HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI INTRINSIK DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI DENGAN KINERJA PERAWAT MENURUT PERSEPSI KEPALA RUANG DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan masyarakat. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) termaktub dalam UUD 1945 (Depkes RI, 1993).

SKRIPSI. Disusun Oleh : Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan. NAMA : Yusstanto NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebijakan manajerial, kebijakan teknis serta pengembangan standar dan

SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2009

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN, LAMA MENJABAT, DAN MOTIVASI DIRI DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. baik yang bersifat bedah maupun non bedah.(aditama,2002:6) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan (Arwani, 2006). perawat merasa puas dalam bekerja (Aditama,2006).

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. profesionalisme staf rumah sakit (Hasibuan, 2002). Sebuah RS. pencegahan, penyembuhan dan pemulihan bagi pelanggan (pasien dan

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tingginya pendidikan masyarakat, maka orientasi sistem nilai dalam masyarakat pun

BAB I PENDAHULUAN. kemantapan, kemapanan, kesejahteraan, dan kepuasan. Bekerja bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. sangat ditentukan oleh perilaku, sikap, motivasi, semangat, disiplin kepuasan kerja

IVANA KUSUMA PARAHITA J

BAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan dokter yang mampu ini tidak akan memberikan hasil yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai, produk yang dipakai sifatnya tidak berwujud (Intangible)

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk miskin bertambah. Keadaan ini berpengaruh pada. kehidupan masyarakat antara lain penurunan daya beli masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mempersiapkan sumber daya yang berkualitas, salah satunya sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karyawan yang berpenghasilan rendah dan negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dalam memberikan asuhan keperawatan antara lain mengkaji kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. preventif, kuratif dan rehabilitatif bagi seluruh lapisan masyarakat, seringkali

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat

BAB I PENDAHULUAN. penduduk agar dapat terwujudnya derajat kesehatan yang optimal. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget


BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan. Pelayanan keperawatan sering dijadikan tolok ukur citra sebuah

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. dengan tuntutan perkembangan eksternal organisasi (Rochmanadji, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. (komprehensif dan holistik) yang berfokus pada kepuasan pasien.

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan sumber pemberi jasa pelayanan kesehatan. Saat ini

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi sekarang ini, pelayanan prima. merupakan elemen utama yang harus diperhatikan oleh unit

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, dengan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. Mathis (2001) faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu: kemampuan, motivasi,

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan bagian integral dari seluruh sistem pelayanan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kanker. Badan Kesehatan Dunia (WHO, 2012) memprediksi, akan terjadi

SKRIPSI. GAMBARAN KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN PADA 10 BESAR ANGKA KUNJUNGAN PASIEN DI POLIKLINIK RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi, perubahan dan kemajuan di berbagai

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemimpinan organisasi rumah sakit memainkan peranan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan. akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.

PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN STROKE DI RSUD dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang aktifitas sehari-hari. Manusia melakukan berbagai upaya demi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. lingkungan internal ataupun eksternal rumah sakit. Pertumbuhan jumlah rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI BANGSAL CEMPAKA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan

PERBEDAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK FISIOTERAPIS TERHADAP PASIEN RAWAT JALAN DI POLIKLINIK FISIOTERAPI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A DENGAN GANGGUAN PERNAFASAN : ASMA BRONKIAL DI BANGSAL CEMPAKA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu lembaga utama pada sistem pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat komplek, padat

BAB I PENDAHULUAN. profesional yang paling lama kontak dengan pasien (Aditama, 2010). Kepala ruang memiliki peran sebagai first line manager di sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perum dan terakhir ini telah menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya berkembang dengan cepat jika menciptakan kepuasan dan kesetiaan

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya (Hasibuan, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu reaksi yang diawali dengan adanya kebutuhan yang. menimbulkan keinginan atau upaya mencapai tujuan, selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan sangat menentukan persaingan dalam memenuhi kebutuhan konsumen.

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi dari perkembangan media informasi. Berkenaan dengan hal

BAB I PENDAHULUAN. perbekalan kesehatan adalah pelayanan obat dan perbekalan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian. kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas jasa pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI INTRINSIK DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun oleh: HESTIYANA DWI ANGGRAENI J 210 050 018 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu bentuk organisasi pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif mencakup aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif bagi seluruh lapisan masyarakat, sering kali mengalami permasalahan yang menyangkut tentang ketidakpuasan masyarakat terhadap mutu pelayanan rumah sakit yang dianggap kurang memadai atau memuaskan. Salah satu tantangan terbesar dalam pelayanan di rumah sakit adalah terpenuhinya harapan masyarakat akan mutu rumah sakit. Dalam rangka menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan, maka kinerja dari seluruh perawat pelaksana senantiasa dipacu untuk ditingkatkan. Perawat pelaksana sebagai anggota organisasi, yang merupakan jumlah terbesar dari seluruh karyawan yang tidak terlepas dari tuntutan ini. Karena jumlahnya yang sangat besar maka kinerja perawat pelaksana menjadi lebih tersorot dari profesi yang lainnya. Perawat merupakan salah satu tim pelayanan kesehatan terbesar yang dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit. Mutu pelayanan di rumah sakit ditinjau dari sisi keperawatan meliputi aspek jumlah dan kemampuan tenaga profesional, motivasi kerja, dana, sarana dan perlengkapan penunjang, manajemen rumah sakit yang perlu disempurnakan dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berkaitan 1

2 dengan hal tersebut, pemerintah telah memberikan standar pelayanan kesehatan yang antara lain menekankan bahwa pelayanan kesehatan di rumah sakit meliputi medis dan pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan merupakan bentuk pelayanan profesional dan menjadi bagian integral dari upaya pelayanan kesehatan secara menyeluruh (Depkes, 1999). Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan utama yang harus dilakukan untuk mencapai kesembuhan pasien yang dirawat di rumah sakit. Dalam menunjang kesembuhan pasien yang dirawat di rumah sakit peranan perawat sangat menentukan dalam memberikan pelayanan kesehatan berupa asuhan keperawatan, memberikan pendidikan terhadap pasien tentang hal-hal yang menunjang kesehatan dan mempercepat penyembuhan penyakit (Zaidin, 2001). Kinerja perawat pada hakekatnya adalah terlaksananya asuhan keperawatan. Menurut Kaizer (1999), pendekatan asuhan keperawatan adalah dengan proses keperawatan berupa aktivitas yang dilakukan secara sistematis, melalui lima tahap yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, implentasi, dan evaluasi keperawat. Penilaian kinerja merupakan hal yang esensial bagi suatu organisasi. Kinerja organisasi yang baik harus mencerminkan paningkatan atau pertumbuhan dari suatu periode ke periode selanjutnya. Penilaian kinerja merupakan alat yang paling dapat dipercaya oleh manajer perawat dalam mengontrol sumber daya manusia dan produktivitas (Swansburg, 1998). Faktor-faktor yang turut mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja

3 perawat dalam melaksanakan pelayanan keperawatan di rumah sakit adalah konflik, pengambilan keputusan, gaya kepemimpinan, supervisi, dan motivasi kerja. Motivasi merupakan konsep yang digunakan untuk mendeskripsikan baik kondisi-kondisi ekstrinsik yang merangsang timbulnya suatu perilaku tertentu maupun respon-respon intrinsik yang menunjukkan perilaku seorang manusia. Respon intrinsik didukung oleh sumber-sumber energi, yang dinamai motif. Motivasi sering kali digambarkan sebagai kebutuhan, keinginan, atau tuntutan. Semua manusia yang hidup pasti mempunyai motivasi untuk mancari dan memenuhi kebutuhan hidupnya (Swansburg, 1998). Motivasi kerja yang tinggi sangat penting bagi kelangsungan hidup bagi organisasi, karena dengan adanya motivasi kerja yang baik akan memperoleh efektifitas kerja dengan hasil yang optimal. Perilaku kerja perawat dapat didorong dengan adanya motivasi dari dalam seseorang untuk dapat melaksanakan pekerjaan agar dapat maksimal (Hartatik, 2002). Menurut Herzberg cit Swansburg (1998), motivasi dibagi menjadi 2 yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang untuk menjadi lebih baik, dan lebih mengacu pada hubungan perawat dengan pekerjaanya. Motivasi intrinsik bisa berasal dari hubungan antar individu atau aktivitas yang terkait dengan pekerjaan itu sendiri. Sebuah tugas dapat memotivasi secara intrinsik jika memiliki ciri-ciri kunci antara lain: tanggung jawab, tantangan, achievment, keberagaman dan kesempatan peningkatan. Intinya motivasi intrinsik bisa berupa aktivitas apapun yang menghasilkan perbedaan besar pada dirinya

4 sendiri bahkan organisasi. Motivasi intrinsik sendiri disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: pencapaian, pengakuan, tangguang jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, dan potensi untuk berkenbang. Faktor ini menciptakan kesempatan untuk kepuasan yang tinggi, motivasi yang tinggi, dan penampilan kerja yang baik. (Swansburg, 1998) Sedangkan motivasi ektrinsik merupakan motivasi yang datang dari luar diri manusia itu sndiri. Motivasi ekstrinsik datang karena disebabkan oleh beberapa faktor yaitu antara lain gaji, keamanan kerja, kondisi pekerjaan,status, prosedur perusahaan, kualitas pengawasan teknik, dan hubungan interpersonal rekan-rekan kerja dengan pengawas dan anak buah. (Swansburg, 1998) Motivasi yang timbul dari dalam diri seorang perawat itu sendiri akan membantu meningkatkan kinerjanya menjadi lebih baik dan berkualitas, yang pada akhirnya akan meningkatkan citra dari rumah sakit dimata masyarakat. Motivasi yang dimiliki oleh perawat yang tinggi akan membantu terselenggaranya kinerja keperawatan yang berkualitas. (Swansburg, 1998) Rumah Sakit Umum Daerah Moewardi Surakarta merupakan Rumah sakit pemerintah kabupaten Surakarta yang mempunyai kapasitas 704 tempat tidur. RSUD Dr. Moewardi Surakarta berakreditasi B, dengan jumlah perawat keseluruhan ada 664 perawat pelaksana yang tersebar di 22 bangsal. Pemanfaatan RSUD Dr. Moewardi dalam 2 tahun ini meningkat, hal ini bisa dilihat dari bertambahnya jumlah kunjungan pasien rawat inap semakin meningkat pada tahun 2008. Namun pelayanan asuhan keperawatan yang

5 diberikan kepada pasien masih kurang maksimal, hal ini bisa dilihat dari adanya surat kaleng dari 1 keluarga pasien kurang lebih 2 kasus tiap bulan. Selain dari surat kaleng juga dapat diketahui dari kritik dan saran keluarga pasien atau pasien tersebut sendiri yang menyatakan bahwa pelayanan asuhan keperawatan masih kurang maksimal. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala seksi keperawatan menunjukkan bahwa perawat pelaksana di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang sebagian besar berpendidikan D3 belum mempunyai motivasi diri yang tinggi untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh direktur rumah sakit itu sendiri. Perawat pelaksana tersebut akan meningkatkan kinerjanya jika ada faktor-faktor dari luar seperti faktor gaji, status pekerjaan, dan kualitas hubungan interpersonal antar rekan sejawat. Berangkat dari fenomena itu peneliti tertarik untuk mengetahui lebih mendalam tentang Hubungan Antara Motivasi Intrinsik dengan Kinerja Perawat Pelaksana di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pentingnya motivasi dalam bekerja. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dikemukakan perumusan masalah penelitian sebagai berikut Adakah hubungan antara motivasi intrinsik dengan kinerja perawat pelaksana di RSUD Dr. Moewardi

6 Surakarta? C. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara motivasi intrinsik dengan kinerja perawat pelaksana di RSUD Dr. Moewardi. b. Tujuan Khusus Untuk mengetahui: a. Gambaran kinerja perawat pelaksana di RSUD Dr. Moewardi Surakarta b. Gambaran motivasi intrinsik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta c. Gambaran hubungan motivasi intrinsik dengan kinerja perawat pelaksana dirsud Dr. Moewardi Surakarta D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktis sebagai berikut : a. Bagi pendidikan keperawatan, penelitian ini diharapkan menjadi penyediaan data dasar, yang dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut. b. Bagi institusi RSUD Dr. Moewardi, untuk memberikan masukan bagi pengembangan sumber daya manusia, khususnya peningkatan motivasi dalam diri perawat dan peningkatan kinerja perawat pelaksananya. c. Bagi peneliti, memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian, disamping itu meningkatkan pemahaman tentang hubungan antara motivasi intrinsik dengan kinerja perawat pelaksana.

7 E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang hubungan antara motivasi intrinsik dengan kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Moewardi belum pernah dilakukan. Beberapa penelitian berikut ini merupakan penelitian yang hampir sama dengan penelitian yang sekarang yaitu: a. Penelitian Sutrisno (2002) yang meneliti tentang hubungan antara motivasi dan tipe kepemimpinan dengan disiplin karyawan terhadap peraturan waktu. Penelitian ini ini menggunakan metode korelasional deskriptif hasilnya didapatkan hubungan yang bermakna antara motivasi dan tipe kepemimpinan dengan disiplin karyawan. b. Penelitian Ardani (2003) yang meneliti tentang hubungan peran koordinasi kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana dalam dalam pengendalian mutu pelayanan keperawatan di RSUD Pandan Arang Boyolali. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelatif yang dan hasil yang didapat adalah bahwa ada hubungan antara peran kordinasi kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana dalam pengendalian mutu pelayanan keperawatan. c. Penelitian yang dilakukan oleh Hotmaida (2003) yang melakukan penelitian dengan judul Pengaruh supervisi kepala ruang rawat inap, kemampuan, dan imbalan tenaga perawat pelaksana terhadap kinerja tenaga perawat pelaksana diruang rawat inap RSUD sidoarjo. Metode

8 penelitian dengan menggunakan uji fisher s exact test dan hasil yang didapat adalah bahwa ada pengaruh yang bermakna antara supervisi kepala ruang rawat inap dan imbalan terhadap kinerja perawat pelaksana dirsud Sidoarjo, Tidak ada pengaruh yang bermakna antara kemampuan tenaga perawat pelaksana terhadap kinerja perawat pelaksana dirsud Sidoarjo. d. Penelitian dari Sukismiwati (2007) yang meneliti tentang hubungan antara gaya kepemimpinan kepala ruang terhadap motivasi kerja perawat pwlaksana di RSUI Kustati Surakarta. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan metode dengan cara penyebaran angket. Dan didapat hasil ada hubungan antara gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, maka penelitian ini merupakan penelitian yang belum pernah dilakukan oleh peneliti yang lain, sehingga penelitian berjudul Hubungan Antara Motivasi Intrinsik dengan Kinerja Perawat Pelaksana dirsud Dr. Moewardi Surakarta ini didasarkan keaslian dan berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya.