C KONSEP PENGURUSUTAMAAN/ MAINSTREAMING GENDER

dokumen-dokumen yang mirip
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Le

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN MALANG. BAB I KETENTUAN UMUM

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA. a. INPRES No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam

PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

PENGANTAR DAN PENGENALAN PUG & IMPLEMENTASINYA

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER (PPRG)

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 119 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN, PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

MENGENALI DAN MEMAHAMI PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PEMBANGUNAN YURNI SATRIA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

BUPATI SOPPENG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

dalam Pembangunan Nasional;

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN PUG DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN WALIKOTA SABANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER DALAM PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 21 TAHUN TAHUN 2013

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 26 Tahun 2016 Seri E Nomor 18 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

PENGARUSUTAMAAN GENDER DI INDONESIA

B A B I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Pe

I. PENDAHULUAN Sejak tahun 2000 Pemerintah Indonesia telah menyadari adanya kesenjangan gender dalam pengelolaan dan penggunaan anggaran publik.

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PEMBANGUNAN NASIONAL BERWAWASAN GENDER

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 15 TAHUN No. 15, 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 53 TAHUN

ANGGARAN RESPONSIF GENDER Anggaran Responsif Gender (ARG) DAN PENYUSUNAN GENDER BUDGET STATEMENT

GENDER DAN PENDIDIKAN: Pengantar

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2013, No Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan Nasional; 3. Peraturan Menteri Pertahanan Nom

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI KOTA CIREBON

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 1 TAHUN 2014

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

Rancangan Final 8 April 2013

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 118 TAHUN 2015

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DIDAERAH

STRATEGI PUG dalam pembangunan daerah. Hj. ANDI MURLINA PA, S.Sos KEPALA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PROV.

-2- Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3277); 2. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 t

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

STRATEGI NASIONAL PERCEPATAN PUG MELALUI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER

4.9 Anggaran Responsif Gender Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun , telah menetapkan tiga strategi pengarusutamaan

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PENYUSUNAN PPRG DENGAN SISTEM PROBA TINGKAT KABUPATEN/KOTA SE-JAWA TENGAH TAHUN 2017

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI DAERAH

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 7 TAHUN 2017

STRATEGI PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI BULUNGAN TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BULUNGAN.

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN KOTABARU

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR : 62 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sektor yang paling strategis dalam. memberdayakan manusia menuju pembangunan adalah pendidikan.

ARTIKEL 11 KEGIATAN WORKSHOP PENINGKATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

KONSEP GENDER & DATA TERPILAH MENURUT JENIS KELAMIN

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG

1) Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 tahun 2006 jo No. 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Keuangan di Daerah

Gender, Social Inclusion & Livelihood

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN

KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN (PPRG) DALAM PERUBAHAN IKLIM

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR

Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Kesehatan reproduksi dalam perspektif gender. By : Fanny Jesica, S.ST

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 132 TAHUN 2003 TENTANG

Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender di Kementerian Keuangan

OLEH KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Dalam acara Orientasi Parameter Kesetaraan Gender Dalam Pembentukan Per Uuan bagi Pusat

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PENYUSUNAN PPRG DENGAN SISTEM PROBA TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 10 TAHUN 2005 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TEKNIK ANALISIS GENDER. Oleh: Dr. Nahiyah Jaidi Faraz, M.Pd

Transkripsi:

C KONSEP PENGURUSUTAMAAN/ MAINSTREAMING GENDER

1. Tentang Lahirnya PUG Pengarusutamaan Gender PUG secara formal diadopsi dalam Beijing Flatform For Action BPFA tahun yang menyatakan bahwa pemerintah dan pihak pihak lain harus mempromosikan kebijakan gender mainstreaming secara aktif dan nyata dan tertuang dalam semua kebijakan program sehingga sebelum keputusan yang diambil analisis tentang dampak kebijakan terhadap perempuan dan laki laki telah dilakukan Dewi dalam A A I N Marhaeni Penandatanganan Millenium Development Goals MDGs pada tahun yang diikuti oleh negara di dunia termasuk indonesia Rumusan ini merupakan komitmen internasional terhadap peningkatan kualitas hidup penduduk harkat dan martabat manusia dalam kehidupan keluarga masyarakat bangsa dan negara Menyadari pentingnya penegakan kedilan dalam perbaikan kualitas hidup penduduk terutama perempuan maka pemerintah indonesia pada tahun mengeluarkan inpres nomor tentang Pengarusutamaan Gender PUG disegala bidang disertai pedoman pelaksanaannya 34

2. Pengertian dan Tujuan PUG Pengarusutamaan Gender PUG merupakan strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan penyusunan pelaksanaan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional INPRES RI NO tahun Tujuan Pengarusutamaan Gender adalah: Membentuk mekanisme untuk formulasi kebijakan dan program yang responsif gender; Memberikan perhatian khusus kepada kelompok kelompok yang mengalami marginalisasi sebagai akibat dari bias gender; Meningkatkan pemahaman dan kesadaran semua pihak baik pemerintah maupun non pemerintah untuk melakukan tindakan yang 35

3. Kelompok Sasaran PUG Pemerintah Baik pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten Non Pemerintah Swasta organisasi profesi organisasi keagamaan Kelompok Masyarakat lainnya termasuk 4. Prasyarat PUG dan Indikator Analisis Gender Pengarusutamaan Gender PUG bukan sekedar menambah komponen perempuan kedalam kebijakan program dan kegiatan Tetapi memperhitungkan pengalaman pengetahuan kebutuhan dan perhatian terhadap perempuan dan laki laki kedalam agenda pembangunan dengan tujuan terpenuhinya Kesetaraan dan Keadilan G e n d e r K K G Sejalan dengan hal tersebut dibutuhkan beberapa prasyarat dan indikator analisis dalam pelaksanaan pengarusutamaan gender 36

Adapun Prasyarat untuk menerapkan PUG sesuai Inpres nomor tahun sebagai berikut Komitmen, bahwa setiap pimpinan instansi/ lembaga/skpd Provinsi/Kabupaten mempunyai komitmen penuh untuk melaksankan Pengarusutamaan Gender, Kebijakan, Dukungan pimpinan instansi/ lembaga/skpd dalam bentuk peraturan seperti Keputusan Presiden, Keputusan Gubernur atau Surat Edaran Kelembagaan, dalam rangka memperkuat dan mengembangkan jejaring PUG, disetiap kelembagaan Pengarusutamaan Gender instansi/lembaga/skpd Provinsi/Kabupaten dibentuk Focal Point atau Kelompok kerja PUG Sumber Daya ( Tenaga ahli termasuk perencana) Sistem Data dan Informasi (data terpilah) Ketersediaan Alat Analisis (GAP, Harvard, Moser) 37

Empat komponen indikator penting didalam analisis gender yakni Akses Partispasi Kontrol dan Manfaat Telah dijelaskan sebelumnya bahwa Keempat indikator tersebut merupakan aspek penting dalam pemenuhan hak dan kewajiban baik laki laki maupun perempuan untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender nilai indikator sama kuatnya dan saling berkaitan namun tidak bersifat hirarkhis 38

Payung Hukum PUG 1. Pasal Ayat dan UUD UU No tahun tentang Ratifikasi CEDAW UU No tentang PJPN; PP No tahun tentang Pembagian Urusan Pemerintahan PP No tahun tentang Organisasi Perangkat Daerah PP No tahun tentang Tahapan Tatacara Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah Peraturan Presiden No Tahun tentang RPJMN; Inpres No ttg Inpres; Permendagri No tahun tentang Pedoman Umum Pelaksanaan PUG di Daerah Permendagri No tahun tentang Perubahan Atas Permendagri No tahun 39

Alur Fikir Pengarusutamaan Gender PUG 40

Perencanaan Dan Penganggaran Responsif Gender PPRG Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender merupakan instrument untuk mengatasi adanya kesenjangan tersebut diatas PPRG bukanlah perencanaan dan penyusunan anggaran untuk perempuan dan bukan pula perencanaan yang terpisah dari sistem yang sudah ada TETAPI PPRG merupakan suatu proses dan terintegrasi dengan sistem yang sebelumnya dan merupakan sebuah kerangka kerja atau alat analisis untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam penerimaan manfaat pembangunan 41

Beberapa konsep yang perlu difahami tentang perencanaan dan penganggaran yang responsif gender yakni Perencanaan responsif gender merupakan suatu proses pengambilan keputusan untuk menyusun program ataupun kegiatan yang akan dilaksanakan dimasa mendatang untuk menjawab isu isu atau permasalahan gender di masing masing sektor dan sub sektor Perencanaan responsif gender adalah perencanaan yang dilakukan dengan m e m a s u k k a n p e r b e d a a n p e r b e d a a n pengalaman aspirasi kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki laki dalam proses penyusunannya 42

Penganggaran responsif gender dalam proses perencanaan yang responsif gender pada setiap lingkup pemerintah bahwa seluruh komponen yang mendukung proses perencanaan dibutuh akses yang akurat serta keterlibatan partisipasi perempuan dan laki laki secara aktif dan bersama sama menetapkan prioritas program dan kegiatan pembangunan Anggaran yang responsif gender penggunaanya diarahkan membiayai program kegiatan pembangunan yang dapat memberikan secara adil bagi perempuan dan laki laki dalam berbagai bidang sektor Penganggaran yang responsif gender dialokasikan untuk membiayai kebutuhan kebutuhan praktis gender dan kebutuhan strategis gender yang diakses oleh perempuan dan laki laki 43

Anggaran yang responsif gender bertujuan melahirkan kebijakan anggaran yang lebih berpihak kepada masyarakat terutama yang lemah terpinggirkan serta tidak mendapat perhatian yang kemudian memberikan solusi bagaimana anggaran bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat secara adil 44

Ada kategori tentang Anggaran Responsif Gender ARG yaitu Anggaran khusus target gender adalah alokasi angaran yang diperuntukkan guna memenuhi kebutuhan dasar khusus perempuan dan atau kebutuhan dasar khusus laki laki berdasarkan hasil analisis gender; Anggaran kesetaraan gender adalah alokasi anggaran untuk mengatasi masalah kesenjangan gender Berdasarkan analisis g e n d e r d a p a t d i k e t a h u i a d a n y a kesenjangan dalam relasi antara laki laki dan perempuan dalam akses pertispiasi kontrol dan manfaat terhadap sumberdaya Anggaran kelembagaan kesetaraan gender adalah alokasi anggaran untuk penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender baik dalam hal pendataan maupun 45

7. Bagaimana menyusun anggaran responsif gender? Dalam menyusun anggaranyang responsif gender hal pokok yang harus diketahui yaitu Pemilihan Kebijakan Program Program yang dipilih dari dokumen perencanaan u n t u k d i s u s u n A R G n y a a d a l a h kebijakan program yang strategis dan memiliki dimensi luas dan daya ungkit tinggi baik dalam hal dampak dan pelibatan masyarakat serta mendukung pencapaian MDG's. Program tersebut bukanlah program yang baru, akan tetapi program yang sudah tercantum dalam RPJM/D, Renstra, Renja atau RKA yang sudah ada pagu anggaranya (sesuai Peraturan Menteri Keuangan nomor dan nomor 46

Analisis Gender Didalam menyusun perencanaan dan penganggaran yang responsif gender yang perlu juga dilakukan adalah menganalisis seluruh permasalahan atau kesenjangan kesenjangan yang berasal dari Kebijakan program dilakukan adalah menganalisis seluruh permasalahan atau kesenjangan serta dan kebijakan Menganilisis seluruh permasalahan dengan menggunakan beberapa metode yakni melalui metode analisis GAP Gender Analisys Pathway Harvard Moser dan Proba 47

Gender Budget Statemen GBS GBS adalah dokumen yang memperlihatkan suatu output keluaran kegiatan yang telah resfonsif gender tehadap isu gender yang ada dan atau suatu biaya telah dialokasikan untuk menangani permasalahan gender Untuk itu hasil analisis yang dilakukan pada langkah kemudian dituangkan dalam Gender Budget Steatmen GBS atau pernyataan anggaran gender 48

Term Of Reference TOR KAK TOR merupakan gambaran relevansi dari masing masing komponen input masukan sebagai tahap dalam p e n c a p a i a n o u t p u t d a n kontribusinya dalam mencapaian hasil atau dampak TOR juga merupakan penjelasan tentang latar belakang suatu kegiatan yang diusulkan dan didalamnya telah tercantum sasaran penerima manfaat penetapan waktu serta strategi pencapaian output TOR yang disusun harus konsisten dengan GBS dengan adanya TOR dapat dijadikan dasar pelaksanaan kegiatan dan sekaligus sebagai alat 49

8. Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam mendukung berhasilnya pelaksaanaan PUG. Partisipasi masyarakat merupakan salah satu prasyarat pelaksanaan pengarusutamaan gender untuk mendorong hal tersebut maka yang perlu diperhatikan dalam lingkungan domestik adalah sebagai berikut Laki laki dan perempuan saling mendukung dalam penyelesaian tugas domestik tugas tugas kerumah tanggaan bukan hanya tanggung jawab perempuan melainkan seluruh anggota keluarga Mengelola bersama pendapatan keluarga Berpartisipasi bersama dalam peran sosial di masyarakat B e r s a m a s a m a b e r d i a l o g d a l a m pengambilan keputusan Mempunyai akses yang sama Laki laki dan perempuan dalam mendapatkan 50

sedangkan dieksternal domestik diwujudkannya pada lingkungan kerja dimana laki laki dan perempuan mempunyai peran fungsi serta tanggung jawab yang sama dalam bekerja dan bermasyarakat Melakukan sosialisasi di dalam keluarga yang seimbang diarahkan untuk tetap mandiri sebagai manusia Melakukan dekonstruksi bias gender di bidang pendidikan dalam buku teks dan persamaan kesempatan pendidikan tanpa memandang stereotipe Melakukan dekonstruksi pada nilai nilai patriarkhi dalam konteks negara Melakukan reinterpretasi terhadap kitab suci Mendukung visi Kantor Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan yaitu terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender 51

Mendukung misi Kantor Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan yaitu Peningkatan kualitas hidup perempuan Penggalakan sosialisasi kesetaraan gender Penghapusan segala bentuk tindak kekerasan terhadap perempuan Penegakan hak asasi manusia HAM bagi perempuan Peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak; serta kemampuan dan peningkatan kemandirian lembaga dan organisasi perempuan dan peduli anak 52

Pada prinsipnya konsep gender memfokuskan perbedaan peran fungsi dan tanggung jawab antara laki laki dan perempuan yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan norma sosial dan nilai sosial budaya masyarakat yang bersangkutan Peran gender adalah peran sosial yang tidak ditentukan oleh perbedaan kelamin seperti halnya peran kodrati Oleh karena itu pembagian peranan antara pria dengan wanita dapat berbeda di antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lainnya sesuai dengan lingkungan Sementara itu peran gender terbagi kedalam tiga kelompok yaitu peran reproduktif peran domestik peran produktif peran publik dan peran sosial 53

Peran gender juga dapat berubah dari masa ke masa karena pengaruh kemajuan pendidikan teknologi ekonomi dan lain lain Hal itu berarti peran gender dapat ditukarkan antara pria dengan wanita Dengan memahami peran laki laki dan perempuan baik dilingkungan keluarga domestik maupun diluar keluarga publik berimplikasi kepada kesetaraan dan keadilan KKG sebab mindset patriarkhi berangsur sirnah siapa mengerjakan apa telah berjalan dengan baik 54

Kesetaraan dan Keadilan Gender merupakan tujuan akhir dari pengarusutamaan gender dimana PUG itu sendiri merupakan sebuah upaya untuk menghilangkan hambatan hambatan yang menyebabkan tidak tercapainya KKG yaitu marginalisasi subordinasi stereotype kekerasan dalam rumah tangga dan beban ganda Sesuai Inpres Nomor tahun PUG diartikan sebagai suatu strategi pembangunan yang dibangun untuk mengintegrasikan gender menjadi satu dimensi integral mulai dari perencanaan penyusunan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan 55

Sasaran dari PUG adalah Lembaga pemerintah non pemerintah seluruh stakeholder lainnya dan merupakan keharusan untuk melaksanakannya Melalui pelaksanaan PUG diharapkan seluruh komponen masyarakat laki laki dan perempuan mendapatkan manfaat yang sama dari pembangunan memperoleh akses partisipasi dan kontrol yang setara antara laki laki dan perempuan serta kelompok kelompok yang rentan termarginalisasi dalam pembangunan 56

D ISTILAH DALAM GENDER

Istilah dalam Gender Buta Gender gender blind Kondisi Keadaan seseorang yang belum atau tidak memahami tentang pengertian Konsep Gender dan Permasalahan Gender Netral Gender Kebijakan Program Kegiatan yang tidak memihak pada salah satu jenis kelamin Persfektif gender mawas gender Kemampuan seseorang memandang suatu keadaan berdasarkan wawasan gender Analisis Peran Gender ; pengkajian sistematik tentang PERAN RELASI Sosbud dan PORSESNYA yang berfokus pada Ketidak SETARAAN dalam kekuasaan Jabatan Tugas dan Tanggung Jawab 5. Gender Diffirence yaitu himpunan perbedaan dari atribut atribut sosial karekateristik perilaku penampilan cara berpakaian harapan peranan dll yg dirumuskan untuk perseorangan 58

6. Gender Gap menunjukkan adanya perbedaan dalam pendidikan ekonomi kesehatan dan hak berpolitik memberi suara dan bersikap antara Laki laki dan Perempuan 7. Peka sensitif gender sensitive Gender yaitu kemampuan seseorang dalam melihat dan menilai hasil pembangunan dan aspek kehidupan lainnya berdasarkan perspektif gender disesuaikan dengan kepentingan yang berbeda antara laki laki dan perempuan 8. Responsif Gender Seluruh kebijakan program kegiatan pembangunan telah memperhitungkan memformulasikan mengimplemetasikan dan mengembangkan kepentingan laki laki dan perempuan yang potensial 59

kesetaraan dan keadilan gender merupakan tujuan akhir dari pengarusutamaan gender (PUG) dimana PUG merupakan sebuah upaya untuk menghilangkan hambatan-hambatan yang menyebabkan tidak tercapainya KKG, yaitu marginalisasi, subordinasi, stereotype, kekerasan dalam rumah tangga dan beban ganda 60