MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : SK.635/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG PENETAPAN LOKASI FASILITASI PADA 3 (TIGA) UNIT KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG (KPHL) DAN 5 (LIMA) UNIT KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 3 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008, seluruh kawasan hutan terbagi dalam Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH); b. bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.338/Menhut-II/2009 tanggal 15 Juni 2009, telah ditetapkan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Provinsi Sulawesi Tenggara, seluas ± 2.056.922 (dua juta lima puluh enam ribu sembilan ratus dua puluh dua) hektar, terbagi menjadi 10 (sepuluh) unit KPHL dan 15 (lima belas) unit KPHP; c. bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.465/Menhut-II/2011 tanggal 9 Agustus 2011, ditetapkan perubahan peruntukan kawasan hutan menjadi bukan kawasan hutan seluas ± 110.105 (seratus sepuluh ribu seratus lima) hektar, dan Perubahan Fungsi Antar Fungsi Kawasan Hutan seluas ± 115.111 (seratus lima belas ribu seratus sebelas) hektar di Provinsi Sulawesi Tenggara; d. bahwa...
-2- d. bahwa dalam Matriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2015-2019 Lampiran Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional Tahun 2015-2019, pada Tahun 2015 ditargetkan pembangunan 109 (seratus sembilan) unit KPH; e. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/ MenLHK-II / 2015 tentang Fasilitasi Biaya Operasional Kesatuan Pengelolaan Hutan, telah ditetapkan pedoman biaya kegiatan untuk mendorong percepatan operasional KPH di tingkat tapak; f. bahwa berdasarkan surat Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Nomor S.972/ PKTL- RPP/2015 tanggal 15 September 2015 dan surat Direktur Rencana, Penggunaan, dan Pembentukan Wilayah Pengelolaan Hutan Nomor S.963/RPP-4/2015 tanggal 28 Oktober 2015: 1. Terkait hasil koordinasi dan komunikasi antara Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan dengan Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XXII Kendari dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, teridentifikasi sebanyak 8 (delapan) unit KPH yaitu 3 (tiga) Unit KPHL dan 5 (lima) Unit KPHP, yang perlu mendapatkan dukungan fasilitasi Pemerintah; 2. Dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.465/Menhut-II/201 1 tanggal 9 Agustus 2011, terdapat perubahan luasan Unit KPH dan perubahan dominasi kawasan hutan yang dipakai untuk pelebelan KPHL/ KPHP; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf f, perlu menetapkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Penetapan Lokasi Fasilitasi pada 3 (tiga) Unit Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan 5 (lima) Unit Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) di Provinsi Sulawesi Tenggara; Mengingat :...
-3- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya; 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004; 3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan; 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015; 7. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2009; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN); 12. Keputusan Presiden Nomor 121/ P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Tahun 2014-2019, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 79/P Tahun 2015; 13. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional Tahun 2015-2019; 14. Peraturan
-4-14. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara; 15. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; 16. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.6/Menhut-II/2009 tentang Pembentukan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan; 17. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.388/ Menhut- II/2009 tentang Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Provinsi Sulawesi Tenggara; 18. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.6/ Menhut-II / 2010 tentang Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria Pengelolaan. Hutan pada Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP); 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi; 20. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.465/ Menhut- II/2011 tentang Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Hutan menjadi Bukan Kawasan Hutan seluas ± 110.105 (seratus sepuluh ribu seratus lima) hektar, dan Perubahan Fungsi Antar Fungsi Kawasan Hutan seluas ± 115.111 (seratus lima belas ribu seratus sebelas) hektar di Provinsi Sulawesi Tenggara; 21. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.18/ MenLHK-II/ 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; 22. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MenLHK-II/2015 tentang Fasilitasi Biaya Operasional Kesatuan Pengelolaan Hutan; MEMUTUSKAN:...
-5- MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TENTANG PENETAPAN LOKASI FASILITASI PADA 3 (TIGA) UNIT KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG (KPHL) DAN 5 (LIMA) UNIT KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA. KESATU : Menetapkan lokasi fasilitasi pada 3 (tiga) Unit Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan 5 (lima) Unit Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) di Provinsi Sulawesi Tenggara, sebagai berikut: a. KPHL Unit XIII Mekongga Selatan, seluas ± 125.717 (seratus dua puluh lima ribu tujuh ratus tujuh belas) hektar; b. KPHL Unit XIV Ueesi, seluas ± 163.744 (seratus enam puluh tiga ribu tujuh ratus empat puluh empat) hektar; c. KPHL Unit XXV Wakatobi, seluas + 10.022 (sepuluh ribu dua puluh dua) hektar; d. KPHP Unit V Kota Baubau, seluas + 12.179 (dua belas ribu seratus tujuh puluh sembilan) hektar; e. KPHP Unit VI Muna seluas ± 73.726 (tujuh puluh tiga ribu tujuh ratus dua puluh enam) hektar; f. KPHP Unit XI Mekongga Selatan, seluas ± 46.580 (empat puluh enam ribu lima ratus delapan puluh) hektar; g. KPHP Unit XII Ladongi, seluas ± 47.088 (empat puluh tujuh ribu delapan puluh delapan) hektar; h. KPHP Unit XIX Bina Mahawana Sejuk, seluas + 113.580 (seratus tiga belas ribu lima ratus delapan puluh) hektar. KEDUA KETIGA : Batas wilayah KPHL dan KPHP sebagaimana dimaksud pada Amar KESATU, sebagaimana tercantum dalam Peta Lampiran Keputusan, dan bukan merupakan acuan batas administrasi pemerintah, status dan fungsi Kawasan Hutan. : Wilayah KPHL dan KPHP sebagaimana dimaksud pada Amar KESATU disesuaikan dengan perkembangan kawasan hutan terakhir. KEEMPAT :...
-6- KEEMPAT : Kegiatan fasilitasi pembangunan KPHL dan KPHP sebagaimana dimaksud pada Amar KESATU, dilaksanakan sejak Keputusan ini ditetapkan. KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 14 Desember 2015. Salinan sesuai dengan aslinya MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN, KEPALA BIRO HUKUM, KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd KRISNA RYA SITI NURBAYA Salinan Keputusan disampaikan kepada Yth.: 1. Menteri Dalam Negeri; 2. Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; 3. Inspektur Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; 4. Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan; 5. Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari; 6. Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung; 7. Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem; 8. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia; 9. Kepala Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi; 10. Gubernur Sulawesi Tenggara; 11. Bupati/Walikota se-provinsi Sulawesi Tenggara; 12. Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku; 13. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tenggara; 14. Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XXII Kendari; 15. Kepala Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah XV Makassar; 16. Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Sampara Kendari; 17. Kepala Balai Perbenihan Tanaman Hutan Wilayah Sulawesi; 18. Kepala Balai Penelitian Kehutanan Makassar; 19. Kepala balai Pendidikan dan Latihan Kehutanan Makassar.