SALINAN PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/RB TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 19 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

2011, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal; 4. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Moda

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL NOMOR : 001 K/70.RB/SJD/2011 TENTANG

Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.1

PERATURAN WALI KOTA BONTANG NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BONTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 01/PM.9/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

2017, No Indonesia Nomor 75 Tahun 1999, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Ap

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

2017, No Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4450); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Peg

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : PER-06/M.

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : PER-07/M.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 8 Tahun : 2014

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I KETENTUAN UMUM

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 08/BC/2008 TENTANG

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 512); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 5

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

9. Kementerian adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan yang selanjutnya disingkat Kementerian. BAB II TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP Pasal 2

2 Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik I

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 9 SERI E

KEPUTUSAN SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 008-A/SEK/SK/1/2012 TENT ANG ATURAN PERILAKU PEGAWAI MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG

K E P U T U S A N KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA TANGERANG BANTEN NOMOR: Stb.01/SK/ 024 /2013 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR TAHUN 2016

PERATURAN DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA NOMOR: DJ.I/814/2010 TENTANG

SOSIALISASI KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KAB.BANTUL

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016

BAB I KETENTUAN UMUM

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINJAI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA. KODE ETlK PEGAWAI NEGERI SlPlL BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BATAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 113/KA/IV/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

2016, No NonDepartemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013; 3. Peraturan Presiden Nom

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepot

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran Negara Republik

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 76/MEN/SJ/2009 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembar

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 161/PMK. 01/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2017 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERIKANAN

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 78 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 19 TAHUN 2014 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Nama... NIP Tembusan: 2... *) coret yang tidak perlu **) Tulislah pelanggaran kode etik yang diduga dilakukan oleh PNS yang berangkutan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KABUPATEN DEMAK

SOSIALISASI PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KESDM NOMOR 002.SJ TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK PNS SEKRETARIAT JENDERAL KESDM

SURAT USULAN PEMBENTUKAN TIM PEMERIKSA

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 06/PRT/M/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

TATA NILAI, BUDAYA KERJA, DAN KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI JAKARTA 2018

NOMOR 01tPM.2t2007 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN

2017, No Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 142); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2015 tentang Kementerian Penday

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR: KI70/DJM.S/201 0 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMERIKSAAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA SANDI NEGARA

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 23 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK TENTANG

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 125/DJ-PSDKP/2011 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BUPATI TANAH LAUT PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK INSPEKTORAT KABUPATEN TANAH LAUT

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

Transkripsi:

SALINAN PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/RB TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 13 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil, perlu menetapkan Peraturan Sekretaris Kabinet tentang Kode Etik Pegawai Sekretariat Kabinet Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4450); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 4. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet; 5. Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2011 tentang Staf Khusus Presiden dan Staf Khusus Wakil Presiden; 6. Peraturan...

-2-6. Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN SEKRETARIS KABINET TENTANG KODE ETIK PEGAWAI SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Sekretaris Kabinet ini yang dimaksud dengan : 1. Pegawai sekretariat Kabinet yang selanjutnya disebut pegawai adalah pegawai yang berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang diangkat dalam suatu jabatan atau diberi tugas di lingkungan Sekretariat Kabinet, Staf Khusus Presiden, dan Staf Khusus Wakil Presiden. 2. Kode Etik Pegawai Sekretariat Kabinet yang selanjutnya disebut Kode Etik adalah pedoman sikap, tingkah laku, perbuatan, dan ucapan pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsi serta pergaulan hidup sehari-hari. 3. Majelis Kehormatan Kode Etik Pegawai Sekretariat Kabinet yang selanjutnya disebut Majelis Kode Etik adalah lembaga non struktural yang ditetapkan oleh Sekretaris Kabinet yang bertugas melakukan penegakan pelaksanaan dan penyelesaian pelanggaran Kode Etik yang dilakukan pegawai. 4. Pelanggaran adalah segala bentuk ucapan, tulisan, dan/atau perbuatan pegawai yang bertentangan dengan Kode Etik. 5. Pejabat yang berwenang adalah Sekretaris Kabinet atau pejabat lain yang ditunjuk. Pasal 2...

-3- Pasal 2 Kode Etik bertujuan untuk mewujudkan pegawai yang memiliki disiplin, integritas, produktivitas, dan tanggung jawab yang tinggi sebagai unsur aparatur negara dan abdi masyarakat. BAB II KODE ETIK Pasal 3 (1) Selain wajib memenuhi ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil, setiap pegawai wajib memenuhi Kode Etik sebagaimana diatur dalam Peraturan Sekretaris Kabinet ini. (2) Kode Etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. mengamalkan sikap dan perilaku sesuai ajaran agama atau kepercayaan yang dianut; b. mengikuti setiap upacara bendera yang diselenggarakan Kementerian Sekretariat Negara; c. menjaga citra dan martabat Sekretariat Kabinet; d. memelihara, melindungi, dan mengamankan peralatan kerja/barang inventaris milik negara yang menjadi tanggung jawabnya; e. menaati ketentuan jam kerja dan tata tertib kantor; f. mematuhi dan melaksanakan pedoman kerja, standar operasional prosedur, dan standar pelayanan; g. tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan untuk kepentingan pribadi dan/atau golongan; h. tidak menyebarluaskan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya; i. menjaga informasi kedinasan yang bersifat rahasia; j. bersikap...

-4- j. bersikap netral dan profesional dalam melaksanakan tugas; k. mematuhi dan melaksanakan perintah kedinasan dari atasan dan pejabat yang berwenang; l. menghargai pendapat orang lain dan bersaing secara sehat; m. memberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka, adil, santun, penuh empati, dan tidak diskriminatif, serta tanpa pamrih; n. bersikap proaktif dan responsif dalam melaksanakan tugas kedinasan; o. bertanggung jawab atas hasil pelaksanaan tugas; p. tidak mengkonsumsi, mengedarkan, dan/atau memproduksi minuman keras, narkotika, dan/atau obat terlarang; q. tidak melakukan perbuatan amoral/asusila; r. tidak memasuki tempat-tempat yang dapat menurunkan martabat pegawai; s. mengindahkan etika berkomunikasi, termasuk dalam menggunakan sarana komunikasi telepon, menerima tamu, dan menggunakan media elektronik; t. menjaga kebersihan, keamanan, dan kenyamanan ruang kerja; u. tidak melakukan kegiatan di luar tugas kedinasan selama jam kerja; v. berpakaian sederhana, rapi, dan sopan; w. saling menghormati dan bersikap sopan serta menjalin kerja sama yang baik antar sesama pegawai dan antara atasan dengan bawahan. (3) Kode Etik...

-5- (3) Kode Etik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib dilaksanakan oleh pegawai dalam menjalankan tugas kedinasan dan pergaulan hidup sehari-hari. BAB III SANKSI ATAS PELANGGARAN KODE ETIK Pasal 4 (1) Pegawai yang melakukan pelanggaran Kode Etik dikenai sanksi moral. (2) Sanksi moral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa keharusan untuk membuat pernyataan permohonan maaf dan/atau penyesalan. (3) Sanksi moral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang yang memuat pelanggaran Kode Etik yang dilakukan berdasarkan rekomendasi Majelis Kode Etik. BAB IV PEMERIKSAAN PELANGGARAN KODE ETIK Bagian Kesatu Tata Cara Pelaporan Pasal 5 Dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik diperoleh dari: a. pengaduan tertulis; atau b. temuan atasan. Pasal 6 (1) Setiap orang yang mengetahui adanya dugaan pelanggaran Kode Etik oleh pegawai harus menyampaikan pengaduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a kepada atasan pegawai yang melakukan pelanggaran. (2) Penyampaian...

-6- (2) Penyampaian pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara tertulis dengan menyebutkan pelanggaran yang dilakukan, bukti-bukti, dan identitas pelapor. (3) Atasan pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib meneliti pengaduan dan menjaga kerahasiaan identitas pelapor. Pasal 7 Atasan pegawai yang menemukan dugaan pelanggaran Kode Etik oleh pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b wajib meneliti pelanggaran Kode Etik Pegawai. Pasal 8 Atasan pegawai wajib melaporkan hasil penelitian atas pelanggaran Kode Etik Pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) dan Pasal 7 secara hirarki kepada pejabat yang berwenang. Bagian Kedua Pembentukan Majelis Kode Etik Pasal 9 (1) Sekretaris Kabinet menetapkan pembentukan Majelis Kode Etik untuk memeriksa pejabat Eselon I, pejabat setingkat eselon I, pejabat eselon II, dan pejabat setingkat eselon II di lingkungan Sekretariat Kabinet yang melakukan pelanggaran Kode Etik. (2) Sekretaris Kabinet mendelegasikan wewenang kepada para Deputi di lingkungan Sekretariat Kabinet, Staf Khusus Presiden, dan Staf Khusus Wakil Presiden untuk menetapkan pembentukan Majelis Kode Etik guna memeriksa pejabat Eselon III, pejabat setingkat eselon III, eselon IV, dan pejabat fungsional di lingkungan satuan organisasi masing-masing yang melakukan pelanggaran Kode Etik. Pasal 10...

-7- Pasal 10 (1) Majelis Kode Etik dibentuk setiap terjadi pelanggaran Kode Etik. (2) Keanggotaan Majelis Kode Etik terdiri atas: a. 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota; b. 1 (satu) orang Sekretaris merangkap Anggota; dan c. sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang Anggota. (3) Keanggotaan Majelis Kode Etik berjumlah ganjil. (4) Jabatan dan pangkat anggota Majelis Kode Etik tidak boleh lebih rendah dari jabatan dan pangkat pegawai yang diperiksa. Bagian Ketiga Pemeriksaan oleh Majelis Kode Etik Pasal 11 (1) Majelis Kode Etik melakukan pemanggilan secara tertulis kepada pegawai yang diduga melakukan pelanggaran Kode Etik. (2) Apabila pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak memenuhi panggilan tanpa alasan yang sah, Majelis Kode Etik melakukan pemanggilan kedua dalam waktu waktu 5 (lima) hari kerja setelah pemanggilan pertama. (3) Dalam hal pegawai tidak memenuhi panggilan kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tanpa alasan yang sah, pegawai yang diduga melakukan pelanggaran Kode Etik dianggap telah melanggar Kode Etik, sehingga Majelis Kode Etik memutuskan pegawai yang bersangkutan dikenakan sanksi moral. Pasal 12 (1) Majelis Kode Etik mengambil keputusan setelah memeriksa dan memberi kesempatan membela diri kepada pegawai yang diduga melanggar Kode Etik. (2) Pemeriksaan...

-8- (2) Pemeriksaan oleh Majelis Kode Etik dilakukan secara tertutup. (3) Berita acara pemeriksaan Majelis Kode Etik dimuat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan Majelis Kode Etik sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Sekretaris Kabinet ini. Pasal 13 (1) Keputusan Majelis Kode Etik diambil secara musyawarah mufakat. (2) Dalam hal musyawarah mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, keputusan diambil dengan suara terbanyak. (3) Dalam hal suara terbanyak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak tercapai, Ketua Majelis Kode Etik wajib mengambil keputusan. (4) Keputusan Majelis Kode Etik untuk pelanggaran Kode Etik bersifat final. (5) Majelis Kode Etik menyampaikan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) kepada pejabat yang berwenang disertai Laporan Hasil Pemeriksaan Majelis Kode Etik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3). Pasal 14 (1) Laporan Hasil Pemeriksaan Majelis Kode Etik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3) wajib disampaikan dalam waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak tanggal laporan. (2) Apabila berdasarkan pemeriksaan Majelis Kode Etik, pegawai yang diduga melakukan pelanggaran Kode Etik terbukti tidak bersalah, Majelis Kode Etik menyampaikan surat pemberitahuan kepada atasan langsung pegawai yang bersangkutan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak tanggal keputusan Majelis Kode Etik. BAB V...

-9- BAB V PENETAPAN SANKSI Bagian Kesatu Pejabat yang Berwenang Pasal 15 (1) Sekretaris Kabinet menetapkan sanksi terhadap pejabat eselon I, pejabat setingkat eselon I, pejabat eselon II, dan pejabat setingkat eselon II di lingkungan Sekretariat Kabinet. (2) Para Deputi di lingkungan Sekretariat Kabinet, Staf Khusus Presiden, dan Staf Khusus Wakil Presiden menetapkan sanksi terhadap para pejabat Eselon III, pejabat setingkat eselon III, Eselon IV, dan pejabat fungsional di lingkungan satuan organisasi masing-masing. (3) Dalam menetapkan sanksi, pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) wajib mengisi formulir sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Sekretaris Kabinet ini dalam waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya keputusan Majelis Kode Etik. Bagian Kedua Tata Cara Penyampaian Sanksi Pasal 16 Penyampaian sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dapat dilakukan secara tertutup atau terbuka. Pasal 17 (1) Penyampaian sanksi secara tertutup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dilakukan oleh pejabat yang berwenang dalam ruang tertutup yang hanya diketahui oleh pegawai yang melanggar Kode Etik dan pejabat lain yang terkait yang memiliki pangkat tidak lebih rendah dari pegawai yang melanggar Kode Etik. (2) Sanksi...

-10- (2) Sanksi yang disampaikan secara tertutup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku sejak tanggal disampaikan oleh pejabat yang berwenang kepada pegawai yang dikenai sanksi. Pasal 18 (1) Penyampaian sanksi secara terbuka sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dilakukan oleh pejabat yang berwenang atau pejabat lain yang ditunjuk melalui: a. forum pertemuan resmi pegawai; b. upacara bendera; c. papan pengumuman; atau d. media massa. (2) Sanksi yang disampaikan melalui forum pertemuan resmi pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a atau upacara bendera sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan sebanyak 1 (satu) kali pengumuman. (3) Sanksi yang disampaikan melalui papan pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c atau media massa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dilakukan dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal keputusan pengenaan sanksi. Pasal 19 (1) Dalam hal tempat kedudukan pejabat yang berwenang dan tempat pegawai yang dikenai sanksi berjauhan, pejabat yang berwenang dapat menunjuk pejabat lain dalam lingkungannya untuk menyampaikan sanksi yang dikenakan kepada pegawai yang melanggar Kode Etik, dengan ketentuan pangkat pejabat yang ditunjuk tidak lebih rendah dari pegawai yang dikenai sanksi. (2) Dalam hal pegawai yang dikenai sanksi moral tidak hadir tanpa alasan yang sah pada waktu penyampaian keputusan sanksi, pegawai yang dikenai sanksi dianggap telah menerima keputusan pengenaan sanksi. Pasal 20...

-11- Pasal 20 (1) Pegawai yang dikenai sanksi wajib melaksanakan sanksi dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak keputusan pengenaan sanksi disampaikan. (2) Dalam hal pegawai yang dikenakan sanksi tidak melaksanakan keputusan pengenaan sanksi, pegawai yang melanggar Kode Etik dapat dijatuhi hukuman disiplin ringan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 21 (1) Atasan pegawai yang tidak meneliti pengaduan dan menjaga kerahasiaan identitas pelapor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3), tidak meneliti pelanggaran Kode Etik Pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, dan/atau tidak melaporkan hasil penelitian kepada pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dianggap telah melakukan pelanggaran Kode Etik dan dikenakan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4. (2) Terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berlaku mutatis mutandis ketentuan Bab IV dan Bab V. Pasal 22 Selain dikenai sanksi moral sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, pegawai yang melakukan pelanggaran Kode Etik dapat dikenai tindakan administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan berdasarkan keputusan Majelis Kode Etik. Pasal 23 (1) Dalam hal keputusan Majelis Kode Etik menyangkut sanksi pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat...

-12- ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a dan huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, Majelis Kode Etik menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan Majelis Kode Etik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3) kepada atasan langsung pegawai. (2) Atasan langsung pegawai meneruskan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara hirarki kepada pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman disiplin dengan menggunakan formulir Laporan Hasil Pemeriksaan Atasan Langsung sebagaimana tercantum dalam Lampiran III Peraturan Sekretaris Kabinet ini, guna pemeriksaan lebih lanjut. (3) Pemeriksaan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan penetapan sanksi dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 24 (1) Dalam hal keputusan Majelis Kode Etik menyangkut sanksi pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) huruf c dan huruf d Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, Majelis Kode Etik menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan Majelis Kode Etik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3) kepada atasan langsung pegawai. (2) Atasan langsung pegawai meneruskan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara hirarki kepada pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman disiplin dengan menggunakan formulir Laporan Hasil Pemeriksaan Atasan Langsung sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Peraturan Sekretaris Kabinet ini, guna pemeriksaan lebih lanjut. (3) Pemeriksaan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan penetapan sanksi dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VII...

-13- BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 Peraturan Sekretaris Kabinet ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Salinan sesuai dengan aslinya Deputi Bidang Administrasi Sekretariat Kabinet, Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2 Agustus 2011 SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA, ttd. DIPO ALAM Drs. Djadmiko, M.Soc.Sc.

-14- LAMPIRAN I PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/RB TAHUN 2011 TANGGAL 2 AGUSTUS 2011 RAHASIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN MAJELIS KODE ETIK Pada hari ini...tanggal...bulan...tahun...saya/ Anggota Majelis Kode Etik Sekretariat Kabinet: 1. nama : NIP : pangkat, golongan/ruang : jabatan : 2. nama : NIP : pangkat, golongan/ruang : jabatan : 3. nama : NIP : pangkat, golongan/ruang : jabatan : dst. berdasarkan wewenang yang ada pada saya/keputusan Sekretaris Kabinet Nomor...Tahun..., tanggal... telah melakukan pemeriksaan terhadap: nama : NIP : pangkat, golongan/ruang : jabatan : karena...

-15- karena yang bersangkutan diduga telah melakukan pelanggaran ketentuan Pasal... ayat... huruf... Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 4/RB Tahun 2011 tentang Kode Etik Pegawai Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. 1. Pertanyaan : Jawaban : 2. Pertanyaan : Jawaban : dst. Demikian Laporan Hasil Pemeriksaan Majelis Kode Etik Sekretariat Kabinet ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. YANG DIPERIKSA: Nama : NIP : Tanda Tangan : MAJELIS KODE ETIK: 1. Nama : NIP : Tanda Tangan : 2. Nama : NIP : Tanda Tangan : 3. Nama : NIP : Tanda Tangan : dst. Salinan sesuai dengan aslinya Deputi Bidang Administrasi Sekretariat Kabinet, SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA, ttd. DIPO ALAM Drs. Djadmiko, M.Soc.Sc.

-16- LAMPIRAN II PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/RB TAHUN 2011 TANGGAL 2 AGUSTUS 2011 KEPUTUSAN SEKRETARIS KABINET/DEPUTI BIDANG.../ STAF KHUSUS PRESIDEN/STAF KHUSUS WAKIL PRESIDEN *) NOMOR... TENTANG PEMBERIAN SANKSI KEPADA... DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS KABINET/ DEPUTI BIDANG... / STAF KHUSUS PRESIDEN/STAF KHUSUS WAKIL PRESIDEN *) Menimbang : a. bahwa berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Majelis Kode Etik tanggal... terhadap Sdr.... NIP... Pangkat..., yang bersangkutan terbukti melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Pasal... ayat... huruf... Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 4/RB Tahun 2011 tentang Kode Etik Pegawai Sekretariat Kabinet; b. bahwa Majelis Kode Etik telah memutuskan untuk mengenakan sanksi kepada yang bersangkutan; c. bahwa...; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Keputusan... tentang Pemberian Sanksi kepada...; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian...

Menetapkan : -17- Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4450); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 4. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet; 5. Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2011 tentang Staf Khusus Presiden dan Staf Khusus Wakil Presiden; 6. Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet; 7. Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 4/RB Tahun 2011 tentang Kode Etik Pegawai Sekretariat Kabinet Republik Indonesia; MEMUTUSKAN: KESATU : Memberikan sanksi moral kepada: Nama :... NIP :... Pangkat, golongan/ruang :... Jabatan :... Unit Kerja :... karena...

-18- karena berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Majelis Kode Etik tanggal..., yang bersangkutan terbukti melakukan perbuatan yang melanggar ketentuan Pasal... ayat... huruf... Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 4/RB Tahun 2011 tentang Kode Etik Pegawai Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. KEDUA KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. : Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di... pada tanggal... SEKRETARIS KABINET/ DEPUTI BIDANG.../ STAF KHUSUS PRESIDEN/STAF KHUSUS WAKIL PRESIDEN *), Tembusan Yth: 1....; 2.... *) Pejabat Pembuat Keputusan... (Nama Pejabat Pemberi Sanksi) SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA, ttd. DIPO ALAM Salinan sesuai dengan aslinya Deputi Bidang Administrasi Sekretariat Kabinet, Drs. Djadmiko, M.Soc.Sc.

Yth. di.. -19- LAMPIRAN III PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/RB TAHUN 2011 TANGGAL 2 AGUSTUS 2011 RAHASIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATASAN LANGSUNG Kami laporkan dengan hormat bahwa berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Majelis Kode Etik tanggal... terhadap: Nama :... NIP :... Pangkat, golongan/ruang :... Jabatan :... telah dinyatakan melakukan pelanggaran ketentuan Pasal... ayat huruf Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 4/RB Tahun 2011 tentang Kode Etik Pegawai Sekretariat Kabinet Republik Indonesia yang menyangkut sanksi pelanggaran disiplin sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a dan huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Sehubungan dengan hal tersebut, selaku atasan langsung yang bersangkutan, saya: Nama :... NIP :... Pangkat, golongan/ruang :... Jabatan :... telah melakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan. Berdasarkan...

-20- Berdasarkan hasil pemeriksaan saya, yang bersangkutan terbukti melakukan pelanggaran sebagaimana Laporan Hasil Pemeriksaan Majelis Kode Etik. Sesuai dengan ketentuan Pasal 24 ayat (3) huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, bersama ini kami sampaikan Berita Acara Pemeriksaan terhadap PNS yang bersangkutan untuk digunakan sebagai bahan untuk menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS yang bersangkutan. Demikian Laporan Hasil Pemeriksaan ini saya sampaikan untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. Jakarta,... Jabatan Atasan Langsung... Nama Pejabat Atasan Langsung SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA, ttd. DIPO ALAM Salinan sesuai dengan aslinya Deputi Bidang Administrasi Sekretariat Kabinet, Drs. Djadmiko, M.Soc.Sc.

-21- LAMPIRAN IV PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/RB TAHUN 2011 TANGGAL 2 AGUSTUS 2011 RAHASIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATASAN LANGSUNG Yth. di.. Kami laporkan dengan hormat bahwa berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Majelis Kode Etik tanggal... terhadap: Nama :... NIP :... Pangkat, golongan/ruang :... Jabatan :... telah dinyatakan melakukan pelanggaran ketentuan Pasal... ayat huruf Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 4/RB Tahun 2011 tentang Kode Etik Pegawai Sekretariat Kabinet Republik Indonesia yang menyangkut sanksi pelanggaran disiplin sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat (4) huruf c dan huruf d Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Sehubungan dengan hal tersebut, selaku atasan langsung yang bersangkutan, saya: Nama :... NIP :... Pangkat, golongan/ruang :... Jabatan :... telah melakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan. Berdasarkan...

-22- Berdasarkan hasil pemeriksaan saya, yang bersangkutan terbukti melakukan pelanggaran sebagaimana Laporan Hasil Pemeriksaan Majelis Kode Etik. Sesuai dengan ketentuan Pasal 24 ayat (3) huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, bersama ini kami sampaikan Berita Acara Pemeriksaan terhadap PNS yang bersangkutan untuk digunakan sebagai bahan untuk menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS yang bersangkutan. Demikian Laporan Hasil Pemeriksaan ini saya sampaikan untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. Jakarta,... Jabatan Atasan Langsung... Nama Pejabat Atasan Langsung SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA, ttd. DIPO ALAM Salinan sesuai dengan aslinya Deputi Bidang Administrasi Sekretariat Kabinet, Drs. Djadmiko, M.Soc.Sc.