PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA BERDASARKAN POLA TRANSPORTASI KE SEKOLAH YANG BERBEDA (Studi Pada Kelas VIII SMP Negeri 3 Sampang)

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA KELAS XI SMA ISLAM BRAWIJAYA, SMA TARUNA NUSA HARAPAN, DAN SMA TAMAN SISWA DI KOTA MOJOKERTO

Perbandingan Motivasi Belajar PJOK SMP Negeri Dan SMP Swasta

PENERAPAN MEDIA MINI SOCCER BALL TERHADAP PEMBELAJARAN SEPAK SILA PADA SEPAK TAKRAW SISWA KELAS V SD NEGERI KETABANG SURABAYA

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA PROGRAM IPA DAN SISWA PROGRAM IPS KELAS XII DI SMA NEGERI 1 LAMONGAN

Perbedaan Persepsi Antara Siswa Sekolah Negeri Dan Swasta Terhadap Pembelajaran Guru Pendidikan Jasmani

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 02 Tahun 2014,

TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA SMP NEGERI 2 KREMBUNG DAN SMP NEGERI 2 SIDOARJO. Bayu Sri Widodo.

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA SMPN 1 SAMBENG DENGAN SISWA MTs 45 ASSA ADAH KANDANGAN

Perbandingan Pelaksanaan PPL Tahun 2013 Dengan PPP Tahun 2014 Mahasiswa FIK Unesa

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 21 SURABAYA DAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 36 SURABAYA

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL DI SMAN 2 LAMONGAN DAN SMKN 1 LAMONGAN

IDENTIFIKASI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWI SMK WIDYA KARYA TAHUN AJARAN (studi pada siswi SMK Widya Karya, Kabupaten Sidoarjo)

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI II NAWANGAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MODIFIKASI PERMAINAN TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA WALKING IN THE AIR (Studi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Geger, Madiun)

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENJASORKES SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SUKOHARJO III PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 03 Nomor 03 Tahun 2015,

Perbandingan Tingkat Kohesivitas Antara Siswa RSBI dan SSN

PROFIL KONDISI FISIK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Bravo s Jurnal Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan STKIP PGRI Jombang ISSN:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RASAU JAYA

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN.,, dan

Perbedaan Bersepeda Dan Berjalan Kaki Ke Sekolah Terhadap Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA BASKET

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA MELALUI LAYANAN INFORMASI

HUBUNGAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR SERVICE BAWAH DALAM PEMBELAJARAN BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA SMK MUHAMMADIYAH KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

IMPROVED STUDENT LEARNING THROUGH MOTIVATIONAL COUNSELING

EVALUASI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN REKREASI STKIP PGRI TRENGGALEK

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SMPN 4 DEPOK BERDASARKAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWI SMK NEGERI 1 SURABAYA KELAS X TAHUN AJARAN

MINAT SISWA KELAS XI SMA N 1 PUNDONG KABUPATEN BANTUL TERHADAP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TAHUN AJARAN 2015/2016

Penerapan Modifikasi Permainan Dalam Pembelajaran Dribbling Terhadap Keterampilan Motorik

Oleh : Reny Antasi A

Bravo s Jurnal Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan STKIP PGRI Jombang ISSN:

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PRESTASI AKADEMIK ( SISWA KELAS XI PERAWAT 2 SMK 10 NOVEMBER SIDOARJO)

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014,

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SEKOLAH. (Studi pada SMA Negeri se Kabupaten Ponorogo) SKRIPSI

KEMAHIRAN MENULIS TEKS DRAMA SATU BABAK SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SWASTA BINTAN TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

SKRIPSI. Oleh: SUGIYARNO NPM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BAWAH BOLAVOLI DI SMPN 14 PONTIANAK

KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN/RESENSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KOTAGAJAH. Oleh

TANGGAPAN SISWA KELAS VII TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 2 PLERET

PERBANDINGAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA SMAN, SMKN, DAN MAN (Studi Pada Siswa SMAN, SMKN, dan MAN Se Kec Sampang Kab Sampang)

IN PRAMBANAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

ABSTRAK

PRESTASI BELAJAR IPA

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI SISWA DI SMPN 1 BATU BERSURAT

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN TERHADAP KEMAHIRAN BERBICARA PADA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI BINTAN TAHUN PELAJARAN

TINGKAT KESEGARAN JASAMANI SISWA KELAS V SDN 011 AIR EMAS KECAMATAN SINGINGIN JURNAL. Oleh DADANG SETIAWAN

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI SISWA MELALUI PENDIDIKAN JASMANI ARTIKEL PENELITIAN RUSADI PARYANTO NIM : F

Oleh: SINTA KARLINA NIM

Keywords : Learning Implementation of Construction Engineering and Student Perceptions

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2014

KEMAMPUAN PUKULAN SERVIS PANJANG, LOB DAN SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP MUHAMMADIYAH 2 DEPOK

: HUSWATUL HASANAH NIM

MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 2 TEMPEL KAB. SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PENGARUH MODIFIKASI PERMAINAN TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLAVOLI (STUDI PADA SISWA KELAS VIIC SMPN 1 TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO)

Arinil Haq, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA KELAS X DAN XI TERHADAP USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMA NEGERI 1 SEYEGAN

Jurnal Kesehatan Olahraga Volume 02 Nomor 03 Tahun 2015,

PENGARUH PEMAHAMAN WORK PREPARATION SHEET TERHADAP HASIL BELAJAR KERJA BUBUT SISWA SMK N 2 WONOSARI

SURVEY TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA BARU PENJASKES STKIP-PGRI PONTIANAK TAHUN 2013

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA MAHASISWA PENDIDIKAN OLAHRAGA DENGAN MAHASISWA PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

Penerapan Modifikasi Permainan Softball Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Pengaruh Model Mastery Learning Terhadap Efektivitas Pembelajaran Passing Bawah Bolavoli

PENGARUH MEDIA SHUTTLECOCK GANTUNG TERHADAP HASIL BELAJAR LOB FOREHAND BULUTANGKIS

SKRIPSI. Oleh: TRI SANDI ADI PANGESTU NPM: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

Hubungan Antara Gaya (Yundhi Arfianto) Kata kunci: Gaya Hidup sehat, Tingkat Kesegaran Jasmani, Kelas VIII

Rino Hariyono S1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya,

Pengaruh Model Pembelajaran Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Roll Depan Senam Lantai (Studi pada siswa kelas VIII SMP Kartika IV-11 Surabaya)

HUBUNGAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KLATEN

THE DIFFERENCES OF SOCIAL VALUES OF THE STUDENTS WHO PARTICIPATE SPORTS AND NON SPORTS EXTRACURRICULAR AT STATE HIGH SCHOOL 1 IMOGIRI BANTUL

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA MENENGAH PERTAMA NEGERI DAERAH PESISIR (Studi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Tuban dan SMPN 6 Tuban)

PENGARUH PEMBERIAN TES FORMATIF TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KESEHATAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KRIAN

PENGARUH PERMAINAN LARI ESTAFET TERHADAP KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013,

PENERAPAN PEMBELAJARAN DRILL DAN BERMAIN TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS VII SMPN 2 BANYUWANGI

Evaluasi Hasil Belajar Mata Pelajaran Keilmuan Pencak Silat Tapak Suci Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Surabaya

TANGGAPAN PESERTA DIDIK TERHADAP PEMBELAJARAN KEBUGARAN JASMANI DI KURIKULUM 2013 KELAS X SMK N 1 DEPOK SLEMAN

EEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE TPS (THINK-PAIR-SHARE) BERBASIS OPEN-ENDED-PROBLEM TERHADAP KREATIVITAS BELAJAR SISWA

VETRI YANTI ZAINAL STKIP PGRI

TINGKAT KESULITAN BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA KELAS V SD NEGERI SE KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

Kata Kunci : Persepsi, Pembelajaran Guru pendidikan jasmani dan Sekolah Negeri dan Swasta

PADA SUB KONSEP SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014,

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014,

Diajukan Oleh: INDAH SUROSOWATI A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jurnal Pendidikan Matematika UNION Vol 2 No 3, Juli 2015

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI I NATAR

PENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP MINAT MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 DONOROJO KECAMATAN DONOROJO

PERSEPSI SISWA KELAS X SMA N 10 YOGYAKARTATERHADAP MODIFIKASI PERMAINAN BOLABASKET

MOTIVASI KELAS UNGGULAN DAN KELAS REGULER DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAME for UNDERSTANDING (TGfU) TERHADAP HASIL JUMP SHOOT BOLA BASKET YUFENSIUS EVARISCO USMAN NIM : F

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV

TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA KELAS VI YANG AKAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL

Transkripsi:

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA BERDASARKAN POLA TRANSPORTASI KE SEKOLAH YANG BERBEDA (Studi Pada Kelas VIII SMP Negeri 3 Sampang) Moh. Sholihin S-1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya Isol55@ymail.com dr. Endang Sri Wahyuni, M. Kes S-1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya Abstrak Penjasorkes mempunyai peranan penting dalam pembentukan manusia seutuhnya. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan salah satu bentuk pembinaan kebugaran jasmani bagi anak dan remaja. Kebugaran jasmani yang dibutuhan oleh seorang anak berbeda dengan yang dibutuhkan orang dewasa. Untuk mengetahui dan menilai tingkat kebugaran jasmani seseorang daapat dilaksanakan dengan melakukan tes kebugaran jasmani, oleh karena itu, Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) sangat penting dalam pembelajaran Penjasorkes. Kebugaran jasmani merupakan salah satu tujuan dari pelaksanaan pendidikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) perbedaan tingkat kebugaran jasmani siswa berdasarkan pola transportasi ke sekolah yang berbeda studi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Sampang; 2) seberapa besar perbedaan tingkat kebugaran jasmani siswa berdasarkan pola transportasi ke sekolah yang berbeda studi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Sampang. Sasaran penelitian ini adalah siswa yang bersepeda, jalan kaki, dan naik angkutan umum siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Sampang dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 90 siswa, masing-masing siswa yang berangkat dan pulang sekolah dengan bersepeda, jalan kaki, dan naik angkutan umum sebanyak 30. Metode dalam analisa ini menggunakan metode statistik kuantitatif deskriptif dan uji anova (One - Way Anova), sedangkan proses pengambilan data dilakukan dengan menggunakan Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI). Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) Kebugaran jasmani siswa yang berangkat dan pulang sekolah dengan jalan kaki memiliki nilai rata-rata sebesar 12,70. Untuk siswa dengan bersepeda memiliki niai rata-rata sebesar 15,77.. Sedangkan siswa dengan angkutan umum memiliki nilai rata-rata sebesar 13,30. 2) Hasil analisa Uji One Way Anova (uji anova satu-arah) didapatkan : nilai t hitung (6.008) > t tabel (1.664). Dengan kata lain bahwa terdapat perbedaan yang signifikan tingkat kebugaran jasmani siswa berdasarkan pola transportasi ke sekolah yang berbeda studi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Sampang. Kata kunci: kebugaran jasmani, pola transportasi. Abstract Physical education health sports have an important role in the formation of the whole person. The implementation of physical education in schools is a form of physical fitness coaching for children and adolescents. Physical fitness needed by a child is different from that required adult. To identify and assess the person's level of physical fitness can be implemented with physical fitness test, therefore, Physical Fitness Test Indonesia (TKJI) is very important in learning physical education health sports. Physical fitness is one of the purposes of the implementation of the education. The purpose of this study was to determine: 1) differences in the level of physical fitness of students based on the pattern of transport to a different school studies in class VIII the state junior high school 3 Sampang; 2) how much difference in the level of physical fitness of students based on the pattern of transport to different schools in study class VIII the state junior high school 3 Sampang. Objectives of this study were students who bike, walk, and take public transportation on eighth grade students of the state junior high school 3 Sampang by the number of samples taken by 90 students, each student to and from school by biking, walking, and taking public transportation as many as 30. The method in this analysis using statistical methods and quantitative descriptive Anova test (One - Way ANOVA), while the data collection is done by using the Indonesian Physical Fitness Test (TKJI). The research concluded that: 1) Physical fitness of students to and from school by walking an average value of 12.70. For students with work for entire world cycling has an average of 15.77. While students with public transit has an average value of 13.30. 2) The results of the analysis one-way ANOVA test obtained: tcount (6008)> Table (1664). In other words that there is a significant difference in students' physical fitness levels based on the pattern of different transport to school studies in class VIII the state junior high school 3 Sampang. Keywords: physical fitness, transportation patterns 348

Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Berdasarkan Pola Transportasi Ke Sekolah Yang Berbeda PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan penting bagi setiap manusia, karena dapat mengembangkan kreativitas, berpikir kritis, cakap, terampil dan dapat mengembangkan dirinya dalam hidup. Pendidikan di Indonesia beragam bentuk bidang studinya, salah satu diantaranya adalah pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (Penjasorkes). Penjasorkes mempunyai peranan penting dalam pembentukan manusia seutuhnya. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan salah satu bentuk pembinaan kebugaran jasmani bagi anak dan remaja. Kebugaran jasmani yang dibutuhan oleh seorang anak berbeda dengan yang dibutuhkan orang dewasa. Untuk mengetahui dan menilai tingkat kebugaran jasmani seseorang daapat dilaksanakan dengan melakukan tes kebugaran jasmani. Kebugaran jasmani merupakan salah satu tujuan dari pelaksanaan pendidikan. Pendidikan merupakan suatu hal yang wajib dalam kehidupan manusia. Pendidikan dapat diperoleh dari pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan formal dilaksanakan di sekolah yang terdiri dari berbagai macam bidang studi pendidikan dengan berdasar pada kurikulum pendidikan di sekolah tersebut, sedangkan pendidikan non formal diperoleh dari lingkungan luar sekolah misalnya les privat, les olahraga, dan lain-lain. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (Penjasorkes) merupakan bagian dari kurikulum yang diberikan pada pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Penjasorkes juga merupakan suatu media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai, serta pola hidup sehat yang berguna untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang. Penjasorkes meliputi antara lain materi atletik, bola besar, bola kecil, senam dasar, senam irama, aquatik, bela diri, kebugaran jasmani dan kesehatan.penjasorkes sebagai bagian dari kurikulum pendidikan memiliki tujuan yang searah dengan tujuan pendidikan. Penjasorkes juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Seperti yang dijelaskan dalam UU N0. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II, Pasal: 3 yang menyatakan bahwa: Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, Penjasorkes sebagaimana mata pelajaran yang lain memiliki kurikulum yang diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Pencapaian tujuan tersebut tergantung pada kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah. Salah satu cara untuk mencapai tujuan Penjasorkes adalah dengan menerapkan suatu pendekatan yang mampu diterima oleh siswa. Pendekatan tersebut dapat berupa dorongan/kesempatan yang luas bagi murid untuk beraktivitas. Tujuan mata pelajaran Penjasorkes untuk meningkatkan kebugaran jasmani peserta didik diamanahkan disemua jenjang pendidikan. Kebugaran jasmani mengandung pengertian bagaimana kemampuan jasmani seseorang dalam melakukan tugas kejasmanian sehari-hari secara optimal bahkan masih dapat melakukan kegiatan jasmani tambahan lainya tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. (Mahardika, 2008: 87). Kebugaran jasmani siswa sekarang memprihatinkan, karena cepat sekali mengalami kelelahan, kesimpulan ini diambil pada saat menjadi siswa di SMP Negeri 3 Sampang dan pada saat Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2 Kediri para siswa cepat merasa lelah padahal baru melakukan aktivitas yang masih ringan, misalnya saat melakukan passing pada materi pelajaran bola basket hanya 2 (dua) kali kesempatan saja sudah mengalami kelelahan. Hal ini dikarenakan karena kurangnya aktivitas gerak yang dilakukan para siswa diluar jam pelajaran olahraga. Kebugaran jasmani merupakan kesanggupan tubuh melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Banyak sekali aktivitas fisik yang membuat tubuh kita menjadi bugar seperti lari, berenang, dan bersepeda Pada umumnya tingkat kebugaran jasmani siswa berbeda-beda, dilihat dari seberapa aktif atau tidaknya siswa tersebut. Menurut Cooper (dalam Sastropanoelar, 1992: 6), seseorang yang hidup sehari-harinya lebih aktif akan memiliki tingkat kesegaran jasmani yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang hidup sehari-harinya kurang aktif. Misal kondektur bis bertingkat dibandingkan dengan sopir bis, pekerja kasar di pelabuhan dibanding dengan juru tulis, atlet dibandingkan dengan mahasiswa Fakultas Sastra dan Filsafat dan sebagainya. Pengertian hidup aktif adalah sesorang yang dalam sehari-harinya melakukan aktifitas aerobik (daya tahan) minimal berolahraga selama 25-30 menit. Sedangkan pengertian hidup kurang aktif adalah seseorang yang dalam kesehariannya kurang melakukan kegiatan aktifitas aerobik. Setiap kali membicarakan masalah kualitas kejasmanian maka tidak dapat dilepaskan dari apa yang disebut dengan kebugaran jasmani, dengan istilah 349

physical fitness. Hal ini tampak pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Sampang yang berangkat dan pulang sekolah naik sepeda, jalan kaki, dan ada juga yang naik angkutan umum. Sehingga setiap siswa dirangsang untuk aktif dalam kegiatan jasmani dan olahraga di sekolah ataupun diluar sekolah dengan sungguh-sungguh. Bersepeda merupakan sebagian besar kegiatan yang dilakukan siswa SMP Negeri 3 Sampang untuk berangkat dan pulang sekolah. Adapun kelebihan dari kegiatan bersepeda ini adalah siswa SMP Negeri 3 Sampang tersebut akan memperoleh kebugaran fisik, terhindar dari kemacetan lalu lintas, dan tidak mencemari udara. Selain itu dengan bersepeda siswa tidak perlu mengeluarkan ongkos untuk membayar angkutan. Selain bersepeda siswa SMP Negeri 3 Sampang banyak yang berangkat dan pulang sekolah dengan berjalan kaki. Berjalan kaki adalah salah satu bentuk kegiatan alamiah manusia dan merupakan unsur penting untuk memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani (Idik Sulaeman, 1985: 66). Menggunakan angkutan umum merupakan sebagian kecil yang dilakukan siswa SMP Negeri 3 Sampang untuk berangkat dan pulang sekolah. Penyebabnya adalah jarak antara rumah dan sekolah mereka yang cukup jauh, sedangkan kebanyakan siswa hanya berfikir bagaimana agar mereka dapat sampai di sekolah tepat waktu. Padahal dengan menggunakan angkutan umum tersebut, aktivitas fisik mereka menjadi berkurang. Dari uraian tersebut di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang Perbandingan tingkat kebugaran jasmani siswa berdasarkan pola transportasi ke sekolah yang berbeda studi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Sampang. METODE Dalam Penelitian ini termasuk penelitian non eksperimen dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan gejala, fenomena atau peristiwa tetentu. Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait dengan fenomena, kondisi atau variabel tertentu dan tidak dimaksudkan untuk melakukan pengujian hipotesis (Maksum, 2008: 13). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah komparatif, yaitu penelitian diarahkan untuk membandingkan satu kelompok sampel dengan kelompok sampel lainnya. (Maksum, 2008: 50) Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya disebut penelitian populasi. (Arikunto, 2006: 130). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Sampang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Sampang yang berjumlah 252 siswa yang terbagi menjadi 8 kelas, masing-masing kelas berjumlah 31-32 Siswa. Jika hanya ingin meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel penelitian di ambil berdasarkan stratified proportional random sampling. Teknik stratified digunakan untuk membagi siswa yang bersepeda, jalan kaki, dan naik angkutan umum siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Sampang. Teknik sampel imbangan / proportional digunakan karena siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Sampang ini berjumlah 252. Dari 252 siswa, peneliti akan mengambil 30 siswa yang bersepeda, 30 siswa yang berjalan kaki, dan 30 siswa yang naik angkutan umum. Sehingga total sampel berjumlah 90 siswa. Teknik random peneliti gunakan dengan cara undian, yaitu kertas kecil-kecil bertuliskan nomor induk siswa, kemudian digulung dan dimasukkan kedalam gelas, sehingga peneliti mendapatkan sampel 30 siswa yang bersepeda, 30 siswa yang berjalan kaki, dan 30 siswa yang Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010: 14). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisis dengan perhitungan statistik yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) for windows evaluation 16.00 maka didapatkan deskripsi data dari hasil penelitian yang didapatkan deskripsi data dari hasil penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut: Tabel 4.1 Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa yang Berangkat dan Pulang Sekolah Jalan Kaki, Bersepeda, dan Angkutan Umum Deskripsi Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa yang Berangkat dan Pulang Sekolah Jalan Kaki Bersepeda Angkutan Umum Rata-rata / Mean 12,70 15,77 13,30 Standar Deviasi (SD) 1,622 2,269 3,207 Varians (S 2 ) 2,631 5,151 10,286 Nilai Terendah 9 10 8 Nilai Tertinggi 16 21 19 350

Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Berdasarkan Pola Transportasi Ke Sekolah Yang Berbeda Berdasarkan hasil analisis tabel 4.1 di atas maka dapat diketahui bahwa tingkat kebugaran jasmani siswa yang berangkat dan pulang sekolah dengan jalan kaki memiliki nilai rata-rata sebesar 12,70, nilai standar deviasi sebesar 1,622, dan nilai varians sebesar 2,631. Dengan nilai terendah sebesar 9 dan nilai tertinggi sebesar 16. Untuk tingkat kebugaran jasmani siswa yang berangkat dan pulang sekolah dengan bersepeda memiliki niai rata-rata sebesar 15,77, nilai standar deviasi sebesar 2,269, dan nilai varians sebesar 5,151. Dengan nilai terendah sebesar 10 dan nilai tertinggi sebesar 21. Sedangkan tingkat kebugaran siswa jasmani yang berangkat dan pulang sekolah dengan angkutan umum memiliki nilai rata-rata sebesar 13,30, nilai standar deviasi sebesar 3,207, dan nilai varians sebesar 10,286. Dengan nilai terendah sebesar 8 dan nilai tertinggi sebesar 19. Dari hasil analisis beserta penjelasan di atas maka dapat diasumsikan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara tingkat kebugaran jasmani siswa yang berangkat dan pulang sekolah dengan jalan kaki, bersepeda, dan a. Syarat Uji Hipotesis Uji hipotesis yang dilakukan berdasarkan dari hasil tabulasi data yang diperoleh dari hasil Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI), kemudian data tersebut diolah dan dianalisis secara statistik untuk menguji hipotesis yang sudah diajukan sebelumnya. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengetahui uji hipotesis dalam analisis penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah data yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas digunakan pada skor awal dari masing-masing sampel. Dari perhitungan SPSS 16.00 for windows menggunakan uji normalitas One Sample Kolomogrov- Smirnov Test dengan ketentuan pengujian jika nilai signifikansi dari nilai hitung Kolomogrov-Smirnov berada di atas nilai alpha (5%) atau 0,05 maka H 1 diterima dan H 0 ditolak. Sedangkan jika nilai signifikansi dari nilai hitung Kolomogrov-Smirnov berada di bawah nilai alpha (5%) atau 0,05 maka H 0 diterima dan H 1 ditolak. Berikut ini hipotesis dari pengujian normalitas : H 0 : Data berdistribusi normal H 1 : Data tidak berdistribusi normal Berikut hasil pengujian normalitas dengan menggunakan SPSS 16.00 for windows. Tabel 4.2 Hasil Pengujian Normalitas Model N Mean Sd Tingkat kebugaran jasmani siswa berangkat dan pulang sekolah berjalan kaki, bersepeda, dan naik angkutan umum 90 13,92 2, 77 Kol.- Smir. Z Sig 1,027 1,24 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai signifikan dari tingkat kebugaran jasmani siswa yang berangkat dan pulang sekolah dengan jalan kaki, bersepeda, dan naik angkutan umum diperoleh nilai signifikan (Asymp. Sig.) lebih kecil dari nilai alpha (5%) atau 0.05 dengan kata lain t hitung < t tabel (1,027 < 1,242) sehingga diputuskan H o diterima yang berarti bahwa data memenuhi asumsi normal. Sehingga data penelitian tersebut layak digunakan untuk penelitian selanjutnya. b. Analisis Data Pada bagian ini akan dikemukakan pengujian hipotesis berdasarkan hasil tabulasi data yang diperoleh hasil Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) siswa yang berangkat dan pulang sekolah dengan berjalan kaki, bersepeda, dan Kemudian hasil tabulasi data diolah dan dianalisis secara statistik baik dengan cara penghitungan manual maupun dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.00 for windows untuk menguji hipotesis yang sudah diajukan sebelumnya. Untuk menjawab hipotesis yang telah diajukan, maka uji analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah uji anova satu - arah (One - Way Anova). Sedangkan nilai yang digunakan dalam penghitungan uji anova (One - Way Anova) merupakan nilai hasil Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) siswa yang berangkat dan pulang sekolah dengan berjalan kaki, bersepeda, dan Adapun penyajian datanya dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini. Tabel 4.3 Hasil Penghitungan Uji Anova Variabel t hitung t tabel Kesimpulan Tingkat kebugaran jasmani siswa berangkat dan pulang sekolah berjalan kaki, bersepeda, dan naik angkutan umum 6,008 0,775 Signifikan Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.3 di atas maka dapat diketahui sebagai berikut : 1) Merumuskan hipotesis statistik Ho : Berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan tingkat kebugaran jasmani siswa berangkat dan 351

pulang sekolah berjalan kaki, bersepeda, dan Ha : Berarti terdapat perbedaan yang signifikan tingkat kebugaran jasmani siswa berangkat dan pulang sekolah berjalan kaki, bersepeda, dan 2) Menentukan nilai kritis (t tabel ) Dipilih tingkat signifikan (level of significant) 0,05 (5%) Derajat bebas pembagi (df) = n 1 + n 2 + n 3 3 = 30 + 30 + 30 3 = 87 Nilai t tabel = 1,664 3) Nilai statistik t hitung (t hitung ) Berdasarkan penghitungan dengan menggunakan rumus Independent Sample t-test diperoleh nilai t hitung sebesar 6,008. Kriteria pengujian : Ho ditolak dan Ha diterima jika t hitung > t tabel Ho diterima dan Ha ditolak jika t hitung < t tabel 4) Hasil pengujian Penerima an Ha Penerimaan Ho Penerima an Ha t tabel = -1,664 t hitung = -6,008 0 t hitung = 6,008 t tabel = 1,664 Dengan mengkonsultasikan nilai t hitung dan nilai t tabel, maka dapat dikatakan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak karena nilai t hitung (6.008) > t tabel (1.664). Dengan demikian bahwa ada perbedaan yang signifikan tingkat kebugaran jasmani siswa berangkat dan pulang sekolah dengan jalan kaki, bersepeda, dan naik angkutan umum. Hal ini membuktikan bahwa tingkat kebugaran jasmani siswa berangkat dan pulang sekolah dengan bersepeda lebih baik dari pada tingkat kebugaran jasmani siswa berangkat dan pulang sekolah dengan jalan kaki, dan angkutan umum adalah signifikan dan dapat diberlakukan (digeneralisasikan) ke populasi. 1,622, dan nilai varians sebesar 2,631. Dengan nilai terendah sebesar 9 dan nilai tertinggi sebesar 16. Untuk tingkat kebugaran jasmani siswa yang berangkat dan pulang sekolah dengan bersepeda memiliki niai rata-rata sebesar 15,77, nilai standar deviasi sebesar 2,269, dan nilai varians sebesar 5,151. Dengan nilai terendah sebesar 10 dan nilai tertinggi sebesar 21. Sedangkan tingkat kebugaran jasmani siswa yang berangkat dan pulang sekolah dengan angkutan umum memiliki nilai rata-rata sebesar 13,30, nilai standar deviasi sebesar 3,207, dan nilai varians sebesar 10,286. Dengan nilai terendah sebesar 8 dan nilai tertinggi sebesar 19. b. Dari hasil analisa Uji One Way Anova (uji anova satu-arah) didapatkan : nilai t hitung (6.008) > t tabel (1.664). Dengan kata lain bahwa terdapat perbedaan yang signifikan tingkat kebugaran jasmani siswa berdasarkan pola transportasi ke sekolah yang berbeda studi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Sampang. Saran a. Hasil analisa secara keseluruhan dapat dijadikan sebagai acuan bagi para guru pendidikan jasmani bahwa tingkat kebugaran jasmani siswa yang tinggi tentu akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. b. Guru pendidikan jasmani dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan jasmani dan olahraga di sekolah ataupun diluar sekolah dengan sungguhsungguh. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Idik Sulaeman. 1985. Olahraga dan Rekreasi di Alam Terbuka. Jakarta. PT. Gramedia. Mahardika, I Made Sriundy. 2008. Pengantar Evaluasi Pengajaran. Surabaya: Unesa University Press. Maksum, Ali. 2008. Metodologi Penelitian dalam Olahraga. Surabaya : Tanpa Penerbit. Sastropanoelar, Sudarno. 1992. Pendidikan Kesegaran Jasmani. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta UU RI No. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Bandung : Citra Umbara. PENUTUP Simpulan a. Tingkat kebugaran jasmani siswa yang berangkat dan pulang sekolah dengan jalan kaki memiliki nilai rata-rata sebesar 12,70, nilai standar deviasi sebesar 352