I. PENDAHULUAN. menguasai pasar. Perkembangan zaman yang juga diikuti perkembangan dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan di Indonesia yang mengalami kerugian yang besar bahkan sampai

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bertahan atau bahkan lebih berkembang. Perusahaan yang. perusahaan dapat melakukan pengembangan perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah meningkatkan kemakmuran melalui peningkatan nilai perusahaan.

PERTUMBUHAN PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO

BAB I PENDAHULUAN. Argumentasi mengenai pengaruh diversifikasi pada nilai perusahaan masih

BAB I PENDAHULUAN. dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling

BAB I PENDAHULUAN. untuk kepentingan pihak eksternal (Supriyono, 1999). Standar Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat tercapai dan lebih unggul dari perusahaan lain dalam

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sudah baik. Jika dinilai kinerja kurang baik maka diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat. Karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu. Perusahaan perlu mengembangkan strategi yang tepat agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi yang berlangsung dengan sangat cepat dan meluas. Proses

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat melalui

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha di Indonesia yang semakin kompetitif

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis dalam skala internasional agar dapat bertahan bahkan lebih

BAB I PENDAHULUAN. kuat dan ketat. Kondisi ini menuntut perusahaan agar selalu mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan suatu perekonomian diikuti juga dengan. bisnis perusahaan. Untuk mendapatkan modal yang besar dan terikat dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bertahan, berkembang atau keluar (tutup). Keadaan tersebut menuntut setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang. kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam)

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan ekonomi, terutama di negara yang menganut sistem

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kondisi finansial atau kondisi permodalan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari banyaknya perusahaan yang melakukan Initial Public Offering

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. dengan (uniting with) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda perekonomian dunia telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang lain dibandingkan dengan nilai saham ( Book Value ) selama satu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Tabel 1.1 Daftar Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sektor Jumlah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di suatu Negara bisa menjadi acuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, semakin melemahkan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar.

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan harganya yang cenderung selalu naik. Kenaikan harga properti

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dana dari masyarakat pemodal (investor). Kedua, pasar modal menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya teknologi dan pengetahuan dari tahun ke tahun mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi karena harga saham menunjukkan prestasi emiten, pergerakan harga

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI (Study Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI )

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era global ini perekonomian khususnya di Indonesia dari waktu-kewaktu

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional di segala bidang memerlukan pembiayaan dan investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan yang cukup besar bagi perekonomian suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi, salah satunya yaitu sektor keuangan yang mencakup industri perbankan. Perkembangan perbankan yang sangat pesat serta

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Asia pada tahun 1997 telah menelan banyak

MAKALAH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN BAB II MEMAHAMI STRATEGI PROGRAM STUDI AKUNTANSI 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak tetap asalkan aset tersebut dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang diperhatikan oleh investor dalam menilai

BAB I PENDAHULUAN. teknologi di segala bidang yang semakin berkembang, menjadikan dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha semakin memicu persaingan antar. perusahaan untuk mencapai suatu keberhasilan. Indikator keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha diantara perusahaan yang semakin ketat menuntut. perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaannya agar

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Dimana faktor terpenting untuk melihat perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat ini. Perusahaan dituntut untuk dapat memanfaatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan perusahaan lazimnya bertujuan memaksimumkan. kemakmuran pemegang saham (stokcholders). Kemakmuran para pemegang

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Pasar modal merupakan tempat memperjualbelikan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (Sholikhah N.R & Rina T, 2004). adalah kinerja keuangan. Pada prinsipnya semakin baik prestasi

BAB 1 PENDAHULUAN. sejenis. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki kelemahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-undang No. 36/1999 tentang telekomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang seperti obligasi saham, dan lainnya (Wikipedia). penjualan saham meningkat secara signifikan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan manusia terus bertambah dan berkembang. Ini

BAB I PENDAHULUAN. tempat untuk memperoleh modal tersebut adalah melalui pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. timbul antara prinsipal (atau Equity Ownership of Outside Blockholders) dan agen

BAB I PENDAHULUAN. memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya saja dengan

BAB I PENDAHULUAN. penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal dapat digunakan oleh para

Bab V SIMPULAN DAN SARAN. diperoleh suatu kesimpulan. Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan pada

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat suatu perusahaan dituntut untuk terus tumbuh dengan tujuan

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era

BAB I PENDAHULUAN. transaksi antara pihak-pihak pencari dana (emiten) dengan pihak yang kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, persaingan persaingan antara perusahaan menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan sebuah keputusan investasi. Karena hal ini mempunyai dampak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1 BAB I PENDAHULUAN. besar dirasakan dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam sektor ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. yang mengalami pertumbuhan paling cepat secara global untuk kategori pasar

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai sebuah entitas bisnis pada hakikatnya memiliki tujuan yang ingin dicapai yaitu memaksimalkan keuntungan, meningkatkan nilai aset dan menguasai pasar. Perkembangan zaman yang juga diikuti perkembangan dalam aktivitas perekonomian dan bisnis memunculkan banyak sektor usaha yang dapat dijalankan oleh perusahaan. Paradigma untuk berbisnis pun terus mengalami perkembangan, dari era tradisional yang hanya terpusat pada laba atau keuntungan dalam menjalankan bisnis hingga era global yang menuntut penguasaan pasar melalui kreatifitas, pencitraan dan kepercayaan konsumen. Era global dengan tingkat persaingan yang semakin tinggi dan ketat serta berbagai gejolak ekonomi dunia memaksa semua perusahaan di dunia untuk semakin kreatif dan inovatif dalam menentukan strategi demi kelangsungan operasi dan pengembangan bisnisnya. Berbagai cara dan strategi pun dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Kunci atas kemenangan dalam sebuah persaingan bisnis pada era modern ini adalah kreatifitas, inovasi dan kepercayaan sebagai kekuatan utama untuk menguasai pasar.

2 Ansoff (1957) dalam penelitiannya mengemukakan konsep Product-Market Growth Matrix yang menjadi salah satu acuan pengembangan usaha modern sekarang ini. Dalam konsepnya dinyatakan 4 kuadran pengembangan usaha : Market Penetration : Existing products Existing market (kuadran I) Product Development : Existing market New products (kuadran II) Market Development : Existing products - New market (kuadran III) Diversification : New market New products (kuadran IV) Salah satu diantara berbagai cara dan strategi yang marak dilakukan beberapa waktu terakhir adalah dengan melakukan diversifikasi perusahaan. Strategi diversifikasi perusahaan dilakukan untuk memperluas segmen atau bidang usaha perusahaan dengan melakukan ekspansi secara intens pada beberapa sektor usaha secara bersamaan. Perusahaan pada kuadran I adalah perusahaan dengan paradigma bisnis tradisional yang fokus pada penjualan satu jenis usaha dan produk dengan target pada satu pasar tertentu, biasanya perusahaan di kuadran I ini merupakan perusahaan yang baru berdiri. Sedangkan perusahaan di kuadran II hingga IV merupakan perusahaan-perusahaan yang telah mengalami perkembangan. Strategi diversifikasi perusahaan adalah kebijakan perusahaan yang sudah berada di kuadran IV sebagai bentuk akhir pengembangan bisnis dengan melakukan ekspansi bisnis lintas sektoral.

3 Kebijakan diversifikasi perusahaan secara teoritis sangat terkait dengan tingkat pengembangan usaha perusahaan. Handayani (2009) dalam risetnya membagi tingkatan perkembangan usaha menjadi 3, yaitu: - Tahap I : start up atau 'belajar jalan' - Tahap II : grow atau 'belajar lari' - Tahap III : regrow atau 'latihan lari marathon'. Ketika perusahaan melakukan diversifikasi dapat dikatakan perusahaan tersebut telah mencapai tahap ketiga-kuadrat. Pada tahap ketiga-kuadrat ini, diversifikasi bukan suatu pilihan melainkan suatu keharusan. Tantangan pada tahapan ini adalah berhubungan dengan penciptaan sebuah sinergi di antara dua atau lebih perusahaan atau anak perusahaan. Perusahaan tidak hanya menciptakan value bagi shareholder, tetapi juga diperlukan menciptakan sinergi antara bisnis utama dengan bisnis baru dari diversifikasi (Handayani, 2009). Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 1974 hanya 14 persen perusahaan Fortune 500 yang beroperasi single business dan 86 persen sisanya beroperasi sebagai bisnis yang terdiversifikasi (Rumelt, 1986) dalam (Handayani, 2009). Penerapan strategi diversifikasi perusahaan menunjukkan tren menigkat sejak tahun 1980-an hingga saat ini ( Elango dan Ma, 2003). Hal ini menunjukkan popularitas diversifikasi sebagai bentuk pengembangan usaha akhir-akhir ini. Diversifikasi perusahaan sendiri merupakan bentuk pengembangan usaha dengan cara memperluas jumlah segmen usaha baik secara bisnis atau industrial maupun

4 secara geografis atau dengan memperluas market share yang ada atau dengan mengembangkan berbagai produk yang beraneka ragam ( Harto, 2005). Pelaksanaan strategi diversifikasi ini secara benar dan tepat akan dapat meningkatkan pangsa pasar dan keuntungan perusahaan sekaligus meminimalisir risiko kerugian di salah satu atau beberapa sektor usaha. Selain untuk mempertahankan perusahaan dari pergerakan kondisi ekonomi, diversifikasi juga dijadikan sebagai salah satu indikator perusahaan pada tahapan pengembangan perusahaan (Handayani,2009). Peningkatan dalam aktivitas diversifikasi perusahaan beberapa waktu terakhir sudah menjadi kontroversi tersendiri apakah diversifikasi dapat membawa manfaat positif atau justru membawa dampak negatif terhadap keunggulan perusahaan terutama dalam jangka panjang. Sejatinya diversifikasi perusahaan sebenarnya ditujukan untuk memperluas pasar perusahaan pada segmen usaha yang lain sehingga omzet perusahaan akan meningkat yang secara otomatis juga akan mendongkrak kinerja perusahaan dan juga memberikan citra positif sebagai perusahaan besar yang dapat beroperasi di beberapa bidang usaha secara bersamaan. Dalam konteks dunia bisnis Indonesia, yang pada umumnya dikuasai sekelompok orang yang memiliki modal besar dengan perusahaannya masing-masing, strategi diversifikasi menempati posisi tersendiri dalam strategi pengembangan usaha perusahaan. Sebagian besar perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan perusahaan konglomerasi dibawah satu perusahaan

5 induk (holding company) dengan banyak anak perusahaan yang beroperasi di berbagai bidang usaha yang beraneka-ragam atau berbeda dari perusahaan induknya. Dengan kata lain, sebagian besar dari perusahaan tersebut adalah perusahaan yang terdiversifikasi. Terpaan krisis moneter tahun 1997-1998 tidak begitu banyak mengubah situasi mengenai struktur pemilikan perusahaan di Indonesia, kekuatan modal masih terkonsentrasi di sekelompok orang. Krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008 pun belum mampu untuk mengubah struktur tersebut. Pengembangan usaha dengan diversifikasi korporat semakin gencar dilakukan pada masa setelah krisis moneter 1997-1998. Hal ini kemungkinan disebabkan besarnya dampak yang terjadi pada perusahaan-perusahaan segmen tunggal. Strategi diversifikasi didasarkan pada sebuah filosofi untuk tidak melakukan investasi pada satu jenis aset atau bisnis. Risiko baik kemunduran usaha maupun kebangkrutan menjadi pertimbangan yang paling penting perusahaan untuk beroperasi pada satu sektor usaha saja, terutama bila kembali terjadi krisis di masa yang akan datang. Namun demikian, pelaksanaan diversifikasi perusahaan harus didukung oleh perencanaan matang dan kesiapan dari perusahaan. Dalam penelitian Fukui dan Ushijima (2006) dikatakan sejak lama telah sering terjadi perdebatan bahwa arah diversifikasi untuk dapat menciptakan nilai bagi perusahaan umumnya adalah diversifikasi yang terkait (related diversification). Related diversification artinya

6 bahwa bidang usaha baru yang akan dikembangkan tidak jauh dari bidang usaha awal dari perusahaan. Namun dalam usaha Pertimbangan cost dan benefit yang akan terjadi dari proses diversifikasi harus diperhitungkan untuk dapat menentukan apakah strategi diversifikasi adalah solusi terbaik bagi perusahaan. Penerapan strategi diversifikasi yang tidak baik dan cenderung terburu-buru atau dipaksakan akan menurunkan kinerja dan nilai perusahaan sehingga tujuan asli dari diversifikasi tidak tercapai. Beberapa penelitian mengenai diversifikasi perusahaan yang telah dilakukan belum memberikan hasil yang konsisten mengenai efek atau dampak dari strategi diversifikasi. Penelitian Pandya dan Rao (1998) menyatakan bahwa diversifikasi perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap performa perusahaan yang diukur dengan ukuran akuntansi. Penelitian Krueger et al. (1999) juga menyatakan bahwa diversifikasi geografis dapat meningkatkan profitabilitas. Penelitian McCullough dan Hoyt (2002) menyatakan bahwa diversifikasi memiliki hubungan positif dengan kinerja dan kapitalisasi perusahaan serta meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian Jandik dan Makhija (2004) terhadap perusahaan elektrik di Amerika Serikat menemukan bahwa diversifikasi dapat menciptakan nilai bagi perusahaan walaupun masih meninggalkan pertanyaan akan peran faktor regulasi pada sektor elektrik yang diteliti terhadap keberhasilan diversifikasi. Hasil sebaliknya dikemukakan oleh Lang dan Stulz (1994) yang menemukan bahwa perusahaan yang sangat terdiversifikasi (level diversifikasi yang tinggi) memiliki nilai rasio Tobin s Q yang lebih rendah dibanding perusahaan dengan

7 segmen tunggal. Bodnar, Tang dan Weintrop (1998) yang menyatakan bahwa diversifikasi industrial lebih cenderung menurunkan nilai perusahaan. Hal tersebut diperkuat kembali oleh Mackey (2006) yang menyatakan bahwa tindakan diversifikasi menurunkan nilai perusahaan. Di Indonesia, penelitian Harto (2005) pada perusahaan di sektor industri properti dan real estat, infrastruktur dan utilitas, serta perdagangan dan jasa.serta Setionoputri et al. (2009) pada perusahaan di sektor manufaktur, properti dan real estat, serta perdagangan grosir dan eceran memperkuat pernyataan itu bahwa nilai perusahaan yang terdiversifikasi lebih rendah daripada perusahaan segmen tunggal atau yang tidak melakukan diversifikasi. Beberapa penelitian menemukan hasil yang lebih moderat atas pengaruh diversifikasi terhadap kinerja. Penelitian Handayani (2009) terhadap sejumlah perusahaan sektor manufaktur di Indonesia menemukan pengaruh positif atas diversifikasi dengan kinerja perusahaan dari segi profitabilitas dan pengaruh negatif atas diversifikasi dengan risiko sistematis perusahaan. Kahloul dan Hallara (2010) melakukan penelitian terhadap sejumlah perusahaan di Perancis dan menemukan bahwa diversifikasi berpengaruh negatif terhadap kinerja namun berpengaruh positif terhadap risiko sistematis perusahaan. Namun demikian, ada suatu hal yang cukup menggugah penulis untuk melakukan penelitian kembali mengenai topik diversifikasi. Hal tersebut adalah bahwa dalam sebagian besar penelitian-penelitian terdahulu mengenai diversifikasi perusahaan di berbagai negara, termasuk penelitian Harto (2005) yang menjadi acuan utama

8 penelitian ini, indikator ROA (Return on Assets) selalu digunakan sebagai satusatunya ukuran atau salah satu ukuran dari kinerja perusahaan dari sisi profitabilitas. Penulis menduga bahwa hal inilah ( penggunaan indikator yang sama dalam penelitian-penelitian sebelumnya ) yang menyebabkan tidak konsistennya hasil penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan. Inkonsistensi dari hasil penelitian-penelitian sebelumnya, penggunaan satu indikator (ROA) yang selalu digunakan dalam berbagai penelitian terdahulu dan pertentangan antara tujuan utama diversifikasi secara teoritis untuk peningkatan kinerja perusahaan, dalam hal profitabilitas, dengan realitas yang terjadi di dunia nyata mendorong penulis untuk kembali melakukan penelitian dengan judul : PENGARUH DIVERSIFIKASI KORPORAT (TINGKAT KONSENTRASI SEGMEN USAHA) TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BEI I.2 Perumusan Masalah dan Batasan Masalah I.2.1 Perumusan Masalah Dengan demikian dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah diversifikasi korporat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan publik di Indonesia?

9 I.2.2 Batasan Masalah Agar penelitian dapat lebih terarah diperlukan batasan masalah sebagai berikut: 1. Periode penelitian yang diteliti yaitu tahun 2004-2008 2. Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang bergerak pada industri manufaktur dan pertambangan. 3. Pengukuran kinerja hanya mengunakan net profit margin sebagai parameter tunggal. I.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.3.1 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui pengaruh diversifikasi korporat atau perusahaan terhadap kinerja perusahaan publik di Indonesia. I.3.2 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan: 1. Bermanfaat bagi studi yang berhubungan dengan strategi diversifikasi korporat terkait dengan pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan. 2. Bermanfaat bagi perusahaan-perusahaan publik di Indonesia sebagai bahan pertimbangan dalam pertimbangan dan pra-pengambilan keputusan untuk melakukan strategi diversifikasi atau pengembangan diversifikasi perusahaan. 3. Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.