Sistem IPTEK Nasional dalam Usaha untuk Meningkatkan Kemampuan Bangsa dalam Bidang Elektronika dan Telekomunikasi

dokumen-dokumen yang mirip
POTENSI, PERAN SERTA DAN KEBUTUHAN PENDIDlKAN TINGGI TEKNIK DALAM ALIH TEKNOLOGI

GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

PENGUATAN KELEMBAGAAN DAN DASAR HUKUM UNTUK REVITALISASI DEWAN RISET DAERAH * Oleh: Berna Sudjana Ermaya **

MENDORONG INOVASI DOMESTIK MELALUI KEBIJAKAN LINTAS LEMBAGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1995 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1995/1996

PRESENTASI SEKRETARIS MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI PADA RAPAT KOORDINASI PEMBANGUNAN PUSAT TAHUN Jakarta September 2002

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

BAB III VISI DAN MISI PEMBANGUNAN PROVINSI JAMBI TAHUN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1995 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1995/96

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

1 SUMBER :


BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2018 TENTANG RENCANA INDUK RISET NASIONAL TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

kelembagaan yang satu ke unsur kelembagaan yang lain. Dengan demikian, sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif.

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG KEINSINYURAN

PP 21/1994, PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INFORMASI SEPUTAR EVALUASIRUT

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1989 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1989/1990

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1990 TENTANG AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA

ASRI MAYASARI A

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

KATA PENGANTAR. 2) Kegiatan pengabdian pada masyarakat merupakan implementasi hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh civitas akademika.

DEWAN RISET NASIONAL

REGULATIONS AND POLICIES ON CLINICAL RESEARCH IN INDONESIA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN :

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jambi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

Tentang: ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1988/1989 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

PANDUAN ANUGERAH TOKOH TELADAN IPTEK (WIDYAMAHESWARA) Dalam Rangka Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional Ke-18 Tahun 2013

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III STANDAR NASIONAL PENELITIAN. Bagian Kesatu. Ruang Lingkup Standar Nasional Penelitian. Pasal 42

PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI SEBAGAI PENGGERAK PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM PJP II

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 94 TAHUN 1999 (94/1999) TENTANG DEWAN RISET NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

Kampus & Sekretariat Pendaftaran. Website :

NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1989 TENTANG BADAN PENGELOLA INDUSTRI STRATEGIS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH

Konferensi Pers Program Kerja sama Kemitraan Penelitian Pertanian dengan Perguruan Tinggi (KKP3T) Bogor, 7-8 Mei 2007

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB III VISI, MISI DAN NILAI

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun

Rencana Strategis (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI WASANTANNAS

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang mengakibatkan tingkat persaingan disektor industri semakin ketat,

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Landasan Pengembangan Kurikulum

Mengetahui persiapan bangsa Indonesia dalam menghadapi globalisasi RINA KURNIAWATI, SHI, MH

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

NOMOR 16 TAHUN 2002 LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

BAB I. PENDAHULUAN. organisasi perusahaan maupun suatu instansi pemerintahan. Ketersediaan

4/8/ Workshop Penelitian dan Sosialisasi Panduan Penyusunan Proposal Edisi X 2016, DRPM RISTEK DIKTI 1

Kerangka Kebijakan Pengembangan Dan Pendayagunaan Telematika Di Indonesia

Term of Reference. Pengkaji Sistem Perencanaan dan Penganggaran Terpadu Program Riset IPTEK. I. Gambaran umum

PENGANTAR. Ir. Suprapti

KEBIJAKAN MUTU PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DI PERGURUAN TINGGI

UU 8/1990, AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA. Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 8 TAHUN 1990 (8/1990) Tanggal : 13 OKTOBER 1990 (JAKARTA)

maksud dan tujuan serta pendekatan dan metode pengkajian yang digunakan dalam pembahasan. Bab dua berisi studi terhadap peran pelaku ekonomi dalam

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Teknologi. Industri. Pengguna. Pembinaan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1992 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1992/1993

PANDUAN ANUGERAH DUTA IPTEK (WIDYASILPAWIJANA) Dalam Rangka Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional Ke-18 Tahun 2013

PROGRAM STUDI S3 TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM SIKAP

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM KERJA (PROGKER) PERIODE PROGRAM DOKTOR TEKNIK SIPIL

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 1 Maret 1945 diumumkan pembentukan Badan

KEBIJAKAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI PADANG TAHUN

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT STKIP PGRI LUBUKLINGGAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UU 2/1991, ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1991/1992. Tentang: ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1991/1992

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Transkripsi:

Sistem IPTEK Nasional dalam Usaha untuk Meningkatkan Kemampuan Bangsa dalam Bidang Elektronika dan Telekomunikasi Oleh: Samaun Samadikun Makalah disampaikan dalam seminar : Penerapan Teknologi Digital dalam Pembangunan Telekomunikasi Era PJPT II Diselenggarakan oleh : ALTUB PAJ YBB BAVARINDO Gedung Indosat, 29 Juli 1993-1 -

Sistem IPTEK Nasional dalam Usaha untuk Meningkatkan Kemampuan Bangsa dalam Bidang Elektronika dan Telekomunikasi Assalamu'alaikura Warahmatullahi Wabarakatuh. Pertama-tama saya mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh Panitia Seminar pada saya untuk menyampaikan makalah berjudul "Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Iptek pada PJPT-II". Suatu judul yang sanqat relevan saat ini untuk dibahas diantara masyarakat ilmiah dan industri. Bahasan yang akan saya coba uraikan ini tentu akan berisi pernyataan-pernyataan normatif yang mengacu pada dokumen resmi, dalam hal ini adalah GBHN 1993. Disamping itu akan diupayakan pula memberikan interpretasi, tafsiran, atau jabaran-jabaran dari arahan yang ada. Saya mengharapkan dari diskusi yang berlangsung dalam seminar ini dapat kiranya dihasilkan saran atau masukan-masukan pada Pemerintah yang berkaitan dengan penyusunan REPELITA VI pada umunmya dan khususnya masalah yang menyangkut bidang Elektronika. Peningkatan kemampuan memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai IPTEK dalam pembangunan untuk mencapai tujuan Nasional telah diprogramkan dan dilaksanakan dalam masa-masa PJPT-I yang lalu. Menginsyafi peran dan manfaatnya, program dan kegiatan IPTEK akan lebih diperluas dan dipertajam dalam kurun PJPT-II mendatang. Hal ini tercermin dengan dimasukannya Bidang IPTEK dalam salah satu dari tujuh Sasaran Bidang Pembangunan Jangka Panjang Kedua yang tercantum dalam GBHN 1993. Kebijakan yang sedemikian belum pernah tercakup dalam GBHN sebelumnya. Dalam periode Pembangunan Jangka Panjang Kedua masyarakat Indonesia akan menghadapi banyak perubahan yang mengandung peluang dan kendala sebagai akibat dari kemajuan yang telah dicapai dalam pembangunan jangka panjang pertama, kemajuan pesat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengaruh globalisasi yang melanda dunia yang mengakibatkan kegiatan pembangunan nasional makin terkait dengan perkembangan internasional. Sasaran umum PJPT-II adalah terciptanya kualitas manusia dan kualitas masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri dalam suasana tenteram dan sejahtera lahir batin dalam tata kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang berdasarkan Pancasila, dalam suasana kehidupan bangsa Indonesia yang serba berkeseimbangan dan selaras dalam hubungan antara sesama manusia, manusia dengan masyarakat, manusia dengan alam dan lingkungannya, manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Dengan titik berat pembangunan diletakkan pada bidang ekonomi, yang merupakan penggerak utama pembangunan, seiring dengan kualitas sumber daya manusia, maka diharapkan dapat tercapainya tujuan PJPT-II yaitu mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir batin sebagai landasan bagi tahap pembangunan berikutnya menuju masyarakat adil dan makmur dalam negara kesatuan Republik Indonesia berdasarkan - 2 -

Pancasila dan UUD 1945. Kemudian apabila kita beralih kembali kebidang IPTEK maka dalam kaitan ini dapat disimak pernyataan dalam GBHN 1993 yang menyebutkan bahwa upaya pencapaian Sasaran Umum PJPT-II diselenggarakan melalui tujuh bidang pembangunan yaitu : 1. Ekonomi 2. Kesejahteraan Rakyat dan Dikbud 3. Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan YME 4. IPTEK 5. Hukum 6. Politik, Aparatur Negara, Penerangan, Komunikasi dan Media Massa 7. Hankam. Adapun untuk Bidang IPTEK, sasaran yang direncanakan adalah tercapainya kemampuan nasional dalam pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan IPTEK yang dibutuhkan bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan peradaban, serta ketangguhan dan daya saing bangsa yang diperlukan untuk memacu pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Pembangunan ini menuju masyarakat yang berkualitas, maju, mandiri serta sejahtera, yang dilandasi nilai-nilai spiritual, moral dan etik didasarkan nilai luhur budaya bangsa serta nilai keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Peningkatan kemampuan memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai IPTEK dilaksanakan dengan mengutamakan peningkatan alih teknplogi. Alih teknologi tersebut diupayakan melalui perubahan dan pembaharuan Teknologi yang didukung oleh pengembangan kemampuan sumber daya manusia, sarana dan prasarana litbang yang memadai serta organisasi dan kelembagaan yang mantap. Dengan demikian dapat diperoleh kemampuan dalam mendukung upaya penguatan, pendalaman dan perluasan industri dalam rangka menunjang proses industrialisasi menuju terwujudnya masyarakat yang maju, mandiri dan sejahtera. Secara Umum Kebijaksanaan Pembangunan Bidang IPTEK untuk REPELITA VI pada khususnya dan PJPT-II pada garis besarnya menyebutkan bahwa Pembangunan iliau pengetahuan dan teknologi yang dilaksanakan baik oleh pemerintah maupun masyarakat, termasuk kalangan akademisi dan pengusaha, diarahkan untuk mempercepat terwujudnya ketangguhan dan keunggulan bangsa. Pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi harus ditunjang oleh kemampuan pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan teknik produksi, teknologi, ilmu pengetahuan terapan dan ilmu pengetahuan dasar secara seimbang dalam hubungan yang dinamis dan efektif antara pembinaan sumtaer daya manusia, pengembangan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi, pelaksanaan penelitian dan pengembangan, serta rekayasa dan produksi barang dan jasa. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi terus ditingkatkan dan diarahkan untuk menaikkan tingkat kesejahteraan dan kualitas hidup bangsa yang harus selaras dengan nilai-nilai agama, nilai luhur budaya bangsa, kondisi sosial budaya, dan lingkungan hidup. Pembangunan kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu ditingkatkan untuk mencapai produktivitas, efisiensi, dan efektivitas penelitian dan pengembangan yang lebih tinggi dalam rangka pemanfaatan dan penguasaan teknologi yang memberikan nilai tambah serta memberikan pemecahan masalah konkrit dalam pembangunan. Gambar - I dapat diacu sebagai ringkasan secara Skematis Uraian diatas yang menurut - 3 -

GBHN 1993 merupakari Sasaran Bidang IPTEK REPELITA VI. GAMBAR I SASARAN BIDANG IPTEK Bidang IPTEK secara lebih rinci kemudian dikelompokkan menjadi lima sub-bidang yaitu : 1. Teknik Produksi 2. Teknologi 3. Ilmu Pengetahuan Terapan 4. Ilmu Pengetahuan Dasar 5. Kelembagaan. - 4 -

Adapun cakupan kelima sub-bidang tersebut secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Sub-bidang Teknik Produksi a. Penguasaan proses produksi untuk memacu industrialisasi. b. Rencana produksi manufaktur progresif untuk jamin berhasilnya transformasi teknologi. c. Penerapan standar mutu, peningkatan prestasi kerja dan budaya IPTEK. d. Menghasilkan barang dan jasa yang unggul dan berdaya saing kuat. 2. Sub-bidang Teknologi a. Penguasaan teknologi dan rekayasa sebagai pemacu inovasi. b. Integrasi/penciptaan teknologi untuk produk baru. c. Keunggulan kompetitif barang dan jasa. d. Kerjasama multi disiplin. 3. Sub-bidang Ilmu Pengetahuan Terapan a. Meningkatan penelitian & pengembangan. b. Pengembangan disiplin ilmu berpeluang unggul. c. Meningkatkan mutu dan jumlah tenaga peneliti. d. Meningkatan dan mendayagunakan sarana dan prasarana litbang. 4. Sub-bidang Ilrau Pengetahuan Dasar a. Mutu dan kemampuan SDM ditingkatkan. b. Dikembangakan landasan IPA, Sosial dan Humaniora. c. Sarana, prasarana dan penelitian ditingkatkan. 5. Sub-bidang Kelembagaan a. Penataan pengelolaan, koordinasi, keterkaitan, etika profesi, penciptaan iklim penelitian. b. Peningkatan peran masyarakat menunjang IPTEK. c. Kerjasama antar lembaga, antar peneliti. d. Peningkatan kelembagaan untuk kepentingan pembangunan. e. Kemudahan memperoleh hasil kegiatan IPTEK. Untuk dapat memberi pengertian dan batasan yang jelas, khususnya dalam penyusunan sektor pembeayaan IPTEK maka disediakan 8 (delapan) program kegiatan iptek, sebagai berikut : 1. Program Pengkajian, Penerapan dan Pengembangan Teknik Produksi. 2. Program Pengkajian, Penerapan dan Pengembangan Teknologi. 3. Program Penerapan dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Terapan. 4. Program Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dasar. 5. Program Pembinaan Kelembagaan IPTEK. 6. Program Pengembangan Prasarana dan Sarana IPTEK. 7. Program Pengembangan Sistem Informasi. 8. Program Penyempurnaan dan Pengembangan Statistik. Setelah mengetahui arahan GBHN mengenai PJPT-II dan REPELITA VI di bidang IPTEK, maka tahap selanjutnya, yang merupakan tahap terpenting adalah operasionalisasi kebijakan tersebut dalam suatu rencana kegiatan yang mantap dan terinci. - 5 -

Jadi sebagai pegangan untuk Departemen, LPND, Universitas dan Industri dalam mengajukan proyek-proyek dalam bidang IPTEK, adalah : a. GBHN 1993 b. REPELITA VI yang dikeluarkan BAPPENAS c. Program Utama Nasional (PUNAS) Ristek, Repelita VI. Untuk mendapatkan suatu program nasional yang efisien dan efektif dalam pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan IPTEK yang diperlukan untuk pembangunan nasional jangka pendek, menengah dan panjang, telah disusun oleh DRN sesuai dengan Keppres No. I tahun 1984 suatu Program Utama Nasional (PUNAS) RISTEK REPELITA VI yang memuat program-program utama dalam kelompok kebutuhan dasar manusia, sumber daya alam dan energi, industri dan rekayasa, hankam dan sosial budaya. Pelaksanaan PUNAS RISTEK hanya dapat tercapai kalau semua usulan kegiatan dalam sektor pembeayaan IPTEK dinilai dan diseleksi oleh pakar-pakar dengan menggunakan kriteria yang ditentukan oleh DRN. DRN dalam proses ini sesuai dengan Keppres No. I tahun 1984 melakukan pengamatan dan evaluasi terhadap perencanaan dan pelaksanaan program selain itu juga memberikan pengarahan dan pengeridalian kegiatan Riset dan Teknologi. Oleh karena itu dokumen PUNAS RISTEK REPELITA VI perlu diperhatikan dan digunakan dalam mengusulkan kegiatan dalam sektor pembeayaan IPTEK karena seleksi nanti akan dilakukan berdasarkan dokumen PUNAS RISTEK REPELITA VI. Mengingat pentingnya pengertian yang jelas tentang istilah yang digunakan dalam sektor pembeayaan IPTEK, maka dirasa perlu menekankan penjelasan istilah berikut : Teknik Produksi : Proses produksi yang lebih efisien dan efektif dalam meng-hasilkan barang dan jasa. Teknologi : Pemanfaatan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa baik yang sudah ada maupun yang baru. Ilmu Pengetahuan Terapan : Penerapan ilmu-ilmu dasar yang merupakan unsur dalam suatu sistem yang berfungsi sebagai cara baru bagi pelaksanaan Teknologi. Ilmu Pengetahuan Dasar : Pemikiran baru dan terobosan yang berorientasi pada Ilmu Pengetahuan Terapan dan Teknologi. Salah satu kegiatan IPTEK adalah litbang atau Riset. Pemerintah telah memulai suatu program yang dilaksanakan dalam upaya mengoptimalkan dana dan daya yang ada dalam memacu kegiatan Riset agar secara maksimal dapat mendukung sasaran-sasaran yang telah dicanangkan. Program dimaksud adalah Riset Unggulan Terpadu (RUT). Program RUT dimaksud untuk mengintegrasikan berbagai kegiatan penelitian dalam penelitian unggulan yang mengacu pada PUNAS RISTEK. Program RUT dipersiapkan sejak - 6 -

tahun anggaran 1992/1993 dengan melibatkan potensi Riset di Indonesia dibawah kerjasama Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Dewan Riset Nasional dan BAPPENAS. Program RUT dilaksanakan untuk mengembangkan suatu sistem Riset Nasional, karena dalam kegiatan penelitian dan pengembangan masih dirasakan adanya berbagai masalah, antara lain : (a) terdapat duplikasi, tumpang tindih dan pengulangan yang tidak perlu (b) belum adanya mekanisme penilaian proposal -secara obyektif dan terbuka (c) Sumberdaya Manusia (SDM) dan sarana penelitian yang tersebar belum dimanfaatkan secara optimal dan efisien (d) keterbatasan jumlah peneliti yang bermutu dan berpengalaman (e) belum terciptanya keterkaitan yang erat antar sektor Program RUT dengan demikian akan mendayagunakan SDM, dana, sarana dan prasarana yang tersedia, untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam pembangunan nasional sesuai prioritas dalam PUNAS RISTEK, sekaligus dengan mendorong kerjasama baik antar disiplin maupun antar lembaga penelitian yang dapat meningkatkan mutu ilmiah penelitian dan mempunyai arti bagi kemajuan IPTEK. Program RUT merupakan kegiatan penelitian multi year (2 sampai 4 tahun), multidisiplin dan/atau melibatkan lebih dari satu lembaga penelitian untuk memecahkan berbagai masalah pembangunan sesuai dengan PUNAS RISTEK. Hasil penelitian dapat taerupa bahan, proses, program perangkat lunak, perangkat dan metoda analisa, yang mempunyai prospek komersial atau dapat dipatenkan, atau produk yang tidak termasuk katagori diatas tetapi merupakan produk yang bersifat strategis, ataupun berupa kebijaksanaan yang dapat diaplikasikan untuk memecahkan masalah nasional. Dari segi informasi IPTEK, luaran dapat berupa publikasi ilmiah yang dimuat dalam terbitan ilmiah bermutu tinggi di tingkat nasional, regional dan internasional. Pelaksanaan RUT pada dasarnya merupakan kegiatan penelitian, pengembangan dan rekayasa, dalam upaya pencapaian tujuan sebagai berikut : (1) Penataan suatu sistem riset nasional. (2) Peningkatan efisiensi penggunaan sumberdaya'riset. (3) Peningkatan mutu karena persaingan. (4) Penyediaan dana riset yang wajar sampai mencapai luaran yang dituju melalui penilaian team pakar dan persaingan. (5) Pengembangan kerjasama antar lembaga riset dan pemakai hasil riset. (6) Pengembangan kerjasama antar disiplin ilmu. Berdasarkan tujuan, maka program RUT diarahkan untuk : a. Menggalakkan riset yang lebih terarah dengan pembidangan yang merujuk pada PUNAS RISTEK dan dapat diselenggarakan dalam jangka waktu 2 sampai 4 tahun. b. Meningkatkan keandalan ilmuwan dan lembaga riset dalam keahliannya maupun dalam melakukan koordinasi antar berbagai disiplin dan lembaga penelitian serta mengaitkannya dengan pemakai hasil riset untuk meningkatkan dukungan IPTEK kepada pembangunan. c. Memberikan sumbangan untuk meraih kemandirian dan keunggulan bangsa dalam IPTEK. - 7 -