MENINGKATKAN MUTU BAJA SUP 9 PADA PEGAS DAUN DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

Pengaruh Heat Treatment denganvariasi Media Quenching Oli dan Solar terhadap StrukturMikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

Karakterisasi Material Sprocket

I. PENDAHULUAN. Definisi baja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu benda

PENGARUH MANUAL FLAME HARDENING TERHADAP KEKERASAN HASIL TEMPA BAJA PEGAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penguatan yang berdampak terhadap peningkatan sifat mekanik dapat

ANALISIS PENGARUH TEMPERING

Pengaruh Heat Treatment Dengan Variasi Media Quenching Air Garam dan Oli Terhadap Struktur Mikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

PENINGKATAN KEKAKUAN PEGAS DAUN DENGAN CARA QUENCHING

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 4340

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERAAN DAN STRUKTUR MIKRO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

BAB I PENDAHULUAN. perlu dapat perhatian khusus baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya karena

PEMBUATAN STRUKTUR DUAL PHASE BAJA AISI 3120H DARI BESI LATERIT

PENGARUH TEMPERATUR CARBURIZING PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP SIFAT SIFAT MEKANIS BAJA S 21 C

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA KEKERASA DAN STRUKTUR MIKRO TERHADAP VARIASI TEMPERATUR TEMPERING PADA BAJA AISI 4140

Koleksi Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA JIS S45C

STUDI KOMPARASI HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS MATERIAL RING PISTON BARU DAN BEKAS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang material baja karbon sedang AISI 4140 merupakan low alloy steel

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

PENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING

ANALISA PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO BESI COR NODULAR (FCD 60)

PENGARUH TEMPERATUR DAN HOLDING TIME DENGAN PENDINGIN YAMACOOLANT TERHADAP BAJA ASSAB 760

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing benda uji, pada pengelasan las listrik dengan variasi arus 80, 90,

Laporan Praktikum Struktur dan Sifat Material 2013

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

PROSES QUENCHING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

PERUBAHAN SIFAT MEKANIK BAJA KONSTRUKSI JIS G4051 S17C SETELAH DILAKUKAN HARDENING DAN TEMPERING

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KETANGGUHAN DENGAN PROSES HEAT TREATMENT PADA BAJA KARBON AISI 4140H

PENGARUH TYPE PENGERASAN TERHADAP DISTRIBUSI KEKERASAN, KEDALAMAN DIFUSI DAN STRUKTUR MIKRO BAJA KARBON RENDAH (MILD STEEL) YANG TELAH DIKARBURISASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN ANALISA. pengujian komposisi material piston bekas disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Komposisi Material Piston Bekas

PENGARUH ANNEALING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAHAT HSS DENGAN UNSUR PADUAN UTAMA CROM

KARAKTERISASI BAJA CHASIS MOBlL SMK (SANG SURYA) SEBELUM DAN SESUDAH PROSES QUENCHING

PENGARUH TEMPERING PADA BAJA St 37 YANG MENGALAMI KARBURASI DENGAN BAHAN PADAT TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL

BAB III LANDASAN TEORI. teknik mesin, teknik elektro, alat-alat transformasi,dan lain-lain.

KARAKTERISASI BAJA ARMOUR HASIL PROSES QUENCHING DAN TEMPERING

I. PENDAHULUAN. mengalami pembebanan yang terus berulang. Akibatnya suatu poros sering

PROSES NORMALIZING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI L O G A M 6.1. PRODUKSI LOGAM

VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN PADA PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DENGAN MATERIAL SS 304L

Alasan pengujian. Jenis Pengujian merusak (destructive test) pada las. Pengujian merusak (DT) pada las 08/01/2012

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH TEMPERATUR TEMPERING PADA PROSES QUENCHING TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA AISI 4140

MATERIAL TEKNIK 5 IWAN PONGO,ST,MT

METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian struktur mikro dilakukan untuk mengetahui isi unsur kandungan

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai dengan selesai.

PENGARUH BAHAN ENERGIZER PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP KEKERASAN CANGKUL PRODUKSI PENGRAJIN PANDE BESI

ARI BUDIANTO NIM : D TUGAS AKHIR. Disusun :

TIN107 - Material Teknik #9 - Metal Alloys 1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik

Analisa Struktur Mikro Dan Kekerasan Baja S45C ANALISA STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN BAJA S45C PADA PROSES QUENCH-TEMPER DENGAN MEDIA PENDINGIN AIR

ANALISA QUENCHING PADA BAJA KARBON RENDAH DENGAN MEDIA SOLAR

ARI BUDIANTO N I M : D

ANALISIS PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STUKTUR MIKRO MATERIAL S45C DAN SS400 YANG DIGUNAKAN SEBAGAI ALAT POTONG KULIT SEPATU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur mikro adalah gambaran dari kumpulan fasa-fasa yang dapat diamati

ANALISA PROSES SPRAY QUENCHING PADA PLAT BAJA KARBON SEDANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

PENGARUH VARIASI SUHU PADA PROSES SELF TEMPERING DAN VARIASI WAKTU TAHAN PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA AISI 4140

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA MANGAN AUSTENITIK HASIL PROSES PERLAKUAN PANAS

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Heat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja

PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERLAKUAN PANAS DOUBLE TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL AISI 4340

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Persiapan Spesimen

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

PENGARUH WAKTU TAHAN PROSES PACK CARBURIZING

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

PEMILIHAN PARAMETER PERLAKUAN PANAS UNTUK MENINGKATKAN KEKERASAN BAJA PEGAS 55 Si 7 YANG DIGUNAKAN SEBAGAI PENAMBAT REL KERETA API

Pengaruh Lama Pemanasan, Pendinginan secara Cepat, dan Tempering 600 o C terhadap Sifat Ketangguhan pada Baja Pegas Daun AISI No.

II. TINJAUAN PUSTAKA

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISA PENGARUH SOLUTION TREATMENT PADA MATERIAL ALUMUNIUM TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian

Pengaruh Temperatur Pemanasan dan Holding Time pada Proses Tempering terhadap Sifat Mekanik dan Laju Korosi Baja Pegas SUP 9A

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

II. LANDASAN TEORI. Dalam penggunaannya, logam yang digunakan akan mengalami gaya luar atau

ANALISIS SIFAT MEKANIS ANTARA NOKEN AS STANDAR DAN NOKEN AS REKONDISI PADA SEPEDA MOTOR

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

SIDIK GUNRATMONO NIM : D

Transkripsi:

MENINGKATKAN MUTU BAJA SUP 9 PADA PEGAS DAUN DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS Indra Setiawan, Muhamad Sakti Nur Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAK Proses Heat Treatmen yaitu proses pemanasan secara bertahap pada logam dengan tujuan merubah sifat mekanis dan struktur mikro dari logam tersebut, perlakuan panas ini dilakukan pada baja karbon medium dengan variasi temperature rekritalisasi dan pada temperature austenisasi, pengujian kekerasan dengan metode Rockwell dan pengamatan metallografi. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi temperature, sebelum dan sesudah proses perlakuan panas terhadap nilai kekerasaan dan pengamatan metalografi. Pengujian dilakukan pada benda uji yang tidak mengalami perlakuan panas (baru), dan pada benda uji yang mengalami perlakuan panas dengan temperature 850 0 C dan penahanan waktu selama 30menit, dengan media pendingin oli, dan kemudian benda tersebut mengalami perlakuan panas ( tempering) dengan temperature 480 0 C dan penahan waktu 15 menit dengan media pendinginan oli. Hasil dari penelitian ini didapat nilai kekerasaan tertinggi pada baja karbon sedang ( pegas daun bekas) yang mengalami proses perlakuan panas (hardening) pada temperature 850 0 C yaitu 45.5 HRc, sedangkan nilai kekerasan untuk baja karbon sedang yang tanpa perlakuan panas (pegas daun baru) yaitu sebesar 44.7 HRc, jadi kesimpulannya baja (pegas daun bekas) yang sudah bekas pakai dapat di tingkatkan kembali mutunya Kata kunci : Baja SUP 9, Pegas Daun, Perlakuan Panas, Baja Karbon Medium, Mekanis 1.PENDAHULUAN Produk dengan menggunakan bahan logam kadang memerlukan kekerasan serta ketahanan aus yang tinggi, Baja karbon sedang merupakan material yang mempunyai kemampuan las keuletan dan ketangguhan yang baik.proses pengerjaan baja sangat tergantung pada proses perlakuan Panas dan media pendingin yang digunakan untuk mendapatkan kualitas produk yang baik,. Produk yang di hasilkan akan memilih sifat mekanis, seperti sifat kekerasan, Oleh karena itu baja yang sudah di bentuk memerlukan proses pemanasan dan pendinginan yang tepat terlebih dahulu, guna mendapatkan sifat mekanis yang diinginkan.untuk memperoleh kuat tarik yang diinginkan, maka diperlukan proses pemanasan, waktu penahanan media pendinginan dan juga suhu pemansan yang tepat, serta melihat perbandingan antara sebelum dan sesusah pemanasan terhadap sifat mekanis dan struktur mikro akibat pengaruh perbedaan temperature pemanasan.penilitian yang dilakukuan bertujuan untuk mengetahui sifat mekanis dan struktur mikro akibat pengaruh temperatur pemanasan, Dengan perbedaan temperatur pemanasan tersebut, maka akan dihasilkan sifat mekanis dan struktur mikro yang berbeda, sifat mekanis yang di maksud adalah kekerasan. 36

2.LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pegas Daun Dengan sifat pegas yang elastis, pegas berfungsi untuk menerima getaran atau goncangan roda akibat dari kondisi jalan yang dilalui dengan tujuan agar getaran atau goncangan dari roda tidak menyalur ke bodi atau rangka kendaraan, Biasanya shock absorber hanya memiliki seal dan membutuhkan oli untuk bekerjanya, dan rangka asli dari pegas ialah besi elastis. Beberapa tipe pegas yang digunakan pada sistem suspensi : Pegas ulir (coil spring), dikenal juga dengan nama 'per keong', jenis yang digunakan adalah pegas ulir tekan atau pegas ulir untuk menerima beban tekan. Pegas daun (leaf spring), umumnya digunakan pada kendaraan berat atau niaga dengan sistem suspensi dependen. Pegas puntir atau dikenal dengan nama pegas batang torsi (torsion bar spring), umumnya digunakan pada kendaraan dengan beban tidak terlalu berat. 2.2 Pegas Daun Pegas daun adalah suatu komponen yang banyak di gunakan pada peralatan kendaraan bermotor sebagai bagian dari sistem suspense, Komponen ini biasanya terdiri dari beberapa pelat datar yang di jepit bersama untuk mendapatkan efisiensi dari daya lenting yang tinggi seperti di tunjukan pada gambar 1 Gambar 1. Pegas Daun Tegangan pegas daun (leaf spring ) terjadi pada ujung yang di jepit, pegas daun diharapkan terdefleksi secara teratur pada saat menerima beban lunak (konstanta pegas kecil) diperlukan, maka dibuat dengan keadaan memadai. Adapun fungsi pegas adalah memberikan gaya, melunakan tumbukan dengan memanfaatkan sifat elastisitas bahannya, menyerap dan menyimpan energy dalam waktu yang singkat dan mengeluarkan kembali dalam jangka waktu yang lama, serta mengurangi getaaran, Pada pegas, gaya F (N) dalam daerah elastic besarnya sama dengan perkalian antara perpindahan titik gaya tangkap gaya F di kalikan dengan konstanta K atau K merupakan fungsi di F di kalikan dengan konstanta K, dalam hal ini dapat di lihat pada diagram pegas, dimana pada sumbu mendatar di ukur perpindahan F (mm) pada sumbu fertikal gaya F (N), luas yang terletak antara garis dan sumbu mendatar merupakan kerja yang terhimpun dalam pegas yang di tegangkan, ketika pegas mengendur, bukan garis penuh A yang di lalui, melaikan jenis lengkungan yang putus putus, selisih kerja di ubah menjadi kalor sebagai akibat dari gesekan bahan pegas, hal ini di sebut histerisis. 37

3.METODE PENELITIAN 3.1 Penyiapan Bahan Uji Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah baja pegas daun jenis mobil Suzuki LJ410 berbentuk pelat memanjang. 3.2 Pembuatan Benda Uji Pemotongan bahan uji dengan panjang 5 cm, lebar 5 cm, ketebalan 5 mm, untuk menjaga kesetabilan struktur internal agar tidak panas. Adapun benda uji penelitian berjumlah 6 buah, masing-masing 5 buah untuk proses heat treatment dan 1 buah raw material sekaligus di gunakan untuk pengamatan struktur mikro dan uji kekerasan. Baja Pegas Daun Komposisi kimia Material baru Material bekas Heat treatmen 850 0 C selama 30 menit dengan pendinginan oli Tempering 480 0 C selama 15menit dengan pendinginan oli Pengujian Struktur mikro Kekerasan Analisa Pembahasan Kesimpulan Gambar 1 Diagram Alir Penelitian 38

4.DATA DAN ANALISA PENGUJIAN 4.1 Komposisi Kimia Tabel 1 Hasil Pengujian Komposisi Kimia (Baja pegas baru) Unsur Baru (%) Bekas (%) Unsur Baru (%) Bekas (%) C (Carbon) 0.504 0.510 W (Wolfram) 0.003 0.003 Si (Silicon) 0.230 0.210 T (Titanium) 0.005 0.001 S (Sulfur) 0.009 0.004 Sn (Stannum) 0.001 0.002 P ( Phospor) 0.018 0.018 Al (Alumunium) 0.010 0.008 Mn ( Mangan) 0.939 0.921 Pb (Plumbum) 0.001 0.001 Ni (Nikel) 0.012 0.010 Nb (Niobium) 0.002 0.001 Mo (Molydendum) 0.88 0.80 Zr (Zirkonium) 0.001 0.002 Cr ( Croum) 0.002 0.009 Zn (Zink) 0.002 0.003 V (Vanadium) 0.003 0.001 Fe ( Ferro) 97.37 98.76 Cu ( Curonium) 0.010 0.010 Uji komposisi kimia dilakukan untuk mengetahui presentase unsur kimia yang terkandung dalam specimen, berdasarkan hasil uji komposisi diketahui bahwa specimen mempunyai kandungan karbon sebesar 0,504% sehingga material tersebut tergolong dalam medium carbon steel atau baja karbon sedang, presentase kandungan karbon tersebut di jadikan sebagai dasar pengambilan suhu Quenching, Pada pengujian komposisi kimia pada pegas daun bekas mendapat komposisi kimia pada carbon mendapat 0,510 %, baja tersebeut merupakan baja karbon di klarifikasikan baja karbon medium. Hasil komposisi kimia dapat dilihat pada tabel 1 diatas. 4.2 UJI TARIK Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis dan perubahan-perubahan yang terjadi dari benda uji baja karbon sedang yaitu baja SUP 9 yang sudah dilakukan uji tarik. pengujian tarik ini menggunakan mesin uji tarik hidrolik UPM 1000 pada material baru dan yang di hardening di beri skala beban 25 kn. Hasil yang diperoleh dari pengujian tarik adalah kurva tegangan regangan, gaya maksimum, tegangan tarik maksimum dan data-data ukuran penampang setelah pengujian tarik, dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini: Tabel 2 hasil nilai uji tarik Tebal Lebar Ao L0 L1 Fm σ U σ U ɛ NO mm mm mm 2 mm Mm kn N/mm 2 Kgf/mm 2 % 1 25.08 7.02 176.06 50 84 235.0 1335 136.1 6.8 2 25.82 7.02 181.26 50 76 225.0 1241 126.5 5.2 KETERANGAN : 1. Speciment baru 2. specimen sudah di pakai. Ao = luas penampang Fm = beban tarik ɛ = Elongasi F y = beban luluh σ y = Kuat luluh σ U = Kuat tarik 39

( BARU ) (BEKAS) σ = p σ = p A 0 A 0 = 235 kn = 225 kn 176.06 mm 2 181.26 mm 2 = 1.3347 kn = 1335 N/mm 2 = 1.2413 kn = 1241 N/mm 2 ɛ = L 1 L 0 X 100% ɛ = L 1 L 0 X 100% L 0 L 0 = 84 50 X 100% = 76 50 X 100% 50 50 = 6.8 % = 5.2 % Dari hasil pengujian tarik maka dapat di lihat kuat tarik pada specimen baru mendapat nilai 1335 N/mm 2 dengan pertambahan panjang 68%, dan pada specimen yang sudah dipaki dan sudah di heatretment dengan suhu 880 0 C dengan tempering 480 0 C mempuyai nilai pengujian tarik dengan nilai kuat tarik 1241 N/mm 2 dengan pertambahan panjang 52%. Dari hasil sesudahpengujian tarik maka teganagn yang mempunyai tegangan paling besar adalah pada specimen baru. specimen baru lebih besar mempunyai perbandingan 94 N/mm 2 dengan specimen bekas, serta pada specimen baru lebihh besar nilai pertambahan panjangnya dengan perbandingan 16% dengan specimen bekas. Gambar 2 hasil Uji Tarik 4.3 UJI KEKERASAN Pengujian kekerasaan yang dilakukan menggunakan metode mikro vikers yang bekas injakannya dapat di lihat dengan mickroskop logam, setiap specimen di kenakan tiga titik injakan yang menghasilkan data harga kekerasaan dari specimen kelompok raw material, quenching oli, tempering suhu 480 0 C seperti pada tabel 3 dibawah. 40

N0 Uji Tabel 3. nilai kekerasaan dengan metode vickers Kekerasan Rockwell C ( HRc) Sampel HT Sampel Baru Keterangan (Laku Panas) 1 47,7 44,1 2 43,7 44,2 3 44,7 46,3 4 43,3 44,4 5 45,3 46,6 6 46,2 43,4 7 45,8 43,9 8 45,7 45,1 9 45,1 45,2 10 47,2 43,6 Rata-rata 45,5 44,7 Pogram (HRc) Rockwell C Beban 150 Kgf, Indentor Intan Perbedaan temperature dan pendinginan sangat mempengaruhi nilai kekerasaan suatu bahan dan kemampuan bahan tersebut dapat dilihat dari nilai kekerasaannya, yaitu dengan melakukan pengujian kekerasaan metode rockweel.pada data hasil nilai kekerasaan dengan metode Rockweel pada tiap-tiap material, untuk specimen baru (tanpa heat treatmen) diperoleh nilai kekerasaan rata-rata 44,7 HRc merupakan nilai kekerasaan lebih kecil, untuk material yang mengalami heat treatmen dengan temperatur 850 0 C dan tempering dengan suhu 480 0 C dengan media pendingin oli di peroleh nilai kekerasaan lebih besar rata-rata 45,5 HRc. Dengan pengujian kekerasan metode Rockweel yang sudah dirata2kan maka dapat ditarik kesimpulan maka kekerasan pada specimet baru lebih kecil nilai kekerasannya dibandingkan dengan specimet sudah pakai lebih besar dengan perbandingan 0,8 Hvn, maka specimen sudah pakai lebih keras dan getas dibandingkan specimet baru. 4.4 HASIL PENGAMATAN METALOGRAFI Dari hasil pengujian mikro terdapat pengambilan gambar-gambar dengan pembesaran 50x pembesaran dan 30x pembesaran pada specimen baja pegas baru dan baja pegas sudah di paki dengan proses heat treatment serta proses tempering. 4.4.1 TERHADAP MATERIAL BARU Dari hasil uji metalografi pada benda uji material dasar, dapat kita lihat pada gambar 3 terlihat bahwa struktur mikro yamg terlihat adalah ferrite (terang), pearlite (gelap), fasa ferrite disini lebih dominan, ini menyebabkan nilai kekerasan rata-ratanya mencapai 44,7HRc. 41

pearlite ferrit Etsa kellers Reagent 50 Gambar 3. foto struktur mikro baja pegas daun Baru dengan pembesaran 50X Pearlite ferrit Etsa kellers Reagent 50 Gambar 4. foto struktur mikro baja pegas daun Baru dengan pembesaran 50X 42

4.4.2 METALOGRAFI BENDA UJI MATERIAL BEKAS HARDENING PADA SUHU 880 0 C DENGAN TEMPERING 450 0 C DENGAN QUENCHING OLI. Dari hasil uji metalografi terhadap proses hardening pada temperatur 880 0 C dengan waktu penahanan selama 30 menit dengan media pendinginan oli, lalu setelah itu langsung memasuki tempering 450 0 C selama 15 menit dengan media pendinginan oli seperti pada gambar terdapat ferrit berwarna terang, martensit berbentuk jarum dan pearlit berwarna hitam. Dari hasil struktur mikro dengan terdapat butiran ferrit, pearlite dan martensite yang mendapat kekerasan menjadi 45,5 HRc. Ferrit martensite pearlite Etsa kellers Reagent 30 Gambar 5 Foto struktur Mikro baja pegas daun bekas dengan proses heat treatmen dan tempering dengan pembesaran 30X Pearlite ferrit martensite Etsa kellers Reagent 30 Gambar 6 Foto struktur Mikro baja pegas daun bekas dengan proses heat treatmen dan tempering dengan pembesaran 50X. 43

5.KESIMPULAN 1. Pada pengujian komposisi kimia speciement pegas daun baru mendapat komposisi karbon 0,504 % dan specimen pegas daun bekas mendapat nilai karbon sebesar 0,510 %. Maka dari kedua spesimen baru dan bekas termasuk baja carbon medium. 2. Pada pengujian tarik dapat disimpulkan pada specimen baru mendapat nilai yang lebih besar dengan kuat tarik mendapat nilai 1335 N dan pertambahan panjang 68% di bandingkan dengan specimen bekas dengan kuat tarik 1223 N dan pertambhan panjang 52%, maka specimen baru lebih ulet dibandingkan dengan specimen yang bekas. 3. Pada pengujian kekerasan nialai kekerasan specimen bekas lebih besar dibandingkan dengan yang specimen yang baru. Nilai kekerasan specimen bekas 45,5 HRc dan spesiment baru nilai kekekrasan 44,7 HRc. 4. Pengujian metalografi speciment baru terdapat butiran ferit dan pearlite, sedangkan pada specimen bekas terdapat ferrit, pearlite dan martensit. 5. Dari hasil pengujian tarik, pengujian kekerasan dan metalografi specimen baru lebih ulet dibandingkan dengan specimen bekas, spesiment bekas lebih getas dibandingkan specimen baru. 6. Saran saya walaupun pegas daun yang baru dan yang bekas tidak jauh hasil kekerasannya. Tapi layak untuk dipakai kembali. Tapi untuk keperluan yang lain. 7. Agar baja keuletannya makin bertambah bisa di lakukan proses tempering dengan menurunkan suhu hingga 400 0 C dengan penahanan waktu lebih lama yaitu 1 ½ jam.dengan pembuktian pada diagram Fe-c DAFTAR PUSTAKA 1. Ir. Amin Suhadi M.Eng. Heat Treatmen,UPT-Luk BPP Teknologi. 2. American Society For Metals. Metal Hand Book Metalografy 3. Prof.Ir.Tata Sudia MS.Met.E,Prof.DR.Shinroku Sait. Pengetahuan Bahan Teknik. 4. http://fendy-automotive.blogspot.com/2013/04/proses perlakuan panas baja.html. 5. Http://en.wikipedia.org/wiki/Steel 6. http://zknives.com/knives/steels/steelchart.php 44