PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI POTENSI TANAH TIMBUNAN SEBAGAI MATERIAL KONSTRUKSI TANGGUL PADA RUAS JALAN NEGARA LIWA - RANAU DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT. G.

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

TINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR ABSTRAKSI

Yanuar Eko Widagdo, Yulvi Zaika, Eko Andi Suryo ABSTRAK Kata-kata kunci: Pendahuluan

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

Keaktifan lereng adalah proses perpindahan masa tanah atau batuan 1 1. PENDAHULUAN. Ha %

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan

PENGUJIAN PARAMETER KUAT GESER TANAH MELALUI PROSES STABILISASI TANAH PASIR MENGGUNAKAN CLEAN SET CEMENT (CS-10)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN (DENGAN SLAG BAJA DAN FLY ASH) PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

PENAMBAHAN LEMPUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH PASIR PADANG ABSTRAK

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MODUL 4,5. Klasifikasi Tanah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS PENINGKATAN NILAI CBR PADA CAMPURAN TANAH LEMPUNG DENGAN BATU PECAH

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

ABSTRAK

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH GEDE BAGE BANDUNG DENGAN ENZIM DARI MOLASE TERFERMENTASI

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH RESAPAN AIR (WATER ADSORPTION) TERHADAP DAYA DUKUNG LAPIS PONDASI TANAH SEMEN (SOIL CEMENT BASE)

PENGUJIAN MATERIAL TANAH GUNUNG DESA LASOSO SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN TIMBUNAN PILIHAN PADA PERKERASAN JALAN

BAB III METODE PENELITIAN

C I N I A. Karakteristik Fisik Dan Mekanik Tanah Residual Balikpapan Utara Akibat Pengaruh Variasi Kadar Air

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

Seminar Nasional : Peran Teknologi di Era Globalisasi ISBN No. :

PENGARUH TANAH GADONG TERHADAP NILAI KONSOLIDASI DAN KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG TANON YANG DI STABILISASI DENGAN SEMEN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membangun suatu jalan, tanah dasar merupakan bagian yang sangat

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PERBANDINGAN STABILISASI TANAH DASAR SECARA KIMIA DAN MEKANIS ( STUDI KASUS TANAH DASAR UNTUK KECAMATAN KENJERAN SURABAYA )

ANALISIS UJI KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH DI LABORATORIUM DENGAN MODEL PENDEKATAN. Anwar Muda

STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)

STUDI PENGARUH ASPAL CUT-BACK TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK FISIK, MEKANIK DAN DINAMIK TERHADAP SIKLUS PEMBASAHAN PADA TANAH LERENG DENGAN KEDALAMAN 5-20M DI NGANTANG MALANG

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN TANAH LEMPUNG PADA TANAH PASIR PANTAI TERHADAP KEKUATAN GESER TANAH ABSTRAK

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

KARAKTERISITIK KUAT GESER TANAH MERAH

1. Kontruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

PENGARUH SIKLUS BASAH KERING PADA SAMPEL TANAH TERHADAP NILAI ATTERBERG LIMIT

gambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR

PENGARUH CAMPURAN KAPUR DAN ABU JERAMI GUNA MENINGKATKAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. berbagai bahan penyusun tanah seperti bahan organik dan bahan mineral lain.

Korelasi antara OMC dengan Batas Plastis pada Proses Pemadatan untuk Tanah Timbun di Aceh

Anas Puri, dan Yolly Adriati Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru-28284

Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

PEMANFAATAN LIMBAH PUPUK KIMIA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH (Studi Kasus Tanah Lempung Tanon, Sragen)

PENGARUH PEMBASAHAN DAN PENGERINGAN TERHADAP KUAT TEKAN BEBAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT

Oleh: Dewinta Maharani P. ( ) Agusti Nilasari ( ) Bebby Idhiani Nikita ( )

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari bebatuan yang sudah mengalami pelapukan oleh gaya gaya alam.

ANALISA DAYA DUKUNG TANAH (DDT) PADA SUB GRADE

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

PENGARUH SIKLUS PENGERINGAN DAN PEMBASAHAN TERHADAP SIFAT FISIK, MEKANIK DAN DINAMIK PADA TANAH TANGGUL SUNGAI BENGAWAN SOLO CROSS SECTION

Kata kunci: lempung ekspansif, perawatan, abu sekam padi, CBR, tingkat pengembangan (swelling).

terhadap tanah asli (lempung), tanah lempung distabilisasi kapur 4%, tanah lempung

I. PENDAHULUAN. bangunan, jalan (subgrade), tanggul maupun bendungan. dihindarinya pembangunan di atas tanah lempung. Pembangunan konstruksi di

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Semen Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK

PEMANFAATAN TRAS PADA PERKERASAN JALAN

TINJAUAN KUAT TEKAN BEBAS DAN PERMEABILITAS TANAH LEMPUNG TANON YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR DAN FLY ASH. Tugas Akhir

PENGARUH WAKTU PENGERASAN PADA KEKUATAN PAVING BLOCK YANG MENGGUNAKAN CLAY, SEMEN, DAN PASIR. Andius Dasa Putra 1) Setyanto 1) Noor Syarifah Hasan 2)

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR TERHADAP NILAI PLASTISITAS TANAH LEMPUNG DI KABUPATEN FAKFAK PROVINSI PAPUA BARAT

EFEKTIFITAS SEMEN PADA STABILISASI LEMPUNG DENGAN KAPUR AKIBAT PERCEPATAN WAKTU ANTARA PENCAMPURAN DAN PEMADATAN

DISUSUN OLEH : CHRYSTI ADI WICAKSONO ARENDRA HARYO P

I. PENDAHULUAN. Dalam perencanaan dan pekerjaan suatu konstruksi bangunan sipil tanah

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: D-122

Pengaruh Kandungan Material Plastis Terhadap Nilai CBR Lapis Pondasi Agregat Kelas S

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V RESUME HASIL PENELITIAN

Transkripsi:

PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA Veronika Miana Radja 1 1 Program Studi Teknik Sipil Universitas Flores Jl Sam Ratulangi 6 Ende Flores Email:veronika_mira@yahoo.com ABSTRAK Ruas jalan Nangaroro-Aegela Flores sering mengalami kerusakan, hal tersebut disebabkan lapisan tanah dasarnya berupa lempung dengan plastisitas tinggi. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan tanah dasar dengan cara mencampur tanah putih dari daerah Tonggo Flores dan abu sekam padi. Kadar campuran tanah putih dan abu sekam padi masing-masing Ws+5%Ws, Ws+10%Ws dan Ws+15%Ws. Sedangkan kadar campuran gabungan antara tanah putih dan abu sekam padi adalah Ws+5%Ws+5%Ws, Ws+10%Ws+5%Ws, Ws+15%Ws+5%Ws, Ws+5%Ws+10%Ws, Ws+10%Ws+10%Ws dan Ws+15%Ws+10%Ws (Ws=berat butiran tanah lempung). Hasil dari analisa tersebut menunjukkan bahwa dengan penambahan tanah putih daerah Tonggo dari pencampuran 5% sampai 15% terlihat bahwa nilai indeks plastisitasnya menurun dari 37.2% sampai 28.24% dan nilai CBR meningkat dari 24.72% sampai 33.23%. Demikian pula dengan penambahan abu sekam padi dari 5% sampai 15% terlihat bahwa nilai indeks plastisitasnya menurun dari 37.2% sampai 21.68% dan nilai CBR meningkat dari 24.72% sampai 28.77%. Selanjutnya pada campuran gabungan tanah putih dari daerah Tonggo dengan abu sekam padi diperoleh bahwa nilai indeks plastisitasnya berkurang dari 37.2% sampai 20.21% dan nilai CBR meningkat dari 24.72% sampai 32.23%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan penambahan tanah putih dari daerah Tonggo maupun penambahan abu sekam padi berpengaruh pada perubahan sifat fisik tanah lempung. Dimana dengan bertambahnya jumlah kadar tanah putih maupun abu sekam padi, nilai indeks plastisitas menurun 13.52% dan nilai CBR-nya meningkat 3.97%. Demikian pula dengan penggabungan antara tanah putih dan abu sekam padi, terlihat bahwa nilai indeks plastisitas menurun 16.99% dan nilai CBR-nya meningkat 8.43%. Perubahan nilai indeks plastisitas dan nilai CBR hasil penggabungan antara tanah putih dari daerah Tonggo dengan abu sekam padi terlihat lebih besar dari pada pencampuran dengan masing-masingnya. Kata kunci: stabilisasi, abu sekam padi, tanah putih, tanah lempung, plastisitas 1. PENDAHULUAN Tanah adalah bagian yang sangat penting dalam konstruksi teknik sipil baik gedung, jalan, dan bangunan air. Kondisi tanah harus benar benar mempunyai daya dukung dan kepadatan yang cukup untuk menahan beban bangunan yang berada diatasnya dan gaya gaya yang akan menimbulkan pergeseran sehingga dapat menghindari kerusakan bangunan. Tanah dengan daya dukung yang rendah akan sangat berpengaruh terhadap konstruksi teknik sipil seperti terjadi retak retak permukaan, penurunan, bergelombang, dan longsoran. Jalan merupakan prasarana transportasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat untuk melakukan mobilitas keseharian sehingga volume kendaraan yang melewati suatu ruas jalan mempengaruhi kapasitas dan kemampuan dukungnya. Dalam kaitannya dengan konstruksi jalan tidak semua jenis tanah baik untuk dijadikan dasar tempat berdirinya konstruksi jalan raya.. Masalah kerusakan pada badan jalan yang dibangun pada tanah dasar (sub grade) tanah lempung terlihat juga pada ruas jalan nasional Nangaroro Aegela (KM. 53+ 000 dan KM 54+000) di Kabupaten Nagekeo. Sifat tanah lempung menjadi salah satu faktor penyebab kerusakan jalan, dimana terjadi retak retak dan bergelombang pada permukaan jalan tersebut Stabilisasi tanah adalah pencampuran tanah asli yang kurang baik dengan bahan stabilisasi tertentu agar sifat dan kondisi fisik, teknis dari tanah tersebut dapat berubah lebih baik. Bahan yang digunakan dapat berupa pasir, tanah putih (lime stone),batu, kayu, kapur alam, abu batu bara, aspal, semen portland, membran dan bahan khusus lainnya. Tanah putih ( lime stone ) yang ada di ruas jalan Nangaroro Maunori Desa Tonggo Kecamatan Nangaroro tersebut secara visual memang butirannya agak kasar dan non kohesif. Badan jalan disekitar lokasi material tersebut cukup padat dan aman dilewati oleh kendaraan umum walaupun dimusim hujan. Pengalaman pada ruas jalan tersebut SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 G-1

masyarakat pernah memakai tanah putih untuk timbun pada badan jalan tanjakan yang berlempung. Menurut penelitian Hermanus (2010), penambahan tanah putih Tonggo pada tanah lempung ternyata dapat mengurangi tingkat plastisitas tanah dan menaikan nilai daya dukung tanah. Bahan lain yang dapat dipakai pada proses stabilisasi adalah abu sekam padi. Penggunaan abu sekam padi sebagai bahan stabilisasi pada tanah lempung dimungkinkan karena material ini banyak mengandung unsur silikat (SiO 2 ) dan aluminat (Al 2 O 3 ), sehingga dikategorikan sebagai pozzolan. Dari uraian tentang kondisi tanah yang telah diuraikan pada latar belakang diatas maka perlu untuk memecahkan beberapa permasalahan antara lain dengan : 1. Mengetahui sifat tanah Aegela 2. Mengetahui sifat tanah putih dari daerah Tonggo 3. Mengetahui besarnya perubahan tanah Aegela setelah distabilisasi dengan tanah putih dan abu sekam padi dengan berbagai komposisi. 4. Mengetahui apakah tanah putih Tonggo dan abu sekam padi dapat digunakan sebagai bahan stabilisasi campuran dengan tanah lempung Aegela 2. LANDASAN TEORI Lempung didefinisikan sebagai golongan partikel yang berukuran kurang dari 0.002 mm (Das, 1988). Ditinjau dari segi mineral (bukan ukurannya), yang disebut tanah lempung dan mineral lempung adalah tanah yang mempunyai partikel-partikel mineral tertentu yang menghasilkan sifat-sifat plastis pada tanah bila dicampur dengan air. Apabila suatu tanah yang terdapat dilapangan bersifat sangat lepas atau sangat mudah tertekan, atau apabila ia mempunyai indeks konsistensi yang tidak sesuai, permeabilitas yang terlalu tinggi, atau sifat lain yang tidak diinginkan sehingga tidak sesuai untuk suatu proyek pembangunan, maka tanah tersebut harus distabilkan (Bowles, 1986 3. METODOLOGI PENELITIAN Jenis data yang digunakan pada penelitian ini diperoleh langsung dari hasil penelitian dilapangan dan pengujian laboratorium. Sampel tanah diambil langsung dilapangan dalam kondisi terganggu (disturbed soil) dan tak terganggu (undisturbed soil) pada dua titik pada lokasi pengambilan, hal ini dilakukan agar sampel tanah yang diambil merupakan sampel yang benar mewakili kondisi tanah di lokasi. Sebagai bahan pencampuran digunakan tanah putih yang diambil dari Desa Tonggo Kecamatan Nangaroro Kabupaten Nagekeo dan abu sekam padi.. 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN Obyek penelitian berupa tanah yang diambil dari ruas jalan Nangaroro Aegela (KM. 53.000-54.000) Kecamatan Nangaroro Kabupaten Nagekeo Flores dengan hasil seperti pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Hasil pengujian sifat fisik tanah lempung di laboratorium Jenis pengujian Hasil pengujian Satuan Konsisitensi LL (Batas cair) 67.5 % PL (Batas plastis) 30.296 % PI (Indeks plastisitas) 37.2 % Gravimetri dan volumetri Gs (Berat spesifik) 2.405 w (kadar air) 31.423 % γt (Berat volume tanah total) 1.623 Kg/cm 3 γd (Berat volume tanah kering) 1.021 Kg/cm 3 e (angka pori) 1.110 Sr (derajat kejenuhan) 66.034 % Daya dukung tanah CBR 24.72 % Gradasi tanah Kerikil 0.55 % Pasir 15.908 % Lanau 43.145 % G-2 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5

Lemung 40.398 % USCS SC AASHTO A-7-6 Secara visual dapat dilihat bahwa tanah putih yang berasal dari Desa Tonggo Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo berwarna putih, pada saat tanah dalam keadaan basah tanah tersebut tidak lengket/liat, sedangkan pada kondisi kering tanah tersebut mudah lepas seperti berpasir (non kohesif). Hasil pengujian sifat fisik tanah disajikan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Hasil pengujian sifat fisik dan mekanis tanah putih Tonggo di laboratorium Jenis pengujian Hasil pengujian Satuan Gravimetri dan volumetri Gs (Berat spesifik) 1.918 w (kadar air) 7.112 % Gradasi butiran Kerikil 15.500 Pasir 18.850 % Lanau 63.850 % Lempung 1.800 USCS SW AASHTO A-1 Daya dukung tanah CBR 10.13 Kg//cm 2 Hasil pengujian batas cair dan batas plastis untuk mengetahui tingkat plastisitas tanah setelah dicampur tanah putih dan abu sekam padi seperti terlihat pada grafik Gambar 1. Gambar 1. Grafik hubungan antara komposisi campuran dengan indeks plastisitas tanah Pengaruh penambahan tanah putih dan abu sekam padi terhadap perubahan nilai berat volume kering maksimum dan nilai CBR tanah yang dijabarkan pada grafik Gambar 2 dan 3. Gambar 2. Grafik Hubungan antara komposisi campuran dan berat volume kering maksimum SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 G-3

Gambar 3. Hubungan antara komposisi campuran dan nilai CBR Grafik hubungan antara nilai berat volume kering kondisi maksimum dengan indeks plastisitas tanah seperti terlihat pada grafik Gambar 4. Gambar 4. Grafik hubungan antara berat volume kering maksimum (γdmaks) dengan indeks plastisitas (IP) tanah Grafik hubungan antara nilai CBR dengan indeks plastisitas tanah seperti terlihat pada grafik Gambar 5. Gambar 5. Grafik hubungan antara nilai CBR dengan indeks plastisitas (IP) tanah Grafik hubungan antara nilai berat volume kering kondisi maksimum dengan nilai CBR. seperti terlihat pada grafik Gambar 6. Gambar 6. Grafik hubungan antara berat volume kering maksimum (γ dmaks ) dengan nilai CBR G-4 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5

5. KESIMPULAN 1. Tanah dasar pada ruas jalan Nagaroro Aegela (km 53+000 sampai 54+000 km) Kecamatan Nangaroro Kabupaten Nagekeo menurut sistem klasifikasi AASHTO bahwa 40.398% tanah lolos saringan No 200 dan sifat fraksi yang lolos ayakan No 40 dengan batas cair (LL) 67.5% dan indeks plastisitas PI sebesar 37.2% digolongkan kelompok A-7-6 dimana PI>LL-30 (37.2>37.5), sedangkan menurut sistem klasifikasi USCS termasuk dalam kelompok SC (pasir berlanau, campuran pasir lempung) dimana nilai IP>7 40. 2. Tanah putih pada ruas Jalan Nagaroro Maunori, Desa Tongo Kecamatan Nangaroro Kabupaten Nagekeo menurut sistem Klasifikasi AASHTO termasuk dalam kelompok A-1 fragmen batuan, kerikil dan pasir yang tingkatan umumnya sebagai tanah dasar sangat baik dengan nilai indeks plastisitas (PI) 6, sedangkan menurut USCS tanah putih adalah pasir karena lebih dari 50% fraksi kasarnya lolos saringan no. 4, termasuk klasifikasi SW yaitu pasir kerikilan bergradasi baik tanpa atau dengan sedikit bahan halus dan koefisien gradasi Cc=(D 30 2 )/(D 10 xd 60 )=1. 3. Kondisi tanah lempung Aegela setelah dicampur dengan tanah putih dari daerah Tonggo dengan abu sekam padi antara lain ; - Penambahan tanah putih sampai 15% pada tanah lempung menyebabkan perubahan penurunan nilai indeks plastisitas kondisi tanah asli sebesar 8.96%, pada campuran dengan abu sekam padi sampai 15% indeks plastisitas menurun sebesar 13.52%, pada campuran gabungan tanah putih sampai 15% dengan abu sekam padi 5% indeks plastisitas menurun sebesar 11.42% dan pada campuran gabungan tanah putih sampai 15% dengan abu sekam padi 10% indeks plastisitas menurun sebesar 16.93%. Hal ini menunjukan bahwa makin besar penambahan tanah putih maupun abu sekam padi sangat berpengaruh pada perubahan nilai indeks plastisitasnya. - Penambahan tanah putih sampai 15% pada tanah lempung menyebabkan perubahan nilai CBR kondisi tanah asli menurun sebesar 0.32%, pada campuran dengan abu sekam padi sampai 15% nilai CBR naik sebesar 3.97%, pada campuran gabungan tanah putih sampai 15% dengan abu sekam padi 5% nilai CBR naik sebesar 4.37% dan pada campuran gabungan tanah putih sampai 15% dengan abu sekam padi 10% nilai CBR naik sebesar 8.43%. Hal ini menunjukan bahwa makin besar penambahan tanah putih maupun abu sekam padi sangat berpengaruh pada perubahan nilai CBR. 4. Campuran tanah putih dari daerah Tonggo dan abu sekam padi menunjukan perbaikan yang cukup baik karena ada peningkatan nilai CBR dan menurunkan nilai plastisitas. Dengan demikian penggunaan tanah putih dan abu sekam padi dapat digunakan sebagai bahan stabilisasi tanah lempung Aegela atau sejenis. DAFTAR PUSTAKA Bowles Joseph E, (1984), Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah), Erlangga, Jakarta Das Braja M, (1985), Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis), Erlangga, Jakarta Fredlund D.G,Rahardjo H, (1976), Soil Mechanics for Unsaturated Soils, John Wiley & Sons, New York Hardiyatmo C.H, (1994), Mekanika Tanah, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Muntaha, M, (2006), Studi Perubahan Parameter Tanah Lanau Kelempungan Akibat Proses Pengeringan dan Pembasahan, Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sipil ITS, Surabaya Smith M.J, (1922), Mekanika Tanah, Erlangga, Jakarta SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 G-5

G-6 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5