Mewujudkan kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan

dokumen-dokumen yang mirip
Aulia Rahman Oktaviansyah 2

WALIKOTA TASIKMALAYA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan. Pengelolaan sumber daya air adalah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 89 TAHUN 2008

STUDI MANAJEMEN PEMELIHARAAN ASET PADA INFRASTRUKTUR SUNGAI (STUDI KASUS BANGUNAN REVETMENT SUNGAI PEPE DI SURAKARTA)

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PRT/M/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 32 / PRT / M / 2007 TENTANG PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 10/PRT /M/2009

d. pelaksanaan operasi dan pemeliharaan, perbaikan sarana dan prasarana sumber daya e. pelaksanaan penanggulangan banjir dan pengendalian sumber daya

PENDEKATAN DAN METODOLOGI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 32 / PRT / M / 2007 TENTANG PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI

b. Kepala Seksi Operasi dan Pemeliharaan; c. Kepala Seksi Pemanfaatan Air; d. Kelompok Jabatan Fungsional.

KESEPAKATAN KERJASAMA ANTARA DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR DENGAN RADIO ANTAR PENDUDUK INDONESIA NOMOR :.. NOMOR :

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Realisasi Kegiatan Dinas PSDA Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Azwar Wahirudin, 2013

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 08jPRT jmj2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PRT/M/2013 TENTANG PEDOMAN PENANGGULANGAN DARURAT BENCANA AKIBAT DAYA RUSAK AIR

DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERMUKIMAN PROVINSI BANTEN 1. INFORMASI TENTANG PROFIL BADAN PUBLIK

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor 16/PRT/M/2011 Tentang PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK

U R A I A N BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 66,749,438, BELANJA LANGSUNG 321,706,465,000.00

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI BALI

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL JALAN PATTIMURA NO. 20 KEBAYORAN BARU JAKARTA TELP. (021) , FAX (021)

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 36 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU

TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT TAHUN 2017

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 5,500, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 36,506,596, BELANJA LANGSUNG 121,897,163,000.00

l. pengelolaan ketatausahaan Balai; m. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Dalam melaksanakan fu

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 43 TAHUN 2015 TENTANG

FORMULIR PENETAPAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 10,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 48,960,360, BELANJA LANGSUNG 200,545,530,896.00

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PRT/M/2015 TENTANG PENANGGULANGAN DARURAT BENCANA

BUPATI SAMPANG PROVINSI JAWA TIMUR

Realisasi Kegiatan Dinas PSDA Tahun 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KELEMBAGAAN PENGELOLAAN IRIGASI (KPI) DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 297 / KPTS / M / 2013 TENTANG SATUAN TUGAS PENANGGULANGAN BENCANA DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PRT/M/2015 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

DINAS PENGAIRAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 88

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 6 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PRT/M/2015 TENTANG EKSPLOITASI DAN PEMELIHARAAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2015 TENTANG

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan

DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 18 /PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PENGALIHAN ALUR SUNGAI DAN/ATAU PEMANFAATAN RUAS BEKAS SUNGAI

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN ================================================================ PERATURAN WALIKOTA TANGERANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERIZINAN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR Oleh: I Putu Eddy Purna Wijaya, ST.,MT Kasi Wlayah I Subdit PPSDA

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

PROFIL DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2010

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN TUBAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PENGUATAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN IRIGASI KABUPATEN BIREUEN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 21/PRT/M/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor 09/PRT/M/2010 Tentang PEDOMAN PENGAMANAN PANTAI MENTERI PEKERJAAN UMUM,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

C. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PEKERJAAN UMUM

TATA CARA PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

- 6 - SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN. 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air daerah.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH. sumber daya air pada wilayah sungai kabupaten/kota.

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG PELAKSANAAN PENGGUNAAN BERAS REGULER UNTUK KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG

PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 23 TAHUN 2001 T E N T A N G

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PRT/M/2015 TENTANG PENGAMANAN PANTAI

KEPALA BADAN KEPALA PELAKSANA JABATAN FUNGSIONAL SUB BAGIAN PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN BIDANG KEDARURATAN DAN LOGISTIK

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR KUNCI UNTUK PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN KINERJA SISTEM DRAINASE PERKOTAAN

Transkripsi:

K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L S U M B E R D A Y A A I R Jl. Pattimura No. 20, Kebayoran BaruJakarta Selatan, 12110 Telp. (021) 7396616 Fax. (021) 7208285 KepadaYth: Jakarta, 6 Pebruari 2013. Para kepala BBWS/BWS Di lingkungan Ditjen SDA Di Seluruh Indonesia SURAT EDARAN NO : 01 /SE/D/2013 Perihal : Operasi Dan Pemeliharaan Prasarana Sungai Serta Pemeliharaan Sungai Dalam rangka untukmelaksanakanketentuanpasal 55 ayat (3) PeraturanPemerintahRepublik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 tentangsungai, sambil menunggu ditetapkannya PeraturanMenteriPekerjaanUmumtentang Tata Cara Operasi dan PemeliharaanPrasaranaSungaiSertaPemeliharaanSungai dengan ini kami sampaikan beberapa hal sebagai berikut : 1. Surat Edaran ini merupakan acuan bagi BBWS dan BWS dalam melaksanakan kegiatan operasiprasaranasungaidanpemeliharaanprasaranasungaisertapemeli haraansungaidengan tujuan agar pelaksanaannya terselenggara secaraterkoordinasi,efektifdanefisien. 2. Pelaksanaan kegiatan operasiprasaranasungaidanpemeliharaanprasaranasungaisertapemelihar aansungaidiklasifikasikanmenjadi 3 (tiga) kondisi : - sungai yang masih alami, relatif belum ada aktifitas pembangunan dikanan-kiri alur sungainya. Alur sungai tidak perlu pemeliharaan.

- sungai yang sudah terdapat aktifitas pembangunan dikanan-kiri alur sungainya. Pemeliharaan dibuat selektif, pada ruas sungai ditempat bangunan fasilitas yang mempunyai nilai ekonomi tinggi (pemukiman,jalan raya, rumah sakit,jaringan irigasi, dan lain-lain). - sungai yang melewati perkotaan. Pelaksanaan pemeliharaan diklasifikasikan secara khusus dengan memperhatikan jumlah prasarana yang ada dan tingkat kepentingannya. 3. Ruang lingkup kegiatan operasi prasarana sungai dan pemeliharaan prasarana sungai serta pemeliharaan sungai. a. Kegiatan Operasi dan pemeliharaan prasarana sungai meliputi: - operasi prasarana sungai; dan - pemeliharaan prasarana sungai serta pemeliharaan sungai. b. Operasi prasarana sungai dan pemeliharaan prasarana sungai serta pemeliharaan sungai dilaksanakan melalui tahapan : - perencanaan; - pelaksanaan; dan - pemantauan dan evaluasi. 4. Operasi prasarana sungai a. Operasi prasarana sungai dilakukan melalui kegiatan pengaturan dan pengalokasian air sungai dalam rangka penggunaan air sungai dan pengelolaan banjir. b. Operasi prasarana sungai dalam rangka penggunaan air sungai meliputi : - penyusunan rencana alokasi air global/tahunan (RAAG); - penetapan alokasi air; - penyusunan rencana alokasi air detail (RAAD); - pelaksanaan alokasi air; - pengawasan; dan - monitoring dan evaluasi. c. Rekomtek perizinan terkait dengan pemanfaatan SDA, meliputi: - Rekomtek pemanfaatan air; dan - Rekomtek untuk kegiatan pada ruang sungai.

d. Operasi prasarana sungai dalam rangka pengelolaan banjir meliputi: - penyusunan SOP banjir; - penyiapan bahan banjiran; - penyiapan peralatan; - monitoring banjir; - pemantauan lokasi kritis dan daerah rawan banjir; dan - melaksanakan tindakan darurat bersama instansi terkait dan masyarakat. 5. Pemeliharaan prasarana sungai serta pemeliharaan sungai a. Pemeliharaan prasarana sungai serta pemeliharaan sungai... meliputi kegiatan: - pemeliharaan untuk pencegahan kerusakan dan/atau penurunanfungsi prasarana sungai serta penurunan fungsi sungai; - perbaikan terhadap kerusakan prasarana sungai serta kerusakansungai; dan - konservasi sungai. b. Kegiatan pemeliharaan untuk pencegahan kerusakan dan/atau penurunan fungsi prasarana sungai serta penurunan fungsi sungai dilaksanakan melalui kegiatan : - pengamanan; - pengendalian sampah; - pemeliharaan rutin; - pemeliharaan berkala yang bersifat perawatan; - pembatasan pemanfaatan sungai; dan - pembatasan penggunaan air sungai. c. Kegiatan perbaikan terhadap kerusakan prasarana sungai serta kerusakan sungai dilaksanakan melalui kegiatan : - pemeliharaan berkala yang bersifat perbaikan; - pemeliharaan berkala yang bersifat penggantian; - perbaikan ringan atau reparasi; - perbaikan korektif yang terdiri dari: pemeliharaan khusus, rehabilitasidan rektifikasi; dan

- perbaikan khusus apabila terdapat kerusakan akibat banjir bukan akibat bencana alam. d. Kegiatan konservasi sungai dilaksanakan melalui kegiatan : - perlindungan sungai; dan - pencegahan pencemaran air sungai. 6. Biaya operasi prasarana sungai dan pemeliharaan prasarana sungai a. Biaya operasi prasarana sungai dan pemeliharaan prasarana sungai serta pemeliharaan sungai ditentukan berdasarkan angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan (AKNOP). b. Biaya kegiatan operasi prasarana sungai meliputi komponenbiaya: - biaya penyusunan rencana alokasi air; - biaya operasi pintu air; - biaya pengawasan; - biaya monitoring dan evaluasi; - biaya untuk kegiatan pengukuran debit dan kalibrasi alat pintuair; - biaya gaji untuk penjaga alat hidrologi dan hidrometri; - biaya monitoring banjir; - biaya pengadaan bahan banjiran; - biaya operasi peralatan; - biaya gaji/upah untuk pengamat,juru,petugas,operator danmekanik; dan - biaya kantor dan barang pakai habis. c. Biaya kegiatan pemeliharaan prasarana sungai serta pemeliharaan sungai meliputi komponen biaya : - biaya untuk kegiatan inspeksi rutin; - biaya untuk kegiatan penelusuran sungai; - biaya untuk keperluan pengukuran dan detail desain; - biaya untuk keperluan pemeliharaan dan/atau perbaikan; - biaya kantor dan barang pakai habis; dan - biaya gaji/upah untuk pengamat,juru,dan petugas.

d. Inspeksi rutin dilaksanakan untuk memastikan bahwa prasarana sungai serta sungai dan fasilitas lainnya berfungsi dengan baik. Dalam melaksanakan tugasnya, juru atau petugas harus selalu mengadakan inspeksi rutin diwilayah kerjanya minimal setiap 1 (satu) bulan sekali dan dilaksanakan pada setiap minggu I awal bulan. Kerusakan yang dijumpaidalaminspeksirutinharussegeradilaporkan ke pengamat untuk selanjutnya dilaksanakanpemeliharaandan/atauperbaikan rutin. e. Penelusuran sungaimeliputi kegiatan penulusuran rutin, tambahan sebelum terjadi banjir dan setelah terjadi banjir. Penelusuran dilaksanakan oleh tim yang dibentuk Kepala Balai yang beranggotakan unsur perencanaan, pelaksanaan, operasi pemeliharaan, tata laksana dan apabila diperlukan dapat ditambah dari instansi terkait dan atau masyarakat yang membangun prasarana di sungai tersebut. - penelusuran rutinuntuk mengetahui tingkat kerusakan dalam rangka pembuatan usulan pemeliharaan sesuai AKNOP. Paling sedikit dilaksanakan 1 (satu) kali dalam satu tahun yaitu pada akhir musim hujan. - penelusuran sebelum terjadi banjir untuk mengetahui kerusakan dalam rangka kesiapsiagaan mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana banjir. - penelusuran setelah terjadi banjir untuk mengetahui adanya kerusakan yang terjadi dan penyebab kerusakannya serta untuk melakukan tindakan tanggap darurat dalam rangka pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital serta menyusun program rehabilitasi dan rekonstruksi.

7. Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia a. Operasi dan Pemeliharaan prasarana sungai serta pemeliharaan sungai dilaksanakan oleh petugas yang terdiri dari : - pengamat; - juru; dan - petugas. b. Jumlah petugas operasi dan pemeliharaan prasarana sungai serta pemeliharaan sungai ditentukan berdasarkan jumlah prasarana sungai, panjang sungai, lebar sungai, dan/atau luas daerah aliran sungai dengan memperhatikan keberadaan kabupaten/kota pada wilayah sungai yang bersangkutan. 8. Sumber Dana Sumber dana untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana sungai serta pemeliharaan sungai berasal dari : a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, c. Anggaran Swasta, d. Anggaran Swadaya Masyarakat, e. Hasil penerimaan biaya jasa pengelolaan sumber daya air, dan f. Penyertaan pembiayaan pemeliharaan antara instansi yang berwenang dengan pemilik kepentingan. 9. Pelaksanaan kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai Serta Pemeliharaan Sungai mengacu pada : a. Tata cara operasi prasarana sungai. b. Tata cara pemeliharaan prasarana sungai dan pemeliharaan sungai. c. Tata cara perhitungan biaya sesuai AKNOP. Sebagaimana tercantum dalam Lampiran I, II, dan III.

Demikian kami sampaikanuntukdilaksanakansebaikbaiknyadanatasperhatiansaudara kami ucapkanterimakasih. Tembusandisampaikan kepada Yth: 1. BapakMenteriPekerjaanUmum (sebagailaporan) 2. BapakWakilMenteriPekerjaanUmum 3. SekretarisDirektoratJenderalSumberDaya Air 4. DirekturBina Program 5. DirekturBinaOperasidanPemeliharaan 6. DirekturBina PSDA 7. Direktur Sungai &Pantai