Optimasi Jaringan Wideband Code Division Multiple Access Untuk Meningkatkan Throughput Internet

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERENCANAAN KEBUTUHAN NODE B PADA SISTEM UNIVERSAL MOBILE TELECOMMUNICATION SYSTEM (UMTS) DI WILAYAH UBUD

ANALISIS LAYANAN VOICE CALL DAN DATA PACKET PADA OPERATOR TELEPON SELULER DI WILAYAH BALI INNER CITY

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pada sistem komunikasi nirkabel dan bergerak sangatlah kompleks

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya dunia teknologi telekomunikasi dan informasi sejalan dengan kebutuhan akan kecepatan dan

Analisis Benchmarking Jaringan 3G Operator HCPT dan XL di Area Jakarta

Evaluasi Performansi Jaringan UMTS di Kota Semarang menggunakan Metode Drive Test

ANALISIS DROP CALL PADA JARINGAN 3G PADA BEBERAPA BASE STATION DI KOTA MEDAN

OPTIMASI KUALITAS PENERIMAAN SINYAL DARI ANTENA NODE B PADA SISTEM UMTS 3G DENGAN PHYSICAL TUNING ABSTRAK

ANALISIS KUALITAS VOICE CALL PADA JARINGAN WCDMA DENGAN DRIVE TEST MENGGUNAKAN TEMS INVESTIGATION

1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan tugas akhir ini adalah: 1. Melakukan upgrading jaringan 2G/3G menuju jaringan Long Term Evolution (LTE) dengan terlebih

Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA

Analisa Unjuk Kerja Jaringan Operator 3G(WCDMA-UMTS) Menggunakan Metode Drivetest

Makalah Seminar Kerja Praktek UPGRADE POWER TRANSMISSION 3G KEADAAN CONGESTION

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TEORI DASAR. Public Switched Telephone Network (PSTN). Untuk menambah kapasitas daerah

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Pengaruh Penggunaan Physical Cell Identity (PCI) Pada Perancangan Jaringan 4G LTE

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

TUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G

ANALISIS PENGARUH MODEL PROPAGASI DAN PERUBAHAN TILT ANTENA TERHADAP COVERAGE AREA SISTEM LONG TERM EVOLUTION MENGGUNAKAN SOFTWARE ATOLL

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Abstrak

OPTIMASI JARINGAN 3G BERDASARKAN ANALISIS BAD SPOT DI AREA JAKARTA PUSAT 3G NETWORK OPTIMIZATION BASED ON BAD SPOT ANALYSIS IN CENTRAL JAKARTA

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK. i ABSTRACT.. ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI.. v DAFTAR TABEL.. viii DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi yang cenderung memerlukan data rate tinggi, hal ini terlihat dari

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN CODEC TERHADAP QUALITY OF SERVICE VOIP PADA JARINGAN UMTS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA. Oleh : NRP

Analisis Pengaruh Model Propagasi dan Perubahan Tilt Antena Terhadap Coverage Area Sistem Long Term Evolution Menggunakan Software Atoll

ANALISIS LAYANAN VOIP PADA JARINGAN MANET DENGAN CODEC YANG BERBEDA

ANALISIS MANAJEMEN INTERFERENSI JARINGAN UPLINK 4G-LTE DENGAN METODE INNERLOOP POWER CONTROL DI PT TELKOMSEL


Estimasi Luas Coverage Area dan Jumlah Sel 3G pada Teknologi WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access)

ANALISIS RSCP PADA HSDPA DAN HSUPA DI WILAYAH KOTA MALANG

TUGAS AKHIR ANALISA OPTIMASI COVERAGE AREA NODE B CIANGSANA BOJONG DI TELKOMSEL

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA ROUND ROBIN DAN BEST CQI PADA PENJADWALAN DOWNLINK LTE

BAB I PENDAHULUAN. teknologi 3G yang menawarkan kecepatan data lebih cepat dibanding GSM.

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Peningkatan Kualitas dan Kapasitas Jaringan Seluler PT. XL Axiata pada Area Jawa Tengah bagian Utara melalui Proyek Swap dan Modernisasi

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

OPTIMASI KUALITAS DAN AREA CAKUPAN JARINGAN 3G STUDI KASUS KLUSTER AREA TASIKMALAYA

ANALISIS PERMASALAHAN OPTIMALISASI VOICE CDMA X UNTUK MENGURANGI KEGAGALAN KONEKSI STUDI KASUS DIVISI TELKOM FLEXI SEMARANG

HANDLING INTERFERENCE OF HSPA + In BANDUNG

PERENCANAAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) 1800 MHz DI WILAYAH MAGELANG MENGGUNAKAN BTS EXISTING OPERATOR XYZ

I. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse.

Transport Channel Processing berfungsi mengubah transport blok yang dikirim dari. Processing dari MAC Layer hingga physicalchannel.

Drive Test and RF Optimization Overview. Alfin Hikmaturokhman.,ST.,MT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ANALISIS KUALITAS LAYANAN PANGGILAN PADA TELEKOMUNIKASI BERGERAK 3G

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 3G/UMTS. Teknologi WCDMA berbeda dengan teknologi jaringan radio GSM.

PERENCANAAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE)1800 Mhz DI WILAYAH MAGELANG MENGGUNAKAN BTS EXISTING OPERATOR XYZ

BAB III PERENCANAAN DAN SIMULASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Universitas Kristen Maranatha

Kata kunci: Eksternal Interferensi, RTWP, Throughput

ANALISIS AVAILABILITY DAN RSSI TERHADAP TINGGINYA DROP RATE DI JARINGAN 3G UMTS (STUDI KASUS PT.XL Axiata Jakarta)

PENANGANAN INTERFERENSI PADA JARINGAN SELULER 2G PT. INDOSAT UNTUK AREA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Home Networking. Muhammad Riza Hilmi, ST.

Drive Test Untuk Layanan Mobile Broadband Di Bandung

BAB I PENDAHULUAN I-1

ANALISIS UNJUK KERJA JARINGAN 3G (UMTS) MENGGUNAKAN METODE DRIVE TEST VOICE MODE

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar

OPTIMASI JARINGAN 3G UNTUK LAYANAN VOICE DAN DATA DI AREA RADIO DALAM JAKARTA SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Indra Surjati, Yuli Kurnia Ningsih & Hendri Septiana* Dosen-Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

E-Journal SPEKTRUM. Pande Putu Wahyu Pramanda, Pande Ketut Sudiarta, Ngurah Indra ER. 1

BAB 4 SIMULASI DAN EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN. ke lokasi B data bisa dikirim dan diterima melalui media wireless, atau dari suatu

UNJUK KERJA LOAD BASED CALL ADMISSION CONTROL (LB-CAC) PADA SISTEM MULTI-TRAFIK WCDMA. Aries Tri Prawijaya Putra

ANALISA KINERJA MANET (Mobile Ad Hoc Network) PADA LAYANAN VIDEO CONFERENCE DENGAN RESOLUSI YANG BERBEDA

ANALISIS PERBANDINGAN POWER TRANSMIT PADA JARINGAN 3G TERHADAP KUALITAS EC/NO DAN RECEIVED SIGNAL CODE POWER DALAM HUBUNGAN INTENSITAS TRAFIK

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana 1, 2,

Wireless Technology atau teknologi nirkabel, atau lebih sering disingkat wireless adalah teknologi elektronika yang beroperasi tanpa kabel.

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung. Tabel 3.1. Jadwal kegiatan Penelitian

Teknologi Komunikasi Data Seluler. Adri Priadana ilkomadri.com

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data

OPTIMASI JARINGAN UMTS UNTUK LAYANAN VOICE DAN DATA PADA WILAYAH TOL CILEUNYI-PASTEUR, KOTA BANDUNG

Evolusi Teknologi Wireless Seluler menuju HSDPA

LAPORAN KERJA PRAKTIK OPTIMASI ANTENA DAERAH WONOSARIUTARA UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH USER PT. TELEKOMUNIKASI SELULER YOGYAKARTA

ANALISIS PENGUKURAN KUALITAS JARINGAN MSAN PADA LAYANAN IPTV PT.TELKOM DI DAERAH DENPASAR BALI

E-Journal SPEKTRUM. Ida Bagus Ari Budiarta, Pande Ketut Sudiarta, IGAK. Diafari Djuni H. 1

ANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI PADA SKENARIO IMPLEMENTASI 1 ST CARRIER TERHADAP 2 ND CARRIER UNTUK JARINGAN 3G

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA

: HSDPA,

LAPORAN SKRIPSI ANALISIS DAN OPTIMASI KUALITAS JARINGAN TELKOMSEL 4G LONG TERM EVOLUTION (LTE) DI AREA PURWOKERTO

KUALITAS LAYANAN DATA PADA JARINGAN CDMA x EVOLUTION-DATA ONLY (EVDO)

ANALISIS JARINGAN UMTS PADA MENARA ROOFTOP DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE TEMS INVESTIGATION DAN G-NETTRACK PRO

Simulasi Dan Analisis Pengaruh Kecepatan Pengguna Terhadap Kualitas Layanan Data Dengan Menggunakan Encoder Turbo Code Pada Sistem CDMA EV-DO Rev A

BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK DRIVE TEST BERBASIS ANDROID UNTUK ANALISIS KUALITAS VOICE CALL

BAB I PENDAHULUAN. (browsing, downloading, video streaming dll) dan semakin pesatnya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG

Transkripsi:

Optimasi Jaringan Wideband Code Division Multiple Access Untuk Meningkatkan Throughput Internet M. Iman Nur Hakim 1 Pande Ketut Sudiarta 2 I G.A.K. Diafari Djuni H. 3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik - Universitas Udayana Email: m.iman.nh@gmail.com 1 sudiarta@unud.ac.id 2 igakdiafari@ee.unud.ac.id 3 Abstrak Jaringan WCDMA mendukung kecepatan 2 Mbps, namun layanan internet yang diterima user kurang dari 1,2 Mbps. Oleh karena itu, akan dilakukan optimasi jaringan WCDMA untuk meningkatkan throughput internet. Data penelitian menyangkut throughput,, dan congestion dari operator XL daerah Tuban Bali. Penelitian dilakukan selama empat bulan dengan target mendapat nilai throughput minimal 1,2 Mbps. Optimasi yaitu dengan penambahan filter, source code, juga pengubahan power transmit sedangkan optimasi congestion dengan penambahan kapasitas user. Hasil dari penelitian, optimasi meningkatkan throughput site 3611012G sebesar 394.4806 kbps dan site 3614803G sebesar 200.2185 kbps. Optimasi congestion meningkatan throughput site 361MBZ794G sebesar 64.8871 kbps. Kata Kunci :, Congestion, Throughput Abstract WCDMA network supports speed of 2 Mbps, but the internet service user receives less than 1.2 Mbps. Therefore, it will do WCDMA network optimization to improve throughput internet. The research data regarding throughput, and congestion of operator XL Tuban-Bali area. The research was conducted over four months to receive throughput value of at least 1.2 Mbps. Optimization which is by adding filter, source code, also changing the transmit power while congestion optimization is to increase user capacity. Results of the research, optimization increasing throughput 3611012G site at 394.4806 kbps and 3614803G at 200.2185 kbps. Congestion optimization increasing of throughput 361MBZ794G site amounts of 64.8871 kbps. Keywords:, Congestion, Throughput. 1. PENDAHULUAN Coverage dari operator XL di daerah Tuban Bali sudah cukup baik karena telah mencakup sebagian besar wilayah Tuban, namun permasalahan yang muncul adalah layanan internet yang diterima oleh pengguna tidak sesuai dengan sebagaimana mestinya. Tercatat bahwa rata-rata kecepatan yang didapat kurang dari 1,2 Mbps dalam jaringan WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access) dan masih kurang cepat untuk akses internet di jaringan WCDMA yang mendukung paket data dengan kecepatan 2 Mbps untuk user diam, 384 kbps untuk pejalan kaki, dan 144 kbps untuk saat berkendaraan [1]. Dengan kecepatan tersebut, seharusnya para pengguna jasa internet mendapatkan kecepatan yang cukup untuk mengakses layanan multimedia, namun nyatanya user tidak mendapat kecepatan yang cukup untuk mengakses konten konten multimedia yang tersedia, baik itu dari segi upload maupun download. Maka, hal ini tentunya akan mempengaruhi tingkat kepuasan yang didapat oleh pengguna terhadap layanan yang dijanjikan oleh operator seluler. Banyak faktor yang mempengaruhi nilai throughput. Faktor penyebabnya antara lain posisi antena pemancar yang tidak sesuai ataupun sudut antena yang kurang tepat, nilai RSCP (Received Signal Code Power), Ec/No, (Received Total Wideband Power), congestion, juga spreading factor [2]. Pada penelitian ini, akan dilakukan beberapa usaha agar terjadi peningkatan terhadap throughput layanan internet dan minimal dapat menjaga layanan internet yang diberikan kepada para user agar tetap sesuai dengan standard. Parameter dari dan congestion yang mempengaruhi throughput internet akan dianalisis dan akan memberikan peningkatan terhadap layanan tersebut, khususnya pada nilai throughput yang diberikan. M. Iman Nur Hakim, Pande Ketut Sudiarta, I G.A.K. Diafari Djuni H. 125

2. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka berisikan materi penunjang penelitian yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi. Banyak faktor yang mempengaruhi nilai throughput. Hal ini bisa saja dikarenakan posisi antena pemancar yang tidak sesuai ataupun sudut antena pemancar yang dirasa kurang tepat, nilai RSCP, Ec/No,, congestion, juga spreading factor [2]. RSCP (Received Signal Code Power) adalah kuat sinyal penerimaan yang menyatakan besarnya daya pada satu kode yang diterima oleh telepon genggam pengguna. Sedangkan Ec/No merupakan perbandingan energy per chip terhadap noise density [3]. Dalam penelitian ini, akan dibahas mengenai dan congestion. 2.1 Umumnya interferensi diartikan sebagai sinyal lain yang tidak diinginkan atau menggangu sinyal informasi yang ditransmisikan kepada penerima (receiver). Selain itu, sinyal-sinyal yang yang tidak diperlukan untuk sebuah sistem komunikasi dan mempengaruhi sistem komunikasi pada jaringan disebut juga dengan sinyal interferensi. (Received Total Wideband Power) pada nodeb adalah total daya yang diterima pada wideband dan nilai ini dapat dijadikan suatu parameter acuan suatu site mengalami interferensi uplink atau tidak. Selain itu, digunakan pula untuk membantu analisis dan menemukan solusi penanganan interferensi uplink pada site yang bersangkutan. Level interferensi yang kuat dapat mengakibatkan QoS (Quality of Service) menjadi buruk dan akan berdampak besar pada layanan yang diberikan kepada pelanggan sehingga akhirnya apabila tidak cepat ditangani akan merugikan pihak operator. Nilai rata-rata ketika berada pada level -105 dbm artinya kinerja jaringan masih bagus. Namun, jika sudah naik hingga -90 dbm akan berpengaruh kepada penurunan kecepatan transfer data atau layanan data, seperti turunnya downlink rate serta layanan video call terjadi lag seperti suara yang lebih dulu muncul dibanding gerak gambar. Layanan suara akan mengalami degradasi kualitas ketika nilai rata-rata naik hingga -65 dbm. Begitu pula pada layanan data bahkan saat dilakukan ping, respon yang sering diterima adalah RTO (request timed out), sehingga sulit untuk melakukan kegiatan browsing, apalagi download [4]. Tabel 1 merupakan tabel standarisasi yang ditentukan oleh pihak Huawei dalam mengategorikan nilai dari suatu nodeb. Tabel 1 Kategori Kategori X ( dalam dbm) Normal X <= -100 High -90 >= X > -100 Very High X > -90 2.2 Congestion Congestion, suatu keadaan dimana transmisi sinyal yang dikirim oleh user ke site sedang mengalami kemacetan akibat penuhnya channel. Hal ini bisa terjadi karena site yang menerima sinyal sedang mengalami full traffic. Untuk menanggulangi hal ini, ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Salah satu caranya yaitu dengan menambahkan parameter jumlah user pada site tersebut. Dengan melakukan penambahan tersebut maka jumlah user yang dapat diterima oleh site akan bertambah. Hal ini akan mengurangi terjadinya blocking terhadap para user. Batas toleransi congestion dari pihak huawei dibawah 0.01 %. Penanggulangan dalam kasus ini diantaranya dengan melakukan penambahan kapasitas user yang dapat tertampung dalam satu nodeb. 3. METODELOGI PENELITIAN Penelitian dimulai bulan 2015 dan dilakukan di daerah Tuban Bali. Data primer yaitu data logger menyangkut data throughput,, congestion dan data sekunder menyangkut data drivetest. Alur analisis utama penelitian ditunjukkan pada Gambar 1. Pada tahap awal pengerjaan, diawali dengan melakukan studi literatur sebagai salah satu penunjang penelitian. Proses pertama dalam penelitian adalah melakukan pengambilan data, congestion, throughput dari nodeb yang ada didalam polygon Tuban Bali yang selanjutnya akan dianalisa mengenai penyebab turunnya throughput di nodeb tersebut. Setelah itu, proses selanjutnya adalah melakukan optimasi terhadap nodeb yang bermasalah. Optimasi tersebut bisa dilakukan secara hardware maupun software. M. Iman Nur Hakim, Pande Ketut Sudiarta, I G.A.K. Diafari Djuni H. 126

3.2 Alur Melakukan Optimasi Dan Pengubahan Nilai Parameter Menggunakan Software Setelah pengambilan data dan mengetahui penyebab turunnya throughput, dilakukan optimasi dengan pengubahan nilai parameter. Gambar 3 merupakan alur optimasi yang menjadi bagian dari proses kedua dalam Gambar 1 alur analisis utama penelitian. Gambar 1. Alur Analisis Utama Penelitian 3.1 Alur Pengambilan Data dan Melihat Penyebab Turunnya Throughput Alur tahap pengambilan data dan melihat penyebab turunnya throughput ditunjukkan pada Gambar 2 yang merupakan bagian dari proses pertama dalam Gambar 1 alur analisis utama penelitian. Gambar 2. Alur Pengambilan Data Gambar 3. Alur Optimasi 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian dimulai Bulan sampai dengan Bulan Mei 2015. Langkah awal yang dilakukan adalah mengambil data, congestion, dan throughput dari masing masing nodeb pada bulan tersebut. Setelah data didapatkan, dilakukan pengecekan terhadap data tersebut, apakah ada nodeb yang mendapatkan nilai, congestion maupun throughput dibawah nilai standard. Apabila ditemukan keadaan tersebut, maka akan dilakukan optimasi terhadap nodeb yang bermasalah. 4.1 Kondisi Existing Penelitian dilakukan di daerah Tuban Bali dengan objek penelitian sebanyak 17 nodeb, baik nodeb indoor ataupun nodeb outdoor yang tersebar dalam polygon Tuban. Gambar 4 menunjukkan letak nodeb dan nama dari masing masing nodeb tersebut M. Iman Nur Hakim, Pande Ketut Sudiarta, I G.A.K. Diafari Djuni H. 127

Tabel 2 Data CONG ESTION 3611012G -84.7106 0.000474 1025.5469 3611017G -105.0555 0.000116 1795.3508 3612503G -101.7055 0.001160 1364.7981 3612984G -106.8572 0.001011 1977.5376 3613622G -100.7397 0.002307 1792.7928 3614773G -105.0324 0.000682 1529.5418 3614803G -92.7011 0.006095 937.3329 361D765G -102.5707 0.000114 1546.6365 Gambar 4 Letak Polygon Tuban 4.1.1 Drivetest Merujuk pada Gambar 5 bahwa kondisi coverage sinyal di dalam area polygon Tuban sudah cukup baik. Sebagian besar wilayah sudah mendapat warna hijau walaupun ada beberapa titik yang masih memiliki kualitas sinyal kurang baik yang ditandai dengan warna merah. 361D768G -103.8178 0.002028 1940.0996 361MBZ794G -104.8249 0.010527 1822.4446 361PC013G -104.5305 0 2064.7841 361PC198G -102.4412 0 2181.6104 361PC715G -100.5355 0 1057.7838 361PX315G -107.7325 0 1713.9708 MC3611904G -105.5130 0 1967.0533 MC3612990G -102.6834 0 1407.3503 MC3613519G -104.6370 0.002001 1797.5046 Gambar 5 Drivetest Polygon Tuban 4.1.2 Data Existing Bulan Pengambilan data data dari setiap nodeb yang ada menyangkut data, congestion, maupun data throughput. Pengambilan data pertama kali dilakukan pada bulan. Data ini nantinya akan dijadikan sebagai data awal ataupun data existing dalam penelitian. Data bulan dari masing-masing nodeb tersebut disajikan dalam Tabel 2 4.2 Penelitian Bulan Penelitian awal dilakukan pada dengan mengambil data masing masing. 4.2.1 Permasalahan Bulan Permasalahan disisi salah satunya pada site 3611012G yang menunjukkan nilai -84.7106 dbm dan termasuk kedalam kategori very high. Sedangkan pada sisi congestion terjadi di site 361MBZ794G. tersebut mempunyai nilai 0.010527 %. 4.3 Optimasi Data Bulan Optimasi dilakukan untuk memperbaiki permasalahan yang terjadi di suatu. 4.3.1 Optimasi Optimasi yang dilakukan untuk memperbaiki site 3611012G adalah dengan memasang filter frekuensi disisi uplink di site 3611012G seperti pada Gambar 6. M. Iman Nur Hakim, Pande Ketut Sudiarta, I G.A.K. Diafari Djuni H. 128

Gambar 6 Pemasangan Filter 4.3.2 Optimasi Congestion Optimasi site 361MBZ794G adalah melakukan pengubahan nilai parameter ULTOTALEQUSERNUM. Nilai parameter ULTOTALEQUSERNUM berfungsi sebagai pengatur jumlah user. Nilai parameter dinaikkan dari 90 menjadi 180. 4.4 Penelitian Bulan Penelitian bulan dilakukan untuk mengetahui hasil optimasi dan melihat permasalahan yang terjadi. 4.4.1 Pengambilan Data, Congestion, dan Throughput Setelah mengetahui data di bulan dan melakukan optimasi terhadap site yang dianggap kurang baik, selanjutnya adalah melihat hasil dari perbaikan tersebut. Hasil dari optimasi yang dilakukan akan dilihat dari data bulan dan disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3 Hasil Optimasi Di Bulan CONGES- TION 3611012G -89.1489 0.018010 1420.0275 361MBZ7 0 94G -104.8212 1887.3317 4.4.2 Hasil Optimasi Data Bulan Dalam Tabel 3 diketahui bahwa nilai di site 3611012G mengalami perbaikan namun hasilnya belum optimal dan akan dilakukan perbaikan kembali di bulan. Nilai berubah dari -84.7106 dbm menjadi -89.1489 dbm. Sedangkan di sisi congestion, perbaikan terhadap site 361MBZ794G membuahkan hasil. Nilai congestion site tersebut berubah dari nilai 0.010527 % menjadi 0 %. Dari sisi throughput terjadi peningkatan nilai yang dihasilkan pada site yang terkena perbaikan. Contohnya di site 3611012G terjadi peningkatan nilai di bulan dari 1025.5469 kbps menjadi 1420.0275 kbps. Begitu pula pada site 361MBZ794G meningkat dari 1822.4446 kbps menjadi 1887.3317 kbps. 4.4.3 Permasalahan Bulan Permasalahan di bulan ditunjukkan pada Tabel 4. Permasalahan disisi dan congestion sama sama dialami oleh 3611012G juga 3614803G. Tabel 4 Permasalahan Bulan 3611012G -89.1489 0.018010 1420.0275 3614803G -93.0967 0.057360 1122.3428 4.4.4 Optimasi Data Bulan Untuk memperbaiki masalah yang masih terjadi, akan dilakukan kembali usaha optimasi. Optimasi yang dilakukan dari data bulan diantaranya : 1. Optimasi Optimasi yang dilakukan terhadap dua site tersebut adalah penambahan filter terhadap site 3614803G dan pengubahan parameter PCPICHPower dari nilai awal 360 menjadi 330 terhadap site 3611012G. pengubahan nilai parameter tersebut berpengaruh terhadap power transmit yang akan mempengaruhi jangkauan cell. 2. Optimasi Congestion Optimasi congestion dilakukan dengan pengubahan nilai dari parameter ULTOTALEQUSERNUM juga parameter HSPDSCHCODENUM. Parameter ini berpengaruh terhadap banyaknya data yang dapat dikirimkan pada site 3614803G. hal ini dilakukan karena melihat hasil throughput site tersebut kurang baik. M. Iman Nur Hakim, Pande Ketut Sudiarta, I G.A.K. Diafari Djuni H. 129

4.5 Penelitian Bulan Penelitian bulan dilakukan untuk mengetahui hasil optimasi dari data bulan dan untuk melihat apakah masih terjadi permasalahan dalam nodeb. 4.5.1 Pengambilan Data, Congestion, dan Throughput Pengambilan data pada bulan dilakukan untuk mengetahui hasil dari perbaikan site di bulan dan memantau nilai dari site lain setelah satu bulan beroperasi. Data tersebut disajikan dalam Tabel 5 hasil optimasi di bulan. Tabel 5 Hasil Optimasi Di Bulan 3611012G -96.5998 0.003319 1797.5335 3614803G -99.0581 0.000159 1239.9456 4.5.2 Hasil Optimasi Data Bulan Berdasarkan data hasil optimasi bulan, optimasi terhadap site 3611012G dan 3614803G memberikan hasil baik. Nilai sebesar -96.5998 dbm untuk site 3611012G dan -99.0581 dbm untuk site 3614803G. Dari sisi congestion, optimasi memberi hasil yang baik. Nilai site 3611012G dari 0.018010 % menjadi 0.003319 % dan site 3614803G dari 0.057360 % menjadi 0.000159 %. Sedangkan throughput yang dihasilkan pada bulan mengalami peningkatan. Throughput dari site 3611012G meningkat dari 1420.0275 kbps menjadi 1797.5335 kbps. Pada site 3614803G meningkat dari 1122.3428 kbps menjadi 1239.9456 kbps. 4.5.3 Permasalahan Bulan 3611012G dan 3614803G masih memiliki nilai sebesar -96.5998 dbm dan -99.0581 dbm. Dari hasil tersebut, maka kedua site yang ada masih termasuk kedalam kategori nilai high. Data mengenai permasalahan nodeb bulan ditunjukkan dalam Tabel 6 Tabel 6 Permasalahan Bulan VS_Mea n 3611012G -96.5998 0.003319 1797.533595 3614803G -99.0581 0.000159 1239.945624 4.5.4 Optimasi Data Bulan Optimasi yang dilakukan adalah optimasi terhadap 3611012G dan site 3614803G mendapatkan perbaikan dengan pengubahan parameter PCPICH- Power seperti yang sebelumnya pernah dilakukan pada bulan. Diharapkan dengan pengubahan nilai parameter power tersebut didapatkan coverage cell yang optimum. 4.6 Penelitian Bulan Mei Penelitian bulan Mei dilakukan untuk mengetahui hasil optimasi dan melihat hasil akhir dari penelitian yang sudah dilakukan. 4.6.1 Pengambilan Data, Congestion, dan Throughput Mei Setelah dilakukan usaha perbaikan terhadap nodeb, pengambilan data dilakukan kembali guna mengetahui hasil dari optimasi yang telah dilakukan. Data hasil optimasi dapat dilihat dalam Tabel 7. Tabel 7 Hasil Optimasi Di Bulan Mei Mei HSPA_ 3611012G -95.6505 0.002600 1614.3019 3614803G -101.4732 0.000720 1440.1641 Ada peningkatan nilai dan penurunan nilai terhadap site yang mendapat perbaikan. 3611012G mengalami penurunan dari nilai -96.5998 dbm menjadi -95.6505 dbm dan terjadi penurunan nilai throughput dari 1797.5335 kbps menjadi 1614.3019 kbps. 3614803G mengalami peningkatan nilai maupun nilai throughput. Masing masing nilai tersebut adalah nilai dari -99.0581 dbm menjadi -101.47324 dbm dan throughput dari 1239.9456 kbps menjadi 1440.1641 kbps. Buruknya nilai yang didapat di site M. Iman Nur Hakim, Pande Ketut Sudiarta, I G.A.K. Diafari Djuni H. 130

3611012G terjadi karena kurang tepatnya optimasi dengan pengubahan kembali nilai parameter PCPICHPower. Pada akhir penelitian, optimasi dalam memperbaiki nilai maupun nilai congestion sampai pada batas normal tidak sepenuhnya tercapai, karena site 3611012G belum mendapat nilai normal. Namun, target dengan mendapatkan throughput minimal 1,2 Mbps sudah tercapai. Hasil dari nilai, congestion, dan throughput selama 4 bulan, ditampilkan dalam bentuk grafik pada Gambar 7 dengan grafik, Gambar 8 dengan grafik congestion, dan Gambar 9 dengan grafik throughput. Gambar 7. Grafik Nilai Gambar 8. Grafik Nilai Congestion 5 SIMPULAN Ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian dan pembahasan yang sudah dilakukan, diantaranya: 1. Optimasi yang dilakukan selama empat bulan telah mencapai target dengan mendapatkan throughput minimal 1,2 Mbps. 2. Optimasi yang dilakukan bulan pada site 3611012G meningkatkan throughput sebesar 394.4806 kbps. Sedangkan pada site 361MBZ794G, terjadi peningkatan throughput sebesar 64.8871 kbps. 3. Hasil optimasi di bulan meningkatkan throughput sebesar 377.5060 kbps di site 3611012G dan 117.6027 kbps di site 3614803G. 4. Optimasi yang dilakukan di bulan Mei disatu sisi memperburuk nilai site 3611012G akibat dari kurang tepatnya nilai parameter sehingga menurunkan throughput sebesar 183.2316 kbps. Namun, disisi lain optimasi memperbaiki nilai site 3614803G sehingga meningkatkan throughput sebesar 200.2185 kbps. 6 DAFTAR PUSTAKA [1] Akbar, K.R., Muayyadi, A., Mufti, N., 2009. Analisa Performansi Cakupan Jaringan WCDMA/3G Study Kasus DIY Yogyakarta. Inst. Teknol. Telkom. [2] Mustapha, D.R., Munady, R., Usman, U.K., 2010. Analisis Performansi Layanan Data & Multimedia Pada Jaringan 3G. [3] Bisworo, B., 2014. Pengaruh Overshooting Coverage Terhadap Kualitas Layanan pada Universal Mobile Telecommunication System (UMTS). J. Mhs. TEUB 1. [4] Adi, J.P., 2012. Analisis Pada Jaringan 3G Axis Menggunakan Perangkat Lunak LMT. Gambar 9. Grafik Nilai Throughput M. Iman Nur Hakim, Pande Ketut Sudiarta, I G.A.K. Diafari Djuni H. 131