PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 13 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN EMPAT LAWANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO SERI C

KABUPATEN LOMBOK BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 11 TAHUN 2007

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERATURAN DI DESA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 11 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 11 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 11 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 7 TAHUN 2008 PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

2/1/2008 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG,

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA TAHUN 2015 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 5 TAHUN 2015 PEDOMAN TEKNIS PERATURAN DI DESA

Jika ketentuan dari pengaturan yang diacu memang dapat diberlakukan seluruhnya, maka istilah tetap berlaku dapat digunakan. BUPATI BARITO UTARA, ttd

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERATURAN DI DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

BUPATI PATI PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008 NOMOR: 11 PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 11 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 102 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2010 NOMOR 16

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN DI DESA

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 SERI D.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERATURAN DI DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 3 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN PERATURAN DAERAH DI KABUPATEN INDRAMAYU

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERATURAN DI DESA

284 Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 16/2006 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

14 LEMBARAN DAERAH Agustus KABUPATEN LAMONGAN 11/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DESA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 54 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG,


BUPATI PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR. PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEITrI'SUITAIT PERATURAN DI DESA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

TENTANG BUPATI MUSI RAWAS,

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 15 TAHUN 2010

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGETAN NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 15 TAHUN 2015 TENTANG PROSEDUR PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DESA

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERATURAN DI DESA

[PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2007]

BUPATI PASURUAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 8 SERI E

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa pembentukan Peraturan Desa merupakan salah satu syarat dalam rangka pelaksanaan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan desa; b. bahwa salah satu upaya meningkatkan kualitas Peraturan Desa termasuk Peraturan Perbekel dan Keputusan Perbekel mutlak ada pedoman pembentukan Peraturan Desa, Peraturan Perbekel dan Keputusan Perbekel; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana tentang Pembentukan Peraturan Desa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 1655); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2006 tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme Pembentukan Peraturan Desa; 8. Peraturan Daerah Nomor 23 Tahun 2006 tentang Badan Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2006 Nomor 23, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Jembran Tahun 2006 Nomor 22); 9. Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2006 tentang Organisasi Pemerintahan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Jembran Tahun 2006 Nomor 24); 10. Peraturan Daerah Nomor 26 Tahun 2006 tentang Perimbangan Keuangan Kabupaten dan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2006 Nomor 26, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2006 Nomor 25); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA dan BUPATI JEMBRANA MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DESA. BAB I KETENTUAN UMUM 2

Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Jembrana. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Jembrana. 3. Bupati adalah Bupati Jembrana. 4. Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Tata Laksana adalah Kepala Bagian Hukum, Organisasi, dan Tata Laksana pada Sekretariat Daerah Kabupaten Jembrana. 5. Camat adalah Perangkat Daerah yang mempunyai wilayah kerja di tingkat Kecamatan dalam Kabupaten Jembrana. 6. Kecamatan adalah wilayah Camat sebagai perangkat Daerah Kabupaten. 7. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 8. Pemerintah Desa adalah Perbekel dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. 9. Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. 10. Pemerintahan Desa adalah penyelenggara urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan BPD dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahn Negara Kesatuan Republik Indonesia. 11. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD bersama Perbekel. 12. Peraturan Perbekel adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Perbekel yang bersifat mengatur dalam rangka melaksanakan Peraturan Desa dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. 13. Keputusan Perbekel adalah keputusan yang ditetapkan oleh Perbekel yang bersifat menetapkan dalam rangka melaksanakan Peraturan Desa maupun Peraturan Perbekel. 14. Prosedur Pembentukan produk hukum Desa adalah rangkaian kegiatan Pembentukan produk hukum Desa sejak perencanaan sampai dengan penetapan. 15. Produk hukum Desa adalah peraturan Desa yang diterbitkan oleh Perbekel dalam rangka pengaturan penyelenggaraan Pemerintahan Desa. BAB II PRODUK HUKUM DESA 3

Bagian Pertama Umum Pasal 2 Produk hukum Desa bersifat pengaturan dan penetapan. Pasal 3 (1) Produk hukum Desa bersifat pengaturan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi : a. Peraturan Desa; dan b. Peraturan Perbekel. (2) Produk hukum Desa bersifat penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 adalah Keputusan Perbekel. Pasal 4 (1) Materi muatan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a adalah seluruh materi muatan dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Pembangunan Desa, dan Pemberdayaan masyarakat, serta penjabaran lebih lanjut dari ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. (2) Materi muatan Peraturan Perbekel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b adalah penjabaran pelaksanaan Peraturan Desa yang bersifat pengaturan. (3) Materi muatan Keputusan Perbekel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) adalah penjabaran pelaksanaan Peraturan Desa dan Peraturan Perbekel yang bersifat penetapan. Bagian Kedua Peraturan Desa Pasal 5 (1) Peraturan Desa ditetapkan oleh Perbekel bersama BPD. (2) Peraturan Desa dibentuk dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa, pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat. (3) Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penjabaran lebih lanjut dari peratuan perundang-undangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat desa setempat. (4) Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. 4

Pasal 6 Peraturan Desa dibuat berdasarkan pada asas Pembentukan Peraturan Perundangundangan. Pasal 7 Asas Pembentukan Peraturan Perundangan-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 meliputi : a. kejelasan tujuan; b. kelembangaan atau organ pembentuk yang tepat; c. kesesuaian antara jenis dan materi muatan; d. dapat dilaksanakan; e. kedayagunaan dan kehasilgunaan; f. kejelasan rumusan; dan g. keterbukaan. Pasal 8 (1) Materi muatan Peraturan Desa mengandung asas : a. pengayoman; b. kemanusiaan; c. kebangsaan; d. kekeluargaan; e. kenusantaraan; f. kebhinnekatunggalikaan; g. keadilan; h. kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan; i. ketertiban dan kepastian hukum; dan/atau j. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan. (2) Selain asas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Peraturan Desa tertentu dapat berisi asas lain sesuai dengan bidang hukum Peraturan Perundang-undangan yang bersangkutan. BAB III PERSIAPAN DAN PEMBAHASAN Pasal 9 Rancangan Peraturan Desa diprakarsai oleh Pemerintah Desa dan dapat berasal dari usul inisiatif BPD. 5

Pasal 10 (1) Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan atau tertulis dalam rangka penyiapan atau pembahasan Rancangan Peraturan Desa. (2) Masukan secara lisan atau tertulis dari masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilakukan dalam proses Pembentukan Rancangan Peraturan Desa. (3) Mekanisme penggunaan hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati. Pasal 11 Rancangan Peraturan Desa dibahas secara bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD. Pasal 12 Rancangan Peraturan Desa yang berasal dari Pemerintah Desa, dapat ditarik kembali sebelum dibahas bersama BPD. Pasal 13 (1) Untuk melaksanakan Peraturan Desa, Perbekel menetapkan Peraturan Perbekel dan/atau Keputusan Perbekel. (2) Peraturan Perbekel dan/atau Keputusan Perbekel sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilarang bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Pasal 14 (1) Rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, Pungutan, dan Penataan Ruang yang telah disetujui bersama dengan BPD sebelum ditetapkan oleh Perbekel paling lama 3 (tiga) hari kerja disampaikan oleh Perbekel melalui Camat kepada Bupati untuk dievaluasi. (2) Hasil evaluasi Bupati terhadap Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak Rancangan Peraturan Desa tersebut diterima Bupati. (3) Apabila hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melampaui batas waktu dimaksud, Perbekel dapat menetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa menjadi Peraturan Desa. 6

BAB IV PROSEDUR PEMBENTUKAN Bagian Pertama Produk Hukum Bersifat Pengaturan Pasal 15 Pembentukan produk hukum Desa yang bersifat pengaturan dilakukan berdasarkan kebutuhan Desa. Pasal 16 (1) Perbekel dan/atau BPD menyusun rancangan produk hukum Desa. (2) Pembentukan produk hukum Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat didelegasikan kepada Sekretaris Desa. (3) Pembentukan produk hukum Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dibentuk Tim Penyusun yang ditetapkan oleh Perbekel. (4) Tim Penyusun sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diketuai oleh Sekretaris Desa. Pasal 17 (1) Rancangan produk hukum desa yang telah tersusun, dilakukan pembahasan dalam Musyawarah Desa. (2) Pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menitikberatkan permasalahan yang bersifat prinsip mengenai ruang lingkup, obyek dan arah pengaturan. Bagian Kedua Produk Hukum Bersifat Penetapan Pasal 18 Perbekel membentuk produk hukum Desa yang bersifat penetapan sesuai kebutuhan Desa. Pasal 19 Produk hukum Desa yang bersifat penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ditandatangani oleh Perbekel. 7

BAB V PENGESAHAN DAN PENETAPAN Pasal 20 (1) Rancangan Peraturan Desa yang telah disetujui bersama oleh Perbekel dan BPD disampaikan oleh Pimpinan BPD kepada Perbekel untuk ditetapkan menjadi Peraturan Desa. (2) Penyampaian Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak tanggal persetujuan bersama. Pasal 21 Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 wajib ditetapkan oleh Perbekel dengan membubuhkan tanda tangan dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak diterimanya Rancangan Peraturan Desa tersebut. Pasal 22 (1) Peraturan Desa wajib mencantumkan batas waktu penetapan pelaksanaan. (2) Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh berlaku surut. Pasal 23 (1) Peraturan Desa dan Peraturan Perbekel dimuat dalam Berita Daerah. (2) Pemuatan Peraturan Desa dan Peraturan Perbekel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Sekretaris Daerah. (3) Peraturan Desa dan Peraturan Perbekel sejak dimuat dalam Berita Daerah, dinyatakan mulai berlaku dan mempunyai kekuatan hukum yang mengikat, kecuali ditentukan lain di dalam Peraturan Desa tersebut. BAB VI PENYAMPAIAN PERATURAN DESA Pasal 24 Peraturan Desa disampaikan oleh Perbekel kepada Bupati melalui Camat sebagai bahan pembinaan dan pengawasan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah ditetapkan. 8

BAB VII PENOMORAN, PENGGANDAAN, PENDISTRIBUSIAN DAN PENDOKUMENTASIAN PRODUK HUKUM DESA Pasal 25 (1) Penomoran produk hukum Desa dilakukan oleh Sekretaris Desa. (2) Penomoran produk hukum Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang bersifat pengaturan menggunakan nomor bulan. (3) Penomoran produk hukum Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang bersifat penetapan menggunakan nomor kode klasifikasi. Pasal 26 Produk hukum dalam bentuk Peraturan Desa, Peraturan Perbekel dan Peraturan Bersama Perbekel serta produk hukum yang bersifat penetapan tertentu yang telah ditetapkan dan diberikan nomor harus disampaikan kepada Bupati untuk diumumkan dalam Berita Daerah. Pasal 27 (1) Produk hukum Desa sebelum disebarluaskan harus terlebih dahulu dilakukan evaluasi dan/atau klarifikasi. (2) Evaluasi dan/atau klarifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Kepala Bagian Hukum. Pasal 28 Penggandaan, pendistribusian dan pendokumentasian produk hukum Desa dilakukan oleh Pemerintah Desa. Pasal 29 Sosialisasi produk hukum dilakukan Pemerintah Desa. BAB VIII PEMBIAYAAN 9

Pasal 30 Pembiayaan berkaitan dengan Pembentukan produk hukum Desa dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. BAB IX KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 31 Bentuk dan petunjuk Pembentukan produk hukum Desa tercantum dalam Lampiran I Peraturan Daerah ini. BAB X PENUTUP Pasal 32 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Jembrana. Ditetapkan di Negara pada tanggal 31 Mei 2007 BUPATI JEMBRANA, I GEDE WINASA Diundangkan di Negara pada tanggal 31 Mei 2007 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN JEMBRANA, I KETUT WIRYATMIKA LEMBARAN DAERAH KABUAPTEN JEMBRANA TAHUN 2007 NOMOR 9. 10

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DESA I. PENJELASAN UMUM Bahwa Desa sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menuju masyarakat agamis, demokratis, adil dan sejahtera, diperlukan peraturan desa yang merupakan salah satu syarat dalam rangka menunjang pelaksanaan Pemerintahan Desa. Bahwa pembuatan peraturan desa dapat terwujud apabila didukung oleh cara dan metode yang pasti, baku, dan standar yang mengikat. Bahwa sesuai ketentuan Pasal 62 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka salah satu hal yang harus dilaksanakan oleh daerah adalah menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana tentang Pembentukan Peraturan Desa. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 11

Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Ayat 1 Ayat 2 Ayat 3 Ayat 4 Pasal 17 Produk Hukum adalah Peraturan Desa. Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26 12

Pasal 27 Pasal 28 Pasal 29 Pasal 30 Pasal 31 Pasal 32 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9. 13

LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR : 9 TAHUN 2007 TANGGAL : 31 MEI 2007 TENTANG : PEMBENTUKAN PERATURAN DESA BENTUK PRODUK HUKUM DESA I. Bentuk Peraturan Desa PERATURAN DESA... NOMOR... TAHUN... TENTANG......... DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERBEKEL..., Menimbang : a. bahwa... ; b. bahwa... ; c. dan seterusnya... ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor... Tahun... tentang...; 2. Peraturan Pemerintah... Tahun... tentang...; 3. dan seterusnya...; Dengan Persetujuan Bersama BADAN PERMUSYAWARATAN DESA... dan PERBEKEL... MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG... BAB I... 14

Pasal 1...... BAB II... Bagian Pertama Pasal... (1)... (2)... Pasal... Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar Setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Jembrana. Ditetapkan di... pada tanggal... PERBEKEL...... Diundangkan di... pada tanggal... SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN JEMBRANA,... LEMBARAN DAERAH KABUAPTEN JEMBRANA TAHUN...NOMOR... 15

II. Bentuk Peraturan Perbekel PERATURAN PERBEKEL... NOMOR... TAHUN... TENTANG......... DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERBEKEL...; Menimbang : a. bahwa... ; b. bahwa... ; c. dan seterusnya... ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor... Tahun... tentang...; 2. Peraturan Pemerintah... Tahun... tentang...; 3. dan seterusnya...; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PERBEKEL TENTANG... BAB I... Pasal 1...... BAB II... Bagian Pertama... Pasal... (1)... (2)... 16

Pasal... Peraturan Prbekel ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar Setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Perbekel ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Jembrana. Ditetapkan di... pada tanggal... PERBEKEL...,... Diundangkan di... pada tanggal... SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN JEMBRANA,... BERITA DAERAH KABUAPTEN JEMBRANA TAHUN...NOMOR... 17

III. Bentuk Peraturan Bersama Perbekel PERATURAN BERSAMA PERBEKEL... DAN... NOMOR : NOMOR : TENTANG......... DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERBEKEL... DAN...; Menimbang : a. bahwa... ; b. bahwa... ; c. dan seterusnya... ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor... Tahun... tentang...; 2. Peraturan Pemerintah... Tahun... tentang...; 3. dan seterusnya...; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BERSAMA PERBEKEL DAN... TENTANG... BAB I... Pasal 1...... BAB II... Bagian Pertama... 18

Pasal... (1)... (2)... Pasal... Peraturan Bersama ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar Setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bersama ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Jembrana. Ditetapkan di Negara pada tanggal...... PERBEKEL...,...... 19

IV. Bentuk Keputusan Perbekel KEPUTUSAN PERBEKEL... NOMOR : 180/.../KEP/.../... TENTANG... DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERBEKEL..., Menimbang : a. bahwa... ; b. bahwa... ; c. dan seterusnya... ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor... Tahun... tentang...; 2. Peraturan Pemerintah... Tahun... tentang...; 3. dan seterusnya...; MEMUTUSKAN : Menetapkan :... KESATU :... KEDUA :... KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan sampai dengan tanggal... Ditetapkan di... pada tanggal... PERBEKEL...,... TEMBUSAN : Yth. 1. Sdr....; 2. Sdr....; 20

V. Bentuk Peraturan Desa Perubahan PERATURAN DESA... NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN... PERATURAN DESA... NOMOR...TAHUN...TENTANG... DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERBEKEL..., Menimbang : a. bahwa... ; b. bahwa... ; c. dan seterusnya... ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor... Tahun... tentang...; 2. Peraturan Pemerintah... Tahun... tentang...; 3. dan seterusnya...; Dengan Persetujuan Bersama BADAN PERMUSYAWARATAN DESA... dan PERBEKEL... MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG PERUBAHAN... PERATURAN DESA... NOMOR... TAHUN... TENTANG... Pasal I Peraturan Desa... Nomor... tentang...diundangkan dalam Berita Daerah Nomor... Tahun... tanggal... yang telah diubah Pertama/Kedua/Ketiga kalinya dengan Peraturan Desa... Nomor... Tahun... tentang... diundangkan dalam Berita Daerah Nomor... Tahun... tanggal... diubah lagi sebagai berikut : A. Pasal... dihapus B. Pasal... diubah dan harus dibaca : Pasal... (1)... 21

C. Pasal... ditambah ayat baru yaitu (...a) yang berbunyi : (...a)... D. Diantara Pasal... dan Pasal... ditambah Pasal baru yaitu : Pasal... A yang berbunyi : Pasal... A (1)...... E. Diantara BAB... dan BAB... ditambah BAB baru yaitu : BAB...A yang berbunyi : BAB...A (1)...... Pasal II Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Jembrana. Ditetapkan di... pada tanggal... PERBEKEL..., Diundangkan di... pada tanggal...... SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN JEMBRANA,... LEMBARAN DAERAH KABUAPTEN JEMBRANA TAHUN...NOMOR... BUPATI JEMBRANA, I GEDE WINASA 22

LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR : 9 TAHUN 2007 TANGGAL : 31 MEI 2007 TENTANG : PEMBENTUKAN PERATURAN DESA PETUNJUK PEMBENTUKAN PERATURAN DESA 1. Kerangka suatu Peraturan Desa terdiri atas : a. Judul; b. Pembukaan; c. Batang Tubuh; d. Penutup; dan e. Lampiran (bila diperlukan). 2. Judul Peraturan Desa memuat jenis, nomor, tahun dan tentang (nama Peraturan Desa). Judul Peraturan Desa dibuat secara singkat dan jelas mencerminkan isi Peraturan Desa dan ditulis dengan huruf kapital yang diletakkan di tengah margin tanpa diakhiri tanda baca. 3. Pada pembukaan Peraturan Desa memuat konsideran Menimbang, Mengingat, dan Judul sebagai berikut : a. Menimbang : 1) memuat uraian singkat mengenai pokok-pokok pikiran yang menjadi latar belakang atau alasan-alasan pembuatan Peraturan Desa; 2) Jika pokok-pokok pikiran dan alasan-alasan lebih dari satu, maka pokok- pokok pikiran dimaksud dituangkan secara berurutan dalam huruf a, b, dan c dan seterusnya. b. Mengingat : 1) memuat dasar hukum yang terkait secara langsung dengan materi Peraturan Desa yang akan diatur; 2) Peraturan Perundang-undangan yang dijadikan dasar hukum adalah Peraturan Perundang-Undangan yang lebih tinggi sampai sederajat tingkatannya; 3) Peraturan Desa yang akan dicabut tidak dicantumkan lagi sebagai dasar hukum, sedangkan Peraturan Desa yang akan diubah tetap dicantumkan sebagai dasar hukum; 4) tata urutan dasar hukum pengaturan Peraturan Desa dimulai dengan Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan Menteri, Keputusan Menteri dan Peraturan Daerah. Tiap-tiap dasar hukum secara berurutan diawali dengan angka 1, 2, 3 dan seterusnya; 23

5) jika ada dua atau lebih dasar hukum yang sejenis, maka Peraturan c. Judul : Perundang-undangan yang pengeluarannya lebih tua ditempatkan pada urutan pertama. Nama yang tercantum dalam judul Peraturan Desa dicantumkan lagi setelah kata Menetapkan dan didahului dengan pencantuman kata PERATURAN DESA TENTANG (tanpa nama Desa) serta ditulis seluruhnya dengan huruf kapital yang diakhiri dengan tanda baca titik. 4. Batang Tubuh : a. Batang Tubuh Peraturan Desa memuat semua materi Peraturan Desa yang akan dirumuskan dan apabila perlu nantinya harus dapat dituangkan dalam Bab- bab, Bagian, Paragraf, Pasal-pasal dan ayat-ayat; b. Batang Tubuh Peraturan Desa pada umumnya dikelompokkan dalam bab-bab yang terdiri dari : 1) Ketentuan Umum; 2) Materi yang akan diatur; 3) Ketentuan Peralihan; 4) Ketentuan Lain-lain; dan 5) Ketentuan Penutup. 5. Penutup Peraturan Desa adalah bagian akhir dari Peraturan Desa yang tidak termasuk dalam batang tubuh yang memuat rumusan : a. redaksi Pengundangan Peraturan Desa; b. tempat dan tanggal ditempatkannya Peraturan Desa; dan c. penandatanganan oleh Perbekel. Catatan : Oleh karena redaksi Pengundangan Peraturan Desa tidak termasuk ketentuan Penutup, maka pengertian redaksi Pengundangan Peraturan Desa diberi jarak 2 kait di bawah redaksi Pasal terakhir pada Ketentuan Penutup. 6. Perubahan Peraturan Desa hanya terdiri dari 2 (dua) Pasal Romawi yang terdiri dari : a. Pasal I ; berisi materi-materi Bab, Pasal dan ayat yang akan diubah. b. Pasal II ; Berisi berlakunya Peraturan Desa Perubahan. 7. Apabila dipandang perlu untuk memperjelas pengertian dan maksud dari suatu Peraturan Desa dapat dibuat Penjelasan Umum dan Penjelasan Pasal Demi Pasal yang dijadikan Lampiran Peraturan Desa. BUPATI JEMBRANA, I GEDE WINASA 24