REVITALISASI INTERIOR MUSEUM ZOOLOGI KOTA BOGOR

dokumen-dokumen yang mirip
REKREASI WISATA DANAU GEDEBAGE

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR MUSEUM KOPI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SIMULASI TELEGRAF SEBAGAI SARANA INTERAKTIF PADA MUSEUM POS INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN INDONESIAN COFFEE CENTER MILIK PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO DI JEMBER, JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MUSEUM ZOOLOGI DI BOGOR PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MORPHOSIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Spesies dan Endemik Per Pulau

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III

YOGYAKARTA BUTTERLY PARK AND CONSERVATION BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam ataupun luar negeri datang untuk menikmati objek-objek wisata tersebut.

Perancangan Interior Destination Spa

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

I.1 LATAR BELAKANG I.1.1

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

PERANCANGAN INTERIOR PADA PUSAT KEBUDAYAAN BETAWI DIJAKARTA PROPOSAL PENGAJUAN PROYEK TUGAS AKHIR YULI HELVINA

PENGEMBANGAN DESAIN KERETA RESTORASI PADA KERETA API JARAK JAUH

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi bentuk kesenian keramik sampai saat ini. 1. Menurut The Concise Colombia Encyclopedia (1995) kata keramik berasal

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. - Arkeologika, benda koleksi merupakan benda objek penelitian ilmu arkeologi.

BAB I PENDAHULUAN. gudang tempat menyimpan barang-barang antik seperti anggapan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Nomor : 479 /Kpts-11/1998 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PERANCANGAN PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

PERAN PENELITI PUSLIT BIOLOGI-LIPI DALAM JEJARING RAPTOR INDONESIA (RAIN)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Neufeld ed. in chief, 1988; Webster New World Dict

MUSEUM ZOOLOGI DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n

PERANCANGAN PUSAT PENGEMBANGAN PENCAK SILAT DENGAN PENDEKATAN MODERNISASI NILAI

BAB I PENDAHULUAN. Museum Transportasi Darat di Bali 1

SEKOLAH TINGGI TEKSTIL BANDUNG

1.5 Ruang lingkup dan Batasan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ABSTRAK. Kata kunci: Museum, Moluccas, History, Era

SARANA EDUKASI TENTANG PENGLIHATAN HEWAN PADA KAWASAN KEBUN BINATANG

BAB I PENDAHULUAN. tradisional berbeda-beda. Makanan tradisional sendiri merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Museum Antariksa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

MUSEUM BATIK INDONESIA DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI TMII

Keputusan Menteri Kehutanan Dan Perkebunan No. 479/Kpts-II/1994 Tentang : Lembaga Konservasi Tumbuhan Dan Satwa Liar

PERANCANGAN INTERIOR MUSEUM TEH DI BOGOR BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul 1.2 Pengertian Judul

IMPLEMENTASI UNSUR TRADISI DAN KEBUDAYAAN BATAK DENGAN PENDEKATAN MODERN DALAM PERANCANGAN INTERIOR MUSEUM ULOS SUMATERA UTARA

BABI PENDAHULUAN. SUdah berabad-abad lamanya kebun 'raya di dunia secara umum menjadi

OPTIMALISASI TUMBUH KEMBANG ANAK PADA PELAYANAN PANTI ASUHAN DENGAN STUDI KASUS RUANG INTERIOR

BAB I P E N D A H U L U A N

PUSAT INFORMASI PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN SULAWESI SELATAN DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN

BAB I PENDAHULUAN REDESAIN MUSEUM JAWA TENGAH RONGGOWARSITO 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI MUSEUM

BAB I PENDAHULUAN. ( 17/8/ % Spesies Primata Terancam Punah)

ABSTRAK. Key Words : Gundam, Inspiratif, Imajinatif, futuristic. i Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERANCANGAN INTERIOR VIRENKA GYM BANTUL, YOGYAKARTA

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha - 1

FASHION HOTEL. 1. Pendahuluan. 2. Proses Studi Kreatif. Kata Kunci : Bandung; Fashion; Hotel; Pendidikan; College

BAB I PENDAHULUAN. Nur Muladica Gedung Fotografi di kota Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman yang semakin maju, tuntutan akan kebutuhan informasi pun

PERANCANGAN MUSEUM BATIK PRIANGAN DALAM UPAYA MENYELAMATKAN BATIK PRIANGAN SEBAGAI WARISAN BUDAYA BANGSA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

Transkripsi:

Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain REVITALISASI INTERIOR MUSEUM ZOOLOGI KOTA BOGOR Aninditya S. Soesilo Drs. Budi Isdianto, M.Sn Program Studi Sarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: assoesilo@gmail.com Kata Kunci : Indonesia, alam, fauna, pusat informasi, edukasi, teknologi, eksibisi, revitalisasi, Abstrak Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan kekayaan alamnya, salah satunya adalah keanekaragaman fauna. Hal ini melatarbelakangi pembangunan sarana konservasi dan pusat informasi bidang zoologi, Museum Zoologi Bogor. yang telah bergerak di bidangnya selama lebih dari seratus tahun ini melayani masyarakat di bidang edukasi dan informasi. Seiring dengan perkembangan teknologi dan zaman, Museum Zoologi Bogor tidak banyak melakukan perubahan pada materi, maupun aspek fisik bangunan yang dapat mencapai visi dan misi museum serta Hal ini menjadikan Museum Zoologi Bogor berkesan kuno dan konservatif. Upaya revitalisasi interior dilakukan untuk memperbaharui dan memperbaiki fungsi dan tujuan museum, sesuai dengan permasalahan yang ada, agar visi dan misi museum dapat tercapai dengan baik. Kata Kunci:, Fauna, Edukasi, Informasi, Teknologi, Bogor Abstract Indonesia is famous for its natural wealth; one of them is the diversity of its fauna. Therefore, zoological conservation facilities and information centers start to develop in Indonesia, Bogor Zoological Museum is one of them and has been contribute much to the community in the field of education and information. Along with the development of technology, Bogor Zoological Museum is not improving the content, as well as the physical aspects of the building that can achieve the purpose and goals of the museum. It makes the museum looks dull and conservative. Interior revitalization made to renew and improving the function and purpose of the museum, according to the existing problems, so that the purpose and goals of the museum can be achieved well. Keywords: Fauna, Education, Information, Technology, Bogor 1. Pendahuluan Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan kekayaan alam dan keanekaragaman hayatinya. Indonesia menempati urutan ke-3 di dunia di bidang keanekaragaman hayati. Keanekaragaman fauna atau zoologi sendiri merupakan salah satu jenis keanekaragaman hayati. Hal ini menyebabkan banyaknya ilmuwan dan peneliti yang datang untuk melakukan observasi pada kekayaan alam Indonesia. Museum Zoologi Bogor adalah salah satu upaya konservasi alam di bidang zoologi yang dibangun pada tahun 1894 oleh J.C Koningsberger, seorang ilmuwan botani Belanda. Dengan bergerak di bidang informasi dan edukasi, Museum Zoologi Bogor melayani masyarakat dalam melengkapi kebutuhannya. Museum Zoologi Bogor saat ini berada dibawah naungan LIPI Indonesia. Dalam menjalankan tugasnya, tidak banyak upaya perubahan yang dilakukan LIPI untuk menjaga fungsi dan eksistensi sebagai sarana edukasi bidang fauna. Oleh karena itu perlu adanya upaya revitalisasi untuk mengimbangi perkembangan zaman dan teknologi. 2. Proses Studi Kreatif Analisa pada Museum Zoologi Bogor: Museum Zoologi Bogor (MZB) merupakan salah satu dari banyaknya lembaga edukasi publik yang terletak di Kota Bogor. Museum ini dibawahi oleh unit bidang zoologi milik Pusat Penelitian LIPI yang berperan dalam tugas pelayanan masyarakat umum untuk jasa ilmu pengetahuan zoologi. Di Museum Zoologi Bogor dapat kita lihat beraneka ragam keragaman fauna Nusantara dalam bentuk awetan. Jumlah koleksi yang dipamerkan di Museum Zoologi Bogor meliputi 3,5% jumlah jenis fauna yang terdapat di Indonesia, dan hanya 0,05% contoh specimen yang dimiliki oleh Bidang Zoologi, Puslit Biologi, LIPI. Hasil observasi terhadap

kondisi koleksi fauna awetan MZB kini sungguh memprihatinkan, beberapa koleksi dipamerkan dalam kondisi berjamur, berdebu, kulit atau bulu berubah warna, kulit sobek, mendapat gangguan serangga, padat, dan dalam suhu ruangan yang lembab dan panas. Selain objek pamer, permasalahan juga ditemui pada fasilitas umum seperti lobi dan area duduk yang sayangnya tidak disediakan oleh pihak museum. Indikasi dari semua gejala permasalahan tersebut penting diperhatikan oleh pihak manager museum berikut staf museum. Gambar 1: Proses survey dan wawancara oleh penulis di lokasi eksisting Museum Zoologi Bogor Mengemban misi sebagai pusat informasi fauna yang terpercaya dan memiliki tujuan menciptkan rasa empati manusia terhadap fauna Indonesia, Museum Zoologi belum memiliki konten khusus untuk tujuan tersebut. Hal tersebut menunjukan adanya kekurangan pada penyajian materi ataupun alur informasi museum. Tempat ini menjadi salah satu objek wisata yang sangat ramai dikunjungi. Tetapi amat disayangkan bahwa keadaan eksisting museum yang kurang memfasilitasi aktivitas pengunjung maupun objek pamer museum itu sendiri membuat museum ini kurang optimal dalam mencapai tujuannya. Museum ini seharusnya bisa menjadi pusat edukasi, informasi sekaligus rekreasi yang sangat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia apabila difasilitasi sesuai dengan kebutuhannya. Perkembangan teknologi infomasi yang semakin umum dalam kehidupan sehari-hari manusia berpengaruh pada objekobjek pembelajaran bersifat fisik seperti museum contohnya. Dengan mengembalikan dan memperbaharui fungsi museum sebagai sarana edukasi diharapkan dapat menciptakan pengalaman belajar yang baru dan nyata bagi masyarakat. Dengan fasilitas dan informasi yang menunjang masyarakat diharapkan dapat lebih mengenal kekayaan alam yang dimiliki Indonesia, serta dapat turut serta mendukung upaya pencerdasan bangsa dan kelestarian hayati. Berdasarkan analisa tersebut maka proyek revitalisasi ini merupakan Upaya peremajaan atau penghidupan kembali Museum Zoologi Bogor dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi informasi yang disesuaikan dengan materi museum agar tetap relevan berfungsi sebagai sarana edukasi masyarakat. Identifikasi Proyek: Nama Proyek : Revitalisasi Interior Museum Zoologi Bogor Pemilik Pengelola Pengguna : LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) : LIPI ( Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) : Umum, Pelajar, mahasiswa, peneliti dan lain-lain Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 2

Lokasi : Kota Bogor, Jawa Barat Aninditya S. Soesilo Jam Operasional : Selasa Minggu, pukul 09.00-17.00 Implementasi Konsep Perancangan: Konsep Eksibisi Konsep eksibisi museum mengacu kepada latar belakang dimana Indonesia sebagai negara dengan keanekaragaman fauna memiliki 3 wilayah persebaran Fauna, sesuai dengan teori Wallace dan Weber Materi dimulai dari informasi yang bersifat umum, kemudian dijelaskan lebih detail atau khusus, lalu dikahiri dengan informasi sentimental untuk menggugah kepedulian masyarakat, dengan skema storyline sebagai berikut: Konsep storyline yang diusulkan memiliki sifat konten sebagai berikut: Konsep desain pada setiap area dibedakan sesuai dengan konten materi pada setiap area, pada dasarnya semua area mengusung konsep modern dan mengarahkan pengunjung untuk fokus pada koleksi dengan pemilihan warna cenderung gelap dan bentuk yang sederhana. Area yang dirancang lebih lanjut pada proyek ini adalah area ke 5 dan 6, yaitu area eksibisi Aku dan Hewan serta area Retail dan Relaksasi. Area 05: Aku dan Hewan: Area dengan konten berupa isu-isu yang sentimental ini bertujuan untuk membangun rasa simpati pengunjung terhadap kondisi faktual fauna Indonesia. Area ini memiliki ambience yang tenang dengan tanpa meninggalkan unsur modern yang diimplementasikan dengan material dan pemilihan bentuk ruang serta unsur pendukungnya. Area 06: Area Retail dan Relaksasi Area ini bersifat netral dan terbuka. Pada area ini terdapat karya masterpiece Museum Zoologi Bogor yaitu kerangka paus biru serta adanya area retail serta exit lobby. Area ini merupakan fase terakhir dari alur pengunjung sebelum meninggalkan museum. Area ini memiliki karakteristik terbuka dengan pemilihan material yang natural dan netral. 3. Hasil Studi dan Pembahasan Salah satu hal yang kurang diperhatikan pada perancangan sebelumnya adalah unsur alur pada informasi yang disuguhgkan museum, hal tersebut berkaitan dengan alur pengunjung serta layout ruang. Oleh karena itu ddalam Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 3

perancangan ini salah satu titik berat revitalisasi menurut penulis adalah layout ruang agar dapat menyesuaikan dengan konsep eksibisi yang akan diaplikasikan. Gambar 2: Layout dan pembagian area pada keseluruhan bangunan yang mengakomodasi alur storyline, yang sebelumnya tidak diterapkan di Museum Zoologi Bogor Layout ruang atau pembagian area pada desain Museum Zoologi Bogor saat ini pada dasasrnya efektif karena telah membagi zona private dan umum dengan baik, hanya saja karena tidak adanya alur khusus pada konten museum, maka pada area eksibisi, terutama, sangat terlihat ketidakteraturan pada flow pengunjung hal ini berkaitan pula dengan entrance dan exit area pada museum. Maka itu penggubahan layout sangat merupakan hal yang penting pada upaya revitalisasi ini. Memiliki tujuan untuk membangun rasa empati pengunjung terhadap kondisi fauna, sayangnya belum ada fasilitas khusus maupun konten khusus untuk mengakomodasi kebutuhan ini guna tercapainya salah satu tujuan dari Museum Zoologi Bogor. Area Aku dan Hewan merupakan hasil implementasi dan eksplorasi dari analisa kebutuhan akan pencapaian tujuan museum. Gambar 3: Area Eksibisi "Aku dan Hewan" dengan konten kondisi faktual satwa di Indonesia2 Pada perancangan warna dan material yang dipilih kebanyakan adalah material dan warna yang berasal dari alam seperti bebatuan dan kayu, dan mengadaptasi warna keduanya. Karena pada dasarnya fokus utama adalah objek pamer pada museum maka desain yang diaplikasikan cenderung sederhana. Pemilihan juga didasari konsep deformasi pada alam, dimana menampilkan unsur alam tidak dengan bentuk atau wujud aslinya sehingga kesan modern dapat tercapai. Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 4

Aninditya S. Soesilo Gambar 4: Pengaplikasian warna gelap dan material natural pada area koleksi kerangka paus biru dan area Exit Lobby. 4. Penutup / Kesimpulan Sebagai salah satu negara dengan megabiodiversity tertinggi di dunia, Indonesia memiliki kekayaan fauna yang sangat besar. Sayangnya, kekayaan fauna dan hewan di negara ini tidak banyak diketahui oleh penduduk Indonesia tidak banyak fasilitas di Indonesia yang dapat mengedukasi masyarakat mengenai kekayaan fauna tersebut, baik berupa media informasi atau sarana wisata berupa museum Di Bogor sendiri, sebenarnya telah terdapat suatu museum zoologi sebagai media informasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai kekayaan fauna di Indonesia. Tetapi, kurangnya perhatian akan aspek desain, pengolahan konten dan informasi, atau pemeliharaan artefak-artefak fauna yang ada di museum tersebut menyebabkan kemunduran pada fungsi ataupun fisik bangunan itu tersendiri. Hal inilah yang menjadi perhatian penulis dalam perancangan revitalisasi interior Museum Zoologi di Kebun Raya Bogor. Dapat disimpulkan bahwa Melalui perancangan satu fasilitas museum zoologi, fasilitas dapat menggabungkan aspek rekreasi melalui pengemasan konten yang menarik, dan aspek edukasi dengan penyampaian informasi mengenai kekayaan fauna di Indonesia. Lokasi yang strategis serta desain display informasi yang menarik dapat meningkatkan ketertarikan terhadap informasi yang ada dan diharapkan dapat meningkatkan tingkat keterkunjungan fasilitas. Dengan hadirnya fasilitas museum zoologi sebagai sarana informasi, edukasi, dan rekreasi mengenai kekayaan fauna Indonesia, diharapkan dapat meningkatkan kepedulian serta ketertarikan pengunjung terhadap salah satu kekayaan terbesar Indonesia. Ucapan Terima Kasih Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan dalam MK Tugas Akhir Program Studi Sarjana Desain Interior FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh pembimbing Drs. Budi Isdianto, M.Sn. Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 5

Daftar Pustaka www.kotabogor.go.id www.wikipedia.com www.lipi.go.id www.unesdoc.unesco.org: Procedures and conservation standardsfor museum collections in transit and on exhibition http://name-aam.org www.museumindonesia.com asosiasimuseumindonesia.org http://www.wolfconsulting.us: Museum Standars Time-Saver Standards for Interior Design and Space Planning, 2nd Edition Neufert's Architects' Data. Second International English Edition Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 6