Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

UPAYA PENINGKATAN CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RS PERMATA MEDIKA SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian descriptive correlation dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

Bab III METODE PENELITIAN. pada satu waktu tertentu (Sastroasmoro, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan pre-test dan post-test with control group. Tujuan. penelitian ini untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian akan dilakukan di pondok pesantren Darut Taqwa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional ini dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan

BAB III METODE PENELITIAN. eksprimental yaitu deskriptif korelasional yaitu hubungan antara dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. dan waktu penelitian, identifikasi variabel dengan definisi operasional,

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian correlative (hubungan/ asosiasi)

BAB III METODA PENELITIAN

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang Hemodialisa RSUD DR. M.M

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu data variabel bebas (caring perawat) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. (cross sectional) dalam penelitian ini variabel sebab atau resiko dan akibat

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah deskriptif analitik yaitu metode penelitian yang menggali. dengan faktor efek (Notoatmodjo, 2011).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. maka jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan studi

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian

BAB II METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan suatu metode analitik-korelasi dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode. adanya perlakuan dari peneliti (Nursalam, 2013).

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik observasional dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif non eksperimental bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

BAB III KERANGKA KONSEP. dan dependen (Nursalam, 2008, hal. 55). Variabel independen dalam penelitian ini

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. obyek dan subyek penelitian. Rancangan penelitian secara survei untuk

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional yaitu dengan mengkaji hubungan kesiapan IPE dan kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif non eksperimental. Metode yang digunakan adalah descriptive

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Metode cross sectionalmerupakan suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah observasinal analitik dengan pendekatan cross

BAB III METODE PENELITIAN. correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif analitik yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Transkripsi:

PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANTARA PERAWAT PELAKSANA DI RSU TASIKMALAYA DENGAN MAHASISWA PERAWAT STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TENTANG PERAN PERAWAT ADVOKAT Rahayu Iskandar Abstrak Peran advokat klien bukanlah hal yang baru bagi perawat. Menurut sejarah, peran advokat klien telah menjadi kewajiban moral seorang perawat. Selama beberapa tahun terakhir, literatur keperawatan berfokus pada peran advokat dan profesi keperawatan telah mengadopsi istilah advokat klien ke dalam praktek keperawatan (Negarandeh, 2006). Hasil penelitian Gea dan Eldawati (2006) menyatakan tingkat pengetahuan perawat tentang peran perawat sebagai advokat klien pada umumnya berada pada kategori tingkat pengetahuan tinggi dan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, umur dan pengalaman kerja. Hipotesa dalam penelitian ada dua yaitu pengetahuan perawat pelaksana tentang peran advokat klien lebih tinggi dibandingkan mahasiswa perawat dan sikap perawat pelaksana tentang peran advokat klien lebih positif dibandingkan mahasiswa perawat. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai masukan untuk pengembangan ilmu keperawatan khususnya yang berhubungan dengan peran perawat sebagai advokat klien., sebagai masukan bagi perawat untuk meningkatkan ilmu pengetahuan tentang peran perawat sebagai advokat klien dan hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya terkait peran perawat sebagai advokat klien. Penelitian dilaksanakan selama 14 minggu dari mulai minggu ke-2 bulan Oktober sampai dengan Minggu akhir bulan Januari 2013. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode penelitian cross sectional dengan hasil penelitian pada mahasiswa perawata didapatkan hasil tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan mahasiswa tehadap sikap mahasiswa tentang peran perawat advokat sedangkan pada perawat pelaksana didapatkan hasil ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan mahasiswa tehadap sikap mahasiswa tentang peran perawat advokat. Perbedaan hasil penelitian yang berbeda antara mahasiswa perawat dengan perawat pelaksana dapat dipengaruhi oleh karena tempat penelitian yang berbeda sehingga terdapat perbedaan dalam karakteristik responden, pengalaman kerja perawat dalam menerapkan konsep peran perawat advokat, serta situasi dan kondisi tempat penelitian saat penelitian dilakukan. Disamping itu persepsi dari responden juga dipengaruhi oleh : perhatian yang selektif, kebutuhan yang dirasakan saat itu, sistem nilai dan kepercayaan yang dianut, konsep diri dan pengalaman masa lalu ( Kozier, 2004 ). Dengan demikian akan terjadi perbedaan tingkat pengetahuan dengan sikap antara mahasiswa dengan perawat pelaksana dalam menerapkan peran perawat sebagai advokat klien Kata kuci: pengetahuan, sikap, mahasiswa perawat, perawat pelaksana, peran perawat advokat klien Latar Belakang Masalah Klien yang datang ke rumah sakit pada umumnya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan keperawatan selama 24 jam (Potter & Perry, 1997). Klien dan keluarga sering merasa terombang ambing saat berada di pelayanan kesehatan karena sulitnya mendapatkan informasi tentang status kesehatan klien dan bahkan informasi yang didapat terkadang sulit untuk dimengerti (Ellis & Hartley, 2000). Oleh karena itu, klien dan keluarga membutuhkan seseorang yang dapat menjadi penolong atau 57 pemberi informasi bagi mereka. Perawat sebagai bagian integral dari tenaga kesehatan memiliki banyak peran dalam memberi asuhan keperawatan bagi klien. Salah satu peran perawat adalah peran advokat. Perawat diharapkan dapat berperan sebagai advokat untuk membela dan melindungi hak-hak klien. Peran advokat merupakan salah satu inti dari nilai-nilai keperawatan. Saat perawat berperan sebagai advokat, hal utama yang harus diperhatikan adalah melindungi dan mengutamakan kepentingan klien, mendukung perasaan, fisik, spiritual dan sosial klien (Wisdom,2000 dalam Creasia & Parker,

2001). Advokasi didasarkan atas saling memahami antara perawat dan klien sebagai manusia biopsikososiospiritual dengan mempertimbangkan kebutuhan dan hak-hak klien. Tampak nyata bahwa peran perawat sebagai advokat begitu penting bagi klien. Namun, pada kenyataannya peran ini belum berfungsi optimal. Dari pengalaman peneliti, pasien sering merasa kurang puas dengan perawatan di rumah sakit terutama pada perawat dan dokter. Perawat sering tidak menjadi pembela bagi klien saat klien membutuhkannya misalnya saat membutuhkan informasi tentang status penyakitnya, pemilihan pengobatan dan lain sebagainya. Peneliti berasumsi bahwa penerapan peran advokat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan perawat tentang peran advokat dan hak-hak klien sebagai pasien. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat tentang peran advokat. Kerangka konsep penelitian dapat dilihat pada lampiran proposal penelitian ini. Perumusan Masalah Mengingat begitu pentingnya peran advokat klien yang dilakukan oleh perawat karena berhubungan dengan hak-hak dan perlindungan klien maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada perbedaan tingkat pengetahuan dan gambaran sikap antara perawat pelaksana dengan mahasiswa perawat tentang peran perawat sebagai advokat klien? Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengidentifikasi perbedaan pengetahuan dan sikap antara perawat pelaksana dengan mahasiswa perawat tentang peran perawat sebagai advokat klien. 2. Tujuan khusus a. Diperoleh gambaran tentang tingkat pengetahuan perawat pelaksana tentang peran perawat sebagai advokat klien. b. Diperoleh gambaran tentang tingkat pengetahuan mahasiswa perawat tentang peran perawat sebagai advokat klien. c. Diperoleh gambaran tentang sikap perawat pelaksana tentang peran perawat sebagai advokat klien. d. Diperoleh gambaran tentang sikap mahasiswa perawat tentang peran perawat sebagai advokat klien. e. Diketahui perbedaan tingkat pengetahuan perawat pelaksana dengan mahasiswa perawat tentang peran perawat sebagai advokat klien. f. Diketahui perbedaan sikap perawat pelaksana dengan mahasiswa perawat tentang peran perawat sebagai advokat klien. Desain dan Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan perawat pelaksana dengan mahasiswa perawat tentang peran perawat sebagai advokat klien. Pengumpulan data dilakukan dengan mengajukan pertanyaan berupa kuesioner yang terkait pengetahuan dan sikap perawat pelaksana dan pengetahuan dan sikap mahasiswa perawat tentang peran perawat sebagai advokat klien. Sedangkan untuk data demografi digunakan untuk mengetahui sebaran demografi pada subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat pelaksana yang bekerja di Rumah Sakit Umum Tasikmalaya sebanyak 334 orang dan mahasiswa Keperawatan tingkat II dan tingkat III di STIKes BTH sebanyak 134 orang. Teknik penghitungan besar sampel adalah dengan menggunakan rumus Isaac & Michael dalam Gayatri (2006): 58

X². N. P(1-P) S = d²(n-1)+x²p(1-p) Keterangan : S = Jumlah sampel N = Jumlah populasi P = Proporsi populasi sebagai dasar asumsi P = 0,5 d = Derajat ketepatan yang direfleksikan oleh kesalahan yang dapat ditoleransi d = 0.01 X² = Nilai tabel X² pada df = 1 dan CI = 95% Kriteria sampel yang diambil adalah : 1) Sehat jasmani dan rohani. 2) Bisa membaca dan menulis. 3) Bersedia jadi responden Berdasarkan rumus diatas, besar sampel untuk perawat pelaksana adalah 110 dan besar sampel untuk mahasiswa adalah 50. Data dianalisis secara univariat daam bentuk kategori. Analisis data untuk pengetahuan dianalisis dengan mengetahui jumlah jawaban benar dibagi jumlah ideal jawaban benar dikali 100%. Sedangkan untuk sikap dianalisis menggunakan skala Likert. Proses perijinan penelitian akan ditempuh apabila proposal penelitian ini telah disetujui oleh STIKes BTH. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner. Kuesioner tersebut memuat beberapa pernyataan yang dirancang oleh peneliti, yang mengacu pada kerangka konsep. Pertanyaan terdiri dari dua bagian, yaitu 1. Bagian pertama tentang data demografi yang terdiri dari umur, jenis kelamin, dan suku bangsa. 2. Bagian kedua pertanyaan tentang tingkat pengetahuan perawat. 3. Bagian ketiga pertanyaan tentang sikap perawat Pernyataan tentang tingkat pengetahuan perawat tentang peran perawat sebagai advokat klien berjumlah 30 pernyataan yang terdiri dari 15 pernyataan positif dan 15 pernyataan negatif. Pernyataan positif berada pada nomor 1, 2, 3, 6, 7, 10, 13, 14, 16, 18, 19, 22, 24, 27, 28. Sedangkan pernyataan negatif berada pada nomor 4, 5, 8, 9, 11, 12, 15, 17, 20, 21, 23, 25, 26, 29, 30. 59 Untuk menilai realibitas, kuesioner diujicobakan kepada 30 sampel yang memiliki kriteria yang sama dengan responden. Setelah itu dilakukan revisi untuk mendapatkan instrumen yang reliable sehingga instrumen dianggap layak untuk dipergunakan dalam penelitian. Hasil uji validitas menunjukkan terdapat 3 item pernyataan yang tidak valid pada kuesioner harapan dan 4 item penyataan yang tidak valid pada kuesioner kenyataan dengan nilai r hasil < r tabel (0,361). Item pernyataan ini selanjutnya dimodifikasi dengan mengubah pernyataan yang memiliki nilai validitas yang lebih kecil tanpa mengubah makna dari kalimat antara kuesioner harapan dan kuesioner kenyataan. Hasil dari modifikasi kemudian diuji validitas dan reliabilitasnya kembali kepada 30 responden di rumah sakit yang sama dengan rentang waktu 2 minggu dari pengujian yang pertama. Setelah diuji didapatkan tidak ada lagi item pernyataan yang tidak valid dengan r hasil > r tabel (0,361). Uji reliabilitas instrumen yang telah diuji validitasnya menunjukkan nilai r Alpha Cronbach untuk kuesioner pengetahuan sebesar 0,944 dan nilai r Alpha Cronbach untuk kuesioner sikap sebesar 0,978 sehingga kedua intrumen tersebut dinyatakan reliabel. Hasil uji validitas dan reliabilitas lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 1 Uji validitas dan reliabilitas kuesioner Variabel No item Tahap I Tahap II penelitian diperbaiki Validitas Reliabilitas Validitas Reliabilitas Pengetahuan 12, 24, 27 0,2342 0,7545 0,9280 0,364 0,819 0,944 Sikap 5, 6, 14, 30 0,0842 0,8993 0,9672 0,372 0,907 0,978 Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap perawat pelaksana di RSU Tasikmalaya dengan mahasiswa STIKes BTH tentang peran perawat advokat. Pengumpulan data untuk mahasiswa dilakukan dalam waktu satu (1) hari yaitu pada tanggal 8 Desember 2012. Responden mahasiswa dalam penelitian ini berjumlah 50 orang, tetapi hanya 44 kuesioner yang kembali dan dapat diolah oleh peneliti. Sedangkan untuk perawat pelaksana, dari 110 responden data yang kembali dan dapat dianalisis hanya 91 kuesioner. Hasil analisis data dikelompokkan menjadi dua yaitu analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat menggambarkan distribusi proporsi variabel yang diteliti. Sedangkan analisis bivariat untuk melihat hubungan antara variabel dependen dan independen. Data ini kemudian disajikan dalam bentuk tabel. 1. Data demografi a. Mahasiswa Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden berusia 18 25 tahun yaitu 42 mahasiswa (95,5%) dan sisanya berusia kurang dari 18 tahun dengan jumlah 2 mahasiswa (4,5%). Responden dengan jenis kelamin perempuan terbanyak yaitu 36 mahasiswa (81,8%) dan sisanya jenis kelamin laki-laki hanya 8 mahasiswa (18,2%). Sebagian besar responden berasal dari suku Sunda 18 mahasiswa (40,9%), suku Jawa 15 mahasiswa (34,1 %), suku dan lainlain 11 mahasiswa (25,0%). Selanjutnya distribusi secara rinci tentang data demografi responden dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik mahasiswa di STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya, Desember 2012 (n=44) No Karakteristik Kategori Jumlah Persentase 1 Usia < 18 tahun 18-25 tahun > 25 tahun 2 42 0 4.5% 95.5% 0.0% 2 Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 3 Suku bangsa Sunda Jawa Lain-lain 8 36 18 15 11 18.2% 81.8% 40.9% 34.1% 25.0% b. Perawat pelaksana Karakteristik perawat pelaksana yang diteliti adalah usia, jenis kelamin, dan suku bangsa yang ditampilkan pada tabel 3. 60

Tabel 3. Distribusi frekuensi berdasarkan karaktristik Perawat Pelaksana, Desember 2012 (n=91) No Karakteristik Kategori Jumlah Persentase 1 Usia 24 32 tahun 33 41 tahun 42 49 tahun 63 20 8 69,3% 21,9% 8,8% No Karakteristik Kategori Jumlah Persentase 2 Jenis kelamin Laki-laki 28 30,8% Perempuan 65 69,2% 3 Suku bangsa Sunda Jawa Lain-lain 77 13 1 84, 6% 14,3% 1,2% 2. Tingkat pengetahuan perawat tentang peran advokat Distribusi gambaran tingkat pengetahuan perawat tentang peran perawat sebagai advokat klien dibagi menjadi dua kategori, yaitu 1) tingkat pengetahuan tinggi dengan jumlah skor > 51 dan 2) tingkat pengetahuan rendah dengan jumlah skor 51. a. Mahasiswa Tabel 4. Distribusi frekuensi perawat berdasarkan tingkat pengetahuan mahasiswa di STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya, Desember 2012 (n=44), Desember 2012 (n=91) No Tingkat pengetahuan Jumlah % 1. Tinggi 24 54,5 2. Rendah 20 45,5 Total 44 100 Dari hasil penelitian, tingkat pengetahuan mahasiswa tentang peran peran perawat sebagai advokat klien yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 24 mahasiswa (54,5%) dan yang memiliki tingkat pengetahuan rendah sebanyak 20 mahasiswa (45,5%). b. Perawat pelaksana Tabel 5. Distribusi frekuensi perawat berdasarkan tingkat pengetahuan perawat pelaksana di RSUD Tasikmalaya, Desember 2012 (n=91) No Tingkat pengetahuan Jumlah % 1. Tinggi 51 56 % 2. Rendah 40 44 % Total 91 100 Dari hasil penelitian, tingkat pengetahuan perawat pelaksana tentang peran peran perawat sebagai advokat klien yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 51 perawat (56%) dan yang memiliki tingkat pengetahuan rendah sebanyak 40 perawat (44%). 61

3. Sikap perawat tentang peran advokat Distribusi sikap perawat tentang peran perawat sebagai advokat klien dibagi menjadi dua kategori, yaitu 1) sikap positif dengan jumlah skor > 61 dan 2) tingkat pengetahuan rendah dengan jumlah skor 61 a. Mahasiswa Tabel 6. Distribusi frekuensi perawat berdasarkan sikap mahasiswa perawat di STIKes BTH Tasikmalaya, Desember 2012 (n=44) No Sikap perawat Frekuensi Persentase 1 Sikap positif 22 50.0 2 Sikap negatif 22 50.0 Total 44 100 % Dari hasil penelitian, sikap mahasiswa tentang peran peran perawat sebagai advokat klien yang memiliki sikap positif sebanyak 22 mahasiswa (50,0%) dan yang memiliki sikap yang negatif sebanyak 22 mahasiswa (50.0%). b. Perawat Tabel 7. Distribusi frekuensi perawat berdasarkan sikap perawat pelaksana di RSUD Tasikmalaya, Desember 2012 (n=91) No Sikap perawat Frekuensi Persentase 1 Sikap positif 52 57,1 % 2 Sikap negatif 39 42,9 % Total 91 100 % Dari hasil penelitian, sikap perawat pelaksana tentang peran peran perawat sebagai advokat klien yang memiliki sikap positif sebanyak 52 perawat (57,1%) dan yang memiliki sikap yang negatif sebanyak 39 perawat (42,9%). 4. Hubungan pengetahuan dengan sikap perawat tentang peran perawat advokat a. Mahasiswa Tabel 8. Analisis hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap mahasiswa perawat tentang peran perawat sebagai advokat klien di STIKes BTH Tasikmalaya, Desember 2012 (n=44) Tingkat pengetahuan Variabel penelitian Positif 62 Sikap Total p value Negatif Tinggi 10 14 24 Persentase 41,7 % 58,3% 54,5 % Rendah 12 8 20 0,364

Total Persentase Hasil analisis tingkat pengetahuan dengan sikap pada perawat pelaksana terlihat responden yang mempunyai tingkat pengetahuan tinggi tidak serta merta memiliki sikap yang positif terhadap peran perawat advokat klien. Dari hasil uji beda proporsi dengan Chi- Square untuk melihat hubungan antara Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Persentase 60.0 % 40.0 % 45,5 % 22 22 44 50,0 % 50,0 % 100,0% tingkat pengetahuan dengan sikap perawat terhadap peran perawat advokat diperoleh p = 0,364 (p > 0,005). Sehingga disimpulkan tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan mahasiswa tehadap sikap mahasiswa tentang peran perawat advokat. b. Perawat pelaksana Tabel 9. Analisis hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap perawat pelaksana tentang peran perawat sebagai advokat klien di RSUD Tasikmalaya, Desember 2012 (n=91) Tingkat pengetahuan Total Persentase Variabel penelitian Tinggi Persentase Rendah Persentase Positif 41 45,1 % 11 12,1 % 52 57,1 % Sikap Total p value Negatif 10 11,0% 29 31,9 % 39 42,9 % 51 56,0 % 40 44,0 % 91 100,0% 0,000 Hasil analisis tingkat pengetahuan dengan sikap pada perawat pelaksana terlihat ada kecenderungan responden yang mempunyai tingkat pengetahuan tinggi dihubungkan dengan sikap maka sikapnya terhadap peran perawat advokat juga tinggi. Dari hasil uji beda proporsi dengan Chi-Square untuk melihat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap perawat terhadap peran perawat advokat diperoleh p = 0,000 (p < 0,005). Sehingga disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan perawat pelaksana tehadap sikap perawat tentang peran perawat advokat. Pembahasan hasil Hasil yang dibahas pada bagian ini adalah membahas hasil analisis bivariat antara variable independen yaitu pengetahuan dengan variabel dependen yaitu sikap perawat tentang peran perawat advokasi klien. Yang dimaksud pengetahuan dalam penelitian ini adalah pemahaman 63 perawat tentang peran perawat advokat klien yang dinilai melalui pemhaman tentang kegiatan, sikap dan nilai pada situasi nyata dan berfungsi sebagai peran perawat advokat. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengetahuan mahasiswa perawat tentang peran advokat klien adalah tinggi sebesar 54,5%. Dengan pengetahuan yang tinggi ternyata hanya 10 mahasiswa (41.7%) saja yang memiliki sikap yang positif sedangkan sisanya sebanyak 14 mahasiswa (58.3%) bersikap negatif. Hal ini berarti meskipun sebagian besar (54,5%) memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi tetapi ternyata tidak memiliki sikap yang positif. Sedangkan pada perawat pelaksana diketahui bahwa pengetahuan perawat pelaksana tentang peran advokat klien yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi sebesar 56,0% dengan sikap yang positif sebesar 45.1%. Hal ini menunjukkan semakin tinggi tingkat pengetahuan perawat pelaksana maka sikap yang dimiliki menjadi semakin positif.

Hasil penelitian pada mahasiswa bertentangan dengan pendapat Keliat (1998) bahwa pengetahuan yang tinggi dimanifestasikan dengan sikap yang positif. Bila seseorang memiliki pengetahuan yang cukup maka pemahamannya terhadap sesuatu akan meningkat dan ditunjukkan melalui sikpa yang positif. Pengetahuan yang dimiliki mahasiswa seharusnya menguatkan mahasiswa untuk bertindak menghadapi pasien dan melakukan keterampilan yang dapat melindungi pasien. Peran pengetahuan untuk mendukung sikap yang positif merupakan faktor yang sangat penting untuk membantu mahasiswa merasa percaya diri untuk melaksanakan peran perawat advokat. Akan tetapi terdapat faktor lain yang tetap mempengaruhi tingkat pengetahuan mahasiswa. Klechammer (1987) dalam Roulita dan Nadiroh (2004 ) menyatakan bahwa faktor yang dapat menyebabkan pengetahuan pada saat peserta didik melaksanakan peran perawat sebagai advokat klien yaitu prosedur tindakan, kondisi klien, hubungan peserta didik dengan tim kesehatan lainnya dan hubungan antar tim kesehatan yang ada di ruangan. Pada mahasiswa tingkat II STIKes BTH, faktor faktor yang dapat menyebabkan sikap yang mendukung adalah pemhaman akan prosedur tindakan yang masih belum mahir dilakukan, sedangkan klien mengharapkan mahasiswa memiliki kemampuan yang sama dengan perawat yang telah berpengalaman, klien yang jumlahnya banyak dengan kondisi yang berbeda-beda sehingga mahasiswa merasa tidak percaya diri bila tidak mengetahui semuanya. Hal inilah yang menurut peneliti sebagai salah satu faktor sikap mahasiswa yang tidak positif tentang peran perawat advokat klien. K. Yetti (Februari 2006) mengatakan Adult learning theory lebih diartikan sebagai suatu proses belajar sendiri, pelaku pelajar melakukan pencarian sendiri terhadap stimulus yang diinginkannya. Belajar seperti ini 64 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada biasanya pada orang-orang yang sudah dewasa, dengan menitik beratkan pada pengalaman belajar mereka. Perbedaan hasil penelitian yang berbeda antara mahasiswa perawat dengan perawat pelaksana dapat dipengaruhi oleh karena tempat penelitian yang berbeda sehingga terdapat perbedaan dalam karakteristik responden, pengalaman kerja perawat dalam menerapkan konsep peran perawat advokat, serta situasi dan kondisi tempat penelitian saat penelitian dilakukan. Disamping itu persepsi dari responden juga dipengaruhi oleh : perhatian yang selektif, kebutuhan yang dirasakan saat itu, sistem nilai dan kepercayaan yang dianut, konsep diri dan pengalaman masa lalu ( Kozier, 2004 ). Dengan demikian akan terjadi perbedaan tingkat pengetahuan dengan sikap antara mahasiswa dengan perawat pelaksana dalam menerapkan peran perawat sebagai advokat klien. Kesimpulan Peran perawat sebagai advokat klien menuntut perawat untuk dapat mengidentifikasi dan mengetahui nilainilai tentang peran advokat, hak-hak klien, perilaku professional, dan hubungan klien-keluarga-dokter. Di samping itu, pengetahuan dan pendidikan yang cukup sangat diperlukan untuk memiliki kompetensi klinik sebagai syarat untuk menjadi advokat klien. pengetahuan yang tinggi tentang peran advokat klien dapat menjadi pendukung bagi perawat utnuk menerapkan peran advokat secara optimal. Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan perawat baik pada mahasiswa STIKes BTH maupun pada perawat pelaksana di RSUD Tasikmalaya tentang peran perawat sebagai advokat klien pada umumnya berada pada kategori tingkat pengetahuan tinggi. Hasil ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, umur dan pengalaman kerja yang berbeda-beda dari setiap perawat. Walaupun demikian, pelaksanaan peran advokat masih belum optimal karena

kondisi keperawatan di Indonesia masih belum kondusif salah satunya adalah karena tingkat pendidikan perawat masih pada level menengah, sehingga tidak memiliki kompetensi untuk advokasi. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh peneliti, ada beberapa saran yang perlu dijadikan pertimbangan, yaitu 1. Bagi institusi pelayanan : a. Agar mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien melalui peran advokat yang tetap menghargai hak-hak pasien selama perawatan. b. Agar mengadakan pelatihanpelatihan bagi perawat tentang peran advokat klien. 2. Bagi institusi pendidikan : a. Pada saat proses pembelajaran tentang peran dan fungsi perawat, agar lebih menekankan kepada contoh yang aplikatif dan disertai dengan bermain peran sehingga tingkat pemahaman mahasiswa tentang peran perawat sebagai advokat klien dapat meningkat. DAFTAR PUSTAKA Berger, K. J., & Marilyn B. W. (2003). Fundamentals of nursing : collaborating for optimal health. (2 nd ed). Volume 1. New Jersey : Appleton & Longe. Burn, N., & Susan U. G. (1993). The practice of nursing research : conduct, critique and utilization. (2 nd ed). Philadelphia : W. B. Saunders Company. Creasia, J. L., & Barbara P. (2001). Conceptuals foundations : the bridge to professional nursing practice. (3 rd ed). St. Louis : Mosby. Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Kamus besar bahasa 65 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Indonesia. (edisi 3). Jakarta : Balai Pustaka. Ellis, J. R., & Celia L. H. (2000). Managing and coordinating nursing care. (3 rd ed). Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins. Gayatri, D. (2006). Tehnik pengambilan sampel. Bahan kuliah riset keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Jakarta, Indonesia. Hoozer, V. L. (1987). The teaching process : theory and practice in nursing. Connecticut Appletion Century Crofty. Kozier, B., et al. (2004). Fundamentals of nursing : concepts, process, and practice. (7 th ed). Volume 1. New jersey : Pearson Education. (1995). Fundamentals of nursing : concepts, process, and practice. (5 th ed). Volume 1. California : Addison Wesley Nursing. Negarandeh, R., et al. (2005). Patient advocacy : barriers and facilitators. Diambil pada tanggal 7 Oktober 2006 dari http://www.biomedcentral.com. Notoatmojo, S. (1993). Pengantar pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku kesehatan. Yogyakarta : Andi Alfred. Pitaloka, P., & Lesta L. S. (2005). Gambaran tingkat pengetahuna remaja tentang dampak perilaku seksual pranikah di kelurahan pondok cina kota depok. Laporan penelitian tidak diterbitkan, Universitas Indonesia. Jakarta, Indonesia. Potter, P. A., & Anne. G. P. (1997). Fundamentals of nursing : concepts, process, and practice. (4 th ed). St. Louis : Mosby Year Book. Taylor, C., et al. (2001). Potter & Perry s : Fundamentals of nursing. St. Louis : Mosby.

Output Input Lampiran 1 Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian Proses Pengetahuan perawat tentang : Pengertian peran advokat bagi perawat : Pelindung terhadap hak klien Membantu klien dalam pengambilan keputusan Aktor yang bertindak atas nama klien Tanggung jawab perawat dalam menjalankan peran advokat pasien Nilai-nilai dasar yang harus dimiliki oleh perawat advokat Internalisasi pengetahuan Gambaran tingkat pengetahuan perawat tentang peran perawat sebagai advokat bagi klien : Tinggi Rendah Sikap yang harus dimiliki perawat sebagai advokat klien : Asertif Pengakuan akan hak klien Dapat mengatasi konflik melalui konsultasi, konfrontasi dan negosiasi Dapat bekerjasama Dapat bertindak secara politis Kesadaran dan perasaan Gambaran sikap perawat tentang peran perawat sebagai advokat bagi klien : Positif Negatif 66