BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan-perusahaan di Indonesia terus diwarnai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang gencar dalam. melakukan pembangunan disemua sektor, salah satunya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain setiap perusahaan harus mengembangkan usahanya yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang semakin maju dan modern ini, keberadaan pasar modal di

BAB I PENDAHULUAN. peluang kepada masyarakat untuk menerima return saham, sesuai dengan. karakteristik investasi yang dipilih sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini, pasar modal memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. dengan cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE

BAB 1. Pasar modal adalah bagian dari pasar financial dan tempat bertemunya investor dan

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dapat memilih alternatif investasi pada berbagai sekuritas yang

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Dengan adanya pasar modal para investor dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan investor untuk mempunyai beberapa pilihan investasi yang

merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan maupun dari

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif yang digunakan oleh. perusahaan untuk mempeoleh dana. Kehadiran pasar modal banyak

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. (Tandelilin, 2010:31). Salah satu bidang investasi yang cukup menarik namun

0BAB I PENDAHULUAN. di pasar modal, ada kegiatan terpenting yang perlu dilakukan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi pihak makro dan mikro Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Di indonesia, alternatif untuk mendapatkan dana dapat diperoleh melalui pasar modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal menjalankan dua fungsi yaitu fungsi keuangan dan fungsi ekonomi. Sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB I PENDAHULUAN. penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Persaingan perusahaan bisa

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor), dapat menyalurkan dananya dengan berinvestasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang untuk dapat bertahan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. (Harjito

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan ekonomi, terutama di negara yang menganut sistem

BAB I PENDAHULUAN. disebut go public. Menurut Darmaji dan Fakhrudin (2012:1) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi, naiknya suku bunga, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. saham yang meningkat menggambarkan bahwa nilai perusahaan meningkat atau

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Meskipun saham memungkinkan para pemodal untuk. perubahan-perubahan yang terjadi. Baik pengaruh eksternal maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia atau go public pasti menerbitkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. sumber dana yang tersedia secara efisien akan berkurang. Akibatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi pada saat ini pertumbuhan perekonomian berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. akan semakin kompleks pula aktivitas bisnisnya. Jika usaha atau bisnis yang

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),

BAB I PENDAHULUAN. oleh suatu industri adalah di pasar modal yaitu dengan menjual saham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Fundamental menyatakan bahwa setiap investasi saham

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

Disusun oleh : ARUM DESMAWATI MURNI MUSSALAMAH B

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. untung dan rugi, pada umumnya tak berbeda dengan pasar modal (capital

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. sama, yaitu mendapatkan capital gain, yaitu selisih positif antara harga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan tingkat pengembalian (return) (Arista). Tujuan perusahaan yang

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan (return) saham bagi investor, karena return saham

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan di pasar modal adalah saham. (Ardhitiani 2011:1)

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sahamnya oleh BEI yaitu, industri real estate and property. Investasi

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia pada tahun 2015 meningkat sekitar 5,8 persen.

BAB I PENDAHULUAN. kompleks setiap waktunya, menyebabkan pasar modal dan industri sekuritas

BAB I PENDAHULUAN. modal harus bersifat likuid dan efisien. Suatu pasar modal dikatakan likuid

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya agar dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tabungan di bank, digunakan untuk modal usaha sendiri maupun

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadinya penurunan perekonomian di suatu negara. Menurut Tandelilin (2010:26) pasar modal (capital market) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan usaha di Indonesia mendorong perusahaan untuk terus

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perusahaan-perusahaan di Indonesia terus diwarnai dengan persaingan yang semakin ketat antar perusahan. Persaingan tidak hanya terjadi pada inovasi produk dan pemasaran produk perusahaan, namun juga terjadi pada pasar modal yang instrumen utamanya yakni saham. Persaingan antar emiten ditandai dengan semakin gencarnya perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangannya dalam rangka menarik minat investor untuk menanamkan modalnya dalam bentuk saham melalui kegiatan pasar modal. Pasar modal secara sederhana dapat diartikan sebagai tempat memperjualbelikan sekuritas. Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 memberikan pengertian pasar modal yang lebih spesifik yaitu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal dapat juga berfungsi sebagai lembaga perantara (Intermediaris). Hal ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana (Tandelilin, 2010: 27). Sehingga pasar 1

2 modal merupakan tempat bagi investor untuk mencari perusahaan dalam rangka berinvestasi pada perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan yang baik. Salah satu instrumen atau investasi dalam pasar modal yakni Saham. Saham diartikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut (Darmaji dan Fakhruddin, 2001). Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi akan berdampak pada harga sham tersebut. Harga saham menurut Jogiyanto (2000: 8), adalah harga saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal. Dalam rangka berinvestasi investor harus menilai perusahaan sebagai emiten, cara yang dapat dilakukan investor yakni dengan melakukan analisa terhadap laporan keuangan, dimana berdasarkan laporan keuangan itu dapat diperkirakan faktor internal perusahaan yang akan mempengaruhi harga saham. Harga saham sebagai indikator nilai perusahaan dipengaruhi oleh faktor fundamental dan teknikal, dimana faktor ini secara bersama sama membentuk kekuatan pasar yang berpengaruh secara langsung terhadap transaksi saham sehingga harga saham akan mengalami kenaikan atau penurunan. Kondisi saham yang layak untuk dibeli adalah saham yang

3 aktif diperdagangkan dan kondisi fundamental emiten yang bagus (Husnan 2003: 303). Analisis fundamental memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dan menerapkan hubungan faktor dengan cara mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan menerapkan hubungan faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham (Husnan 2003: 303). Faktor fundamental yang sering digunakan untuk memprediksi harga saham atau return saham salah satunya adalah rasio keuangan (Pasaribu, 2007). Faktor teknikal seperti rasio pasar juga sering kali digunakan oleh investor dalam menganalisis suatu saham (Darmadji dan Fakhruddin 2006: 141). Dalam analisis fundamental para investor menggunakan data fundamental, yaitu data yang berasal dari keuangan perusahaan misalnya laba, dividen yang dibayar, penjualan dan lain-lain sedangkan informasi yang bersifat teknikal diperoleh dari luar perusahaan seperti ekonomi, politik, finansial dan lainnya (Jogiyanto, 2000: 88). Atas dasar tersebut, maka beberapa variabel yang mempengaruhi Harga Saham yang diteliti dalam penelitian ini yakni Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS) dan Price Value Book (PBV). Hal ini juga mengacu pada teori Weston dan Brigham (2001: 26) yang mengemukakan bahwa yang mempengaruhi harga saham yakni Laba per lembar saham (Earning Per Share/EPS), Tingkat

4 Bunga atas hutang Jumlah Kas Deviden yang Diberikan, Jumlah laba yang didapat perusahaan dan Tingkat Resiko dan Pengembalian. Syamsuddin (2007: 62) mendefinisikan Net profit margin sebagai sebagai rasio antara laba bersih (Net Profit) yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh expense termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi Net Profit Margin, semakin baik operasi suatu perusahaan. Pernyataan tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Pranoto (2003: 67) bahwa salah satu faktor internal yang mempengaruhi fluktuasi harga pasar saham adalah Net Profit Margin (NPM), dengan mengetahui kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih, maka di harapkan investor dapat mengestimasi dividen yang akan dibagikan. Earning Per Share secara sederhana dapat diartikan keuntungan setiap lembar saham. Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 56 paragraf 1 (2009), laba per saham (LPS) adalah data yang banyak digunakan sebagai alat analisis keuangan. LPS dengan ringkas menyajikan kinerja perusahaan dikaitkan saham-saham beredar. LPS yang dikaitkan dengan harga pasar saham (PER) bisa memberikan gambaran tentang kinerja perusahaan dibanding dengan uang yang ditanam pemilik perusahaan. Kaitan antara harga saham dengan earning per share yakni positif artinya semakin tinggi nilai EPS tentu saja menyebabkan semakin besar laba sehingga mengakibatkan harga pasar saham naik karena permintaan dan penawaran meningkat (Darmadji & Fakhruddin 2006: 195).

5 Price to Book Value (PBV) adalah perhitungan atau perbandingan antara market value dengan book value suatu saham. Rasio ini berfungsi untuk melengkapi analisis book value. Jika pada analisis book value, investor hanya mengetahui kapasitas per lembar dari nilai saham, pada rasio PBV investor dapat mengetahui langsung sudah berapa kali market value suatu saham dihargai dari book valuenya. PBV yang membandingkan harga pasar saham dengan nilai buku saham paling sering digunakan oleh investor karena melalui rasio ini investor dapat mengetahui seberapa besar pasar percaya terhadap prospek perusahaan kedepannya. Apabila nilai PBV tinggi berarti mencerminkan pasar semakin percaya dengan prospek perusahaan kedepannya sehingga akan meningkatkan harga saham dari perusahaan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006: 141). Penelitian ini mereflesikan penelitian yang dilakukan oleh Safitri (2013) yang berjudul pengaruh earning per share, price earning ratio, return on asset, debt to equity ratio dan market value added terhadap harga saham dalam kelompok jakarta islamic index. Hasil penelitiannya menemukan bahwa secara simultan EPS, PER, ROA, DER dan MVA berpengaruh terhadap Harga Saham dalam Kelompok JII tahun 2008-2011, dan secara parsial hanya EPS, PER dan MVA yang berpengaruh positif signifikan terhadap Harga Saham sedangkan ROA dan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham dalam Kelompok JII tahun 2008-2011. Sementara penelitian ini dilakukan pada Bursa Efek Indonesia (idx.co.id)

6 dengan subjek penelitian yakni perusahaan Rokok Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian dilakukan pada Perusahaan Rokok Indonesia karena perusahaan Rokok Indonesia merupakan perusahaan yang mengeluarkan produk yang cukup kontroversial, yakni disatu sisi merupakan perusahaan menjadi penyumbang terbanyak devisa negara. Namun pada kenyataannya Rokok merupakan produk yang kurang baik bagi kesehatan. Industri Rokok di Indonesia di Indonesia merupakan salah satu jenis industri yang terkena dampak dari krisis Global tahun 2008, hal ini dibuktikan dari turunnya harga saham Industri Rokok secara drastis, terutama pada PT Gudang Garam Tbk yang mengalami penuruanan hingga 50% dari harga tahun 2007. Tidak hanya itu, Regulasi tentang rokok dewasa ini dimulai dengan, PP Nomor 109 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa produk Tembakau bagi kesehatan yang dikeluarkan pemerintah tahun 2012 kemarin yang mengacu pada Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) yang dicanangkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2003 kemarin (http://ekonomi.kompasiana.com). Inilah salah satu faktor yang memukul Industri rokok kecil-menengah untuk berhenti melanjutkan produksinya. Hal ini akan berdampak pada Penjualan dan laba perusahaan, sehingga akan menurunkan nilai perusahaan dengan harga saham sebagai indikatornya.

7 Atas dasar penjelasan sebelumnya sehingga peneliti tertarik untuk menjadikan laba bersih atas penjualan (Net Profit Margin), Earning Per Share dan Price Book Value sebagai indikator perubahan harga saham karena dengan penjualan yang besar seharusnya perusahaan harus mampu memiliki laba yang besar. Namun kenyataannya industri Rokok merupakan Industri yang beban promosinya yang besar. Berikut ini data NPM, EPS, PBV dan Harga Saham Industri Rokok Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tabel 1: Data Net Profit Margin, Earning Per Share, Price Book Value dan Harga Saham Industri Rokok Di Indonesia Rasio NPM (%) EPS (Rp) PBV (%) Harga Saham (Rp) PERUSA HAAN Sumber: idx.co.id 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 GGRM 7,00 8,00 4,00 5,00 6,22 10,48 11,18 11,84 8,30 7,91 HMSP 11,00 10,00 12,00 12,00 11,23 13,05 14,80 15,23 14,93 14,50 RMBA 2,00 5,00 5,00 5,00 4,03 0,41 2,46 3,04-3,28-8,49 GGRM 920,00 982,00 524,00 750,00 977,00 1.796,02 2.154,93 2.543,57 2.086,06 2.249,76 HMSP 454,00 544,00 805,00 827,00 888,72 1.160,70 1.465,08 1.836,88 2.269,06 2.468,00 RMBA 12,00 16,00 22,00 36,00 35,53 3,74 30,20 42,26-44,66-143,93 GGRM 2,14 1,71 1,49 1,16 0,53 2,27 3,63 4,86 4,07 2,85 HMSP 6,00 8,53 7,47 4,84 4,41 4,36 12,08 16,76 19,73 32,85 RMBA 0,70 0,82 1,75 2,45 2,02 2,49 2,72 2,55 2,00 3,30 GGRM 13.550 11.650 10.200 8.500 4.250 21.550 40.000 62.050 56.300 42.000 HMSP 6.650 8.900 9.700 8.900 8.100 10.400 28.150 39.000 59.900 62.400 RMBA 110 135 310 560 510 650 800 790 580 570 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa saham pada tahun 2008 untuk ketiga perusahaan mengalami penurunan yang cukup drastis. Hal tersebut diduga karena adanya dampak dari krisis global, sedangkan regulasi

8 Pemerintah tahun 2012 juga berpengaruh terhadap turunnya harga saham tahun 2013. Untuk itu, saham industri rokok bukan merupakan saham defensif, karena mampu digoyahkan oleh gejala ekonomi yang terjadi di Indonesia. Net Profit Margin dengan harga saham menurut Pranoto (2003: 67) yakni memiliki hubungan positif, namun yang terjadi berdasarkan tabel di atas berbeda dengan teori tersebut. Hal tersebut dapat dilihat pada perusahaan PT Gudang Garam Tbk dan HM Sampoerna pada tahun 2004 ke tahun 2005. Hubungan yang terjadi pada tahun tersebut yakni berbanding terbalik. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat pada perusahaan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012 ke tahun 2013, peningkatan Earning Per Share tidak sejalan dengan peningkatan harga saham sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Darmadji & Fakhruddin (2006: 195) bahwa apabila EPS naik maka harga saham perusahaan juga akan naik. Berdasarkan tabel di atas pula dapat dilihat bahwa Price Book Value dari perusahaan cenderung berfluktuasi. Terlepas dari naik turunnya rasio ini, permasalahan yang terjadi yakni pada Perusahaan PT Bentoel international Tbk pada tahun 2012 ke tahun 2013, kenaikan pada rasio PBV tidak diikuti oleh peningkatan harga saham. Hal tersebut tidak sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Darmadji dan Fakhruddin (2006: 141). Berdasarkan penjelasan di atas peneliti tertarik untuk meneliti mengenai Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham

9 Perusahaan Industri Rokok Indonesia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan pada latar belakang di atas maka peneliti mengidentifkan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Goncangan ekonomi berupa krisis global tahun 2008 menyebabkan anjloknya harga saham perusahan Industri Rokok di Indonesia 2. Variabel penelitian berupa NPM, EPS, PBV dan harga saham terus mengalami kenaikan dan penurunan (berfluktuasi) 3. Adanya kesenjangan antara teori yang diungkapkan oleh para ahli dengan fakta data kinerja keuangan dan harga saham perusahaan Industri Rokok di Indonesia. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah Net Profit Margin berpengaruh terhadap harga saham perusahan Industri Rokok yang terdaftar di BEI tahun 2004-2013? 2. Apakah Earning Per Share berpengaruh terhadap harga saham perusahan Industri Rokok yang terdaftar di BEI tahun 2004-2013?

10 3. Apakah Price Book Value berpengaruh terhadap harga saham perusahan Industri Rokok yang terdaftar di BEI tahun 2004-2013? 4. Apakah Net Profit Margin, Earning Per Share, dan Price Book Value berpengaruh terhadap harga saham perusahan Industri Rokok yang terdaftar di BEI tahun 2004-2013? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh Net Profit Margin terhadap harga saham perusahan Industri Rokok yang terdaftar di BEI tahun 2004-2013. 2. Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share terhadap harga saham perusahan Industri Rokok yang terdaftar di BEI tahun 2004-2013. 3. Untuk mengetahui pengaruh Price Book Value terhadap harga saham perusahan Industri Rokok yang terdaftar di BEI tahun 2004-2013. 4. Untuk mengetahui pengaruh Net Profit Margin, Earning Per Share, dan Price Book Value terhadap harga saham perusahan Industri Rokok yang terdaftar di BEI tahun 2004-2013. 1.5 Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan dalam penelitian ini, maka hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak, diantaranya:

11 1. Manfaat Teoretis Memberikan tambahan pengetahuan dan sumbangan yang positif terhadap ilmu pengetahuan serta sebagai bahan referensi bagi pihakpihak yang akan meneliti lebih lanjut khususnya mengenai topik pengaruh NPM, EPS dan PBV terhadap harga saham. 2. Manfaat Praktis Adapun menfaat praktis dari penelitian ini dijabarkan sebagai berikut ini: a. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi investor dalam berinvestasi dengan melihat Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS) dan Price Book Value (PBV) sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di perusahaan industri rokok Indonesia. b. Bagi Emiten Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam bidang keuangan terutama dalam rangka memaksimalkan faktor-faktor teknikal maupun fundamental harga saham. c. Bagi Akademisi Hasil penelitian diharapkan dapat mendukung penelitian selanjutnya dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan rasio-rasio kinerja

12 keuangan sebagai faktor fundamental dan rasio pasar sebagai faktor teknikal dalam menilai harga saham. d. Bagi Masyarakat Dapat memberikan pengetahuan sebagai bukti empiris di bidang pasar modal dan investasi