BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu yang paling populer ialah seni minum teh.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Teh merupakan salah satu minuman terkenal di dunia yang terbuat dari daun

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Alat permainan merupakan salah satu sumber belajar. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan & Perancangan Interior Gallery Coffee & Café di Jakarta 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gudang tempat menyimpan barang-barang antik seperti anggapan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Senin, 2 Maret 2015, WIB)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman di era globalisasi ini menuntut aktivitas-aktivitas sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Desain Interior Museum Tapis Lampung di Kota Bandar Lampung dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. agama dan lain lain. Bila hal tersebut dikaji lebih jauh, akan mengandung ajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan atau permintaan pihak pemberi tugas. Tahapan perencanaan yang. kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi kepada orang lain. Informasi dapat disampaikan maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Kata kunci: Museum, Moluccas, History, Era

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I LATAR BELAKANG

GALERY SENI LUKIS DI BSD

3. Bagaimana menciptakan sebuah ruangan yang dapat merangsang emosi yang baik untuk anak dengan menerapkan warna-warna di dalam interior?

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1 - Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. :Bangunan untuk tempat tinggal. (

BAB I PENDAHULUAN. Seni atau art berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu ars, yang memiliki arti

Galeri Fotografi Pelukis Cahaya yang Berlanggam Modern Kontemporer dengan Sentuhan Budaya Lombok. Ni Made Dristianti Megarini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I LATAR BELAKANG. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipelajari, baik secara formal maupun nonformal/otodidak), benda angkasa. Penemuan lain, ilmu informasi dan komunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi bentuk kesenian keramik sampai saat ini. 1. Menurut The Concise Colombia Encyclopedia (1995) kata keramik berasal

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada permasalahan kelanjutan hidup. Permasalahan anak di rumah dan diluar

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas hanya kamera Digital Single Lens Reflect (DSLR) tetapi terdapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Gedung Pameran Seni Rupa di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Museum Transportasi Darat di Bali 1

BAB I PENDAHULUAN. modifikasi sepeda motor untuk medan non-aspal atau off road. Pamor motor trail

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Kopi di Indonesia memiliki sejarah panjang dan memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini olahraga merupakan salah satu aktivitas yang mulai dipilih

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung kini sudah menjadi salah satu wisata kota populer di Indonesia. Kota

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni sebagai suatu bentuk ekspresi seniman. Ada berbagai jenis kesenian yang dapat dijumpai seperti seni musik, seni tari, seni lukis, dan sebaginya. Salah satu yang paling populer ialah seni minum teh. 1

Teh pertama kali dikenalkan oleh Lu Yu ( Riku U) seorang ahli teh dari dinasti Tang di Tiongkok yang menulis buku berjudul Ch a Ching atau Classic of Tea. Pada masa itu, perangkat minum teh dari dinasti Tang dinilai dengan harga yang tinggi. Kolektor perlu mengeluarkan banyak uang untuk bisa mengumpulkan perangkat minum teh dari Tiongkok dan terus meluas hingga ke Eropa. Tea cup biasanya dibuat dari keramik ataupun porselen. Tea cup yang digunakan oleh bangsa Cina awalnya tidak bermotif dan tidak memiliki handle sehingga disebut mangkuk kecil. Seiring dengan perkembangan industri di Eropa tea cup pun ikut mengalami perkembangan menjadi tea cup yang terbuat dari porselen memiliki handle dan bermotif. Pada era global ini dimana teh menjadi minuman keseharian masyarakat Indonesia, teacup yang digunakan juga sangatlah beragam baik yang berasal dari luar negeri maupun dalam negeri dengan motif dan bentuk yang sangat menarik sehingga dapat membuat orang dari berbagai kalangan ingin mempelajari cara minum teh dan jenis-jenis tea cup. Teh yang identik hanya diminum oleh orang-orang kalangan menengah keatas sering digunakan sebagai tolak ukur tingkat sosial seseorang. Sebenarnya cara minum teh tersebut sekarang ini dapat digunakan sebagai sarana edukasi orang tentang sopan santun dan tata cara bersosialisasi, tetapi karena masih minimnya tempat yang secara spesifik mengenalkan teh secara menyeluruh dari sejarah, kegunaan, dan manfaatnya sehingga orang kurang mengenal dan memahami apa sebenarnya teh itu. 2

Selain itu teh selalu memiliki berbagai peralatan yang sangat unik dan menarik untuk dipelajari sehingga berbagai kalangan baik dari para kolektor, masyarakat umum, maupun pelajar memerlukan suatu sarana agar dapat mempelajari berbagai macam hal yang berkaitan dengan teh. Selain itu sebagai tempat untuk berkumpulnya para kolektor untuk bertukar pikiran dan berbagi informasi menjadi alasan mengapa tea center ini menjadi penting dan menarik untuk dirancang. 1.2 Identifikasi Masalah Banyaknya penggemar teh yang kesulitan dalam menumukan tempat untuk mempelajari seluk beluk teh, selain teh banyak pula kolektor tea cup yang sulit untuk mendapatkan tea cup tersebut. Mengakibatkan banyaknya kolektor yang mengkoleksi tea cup hanya sekedar mengkolesi saja tanpa mengetahui sejarahnya dan juga tata cara untuk menggunakannya dikarenakan minimnya sumber informasi selain itu tempat yang mengenalkan dan menjual tea cup ini terutama yang berasal dari luar negeri masih sangat sulit dijumpai. 1.3 Rumusan Masalah 1. Bagaimana menerapkan tema dynamics of tea culture dan konsep intertwine of tea pada perancangan interior tea center? 2. Bagaimana menerapkan area ruang dan fasilitas-fasilitas penunjang kebutuhan user sehingga user dapat memehami apa yang dimaksud dengan teh? 3

3. Bagaimana menerapkan suasana ruang pada area pamer agar dapat mendukung storyline dari objek pamer yang sesuai dengan narasi perkembangan budaya teh yang ingin disampaikan? 1.4 Ide Gagasan Di dalam tea center ini terdapat beberapa fasilitas utama untuk mendukung para pengunjung untuk mempelajari tentang teh, peralatan minum teh yang digunakan dan juga tentang budaya atau tata cara minum teh berdasarkan sejarahnya dari negara masing-masing. Fasilitas - fasilitas tersebut seperti ruang pamer, ruang workshop, perpustakaan, kantor pengelola dan lain-lain. Selain itu, akan dilengkapi juga dengan fasilitas cafe khusus teh dari beberapa negara yang dilengkapi dengan penjualan pastry untuk memudahkan para kolektor untuk berkumpul untuk saling bertukar informasi dan mendapatkan tea cup. 1.5 Tujuan Perancangan Perancangan interior tea center ini bertujuan untuk mengenalkan teh, peralatan yang digunakan untuk menyeduh teh dan juga budaya minum teh yang terkenal dari negara-negara yang terkenal dengan budaya minum teh berdasarkan sejarah dari perkembangan teh itu sendiri. 1.6 Manfaat Perancangan Manfaat yang diharapkan dalam perancangan tea center ini adalah sebagai berikut: 4

a. Menjadi salah satu sumber informasi bagi perancangan lanjutan yang relevan. b. Sebagai bahan banding dan rujukan untuk pembangunan gallery. c. Sebagai salah satu pusat berkualitas internasional yang dapat dipergunakan masyarakat luas untuk mempelajari berbagai hal tentang teh dan juga peralatannya. 1.7 Ruang Lingkup Perancangan Terdapat batasan perancangan yang akan dibuat dalam proyek ini dan akan digambarkan secara khusus pada lembar kerja. Batasan tersebut antara lain adalah sebagai berikut : a. Area pameran Area yang digunakan untuk memamerkan dan memperoleh pembelajaran tentang berbagai jenis teh yang menjadi asal mulai dari tea cup dari berbagai negara. b. Workshop Area dimana para pengunjung dapat memcoba untuk membuat / menghias tea cup sesuai dengan keinginan dan kreasinya masingmasing. c. Area cafe Area dimana pengunjung dapat menikmati suasana kota Bandung sambil minum teh dengan pelayanan yang berbeda berdasarkan asal teh yang akan mereka pesan dan menikmati cemilan yang 5

dijual sambil berbincang-bincang. Selain itu pada areacafe ini juga terdapat area dimana pengunjung yang datang dengan rombongan dapat menikmati hidangan yang disajikan secara prasmanan. d. Shop Area Area ini merupakan area dimana pengunjung dapat mebeli berbagai jenis teh dan juga tea cup dari beberapa negara khususnya Cina, Jepang, Inggris, dan Indonesia. 1.5 Sistematika Penulisan Adapun susunan dalam sistematika penulisan untuk perencanaan perancangan desain interior tea center ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Menjelaskan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, ide gagasan, tujuan perancangan, manfaat perancangan, ruang lingkup perancangan, serta sistematika penulisan. BAB II STUDI LITERATUR TEA CENTER Berisikan studi-studi literatur yang menjelaskan tentang makna sebuah museum dan hal-hal apa saja yang patut diperhatikan dalam perancangannya secara teoritis. Juga mengenai ruang yang akan dijadikan fokus dari proyek tersebut berkaitan dengan teori yang ada. 6

BAB III TEA CENTER Berisikan tentang analisis site, mengidentifikasi user dengan aktivitasnya sehingga dapat dihasilkan kebutuhan ruang, dan juga zoning serta blocking berdasarkan kepada konsep. BAB IV PENERAPAN DESAIN PERANCANGAN TEA CENTER Bab ini berisikan tahapan dan hasil desain yang akan diaplikasi pada Tea Center di Bandung. BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan akhir dari seluruh rangkaian desain dalam perancangan Tea Center. 7