IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak, Batas, dan Luas Wilayah Kabupaten Sumbawa merupakan salah satu dari sembilan kabupaten/kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis Kabupaten Sumbawa terletak di antara 116 42-118 22 Bujur Timur dan 8 8-9 7 Lintang Selatan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah utara berbatasan dengan Laut Flores Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Dompu Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Sumbawa Barat Posisi ini merupakan lintas perdagangan yang menghubungkan antara pusat perdagangan Surabaya dan Makassar maupun Provinsi Nusa Tenggara Timur serta merupakan lintas pariwisata yaitu Provinsi Bali, Pulau Lombok, Taman Nasional Komodo, dan Tanah Toraja Sulawesi Selatan. Secara administratif daerah Kabupaten Sumbawa terbagi dalam dua puluh empat kecamatan yaitu Kecamatan Tarano, Labangka, Empang, Lunyuk, Plampang, Maronge, Moyo Hilir, Moyo Utara, Moyo Hulu, Batu Lanteh, Sumbawa, Unter Iwis, Labuhan Badas, Rhee, Utan, Buer, Alas, Alas Barat, Orong Telu, Lape, Lopok, Ropang, Lenangguar, dan Lantung dengan ibukota kabupaten adalah Kota Sumbawa Besar. Luas wilayah secara keseluruhan sekitar 6.643,98 km 2. Tinjauan geografis kedekatan jangkauan pelayanan pemerintahan pada setiap tingkat administrasi pemerintahan dapat diukur dengan indikator tingkat aksesibilitas atau jarak jangkauan antar wilayah administrasi. Secara rata-rata jarak jangkauan ibukota kecamatan terhadap pusat pelayanan pemerintahan di ibukota Kabupaten Sumbawa adalah 45,46 km dengan jarak terjauh dari ibukota kabupaten adalah 103 km (kecamatan Tarano). Luas wilayah Kabupaten Sumbawa dirinci per kecamatan berdasarkan data tahun 2008 disajikan dalam Tabel 3. Sedangkan jarak jangkauan ibukota kecamatan terhadap ibukota kabupaten disajikan dalam Gambar 7.
29 Tabel 3 Luas wilayah Kabupaten Sumbawa dirinci per kecamatan tahun 2008 No Kecamatan Luas Wilayah (km 2 ) Proporsi (%) 1 Lunyuk 513,74 7,73 2 Orong Telu 465,97 7,01 3 Alas 123,04 2,64 4 Alas Barat 168,88 1,16 5 Buer 137,01 2,66 6 Utan 155,42 2,80 7 Rhee 230,82 3,01 8 Batulanteh 391,40 5,89 9 Sumbawa 44,83 0,66 10 Labuhan Badas 435,89 6,69 11 Unter Iwes 82,38 1,13 12 Moyo Hilir 186,79 2,81 13 Moyo Utara 90,80 1,37 14 Moyo Hulu 311,98 4,70 15 Ropang 444,48 6,69 16 Lenangguar 504,32 7,59 17 Lantung 167,45 2,52 18 Lape 204,43 3,07 19 Lopok 155,59 2,34 20 Plampang 418,69 7,11 21 Labangka 243,08 2,52 22 Maronge 274,75 4,46 23 Empang 558,55 8,41 24 Tarano 333,71 5,02 Total 6.643,98 100,00 Sumber: BPS Kabupaten Sumbawa, 2009 Jarak (km) 120 100 80 60 40 20 0 Sumbawa Unter Iwes Moyo Utara Moyohilir Labuhan Badas Batulanteh Moyo Hulu Lopok Lape Rhee Lantung Lenangguar Maronge Utan Ropang Orong Telu Plampang Buer Alas Labangka Alas Barat Lunyuk Empang Tarano Sumber: BPS Kabupaten Sumbawa, 2009 Gambar 7 Jarak dari ibukota kabupaten ke kota kecamatan dalam Kabupaten Sumbawa Tahun 2008.
30 4.2 Topografi Sumber: Citra SRTM, 2009 Gambar 8 Keadaan topografi Kabupaten Sumbawa. Menurut karakteristik topografinya (Gambar 8), Kabupaten Sumbawa merupakan daerah dengan permukaan tanah tidak rata atau cenderung berbukitbukit dengan ketinggian berkisar antara 0 sampai 1.730 meter di atas permukaan air laut, sebagian besar diantaranya berada pada ketinggian di atas 100 meter. Sementara itu ketinggian untuk kota-kota kecamatan di Kabupaten Sumbawa berkisar antara 10 meter sampai 650 meter di atas permukaan air laut. Ibukota Kecamatan Batulanteh (Semongkat) merupakan ibukota kecamatan yang tertinggi sedangkan Sumbawa Besar merupakan yang terrendah. 4.3 Keadaan Iklim dan Cuaca Karakteristik iklim Kabupaten Sumbawa dipengaruhi oleh musim hujan dan musim tropis. Hujan merupakan faktor yang paling menentukan keadaan iklim di daerah survei. Berdasarkan klasifikasi Oldeman, Kabupaten Sumbawa termasuk beriklim tipe D3 dengan panjang bulan basah (curah hujan >200 mm) selama 3 bulan dan panjang bulan kering (curah hujan <100mm) selama 6 bulan.
31 Tabel 4 Rata-rata curah hujan di Kabupaten Sumbawa tahun 2004 2008 dirinci perbulan (mm) Bulan 2004 2005 2006 2007 2008 Rata-Rata Januari 106,80 90,40 166,80 43,30 288,20 139,10 Pebruari 91,70 271,10 630,40 179,80 293,20 293,24 Maret 124,20 226,90 210,40 443,20 113,00 223,54 April 1,50 219,20 190,60 102,10 111,70 125,02 Mei 93,80 0,00 54,00 8,90 5,10 32,36 Juni 0,60 45,10 0,00 14,50 7,90 13,62 Juli 0,00 0,00 0,00 0,00 1,10 0,22 Agustus 0,00 12,00 0,00 0,10 0,00 2,42 September 0,00 4,30 0,00 0,00 0,60 0,98 Oktober 9,00 85,70 0,00 1,50 86,20 36,48 November 144,70 110,30 12,90 151,20 106,40 105,10 Desember 248,30 202,80 336,50 230,60 182,10 240,06 Jumlah 820,60 1267,80 1.601,60 1.175,20 1.195,50 1.212,14 Sumber: BMKG Sumbawa dalam BPS Kabupaten Sumbawa, 2005-2009 Tabel 4 menunjukkan bahwa bulan Pebruari, Maret, dan Desember merupakan bulan basah. Sedangkan bulan Mei, Juni, Juli, Agustus, September, dan Oktober merupakan bulan kering. Bulan Januari, April, dan November dikatakan sebagai bulan lembab. Data diambil pasca pemekaran wilayah dengan Kabupaten Sumbawa Barat. Pada tahun 2008 temperatur rata-rata adalah 26,9 o C dengan temperatur maksimum mencapai 35,5 o C yang terjadi pada bulan Oktober dan temperatur minimum 20,4 o C yang terjadi pada bulan Juli. Tekanan udara maksimum 1.010,7 mb, dan tekanan udara minimum 1.006,4 mb. Arah mata angin terbanyak adalah SE (tenggara) dengan kecepatan tertinggi sebesar 21 knots yang terjadi pada bulan Februari. Tabel 5 menunjukkan rata-rata karakteristik cuaca di Kabupaten Sumbawa selama tahun 2008.
32 Tabel 5 Rata-rata karakteristik cuaca di Kabupaten Sumbawa tahun 2008 Bulan Kec. Angin rata-rata (Knots) Rata-rata Suhu Udara ( o C) Rata-rata Kelembaban Udara (%) Modus Arah Angin Januari 5,0 26,7 84 NW Februari 7,0 26,1 88 NW Maret 5,0 26,5 85 SE April 4,0 26,9 80 SE Mei 5,0 26,8 71 SE Juni 5,0 26,5 71 SE Juli 6,0 25,7 67 SE Agustus 6,0 26,7 66 SE September 6,0 27,8 66 SE Oktober 6,0 28,8 70 SE Nopember 5,0 27,5 82 SE Desember 4,0 26,7 83 SE Jumlah 5,0 26,9 76 SE 2007 5,0 27,0 76 SE 2006 5,0 26,8 76 SE 2005 5,0 27,1 77 E 2004 6,0 27,0 77 SE Sumber: BMKG Sumbawa dalam BPS Kabupaten Sumbawa, 2009 4.4 Geologi Berdasarkan peta geologi tinjau Pulau Sumbawa skala 1:250.000 (Direktorat Geologi, 1975) Kabupaten Sumbawa termasuk formasi tersier dan kuarter. Formasi tersier merupakan batuan hasil gunung api dan batuan endapan. Terdiri dari breksi bersifat andesit dengan lapisan-lapisan tufa berpasir, tufa batuapung, dan batupasir bertufa, di beberapa tempat mengandung lahar, lava, andesit dan basal, lempung bertufa yang terdiri dari lapisan-lapisan pasir dan kerikil. Formasi ini menempati wilayah perbukitan serta dataran angkatan. Formasi kuarter merupakan endapan permukaan (bahan aluvium) yang terdiri dari kerikil, pasir, lempung (loam) dan pasir pantai, terutama bersusunan andesit. Penyebaran formasi ini terutama di dataran estuarian dan di sepanjang pantai. Juga ditemukan batu koral yang terangkat bersusunan batugamping yang
33 tediri dari terumbu koral dan pecahan batugamping koral, di beberapa tempat mengandung kepingan batuan hasil gunung api. Penyebaran formasi in terutama di sepanjang pantai. Formasi batuan terobosan juga cukup banyak yang disusun oleh andesit, basal, dasit, dan batuan yang tidak dapat dibedakan. Dasit dan andesit pada umumnya mengandung pirit. Batuan ini dijumpai pada daerah Kabupaten Sumbawa bagian tengah dan timur menempati areal yang tidak begitu luas di wilayah perbukitan Kecamatan Lape Lopok. Formasi-formasi tersebut pada umumnya tertutupi oleh abu/pasir vulkanik hasil letusan Gunung Tambora pada tahun 1815. Tebal lapisan bervariasi dari 10 cm pada daerah pegunungan/perbukitan, sampai lebih dari 100 cm pada daerah dataran atau cekungan. 4.5 Jenis Tanah Jenis tanah utama di Kabupaten Sumbawa yang banyak ditemukan adalah entisol sekitar 38,7 persen, entisol lithic subgroup sekitar 7,5 persen, alfisol sekitar 6,8 persen, inceptisol sekitar 3,4 persen, ultisol sekitar 12,3 persen, vertisol sekitar 9,8 persen, dan komplek entisol/asosiasi sekitar 23,2 persen. Tanah-tanah tersebut lebih banyak terbentuk dari bahan alluvium. Dari 664.398 ha luas daratan Kabupaten Sumbawa, komplek entisol lithic subgroup, alfisol/inceptisol mendominasi sebaran tanah dengan luas areal mencapai 457.478 ha atau sekitar 68,8 persen. Tersebar dari bagian selatan Kabupaten Sumbawa dari timur hingga barat. Inceptisol tersebar di Kecamatan Moyo Hulu, Moyo Hilir, dan Lape. Asosiasi entisol dan ultisol dijumpai di daerah dengan curah hujan tinggi dan penggunaan lahan berupa hutan lebat dan fisiogerapi berbukit hingga bergunung yakni di wilayah Kecamatan Batu Lanteh, Ropang, Moyo Hulu, menenpati areal sekitar 34.564 ha atau 5,2 persen. Penyebaran jenis tanah entisol dan alfisol dijumpai di daerah daratan/lembah dan dipinggir pantai utara. Daerah ini diusahakan untuk persawahan, pertambakan, dan juga masih merupakan rawa. Tiap jenis tanah mempunyai sifat dan karakter sendiri yang akan menentukan kemampuan suatu lahan untuk dikembangkan sesuai dengan peruntukannya. Tanah entisol dan inceptisol yang banyak terdapat di Kabupaten Sumbawa dapat diperuntukkan bagi lahan pertanian tanaman pangan karena memiliki karakteristik drainase baik sampai terhambat dengan tekstur tanah
34 umumnya agak halus dan kapasitas tukar kaiton (KTK) bervariasi dari rendah sampai tinggi. Tanah-tanah ini merupakan tanah muda yang belum berkembang lebih lanjut sehingga cukup subur untuk pertumbuhan tanaman. 4.6 Hidrologi Daerah-daerah pertanian dan permukiman di Kabupaten Sumbawa sangat ditentukan oleh tersedianya air disamping keadaan tofografi dan tanahnya. Sumber air pokok adalah air hujan, air sungai dan air tanah. Daerah ini termasuk daerah curah hujan yang relatif kecil dan tidak merata sepanjang tahun. Sungai di Kabupaten Sumbawa mempunyai area yang sempit dan lereng yang curam. Sungai yang cukup lebar adalah Sungai Brang Beh yang mengalir ke selatan Kecamatan Lunyuk, Sungai Brang Utan di Kecamatan Utan, serta Sungai Brang Moyo di Kecamatan Moyo Hilir. Aliran sungai sangat dipengaruhi oleh besarnya hujan. Pada waktu hujan besar debit sungai dengan cepat menjadi besar, tapi begitu hujan selesai aliran sungai dengan cepat menjadi turun bahkan menjadi kering. Artinya bahwa aliran sungai tidak selalu mengalir sepanjang tahun. Air tanah di Kabupaten Sumbawa telah digunakan meskipun secara sederhana, terutama untuk keperluan sehari-hari dengan menggunakan sumur gali di daerah-daerah dataran alluvial disepanjang pantai utara. 4.7 Penggunaan Lahan Penggunaan lahan erat kaitannya dengan perkembangan dan dinamika penduduk. Perkembangan sosial ekonomi masyarakat memperkuat desakan terhadap pemanfaatan lahan. Sehingga yang dilakukan adalah pengendalian pola penggunaan lahan secara konsisten dalam rangka penciptaan keserasian penggunaan tanah dengan lingkungan sesuai dengan fungsi kawasan yang direncanakan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah. Penggunaan lahan di Kabupaten Sumbawa terbagi dalam beberapa kategori tipologi penggunaan meliputi: 1) Lahan sawah seluas 46.873 Ha, 2) Lahan bukan sawah (pekarangan, tegalan/kebun, ladang/huma, padang rumput, sementara tidak diusahakan, hutan rakyat, lain-lain) seluas 241.160 Ha, 3) Lahan bukan pertanian (rumah/bangunan, hutan negara, rawa-rawa, lainnya) seluas 376.365 Ha seperti ditunjukkan pada Tabel 6.
35 Tabel 6 Keadaan luas lahan berdasarkan potensi wilayah di Kabupaten Sumbawa tahun 2008 No. Penggunaan Lahan Tiga kali Realisasi Dalam Satu Tahun (ha) Ditanami Padi Dua Kali Satu Kali Tidak ditanami Padi Sementara Tidak Diusahakan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 1 LAHAN PERTANIAN 1.1 Lahan Sawah a. Irigasi Teknis 250 8.332 9.401 7-17.990 b. Irigasi Setengah 1.059 4.845 5.529 - - 11.433 Teknis c. Irigasi 228 999 2.724 3-3.954 Sederhana d. Irigasi - 2.003 3.736 44-5.783 Desa/Non-PU e. Tadah Hujan - 7 7.706 - - 7.713 f. Pasang Surut - - - - - - g. Lebak - - - - - - h. Lainnya (Polder, rembesan, dll) - - - - - - Jumlah Lahan Sawah 1.537 16.186 29.096 54-46.873 1.2 Lahan Bukan Sawah a. Tegal / Kebun 59.000 b. Ladang / Huma 9.883 c. Perkebunan 27.849 d. Ditanami Pohon / Hutan Rakyat 91.336 e. Tambak 2.981 f. Kolam/Tebat/Empang 242 g. Padang Pengembalaan / Rumput 3.773 h. Sementara Tidak Diusahakan 25.937 i. Lainnya (pekarangan yang ditanami tanaman pertanian, dll) 20.159 Jumlah Lahan Bukan Sawah 241.160 2 LAHAN BUKAN PERTANIAN a. Rumah, bangunan dan halaman sekitarnya 6.148 b. Hutan Negara 278.154 c. Rawa-rawa (Tidak Ditanami) - d. Lainnya (jalan, sungai, danau, lahan tandus, dll) 92.063 Jumlah Lahan Bukan Pertanian 376.365 Total (Luas Wilayah Kecamatan) = Jumlah Lahan Sawah + Jumlah Lahan Bukan Sawah + Jumlah Lahan Bukan Pertanian Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sumbawa, 2009 664.398
36 4.8 Prasarana Perhubungan Jaringan jalan merupakan prasarana untuk memperlancar kegiatan perekonomian dalam meningkatkan usaha pembangunan guna memudahkan mobilisasi penduduk dan memperlancar perdagangan antar wilayah. Kondisi Jalan dari ibukota kabupaten ke kecamatan kondisinya cukup baik. Dan untuk memperlancar aksesibilitas produksi dan pemasaran, pemerintah terus meningkatkan pembangunan jalan usaha tani terutama di daerah-daerah sentra produksi pertanian. Perhubungan laut juga berperanan penting dalam perekonomian Kabupaten Sumbawa. Ada dua pelabuhan laut yang penting yakni Pelabuhan Badas di Kecamatan Labuhan Badas sekitar 10 km dari Sumbawa Besar dan Pelabuhan Poto Tano di Kecamatan Seteluk sekarang berada diwilayah Kabupaten Sumbawa Barat 79 km dari Sumbawa Besar. Melalui kedua pelabuhan ini, kegiatan ekspor impor serta lalu lintas penyeberangan orang menjadi mudah. Sedangkan perhubungan udara, saat ini hanya ada satu kali penerbangan setiap hari ke ibukota provinsi melalui Bandara Brang Biji di Kota Sumbawa Besar dengan jenis pesawat Foker F-27.