WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 18 SERI E

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 57 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI,

BUPATI BANYUWANGI SALINAN

2013, No.94 A. Latar Belakang

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENANAMAN MODAL PROVINSI JAMBI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI BIDANG PENANAMAN MODAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI BIDANG PENANAMAN MODAL

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESENIAN DI KOTA BANJAR

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

2013, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1918); 3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 1 TAHUN 2014 PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 44 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG PERHUBUNGAN DI KOTA BANJAR

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 35 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG

BERITA DAERAH KABUPATEN NIAS

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BOMBANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOMBANA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG

M A S A M B A KEPUTUSAN KEPALA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU DAN PENANAMAN MODAL LUWU UTARA NOMOR : / /BPPTSPM/I/2016/2009

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Prosedur.

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 17 TAHUN 2017

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

RANCANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.

GUBERNUR JAWA TENGAH

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.444, 2014 BKPM. Izin Prinsip. KEK Sei Mankei. Pelimpahan. Wewenang.

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 73 TAHUN 2012

WALIKOTA BUKITTINGGI

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 10 SERI E

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIANTAN SELATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.445, 2014 BKPM. Pelimpahan Wewenang. Izin Usaha Kepala Administrator. KEK Sei Mangkei.

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 77 TAHUN 2012

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

KATA PENGANTAR. Kediri, Januari Kepala DPM-PTSP Kabupaten Kediri. Drs. INDRA TARUNA. ttd.

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.508, 2009 BKPM. Permohonan. Penanaman Modal. Pedoman.

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN SUKOHARJO

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG

Walikota Tasikmalaya

KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 12 TAHUN 2009

- 1 - BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENANAMAN MODAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125 TAHUN 2012 TENTANG KOORDINASI PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 25 TAHUN 2012

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2006 NOMOR 16 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 32 TAHUN 2006

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2006 NOMOR 17 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2013 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KETENAGAKERJAAN KABUPATEN BELITUNG

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 76 TAHUN 2012

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 1 TAHUN 2015

Transkripsi:

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENANAMAN MODAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. b. bahwa dengan berlakunya Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Penanaman Modal Provinsi dan Kabupaten/Kota, perlu diatur lebih lanjut Standar Pelayanan Minimal menyangkut Urusan Wajib Penanaman Modal pada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Banjar; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu diatur Standar Pelayanan Minimal BidangPenanaman Modal di Lingkungan Pemerintah Kota Banjar yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 tahun 2002 tentang Pembentukan Kota Banjar di Provinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4246); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724); 1

4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890); 9. Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal; 10. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal; 13. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal; 14. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 14 Tahun 2009 tentang Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik; 15. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 6 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pembinaan dan Pelaporan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal; 16 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 14 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Penanaman Modal Provinsi dan Kabupaten/Kota; 17. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal; 18. Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 7 Tahun 2008 tentang 2

Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Kota Banjar (Lembaran Daerah Kota Banjar Tahun 2008 Nomor 7 Seri E); 19. Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 15 Tahun 2012 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 11 tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Banjar (Lembaran Daerah Kota Banjar Tahun 2012 Nomor 15); 20. Peraturan Walikota Banjar Nomor 1.a Tahun 2011 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan pada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Banjar. Menetapkan MEMUTUSKAN : : PERATURAN WALIKOTA TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENANAMAN MODAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Banjar. 2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Walikota adalah Walikota Banjar. 4. Standar Pelayanan Minimal, yang selanjutnya disingkat SPM, adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. 5. Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi dan pemerintahan. 6. Indikator SPM adalah tolok ukur kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM tertentu, berupa masukan, proses, hasil dan/atau manfaat pelayanan. 7. SPM Bidang Penanaman Modal adalah tolok ukur kinerja pelayanan Bidang Penanaman Modal yang diselenggarakan oleh Perangkat Daerah Kota Bidang Penanaman Modal. 8. Perizinan adalah segala bentuk persetujuan untuk melakukan penanaman modal yang dikeluarkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah yang memiliki kewenangan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. 9. Nonperizinan adalah segala bentuk kemudahan pelayanan, fasilitas fiskal dan informasi mengenai penanaman modal, sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. 10.Perangkat Daerah Kota bidang Penanaman Modal, yang selanjutnya disingkat PDKPM adalah unsur pembantu Walikota yaitu Badan Penanaman Modal Terpadu 3

Kota Banjar. dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah, yang melaksanakan fungsi utama koordinasi di bidang Penanaman Modal. 11.Badan Koordinasi Penanaman Modal, yang selanjutnya disingkat BKPM, adalah Lembaga Pemerintahan Nonkementerian yang bertanggungjawab di bidang Penanaman Modal, yang dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden. 12.Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi secara Elektronik, yang selanjutnya disingkat SPIPISE, adalah sistem pelayanan perizinan dan nonperizinan yang terintegrasi antara BKPM dengan kementerian/lembaga pemerintahan nonkementerian yang memiliki kewenangan perizinan dan nonperizinan dan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Banjar. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Bagian Kesatu Maksud Pasal 2 Maksud dibentuknya Peraturan Walikota ini untuk memberikan pedoman dalam rangka pencapaian dan penerapan SPM yang menyangkut bidangpenanaman Modal. Bagian Kedua Tujuan Pasal 3 SPM bidang Penanaman Modal bertujuan agar masyarakat mendapatkan layanan minimal yang dibutuhkan. BAB III STANDAR PELAYANAN MINIMAL URUSAN WAJIB PENANAMAN MODALKOTA BANJAR Pasal 4 (1) Pemerintah Daerah menyelenggarakan pelayanan Penanaman Modal sesuai dengan SPM yang menyangkut bidang Penanaman Modal. (2) SPM bidangpenanaman Modal meliputi Pelayanan Dasar beserta indikator kinerja dan target pencapaian sampai dengan 2014 yang terdiri dari: a. kebijakan penanaman modal; b. kerjasama penanaman modal; c. promosi penanaman modal; d. pelayanan penanaman modal; e. pengendalian pelaksanaan penanaman modal; f. pengelolaan data dan sistem informasi penanaman modal; 4

dan g. penyebarluasan, pendidikan dan pelatihan penanaman modal. (3) Pemerintah Daerah menyelenggarakan Pelayanan Dasar Penanaman Modal sesuai dengan SPM yang terdiri dari jenis pelayanan, indikator kinerja dan target. (4) Jenis pelayanan, indikator kinerja dan target sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan sebag aimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini. BAB IV PENGORGANISASIAN Pasal 5 (1) Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan Penanaman Modal sesuai dengan SPM yang menyangkut Urusan Wajib Penanaman Modal yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah Kota Bidang Penanaman Modal. (2) Penyelanggaraan pelayanan Penanaman Modal sesuai SPM Urusan Wajib Penanaman Modal Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara operasional dikoordinasikan oleh Badan Penanaman Modal Terpadu Kota Banjar. BAB V PELAKSANAAN Pasal 6 (1) SPM bidang Penanaman Modal Daerah yang ditetapkan merupakan acuan dalam perencanaan program pencapaian target Kota Banjar. (2) SPM bidang Penanaman Modal dilaksanakan sesuai pedoman/standar teknis dan tata cara yang ditetapkan. BAB VI PELAPORAN Pasal 7 (1) PDKPM menyampaikan laporan tahunan kinerja penerapan dan pencapaian SPM bidang Penanaman Modal kepada Walikota. (2) Walikota menyampaikan laporan tahunan kinerja penerapan dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal bidang Penanaman Modal kepada Kepala BKPM melalui Gubernur selaku wakil pemerintah dengan tembusan kepada BKPPMD Provinsi Jawa Barat. (3) Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sebagai bahan Walikota dan Kepala BKPM dalam melakukan monitoring dan evaluasi penerapan SPM bidangpenanaman Modal di lingkungan Pemerintah Kota Banjar. 5

BAB VII MONITORING DAN EVALUASI Pasal 8 Hasil Laporan Penerapan dan Pencapaian SPM BidangPenanaman Modal sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 dipergunakan sebagai bahan pembinaan dan pengawasan dalam: a. penerapan SPM Bidang Penanaman Modal; b. pengembangan kapasitas Pemerintah Daerah; dan c. pemberian penghargaan bagi perangkat daerah yang berprestasi sangat baik. Pasal 9 Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. BAB VIII PENGEMBANGAN KAPASITAS Pasal 10 (1) Walikota dan Kepala BKPM memfasilitasi pengembangan kapasitas PDKPM melalui kegiatan peningkatan kemampuan sistem, kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM). (2) Fasilitasi pengembangan kapasitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa: a. sosialisasi kebijakan penanaman modal; b. bimbingan dan pelatihan; c. petunjuk teknis; dan d. bantuanlainnya sesuai dengan peraturan perundangundangan. BAB IX PENDANAAN Pasal 11 Biaya yang diperlukan PDKPM dalam penyelenggaraan SPM BidangPenanaman Modal di Lingkungan Pemerintah Kota Banjar, pencapaian kinerja/pelaporan, monitoring dan evaluasi, perangkat keras sistem informasi, interkoneksi ke SPIPISE serta pengembangan kapasitas lingkup Kota Banjar dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Banjar. BAB X PEMBINAAN Pasal 12 Walikota melakukan pembinaan terhadap kinerja penerapan dan pencapaian SPM Bidang Penanaman Modalpada PDKPM. 6

BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Banjar. Ditetapkan di Banjar pada tanggal 10 Juni 2013 WALIKOTA BANJAR, ttd Diundangkan di Banjar pada tanggal 10 Juni 2013 SEKRETARIS DAERAH KOTA BANJAR, ttd YAYAT SUPRIYATNA HERMAN SUTRISNO BERITA DAERAH KOTA BANJAR TAHUN 2013 NOMOR 37 SERI E 7

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR : 37 TAHUN 2013 TANGGAL : 10 Juni 2013 TENTANG : STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENANAMAN MODAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR JENIS PELAYANAN, INDIKATOR KINERJA DAN TARGET SPM BIDANG PENANAMAN MODAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR No. Jenis Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal Indikator Nilai Batas Waktu Pencapaian (Tahun) Satuan Kerja/Lembaga Penanggung Jawab Ket. 1. Kebijakan Penanaman Modal Tersedianya informasi peluang usaha sektor/bidang usaha unggulan 2. Kerjasama Penanaman Modal Terselenggaranya fasilitasi pemerintah daerah dalam rangka kerjasama kemitraan antara usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi (UMKMK) tingkat Kota Banjar dengan pengusaha tingkat provinsi/nasional 1 (satu) sektor/ bidang usaha/ tahun 1 (satu) kali / tahun 2014 Badan Penanaman Modal Terpadu Kota Banjar/PDKPM 2014 Badan Penanaman Modal Terpadu Kota Banjar Usaha sektor/bidang usaha unggulan adalah usaha yang memiliki keunggulan komparatif ( comparative advantage) di daerahnya. No. Jenis Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal Indikator Nilai Batas Waktu Pencapaian (Tahun Satuan Kerja/Lembaga Penanggung Jawab Ket. 3. Promosi Penanaman Modal Terselenggaranya promosi peluang penanaman modal Kota Banjar 1 (satu) kali / tahun 2014 Badan Penanaman Modal Terpadu Kota Banjar Kegiatan promosi peluang penanaman modal Kota Banjar dapat melakukan sendiri atau bersama-sama 8

dengan kabupaten/kota lain atau provinsi 4. Pelayanan Penanaman Modal Terselenggaranya Pelayanan Perizinan dan Non perizinan bidang Penanaman Modal melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Bidang Penanaman Modal : a) Pendaftaran Penanaman Modal Dalam Negeri, Izin Prinsip Penanaman Modal Dalam Negeri, Izin Usaha Penanaman Modal Dalam Negeri, Tanda Daftar Perusahaan (TDP), 100% 2014 Badan Penanaman Modal Terpadu Kota Banjar Jumlah jenis perizinan dan nonperizinan yang dapat dilayani PTSP PDKPM x 100% 6 Angka 6 (enam) pada pembilang adalah jumlah perizinan dan nonperizinan yang wajib dilayani oleh PTSP PDKPM yaitu Pendaftaran Penanaman Modal No. Jenis Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal Indikator Nilai Batas Waktu Pencapaian (Tahun Satuan Kerja/Lembaga Penanggung Jawab Ket. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) sesuai kewenangan Pemerintah Kota Banjar b) Perpanjangan Izin Memperkerjakan 100% 2014 Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Banjar Dalam Negeri, Izin Prinsip Penanaman Modal Dalam Negeri, Izin Usaha Penanaman Modal Dalam Negeri, TDP, SIUP dan perpanjangan IMTA sesuai kewenangan Pemerintah Kota Banjar. 9

Tenaga Kerja Asing (IMTA) 5. Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Terselenggaranya bimbingan pelaksanaan kegiatan penanaman modal kepada masyarakat dunia usaha 1 (satu) kali/tahun 2014 Badan Penanaman Modal Terpadu Kota Banjar 6. Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Penanaman Modal Terimplementasikannya Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) 100% 2014 Badan Penanaman Modal Terpadu Kota Banjar Jumlah jenis pelayanan yang dilayani menggunakan x 100% SPIPISE 4 Angka 4 (empat) pada No. Jenis Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal Indikator Nilai Batas Waktu Pencapaian (Tahun Satuan Kerja/Lembaga Penanggung Jawab Ket. pembilang adalah jumlah jenis pelayanan SPIPISE yang telah dibangun dan siap diimplementasikan oleh PDPPM dan PDKPM, yaitu : 1. Pendaftaran Penanaman Modal Dalam Negeri 2. Izin Prinsip Penanaman Modal Dalam Negeri 3. Izin Usaha Penanaman Modal Dalam Negeri 10

7. Penyebarluasan, Pendidikan dan Pelatihan Penanaman Modal Terselenggaranya sosialisasi Kebijakan Penanaman Modal kepada masyarakat dunia usaha 1 (satu) kali/tahun 2014 Badan Penanaman Modal Terpadu Kota Banjar 4. Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) WALIKOTA BANJAR, ttd HERMAN SUTRISNO 11

12