BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita sehari-hari, walaupun kini berbagai krisis melanda bangsa kita.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Aquatic Arena di Yogyakarta

meningkat dari tahun 2013 dengan jumlah atlet 250, tahun 2014 dengan jumlah atlet 297, dan pada tahun 2015 dengan jumlah atlet renang 311.

Studi tentang pembinaan prestasi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) kabupaten Wonogiri periode kepengurusan tahun

A. Latar Belakang Masalah

BAB II PROFIL INSTANSI

Kolam Renang Indoor Universitas Diponegoro - Tugas Akhir 135 LP3A BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pusat Pendidikan Latihan dan Olahraga Pelajar (PPLP) Provinsi Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi

REDESAIN KOMPLEKS GELANGGANG OLAH RAGA SATRIA DI PURWOKERTO Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech

BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Renang merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan gerakan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. antusias masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. manusia untuk melakukan aktifitas fisik. Mengembangkan fungsional,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

GEDUNG OLAHRAGA AIR DI DENPASAR BAB 1 PENDAHULUAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 6 DESAIN PERANCANGAN

T U G A S A K H I R 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat sekarang ini olahraga sangat digemari banyak orang diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Renang merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan gerakan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengolah jasmani. Selaras dengan hal itu Santosa Giriwijoyo (2007) yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

TUGAS AKHIR 135 STADION AKUATIK DI SEMARANG

Ichsan Ahmadi

BAB I PENDAHULUAN. Gelanggang olahraga merupakan suatu bangunan yang dapat menampung kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG KEADAAN KOTA YOGYAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perencanaan Club Renang Lumba-Lumba Binjai. dapat disimpulkan bahwa perencanaan meliputi, program latihan dan sarana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mental, manusia juga dapat saling berinteraksi dengan sesamanya dan dengan

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Arjuna Joi Bowl & Pool Arjuna Joi Bowl & Pool

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, ilmu pengetahuan dan

ANALISIS PEMBINAAN ATLET RENANG PADA PENGURUS PROPINSI DAN PENGURUS CABANG PERSATUAN RENANG SELURUH INDONESIA (PRSI) SE-ACEH TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN JASMANI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia.

I. PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kelayakan Proyek Ketersediaan Fasilitas Olahraga Di Atambua

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

Surat Undangan INVITASI RENANG ANTAR PERGURUAN TINGGI SELURUH INDONESIA KE-VIII UNIT RENANG DAN POLO AIR. Kompleks Unit Olah Raga Ruang 20 SABUGA

KATA PENGANTAR. ii Denpasar Aquatic Centre

Medan Tennis Center- Structure as Architecture BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dari hasil-hasil pertandingan dan perlombaan olahraga pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan Olahraga Terhadap Kesehatan

BAB I. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

LAPORAN PELAKSANAAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN I.1

DESKRIPSI PROYEK. Data umum dari proyek perancangan ini adalah sebagai berikut : Kel. Mengger Kec. Bandung Kidul

BAB IV KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

10 PERATURAN DAN KETENTUAN PERLOMBAAN CABOR RENANG

BAB I PENDAHULUAN. olahraga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan efek samping yang bersifat kontra produktif terhadap upaya

GELANGGANG REMAJA DI JAKARTA

BAB II DESKRIPSI PROYEK

I. PENDAHULUAN. banjir (Kasiyo, 1980:11). Lebih lanjut dijelaskan bahwa renang dilakukan sejak adanya

A. LANDASAN KEGIATAN 1.187/ J.35.16/ KP/

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perbedaan umur, semua orang dapat melakukannya. Serta berenang adalah olahraga yang sangat

PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN BULUTANGKIS DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

IV.B.8. Urusan Wajib Pemuda dan Olahraga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Sepak Bola: Stadion: a. b.

REDESAIN STADION SEPAKBOLA KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan oleh George Hancock di kota Chicago pada tahun Softball di

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragan Nasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk melakukan aktifitas fisik, mengembangkan fungsional, yang berupa olahraga salah satunya adalah olahraga renang.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kabupaten Maros, maka dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani masyarakat, serta ditujukan kepada pembentukan watak dan kepribadiaan,

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik, terutama untuk dapat mempermudah segala aktifitas yang

8. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

OLEH: DIDIK SUSANTO NPM:

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

SPORTS CENTER DI KOTA TANGERANG

PEKALONGAN BASKETBALL ARENA

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan seseorang. Pembinaan dan pengembangan olahraga adalah satu bagian

BAB I LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN OBYEK RANCANGAN. Sekolah : sebuah tempat dimana terjadinya proses belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. ditunjang oleh atlet yang berbakat dalam cabang olahraga tertentu maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Solo International Futsal Academy Solo International Futsal Academy

BAB I PENDAHULUAN. menjadi Negara terdepan dibidang olahraga tersebut, banyak kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan menerangkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang. dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan

KOMPLEK STADION SEPAKBOLA DI JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini perlu mendapatkan perhatian yang besar, baik untuk

MEMBENAHI SISTEM PEMBINAAN OLAHRAGA KITA Oleh: Agus Mahendra

BAB I PENDAHULUAN. bahwa renang sebenarnya olahraga yang cukup menarik dan unik.

PEMBINAAN TAEKWONDO DI KABUPATEN SLEMAN PERIODE

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat pertumbuhan sosial, ekonomi, dan budaya yang cukup tinggi, hal ini bisa dilihat buktinya dalam kehidupan kita sehari-hari, walaupun kini berbagai krisis melanda bangsa kita. Indonesia merupakan negara terbesar ke lima di dunia, dengan jumlah penduduknya 218.086.288 juta jiwa pada tahun 2005, apabila dilihat dari komposisi penduduknya, Indonesia tergolong karakteristik penduduk ekspansif, yaitu struktur penduduk usia muda, dimana 75 juta jiwa penduduknya berusia 14-24 tahun 1. Sebagai negara yang berpenduduk besar, maka miliki modal untuk penyaringan atlet olahraga secara luas. Penyaringan atlet sejak dini sangatlah perlu, karena usia dini sangat penting untuk menanamkan kemampuan di dalam diri seseorang. Usia dini merupakan usia dimana seseorang dalam masa pembelajaran serta mudah menangkap sesuatu yang diajarkan dengan mudah. Bila dalam usia dini pembinaan tidak dilakukan maka akan sulit untuk mengembangkan kemampuan seseorang. 2 Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam usaha meningkatkan prestasi di bidang olahraga. Usaha yang konsistan dan terencana dengan baik, disiplin serta 1 Badan Pusat Statistic Indonesia. 2005. 2 Singgih D. Gunarsa. Psikologi Olahraga : Teori dan Praktik. Jakarta : PT. BPK. Gunung Mulia. Jakarta. 1996. hlm 85.

ketekunan yang luar biasa maka dalam kurun tertentu dapat tercapai hasilnya. Dari segi oprasional juga harus mendapat dukungan, karena dengan tersedianya sarana dan prasarana bagi atlet maka kegiatan pembinaan bagi para atlet dapat berjalan lancar, dukungan yang bersifat sarana prasarana tersebut akan saling terkait satu dengan yang lain, unsur-unsur sarana prasarana tersebut separti adanya fasilitas : Coach / pelatih olahraga yang baik serta profesional. Medical centre / sarana kesehatan yang baik. Sarana olahraga yang baik serta terpelihara. Sistem pembinaan yang professional. Di dalam pembinaan atlet, para atlet dapat memaksimalkan kemampuan serta potensi yang dimiliki oleh atlet, para atlet dapat memanfaatkan alat serta prasarana berlatih sesuai standar-standar yang berlaku tanpa adanya keluhan tentang alat yang kurang baik ataupun tempat yang buruk. Atlet dapat memaksimalkan kemampuannya dalam berlatih maupun kompetisi bila didukung dengan adanya fasilitas-fasilitas : A. Gedung tempat berlatih yang layak dilihat dari sisi kebutuhan gedung yang memenuhi kriteria untuk sebuah gelanggang olahraga. B. Lapangan yang memenuhi syarat dengan ukuran yang telah ditetapkan untuk standar kompetisi yang sesuai syarat yang ditetapkan badan olahraga internasional. C. Lingkungan latihan yang rekreatif sehingga tidak membosankan bagi para atlet yang berlatih. 2

Dalam menyalurkan bakat serta minat masyarakat dibidang olahraga, banyak sekali jalur yang telah tersedia, di jalur yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta, jalur yang disediakan oleh pemerintah merupakan jalur melalui penyaringan atlet-atlet dari daerah, setelah itu mereka dilatih dibawah bimbingan KONI 3 ( Komite Olahraga Nasional Indonesia ). Di jalur swata banyak terdapat pusat-pusat palatihan yang biasanya diberi dana oleh suatu instansi tertentu. Dengan adanya jalur-jalur yang mempermudah masyarakat untuk berprestasi di bidang olahraga, maka akan makin banyak bibit-bibit muda berbakat yang dapat mengukir nama bangsa di bidang olahraga. Yogyakarta merupakan kota istimewa yang banyak melahirkan atlet-etlet muda berbakat. Manurut Badan Pusat Statistika (BPS) DIY, pada saat ini Yogyakarta memiliki jumlah penduduk 3.281.800 jiwa, sedangkan lebih dari 25% atau 916.931 jiwa usia 10-24 merupakan usia produktif guna pencarian bibit-bibit unggal dibidang olahraga. Data di atas sudah termasuk data penduduk luar Yogyakarta yang menetap di Yogyakarta. 4 Yogyakarta merupakan kota yang sangat berpotensi untuk terdapatnya pusat pambinaan atlet, terlebih untuk pembinaan olahraga renang. Karena menurut bapak Heru Wiyono selaku pengurus sekretariat PRSI 5 ( Persatuan Renang Seluruh Indonesia ) wilayah DIY, terdapat 9 klub renang yang terdaftar di PRSI dan ada lebih dari 3 klub yang belum terdaftar. Dan dalam tiap-tiap klub tersebut memiliki anggota 3 KONI : Sebuah komite yang menaungi seluruh kegiatan olahraga di seluruh Indonesia. 4 Badan Pusat Statistika (BPS) DIY. 2007. 5 PRSI : Sebuah organisasi yang mengelola serta memantau perkaembangan olahraga renang di Indonesia. PRSI berada di bawah naungan KONI. 3

50-100 anggota.. Di Yogyakarta ada banyak kegiatan kejuaraan yang rutin diselenggarakan, baik kelompok umur maupun perseorangan yang bertaraf nasional, berikut beberapa data kegiatan kejuaraan renang yang berhasil saya kumpulkan selama ini. Tabel 1.1. Tabel Event Perlombaan Renang yang diadakan di Yogyakarta. Nama event Peserta Cabang perlombaan Dolphin CUP (Jateng- DIY) 2006. 100 orang 50m, 100m, 200m (Gaya bebas, gaya kupu, gaya punggung, gaya dada), 4x50m gaya ganti estafet dan perorangan. Krapsi (nasional) 2006. 80 orang 50m, 100m, 200m, 400m (Gaya bebas, gaya kupu, gaya punggung, gaya dada), 4x50m gaya ganti estafet dan perorangan PORSENI (DIY) 2006. 76 0rang 50m, 100m, 200m (Gaya bebas, gaya kupu, gaya punggung, gaya dada), 4x50m gaya ganti estafet dan perorangan. PORDA (DIY) 2006. 53 orang 50m, 100m, 200m, 400m (Gaya bebas, gaya kupu, gaya punggung, gaya dada), 4x50m gaya ganti estafet dan perorangan Krapsi prapon (DIY) 2006 50 orang 50m, 100m, 200m, 400m (Gaya bebas, gaya kupu, gaya punggung, gaya dada), 4x50m gaya ganti estafet dan perorangan Piranha CUP (Jateng- DIY) 2006. 230 orang 50m, 100m, 200m, 400m (Gaya bebas, gaya kupu, gaya punggung, gaya dada), 4x50m gaya ganti estafet dan perorangan Kejurnas Kel. Umur (nasional) 2006. 250 orang 50m, 100m, 200m, (Gaya bebas, gaya kupu, gaya punggung, gaya dada), 4x50m gaya ganti estafet dan perorangan Sumber : Sekretariat Persatuan Renang Seluruh Indonesia wilayah Yogyakarta. 2007. 1.1.1. Fasilitas Olahraga Renang di Yogyakarta Di Yogyakarta ada terdapat tigapuluh kolam dan tersebar di kota maupun di kabupaten, dari beberapa kolam yang terdapat di Yogyakarta hanya 1 yang layak 4

memenuhi syarat sebagai kolam untuk kejuaraan atau kompetisi dengan standar internasional ( FINA ). Berikut tabel data gelanggang renang yang ada di Yogyakarta. Dari banyaknya gelanggang renang di terdapat sedikit kolam renang indoor, yaitu gelanggang renang indoor Depok Sport Centre, serta gelanggang renang Tirta Sari. Akan tetapi gelanggang renang indoor tersebut belom memiliki standar internasional. Oleh karena itu tidak bisa menyelenggaragan kejuaraan yang tingkatannya internasional di gelanggang diatas. Maka dari itu sangat perlu untuk dibangunnya gelanggang renang indoor di Yogyakarta dengan standar internasional. Beberapa faktor yang mendorong untuk diadakannya gelanggang renang indoor di Yogyakarta yaitu : A. Integirtas masyarakat Yogyakarta yang mempunyai hobi serta kemauan dan bakat akan olahraga renang yang cukup tinggi. B. Dibutuhkannya sarana olahraga yang dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang lama. C. kehadiran gelanggang olahraga renang yang bertaraf internasional akan memacu atlet renang Yogyakatta untuk berprestasi dijenjang yang lebih tinggi. D. Kondisi cuaca yang panas serta curah hujan yang tinggi maka memungkinkan untuk diadakannya gelanggang renang indoor. E. Kondisi bangunan gelanggang renang yang ada saat ini belum menguntungkan bagi perkembangan para atlet, karena belum ada pemisahan kegiatan antara atlet dan non atlet. 5

Minat olahraga renang di Yogyakarta sangat tinggi ini terbukti dari jumlah pengunjung gelanggang renang yang ada ( lihat tabel 1.2.). Serta adanya klub klub yang membina atlet muda Yogyakarta. Tabel 1.1. Pengunjung Gelanggang Renang di Yogyakarta Nama Gelanggang Jumlah pengunjung pada Jumlah pengunjung pada Renang hari biasa hari libur IKIP 300-350 orang/hari 600-700 orang/hari Salsabila 150-200 orang/hari 300-350 orang/hari Depok Sport Centre (indoor) 150-200 orang/hari 300-350 orang/hari Tirtasari (indoor) 100-150 orang/hari 200-300 orang/hari Sumber : pengelola dari tiap-tiap gelanggang renang. 1.1.2. Peran Struktur Dalam Gelanggang Renang Bangunan gelanggang renang memiliki dimensi tersendiri seperti adanya bentangan yang lebar, sehingga membutuhkan elemen struktur untuk mengatasi masalah tersebut. Selain itu eleman struktur merupakan elemen penyambung yang penting bagi estetika. 1.2. Rumusan Masalah Bagaimana merancang gelanggang renang indoor yang mempunyai standar internasional di Yogyakarta yang dapat mewadahi para atlet nasional dan sarana rekreasi, dengan menerapkan struktur bentang panjang sebagai struktur utama bangunan. 6

1.3. Tujuan dan Sasaran 1.3.1. Tujuan Merancang gelanggang renang indoor yang mempunyai standar internasional di Yogyakarta yang dapat mewadahi para atlet renang nasional dan sarana rekreasi, dengan menerapkan struktur bentang panjang sebagai struktur utama bangunan. 1.3.2. Sasaran Melakukan studi tentang gelanggang renang indoor, Melakukan studi tentang struktur bentang panjang dengan mengacu pada bangunan indoor, Melakukan studi tentang Yogyakarta, Melakukan studi tentang kolam standar internasional, Melakukan studi tentang atlet renang di Yogyakarta. 1.4. Lingkup. Gelanggang renang indoor dibatasi dengan kolam standar internasional, struktur bentang panjang dibatasi pada penggunaan material baja, beton, serta sistem kabel, Yogyakarta dibatasi pada hal yang berhubungan dengan pemilihan site untuk bangunan tersebut, Kolam standar internasional dibatasi pada besaran kolam yang tersedia, 7

Atlet renang dibatasi pada atlet nasional yang ada di Yogyakarta, serta atlet luar Yogyakarta. 1.5. Metode A. Mencari data Wawancara: Ditujukan pada para atlet renang, pelatih, pengurus PRSI, pengelola gelanggang renang di Yogyakarta. Studi pustaka/literatur: mempelajari buku-buku tentang renang, gelanggang renang indoor, struktur bentang panjang. Studi banding: melihat langsung bangunan sejenis yang ada di kota Yogyakarta. B. Menganalisis data Kuantitatif: temuan-temuan dikomunikasikan dengan angka-angka (numerik) misalnya : tabel statistik gelanggang renang, tabel jumlah atlet renang di Yogyakarta, dan sebagainya. C. Metode perancangan Perancangan gelanggang renang indoor dengan standar internasional. Gelanggang renang indoor ini terletak di kota, dengan waktu tempuh 10-15menit dari pusat kota. Dalam gelanggang renang indoor ini terdapat beberapa kolam renang, satu kolam ukuran 50mx25m, 25mx17m, kolam latih 15.66mx10.5m, serta kolam loncat indah dengan papan loncat berjumlah 9buah (5 papan loncat lentur dan 4 papan loncat kaku). Gelanggang renang 8

indoor yang akan dirancang ini didukung dengan fasilitas-fasilitas penunjang, seperti kantin, kamar bilas dengan loker penitipan, tribun penonton. Gelanggang renang indoor ini menggunakan sistem bentang panjang, dengan struktur utama berbahan beton, dan baja, serta pelingkup bangunan/atap dengan menggunakan sistem truss dan didukung dengan sistem kabel. Selain itu dari segi interior bangunan menggunakan metrial yang tahan air, karena bangunan ini berkaitan erat dengan air. Dan tidak lupa permukaan lantai dianjurkan berbahan kasar/bertekstur, supaya tidak licin. 1.6. Sistematika Penulisan Pada bab satu berisi bahasan yang mengungkapkan latar belakang gelanggang renang indoor, rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup, metode, dan sistematika penulisan. Pada bab dua berisi bahasan bahasan yang mengungkapkan tentang tinjaunan mengenai gelanggang renang, olahraga renang, program pelatihan dan pembinaan atlet renang di Yogyakarta secara umum. Di bab tiga mengungkapkan teori gelanggang renang, serta macam-macam persyaratan gelanggang renang secara umum, dan mengungkapkan teori yang mengungkapkan tentang struktur secara umum. Pada bab empat membahas tentang site yang cocok bagi gelanggang renang indoor, di bab ini juga sudah menentukan dimana gelanggang renang indoor tersebut ditempatkan. Dalam bab enpat ini juga mengungkan analisa bangunan gelanggang renang serta struktur yang dipakai. Di bab lima menguraikan tentang desain yang akan dikerjakan. 9