SALINAN L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 11 TAHUN 2007

dokumen-dokumen yang mirip
L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 11 TAHUN 2007

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 13 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO SERI C

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR : 13 TAHUN 2000 T E N T A N G PERATURAN DESA

KABUPATEN LOMBOK BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN EMPAT LAWANG

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 7 TAHUN 2008 PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG,

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

BERITA DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008 NOMOR: 11 PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 11 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 102 TAHUN 2015

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2014

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

2/1/2008 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 8 SERI E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PATI PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DESA

SALINAN L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 14 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 11 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 11 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA

Jika ketentuan dari pengaturan yang diacu memang dapat diberlakukan seluruhnya, maka istilah tetap berlaku dapat digunakan. BUPATI BARITO UTARA, ttd

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2007 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA TAHUN 2015 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 5 TAHUN 2015 PEDOMAN TEKNIS PERATURAN DI DESA

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERATURAN DI DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 6 SERI D

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

\lengingat : l. PEM ERINTAH KABUPATEN PONTIANAK NOMOR 8 TAHUN 2OO7 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 23 TAHUN 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 25 TAHUN 2004 T E N T A N G PERATURAN DESA DI KABUPATEN MURUNG RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

SALINAN L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 T E N T A N G

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2000 TENTANG PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 23 TAHUN 2006 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 54 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG,

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2007 NOMOR 2 SERI E NOMOR SERI 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2007 SERI E =============================================================

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 9 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

BAB III JENIS PENGHASILAN DAN TUNJANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA Bagian Kesatu Rincian Jenis Penghasilan. Pasal 3

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN ATAU PENGGABUNGAN DESA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

14 LEMBARAN DAERAH Agustus KABUPATEN LAMONGAN 11/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGETAN NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

Transkripsi:

1 SALINAN L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 11 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 11 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BALANGAN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 216 AYAT (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, perlu mengatur tentang Produk Hukum Desa; Mengingat b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pembentukan Produk Hukum Desa. : 1. Undang-undang 2 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Balangan di Propinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4265) ; 2. Unmdang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4265); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor: 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor: 4437), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

2 4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587) ; 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2006 tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan Peraturan Desa. 6. Peraturan Daerah Kabupaten Balangan Nomor 02 Tahun 2005 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Balangan (Lembaran Daerah Kabupaten Balangan Tahun 2005 Nomor 02, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Balangan Nomor 01), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Balangan Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Balangan Nomor 02 Tahun 2005 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Balangan (Lembaran Daerah Kabupaten Balangan Tahun 2006 Nomor 013 Seri D Nomor 01). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BALANGAN dan BUPATI BALANGAN MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Balangan. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah Kabupaten Balangan. 3. Bupati adalah Bupati Balangan. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Balangan.

3 5. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 6. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan republik Indonesia. 8. Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selanjutnya disingkat APB Desa adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama Pemerintah Desa dan BPD, yang ditetapkan dengan Peraturan Desa. 10. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kabupaten Balangan. 11. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa. 12. Peraturan Kepala Desa adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa yang bersifat mengatur dalam rangka melaksanakan Peraturan Desa dan Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi. 13. Keputusan Kepala Desa adalah keputusan yang ditetapkan oleh Kepala Desa yang bersifat menetapkan dalam rangka melaksanakan Peraturan Desa maupun Peraturan Kepala Desa. BAB II ASAS PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA Pasal 2 Dalam membentuk Produk Hukum Desa harus berdasarkan pada asas pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang baik meliputi : a. kejelasan tujuan; b. kelembagaan atau organisasi pembentuk yang tepat; c. kesesuaian antara jenis dan materi muatan; d. dapat dilaksanakan; e. kedayagunaan dan kehasilgunaan; f. kejelasan rumusan; dan g. keterbukaan.

4 Pasal 3 Jenis Peraturan Perundang-undangan pada tingkat Desa meliputi : a. Peraturan Desa; b. Peraturan Kepala Desa; dan c. Keputusan Kepala Desa. Pasal 4 (1) Materi muatan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a adalah seluruh materi muatan dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat serta penjabaran lebih lanjut dari ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi. (2) Materi muatan Peraturan Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b adalah penjabaran pelaksanaan Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa yang bersifat penetapan. Pasal 5 (1) Kerangka struktur Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa terdiri dari : a. Penamaan/judul; b. Pembukaan; c. Batang Tubuh; d. Ketentuan Peralihan (jika ada); e. Ketentuan Penutup; dan f. Lampiran (bila diperlukan). (2) Kerangka struktur Keputusan Kepala Desa terdiri dari : a. Penamaan/Judul; b. Pembukaan; c. Batang Tubuh; d. Lampiran (bila diperlukan). (3) Bentuk Peraturan Desa, Peraturan Kepala Desa dan Keputusan Kepala Desa adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Daerah ini. Pasal 6 Peraturan Desa tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi. BAB III PERSIAPAN DAN PEMBAHASAN PERATURAN DESA Pasal 7 Rancangan Peraturan Desa diprakarsai oleh Pemerintah Desa dan dapat berasal dari usul inisiatif BPD.

5 Pasal 8 (1) Masyarakat berhak memberikan masukan baik secara tertulis maupun lisan terhadap Rancangan Peraturan Desa. (2) Masukan secara tertulis maupun lisan dari masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilakukan dalam proses penyusunan Rancangan Peraturan Desa. Pasal 9 Rancangan Peraturan Desa dibahas secara bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD. Pasal 10 Rancangan Peraturan Desa yang berasal dari Pemerintah Desa, dapat ditarik kembali sebelum dibahas bersama BPD. Pasal 11 Rapat pembahasan BPD atas Rancangan Peraturan Desa yang diusulkan oleh Pemerintah Desa adalah sebagai berikut : a. Tahap I dengan acara Penjelasan Kepala Desa atas Rancangan Peraturan Desa yang telah diusulkan; b. Tahap II dengan acara Pemandangan Umum BPD atas Rancangan Peraturan Desa; c. Tahap III dengan acara Jawaban Kepala Desa atas Pemandangan Umum BPD; d. Tahap IV dengan acara Rapat Kerja antara BPD dengan Kepala Desa yang membicarakan secara detail atas Rancangan Peraturan Desa; e. Tahap V dengan acara Pendapat Akhir BPD atas Rancangan Peraturan Desa yang berisi penolakan atau persetujuan atas Rancangan Peraturan Desa menjadi Peraturan Desa. Pasal 12 Persetujuan atau penolakan BPD atas Rancangan Peraturan Desa menjadi Peraturan Desa dituangkan dalam Keputusan BPD. Pasal 13 (1) Rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, pungutan dan penataan ruang yang telah disetujui bersama dengan BPD, sebelum ditetapkan oleh Kepala Desa paling lama 3 (tiga) hari disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupati untuk dievaluasi.

6 (2) Hasil evaluasi rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh Bupati kepada Kepala Desa paling lama 20 (dua puluh) hari sejak Rancangan Peraturan Desa tersebut diterima. (3) Apabila Bupati belum memberikan hasil evaluasi Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa sebagaimana dimaksuk pada ayat (2), Kepala Desa dapat menetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa) menjadi Peraturan Desa. Pasal 14 Evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dapat diselenggarakan kepada Camat. Pasal 15 BPD dapat mengusulkan Rancangan Peraturan Desa dan disampaikan kepada Kepala Desa dengan Surat Pengantar dari Pimpinan BPD. Pasal 16 Rapat pembahasan BPD atas Rancangan Peraturan Desa yang berasal dari usul BPD sendiri adalah sebagai berikut : a. Tahap I dengan acara Penjelasan BPD atas Rancangan Peraturan Desa yang telah diusulkan; b. Tahap II dengan acara Pemandangan Umum Kepala desa atas Rancangan Peraturan Desa; c. Tahap III dengan acara Jawaban BPD atas Pemandangan Umum BPD; d. Tahap IV dengan acara Rapat Kerja antara BPD dengan Kepala Desa yang membicarakan secara detail atas Rancangan Peraturan Desa; e. Tahap V dengan acara Persetujuan BPD atas Rancangan Peraturan Desa. BAB IV PENGESAHAN DAN PENETAPAN Pasal 17 (1) Rancangan Peraturan Desa yang telah disetujui bersama oleh Kepala Desa dan BPD disampaikan oleh Pimpinan BPD kepada Kepala Desa untuk ditetapkan menjadi Peraturan Desa. (2) Penyampaian Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal persetujuan bersama.

7 Pasal 18 Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 wajib ditetapkan oleh Kepala Desa dengan membubuhkan tanda tangan dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya Rancangan Peraturan Desa tersebut. Pasal 19 Peraturan Desa wajib mencantumkan batas waktu penetapan pelaksanaan. Pasal 20 (1) Peraturan Desa sejak ditetapkan, dinyatakan mulai berlaku dan mempunyai kekuatan hukum yang mengikat, kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Desa tersebut. (2) Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh berlaku surut. Pasal 21 Rapat BPD dalam menetapkan Peraturan Desa dihadiri sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah anggota BPD. BAB V PENYAMPAIAN PERATURAN DESA Pasal 22 (1) Peraturan Desa disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupati melalui Camat sebagai bahan pembinan dan pengawasan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan. (2) Bupati dapat membatalkan Peraturan Desa dengan persetujuan DPRD apabila Peraturan Desa bertentangan dengan kepentingan umum, Peraturan Daerah dan peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi. BAB VI PENYEBARLUASAN Pasal 23 Peraturan Desa dan peraturan pelaksanaannya wajib disebarluaskan kepada masyarakat oleh Pemerintah Desa.

8 BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 24 Hal-hal yang belum diatur dan merupakan pelaksanaan Peraturan Desa ini akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan/Keputusan Bupati. Pasal 25 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Balangan.. Ditetapkan di Paringin pada tanggal 4 Juli 2007 BUPATI BALANGAN, Ttd H. SEFEK EFFENDIE Diundangkan di Paringin pada tanggal 4 Juli 2007 SEKREATARIS DAEARAH KABUPATEN BALANGAN, Ttd H. SYARIFULLAH LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN TAHUN 2007 NOMOR 11

9 Lampiran : Peraturan Daerah Kabupaten Balangan Nomor 11 Tahun 2007 Tanggal 4 Juli 2007 BENTUK PERATURAN DESA PERATURAN DESA. NOMOR.TAHUN TENTANG (1) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA..(2) Menimbang Mengingat : a....; b.....; c....; (2) dst. : 1..; 2..; 3..; (2) dst Dengan Persetujuan Bersama BADAN PERWAKILAN DESA.. Dan KEPALA DESA. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DESA..TENTANG..(2) BAB I KETENTUAN UMUN.. Pasal 1

10 BAB II.. Pasal 2 BAB KETENTUAN PERALIHAN (Jika ada) (4) Pasal.. BAB. KETENTUAN PENUTUP (5) Pasal. Ditetapkan di Pada tanggal KEPALA DESA., Keterangan : (1) Judul Peraturan Desa a. Judul adalah uraian singkat dari materi yang akan diatur yang didahului dengan jenis produk hukum, tahun dan tentang; b. Redaksi Judul harus dibuat singkat, jelas dan mencerminkan materi yang akan diatur, sehingga tidak terlalu panjang; c. Penulisan redaksi judul seharusnya ditulis dengan huruf kapital. (2) Pembukaan Pembukaan suatu produk hukum yang dibuat terdiri dari pejabat yang menandatangani/mengeluarkan produk hukum, konsideran menimbang, dasar hukum mengingat, memutuskan dan menetapkan. a. Konsideran menimbang adalah : b. Dasar hukum mengingat adalah produk hukum tertentu yang berkaitan secara langsung dijadikan dasar hukum pembentukan produk hukum tersebut. c. Kata memutuskan ditulis dengan huruf kapital. d. Kata menetapkan dicantumkan sesudah kata MEMUTUSKAN.

11 (3) Batang Tubuh Batang tubuh suatu produk hokum memuat semua materi produk-produk hukum yang dirumuskan dalam pasal-pasal. Batang tubuh terdiri dari : a. Ketentuan Umum : Adalah penegasan penyebutan peristilahan yang digunakan dalam Peraturan Desa b. Materi pokok yang diatur adalah hal-hal yang diatur dalam Peraturan Desa. (4) Ketentuan Peralihan (kalau ada) Ketentuan Peralihan memuat penyesuaian keadaan yang sudah ada pada saat peraturan Perundang-undangan baru mulai berlaku agar peraturan Perundang-undangan tersebut dapat berjalan dengan lancar dan tidak menimbulkan kegoncangan dalam masyarakat. Ketentuan Peralihan dimuat dalam Bab Ketentuan Peralihan dan di tempat di antara Ketentuan Peralihan dan Ketentuan Penutup. (5) Ketentuan Penutup Ketentuan Penutup ditempatkan dalam Bab terakhir. Ketentuan Penutup memuat mengenai : a. penunjukan organ atau alat perlengkapan yang melaksanakan peraturan tersebut; b. Pernyataan tidak berlaku, penarikan atau pencabutan peraturan Perundang-undangan yang telah ada; c. Nama singkat; d. Saat mulai berlaku peraturan Perundang-undanngan. BENTUK PERATURAN KEPALA DESA PERATURAN KEPALA DESA NOMOR..TAHUN TENTANG.(1) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA (2) Menimbang : a. ; b. ; c. ; (2) dst.

12 Mengingat : 1...; 2...; 3...; (2) dst. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN KEPALA DESA TENTANG.(2) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1. BAB II Pasal 2. BAB. KETENTUAN PERALIHAN (jika ada) (4) Pasal BAB.. KETENTUAN PENUTUP (5) PASAL. Ditetapkan di Pada tanggal KEPALA DESA,.

13 Keterangan : (1) Judul Peraturan Kepala Desa a. Judul adalah uraian singkat dari materi yang akan diatur yang didahului dengan jenis produk hukum, tahun dan tentang; b. Redaksi Judul harus dibuat dingkat, jelas dan mencerminkan materi yang akan diatur, sehingga tidak terlalu panjang; c. Penulisan redaksi judul seharusnya ditulis dengan huruf kapital. (2) Pembukaan Pembukaan suatu produk hukum yang dibuat terdiri dari pejabat yang menandatangani/mengeluarkan produk hukum, konsideran menimbang, dasar hukum mengingat, memutuskan dan menetapkan. a. Konsideran menimbang adalah : - Konstatasi fakta atau alasan-alasan produk hukum dikeluarkan. - Apabila alasannya lebih dari 1 (satu), maka tiap-tiap alasan atau pertimbangan dituangkan dalam huruf kecil a, b dan c. - Alasan pada huruf a, b dan c merupakan satu kesatuan yang saling mendukung. b. Dasar hukum mengingat adalah produk hukum tertentu yang berkaitan secara langsung dijadikan dasar hokum pembentukan produk hukum tersebut. c. Kata memutuskan ditulis dengan huruf kapital. d. Kata menetapkan dicantumkan sesudah kata MEMUTUSKAN. (3) Batang Tubuh Batang tubuh suatu produk hukum memuat semua materi produk-produk hukum yang dirumuskan dalam pasal-pasal. Batang tubuh terdiri dari : a. Ketentuan Umum : Adalah penegasan penyebutan peristilahan yang digunakan dalam Peraturan Desa. b. Materi pokok yang diatur adalah hal-hal yang diatur dalam Peraturan Desa. (4) Ketentuan Peralihan (kalau ada) Ketentuan peralihan memuat penyesuaian keadaan yang sudah ada pada saat peraturan perundang-undangan baru mulai berlaku agar peraturan perundangundangan tersebut dapat berjalan lancar dan tidak menimbulkan kegoncangan dalam masyarakat. Ketentuan Peralihan dimuat dalam Bab Ketentuan Peralihan dan di tempat di antara ketentuan Pidana dan Ketentuan Penutup. (5) Ketentuan Penutup Ketentuan Penutup ditatapkan dalam Bab terakhir. Ketentuan Penutup memuat mengenai :

14 a. penunjukan organ atau alat perlengkapan yang melaksanakan peraturan tersebut; b. pernyataan tidak berlaku, penarikan atau pencabutan peraturan perundang-undangan yang telah ada; c. nama singkat; d. saat mulai berlaku peraturan perundang-undangan. BENTUK KEPUTUSAN KEPALA DESA KEPUTUSAN KEPALA DESA NOMOR.TAHUN. TENTANG..(1) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA.(2) Menimbang : a..; b..; c..; (2) dst. Mengingat : 1..; 2..; 3..; (2) dst. MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DESA TENTANG (2) KESATU :.; KEDUA :.; KETIGA :.; dst (3) Ditetapkan di.. Pada tanggal.. KEPALA DESA.,

15 Keterangan : (1) Judul Keputusan Kepala Desa a. Judul adalah uraian singkat dari materi yang akan diatur yang didahului dengan jenis produk hukum, tahun dan tentang; b. Redaksi Judul harus dibuat singkat, jelas dan mencerminkan materi yang akan diatur, sehingga tidak terlalu panjang; c. Penulisan redaksi judul seharusnya ditulis dengan huruf kapital. (2) Pembukaan Pembukaan suatu produk hukum yang dibuat terdiri dari pejabat yang menandatangani/mengeluarkan produk hukum, konsideran menimbang, dasar hukum mengingat, memutuskan dan menetapkan. a. Konsideran menimbang adalah : - Konstatasi fakta atau alasan-alasan produk hukum dikeluarkan. - Apabila alasannya lebih dari 1 (satu), maka tiap-tiap alasan atau pertimbangan dituangkan dalam huruf kecil a, b dan c. - Alasan pada huruf a, b dan c merupakan satu kesatuan yang saling mendukung. b. Dasar hukum mengingat adalah produk hukum tertentu yang berkaitan secara langsung dijadikan dasar hukum pembentukan produk hukum tersebut. c. Kata memutuskan ditulis dengan huruf kapital. d. Kata menetapkan dicantumkan sesudah kata MEMUTUSKAN. (3) Batang Tubuh Batang tubuh dalam Keputusan Kepala Desa memuat semua materi produkproduk hukum yang dirumuskan dalam dictum-diktum. Batang tubuh terdiri dari : a. PERTAMA : b. KEDUA : dst BUPATI BALANGAN, Ttd H. SEFEK EFFENDIE

16 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA I. UMUM Landasan pemikiran dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengenai Pemerintahan Desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat. Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Desa dijelaskan bahwa desa sebagai kesatuan masyarakat hukum memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga dalam upaya melaksanakan ketentuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah khususnya mengenai Desa, perlu mengatur tentang Pembentukan Produk Hukum Desa dengan Peraturan Daerah Kabupaten Balangan. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9

17 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 35