. T: Siapakah yang dapat mencalonkan pasangan Presiden/Wakil Presiden? J: Pasangan calon Presiden/Wakil Presiden dapat diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik. T: Bagaimanakah proses pencalonan anggota DPD? J: Pencalonan anggota DPD dilakukan dengan mengumpulkan tanda tangan atau cap jempol pendukung yang dilengkapi dengan fotokopi KTP atau identitas lain yang sah, yang jumlahnya sesuai dengan persentase jumlah penduduk di provinsi yang bersangkutan. T: Bagaimanakah memilih anggota DPD? J: Pemilih memilih/mencoblos 1 (satu) calon anggota DPD T: Bagaimana menentukan pemenang pemilihan anggota DPD? J: 4 orang calon anggota DPD yang memperoleh suara terbanyak terpilih menjadi anggota DPD di provinsi yang bersangkutan. T: Bagaimana pencalonan Presiden dan Wakil Presiden? J: Partai atau gabungan partai hanya dapat mengajukan 1 pasangan calon sesuai dengan mekanisme internal partai secara demokratis dan terbuka. Pencalonan pasangan presiden/wakil presiden dapat diajukan secara berpasangan oleh partai atau gabungan parpol yang memperoleh kursi sekurangkurangnya 15% dari jumlah kursi DPR atau 20% dari perolehan suara sah secara nasional dalam pemilu anggota DPR. Khusus pemilu 2004 pasangan calon Presiden/Wapres dapat diajukan oleh partai atau gabungan partai yang memenuhi persyaratan perolehan suara pada Pemilu anggota DPR sekurang-kurangnya 3% dari jumlah 15 16

kursi DPR atau 5% dari perolehan suara sah secara nasional hasil pemilu anggota DPR tahun 2004. T: Bagaimana menentukan Presiden/Wakil Presiden pemenang pemilihan? J: Pasangan Calon yang memperoleh suara terbanyak dan merata, terpilih sebagai Presiden/Wakil Presiden. Yang dimaksud dengan suara terbanyak dan merata adalah suara yang diperoleh pasangan calon Presiden/Wakil Presiden tersebut jumlahnya lebih dari 50% dari keseluruhan jumlah suara di tingkat nasional serta tersebar secara merata (diatas 20%) di sekurangnya separo dari jumlah provinsi di Indonesia (16 provinsi) T: Bagaimana jika tidak ada pasangan calon Presiden/Wakil Presiden yang memperoleh suara sesuai dengan ketentuan? J: Jika tidak ada pasangan calon yg memperoleh 50% lebih suara dan tersebar merata minimal 20% disekurangnya separo dari jumlah propinsi di Indonesia, maka dua pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dipilih kembali oleh rakyat secara langsung. T: Bagaimana menetapkan pemilihan Presiden/Wakil Presiden pada pemilihan tahap kedua? J: Pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak dinyatakan sebagai pemenang pemilihan Presiden/Wakil Presiden. 17 18

Penyelenggara Pemilu 2004 T: Siapakah penyelenggara Pemilu 2004? J: Penyelenggara pemilu di tingkat nasional adalah KPU. Penyelenggara pemilu di tingkat Provinsi adalah KPU Provinsi. Penyelenggara pemilu di tingkat Kabupaten/Kota adalah KPU Kabupaten/Kota T: Apakah syarat anggota KPU? J: Syarat utama dari anggota KPU adalah - tidak memihak - mandiri - bukan anggota atau pengurus partai politik - tidak sedang menduduki jabatan politik, jabatan struktural dan jabatan fungsional dalam jabatan negeri T: Apakah tugas dan wewenang KPU? J: KPU bertugas dan mempunyai wewenang untuk: - merencanakan penyelenggaraan Pemilu - menetapkan peserta Pemilu - menetapkan daerah pemilihan, jumlah kursi dan calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota - menetapkan waktu, tanggal, tata cara pelaksanaan kampanye, dan pemungutan suara - menetapkan hasil Pemilu dan mengumumkan calon terpilih anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota - melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Pemilu - melakukan pendidikan pemilih dan menyampaikan informasi kegiatan kepada masyarakat - mempersiapkan dan menyediakan keperluan penyelenggaraan Pemilu T: Siapa pelaksana pemilu di tingkat kecamatan dan desa/kelurahan? J: Untuk melaksanakan Pemilu di tingkat kecamatan dan desa/kelurahan, KPU Kabupaten/Kota membentuk PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) dan PPS (Panitia Pemungutan Suara) T: Apakah yang dimaksud dengan KPPS? J: KPPS adalah Kelompok Panitia Pemungutan Suara yang dibentuk oleh PPS untuk bertugas melaksanakan pemungutan suara dan penghitungan suara Pemilu di TPS. 19 20

Pengawasan Pemilu 2004 T: Siapakah yang melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemilu? J: Pengawasan Pemilu dilakukan oleh Panitia Pengawas Pemilu, Panitia Pengawas Pemilu Provinsi, Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota dan Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan. T: Bagaimana persyaratan anggota Panitia Pengawas Pemilu? J: Syarat utama dari anggota Panitia Pengawas Pemilu adalah tidak memihak. Anggota Panitia Pengawas Pemilu dapat berasal dari unsur kepolisian negara, kejaksanaan, perguruan tinggi, tokoh masyarakat dan pers. T: Apa tugas dan wewenang dari Panitia Pengawas Pemilu? J: Panitia Pengawas Pemilu bertugas dan mempunyai wewenang untuk: - mengawasi semua tahapan penyelenggaraan Pemilu - menerima laporan pelanggaran peraturan perundangundangan Pemilu - menyelesaikan sengketa yang timbul dalam penyelenggaraan Pemilu - meneruskan temuan dan laporan yang tidak dapat diselesaikan kepada instansi yang berwenang. Pemantauan Pemilu 2004 T: Siapakah yang dapat melakukan pemantauan Pemilu? J: Pemantauan pemilu dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat, badan hukum dan perwakilan pemerintah luar negeri. T: Apakah persyaratan bagi pemantau pemilu? J: Syarat bagi pemantau pemilu adalah: - harus mendaftarkan diri di KPU dan memperoleh akreditasi dari KPU - bersifat tidak memihak - mempunyai sumber dana yang jelas T: Bagaimana kerja pemantau Pemilu? J: Pemantau Pemilu dapat melakukan pemantauan terhadap penyelenggaraan Pemilu sesuai dengan Kode Etik Pemantau dan menyampaikan laporan hasil pemantauannya kepada KPU dan kepada masyarakat. Laporan pelanggaran Pemilu disampaikan kepada Panitia Pengawas Pemilu untuk dapat ditindaklanjuti. 21 22

Apa yang dapat anda lakukan sebagai pemilih kritis? 7. Melaporkan setiap kejanggalan atau pelanggaran dalam pelaksanaan pemilu kepada Panitia Pengawas Pemilu, Pemantau Pemilu atau media massa setempat. 1. Mencari informasi yang lengkap dan benar tentang Pemilu dari KPU, media massa dan lembaga lain yang memiliki wewenang dalam memberi informasi tentang Pemilu. 2. Mencari tahu tentang latar belakang para calon anggota DPR / DPRD Provinsi / DPRD Kabupaten/Kota, DPD, calon Presiden/Wakil Presiden sebelum menentukan pilihan. 3. Mencari tahu tentang dasar dan program partai politik serta memastikan bahwa dasar dan program partai politik sesuai dengan kepentingan anda sebagai pemilih sebelum menentukan pilihan. 4. Memastikan bahwa parpol yang Anda pilih memiliki keberpihakan terhadap perempuan dengan mencalonkan caleg perempuan sekurang-kurangnya 30%. 5. Tidak menentukan pilihan hanya berdasarkan penampilan kampanye di media massa. 6. Menentukan pilihan secara mandiri tanpa paksaan, bujukan atau karena hadiah dari pihak lain, termasuk dari peserta pemilu. 23 24

Kartun diambil dari: Pemilu 1999 dalam Kartun untuk Demokrasi. terbitan Friedrich Nauman Stiftung bekerja sama dengan PAKARTI tahun 2000 Jl. Sungai Gerong No. 19 Jakarta 10230 Telp: 021-31907468 Fax: 31907467, 322442 E-mail: cetro@dnet.net.id cetro@cbn.net.id Jl. Pedati Raya No. 20 RT 007 RW. 09 Jakarta 13350 Telp : 8191623 Fax: 85905262, 8191623 E-mail: yappika@indosat.net.id 25