BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, dimana pertanian memegang

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Kebermaknaan seseorang boleh dikatakan hanya ada manakala ia berada

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya usaha budidaya benih ikan di Kecamatan Bojongpicung tidak

BAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan pedesaan merupakan dua sisi mata uang yang saling

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor tersebut memegang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kajian mengenai perkembangan industri moci di Cikole dan dampaknya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. sektor lainnya. Tidak hanya mementingkan salah satu sektor saja. Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam. meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN. Kajian tentang Perkembangan Perusahaan Dodol Pusaka Terhadap. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suci Kaler Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini membahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan dihampir semua bidang membuat masyarakatnya nyaman. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Brebes yang merupakan wilayah paling barat dari Propinsi Jawa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menguraikan mengenai metodologi penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelaku

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sebagai salah satu negara berkembang yang sedang

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah utama penduduk pedesaan, hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tedy Bachtiar, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor industri merupakan unsur pokok dalam melaksanakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi historis (historical studies) meneliti peristiwa peristiwa-peristiwa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti untuk mengkaji permasalahan dengan skripsi yang

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana

BAB III METODE PENELITIAN

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi budaya dalam kehidupan sosial masyarakat suatu bangsa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk tidak hanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai langkah, prosedur atau

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan bagian dari sektor industri di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab III Metodologi Penelitian merupakan bagian penguraian metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan membahas secara rinci mengenai metode dan teknik

BAB I PENDAHULUAN. Sutisna, 2015 TENGKULAK DAN PETANI Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Jatiwangi merupakan wilayah yang memproduksi genteng, baik genteng

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

III. METODE PENELITIAN. masalah penelitian. Menurut Hadari Nawawi metode pada dasarnya berarti cara

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat Banten terdapat dua tipe kepemimpinan tradisional yang samasama

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan

BAB 1 PENDAHULUAN. Polisi pamong praja sebenarnya sudah ada ketika VOC menduduki Batavia

BAB III METODE PENELITIAN

I. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode dan teknik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki tahun 1983, bangsa Indonesia dikejutkan dengan banyaknya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini merupakan uraian mengenai metode dan teknik penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. interpretasi, dan historiografi. Heuristik atau dalam bahasa Jerman

BAB I PENDAHULUAN. menunjang dan mempengaruhi setiap individu di dalam masyarakat tersebut 1. Perubahan

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian metode menurut Helius Sjamsuddin dalam bukunya yang

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan

III. METODE PENELITIAN. Winarno Surachmad bahwa: Metode adalah cara utama yang dipergunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pemikiran Gus Dur Tentang Pluralisme Agama Di

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. penulis gunakan dalam mengkaji permasalahan penelitian skripsi yang berjudul

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya industri-industri besar maupun kecil di Indonesia. Pembangunan sektor-sektor industri ini muncul sebagai akibat dari adanya tuntutan kebutuhan hidup manusia yang semakin meningkat seiring dengan perubahan zaman dan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Kemajuan dalam segala bidang yang mengakibatkan tumbuhnya industri terutama di kota-kota besar telah menyebabkan adanya perubahan yang signifikan dalam pola kehidupan masyarakat di wilayah tersebut. Pertumbuhan industri yang terjadi di Indonesia tidak hanya dirasakan di kota-kota besar saja, dalam waktu yang relatif singkat perkembangan industriindustri tersebut juga telah merambah ke wilayah-wilayah pinggiran kota, bahkan daerah terpencil di ibukota-ibukota provinsi seperti yang terjadi di Jawa Barat. Jawa Barat merupakan salah satu kawasan industri yang cukup padat. Barbagai macam industri dapat tumbuh dengan baik di wilayah-wilayah yang berada di provinsi tersebut. Salah satunya adalah ibukota provinsi Jawa Barat yaitu Bandung yang memiliki potensi besar dalam perkembangan industri. Potensi Kota Bandung dalam sektor industri terutama adalah industri tekstil, berdasarkan hasil survei tahun 2000 dapat diketahui bahwa menjelang akhir tahun 1999 di Kota Bandung terdapat sekitar 250 buah industri tekstil sehingga daerah ini tergolong daerah potensial sebagai produsen tekstil dan produk tekstil. 1

Munculnya berbagai macam industri di Kota Bandung tentu tidak terjadi secara tiba-tiba. Sektor-sektor industri ini sebenarnya telah menggeser potensipotensi lain yang dimiliki oleh Kota Bandung yang menyebabkan masyarakat di wilayah ini pada akhirnya mengalami perubahan baik dalam aspek sosial maupun ekonomi. Potensi-potensi yang dimiliki oleh daerah ini sebelum adanya industriindustri adalah sektor pertanian yang pada saat itu sangat diandalkan oleh sebagian besar masyarakat untuk dijadikan sebagai mata pencaharian. Salah satu wilayah pinggiran di Kota Bandung yang mengalami perubahan dari sektor pertanian ke sektor industri adalah Cigondewah. Pada awalnya wilayah Cigondewah (sebelum tahun 1990) merupakan daerah pertanian yang sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani (Her Suganda, 2007:332). Masyarakat Cigondewah sudah terbentuk sebagai masyarakat pertanian, yang secara umum hanya memiliki keterampilan sebatas mengolah tanah. Keadaan tersebut pada akhirnya tidak dapat bertahan lama sebab Cigondewah ini juga dipilih untuk menjadi kawasan industri. Adanya pembangunan di sektor industri ini, mengakibatkan sebagian besar lahan-lahan pertanian tergusur dan digantikan oleh pabrik-pabrik dan perumahan, sehingga masyarakat tidak dapat melaksanakan kegiatan pertaniannya, hal ini juga berdampak pada kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat. Kondisi yang umum seperti ini juga dialami oleh daerah-daerah lain yang terletak di pinggiran kota. Berkembangnya industri-industri tersebut telah membentuk kondisi lingkungan yang baru, sehingga hal ini memberikan dampak baik yang positif maupun dampak negatif bagi masyarakat Cigondewah. Munculnya pembangunan 2

di sektor industri ini, kemudian mendorong masyarakat Cigondewah melakukan upaya untuk merespon tantangan sebagai akibat dari munculnya lingkungan baru. Upaya inilah yang disebut sebagai proses adaptasi, langkah awal yang dilakukan oleh masyarakat Cigondewah adalah dengan mulai melakukan perubahan dalam kehidupannya terutama yang berhubungan dengan mata pencaharian. Perubahan mata pencaharian sebagian besar masyarakat dari pertanian ke sektor industri dan perdagangan merupakan salah satu usaha dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup baik yang menyangkut aspek sosial maupun aspek ekonomi. Pada awalnya mata pencaharian yang dipilih oleh sebagian besar masyarakat adalah menjadi buruh pabrik. Akan tetapi kondisi ini tidak berlangsung lama, sebab masyarakat yang sudah terbiasa bertani dan menjual hasil pertaniannya merasa bahwa upah yang diperoleh sebagai buruh pabrik dianggap tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidup mereka. Oleh sebab itu, sebagian besar masyarakat Cigondewah kemudian memilih berdagang kain sebagai mata pencahariannya. Perdagangan kain yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Cigondewah dianggap sebagai suatu alternatif yang baik bagi kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kesejahteraan mereka, sehingga pekerjaan ini dapat bertahan cukup lama dibandingkan dengan bekerja menjadi buruh pabrik yang telah mereka jalani. Perdagangan kain Cigondewah dalam kurun waktu 1989-2004, telah banyak mengalami pasang surut. Keberadaan perdagangan kain ini telah memberikan kesempatan untuk memperoleh pekerjaan bagi masyarakat Cigondewah khususnya dan masyarakat lain sekitar pada umumnya. 3

Adanya lingkungan yang baru tersebut, sedikit banyak telah memberikan berbagai perubahan, baik perubahan sosial maupun perubahan ekonomi. Hal ini dapat dilihat sebagian besar masyarakat Cigondewah yang sebelum adanya pembangunan industri ber-mata pencaharian sebagai petani, namun setelah adanya pabrik-pabrik terutama pabrik tekstil yang menghasilkan kain-kain, maka maka sebagian besar penduduk di wilayah ini menjadi pedagang kain. Perubahan sosial ini ditandai dengan adanya mobilitas sosial baik vertikal maupun horizontal. Perubahan itu dapat dilihat dari berubahnya cara berfikir masyarakat dalam rangka merespon perubahan lingkungan di sekitarnya. Cara berpikir yang berubah ini merupakan suatu tuntutan bagi masyarakat Cigondewah agar dapat tetap mendapatkan manfaat yang besar baik secara sosial maupun ekonomi, dalam menghadapi situasi lingkungan yang baru. Tantangan lain yang harus dihadapi oleh masyarakat yang beralih ke usaha perdagangan adalah mengenai ruang lingkup pemasaran sebagai unsur terpenting dalam industri perdagangan ini. Pemilihan tepat dan cermat terhadap pasar akan mampu menunjang kesuksesan usaha perdagangan ini. Selain itu, masyarakat Cigondewah yang memilih mengganti mata pencahariannya menjadi pedagang sudah tentu harus memperhatikan masalah jam kerja yang akan berbeda dengan jumlah jam kerja pada saat bertani. Sebagai contoh ketika masa pertanian, seorang petani dapat dengan leluasa menentukan waktu yang dianggap tepat untuk menggarap tanah dan sawahnya, akan tetapi ketika masa industri keleluasaan ini tidak dapat lagi digunakan. Kedisiplinan menjadi salah satu penunjang keberhasilan industri, oleh sebab itu ketepatan waktu yang tercantum dalam 4

peraturan suatu pabrik menadi sangat mutlak diikuti oleh semua karyawan ataupun buruh pabrik tersebut. Begitu pula dalam perdagangan, jam kerja sangat menentukan sebab akan berdampak pada penghasilan yang mereka peroleh. Uraian di atas, mendorong penulis untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai pedagang kain di kawasan Sentra Perdagangan Kain Cigondewah. Selain itu, faktor lain dalam melakukan penelitian ini karena pembahasan mengenai perdagangan kain Cigondewah dalam literatur atau bukubuku belum banyak dibahas, sehingga penelitian skripsi ini difokuskan untuk meneliti para pedagang kain Cigondewah dalam kajian sosial ekonomi. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih dalam dan memaparkan lebih lanjut dalam sebuah skripsi yang berjudul Sentra Perdagangan Kain Cigondewah Kecamatan Bandung Kulon : Suatu Kajian Tentang Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Cigondewah Tahun 1989-2004. Alasan penulisan judul tersebut adalah pertama mengangkat tentang pedagang kain Cigondewah, karena banyak masyarakat yang memilih usaha perdagangan kain tersebut sehingga wilayah tersebut dinyatakan sebagai sentra perdagangan kain. Kedua penulis ingin mengetahui apakah keberadaan sentra perdagangan kain ini menyebabkan perubahan sosial yang signifikan, dan apakah perdagangan tersebut mampu memberikan perkembangan dalam sektor ekonomi yang lebih baik bagi masyarakat Cigondewah. Ketiga Penulisan sejarah tidak lepas dari masalah batasan waktu dan tempat. Peneliti membahas masalah penelitian dalam batasan periode tahun 1989-2004. Kurun waktu yang penulis angkat sebagai awal kajian adalah tahun 1989 5

karena pada tahun ini sebagian kecil masyarakat sudah mulai berjualan kain-kain sisa pabrik. Berkaitan dengan hal tersebut, tahun 2004 dijadikan akhir karena memiliki dasar pemikiran bahwa pada tahun ini perkembangan perdagangan kain di Cigondewah ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan semakin banyak unit-unit usaha atau toko-toko kain yang ada di kawasan yang ditetapkan oleh pemerintah Kota Bandung sebagai Kawasan Wisata Belanja Kain Cigondewah. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah utama yang akan di bahas dalam kajian penulisan, yaitu: Mengapa masyarakat Cigondewah memilih menggantungkan kehidupannya pada usaha perdagangan kain?. Untuk lebih memfokuskan kajian penelitian ini, penulis membatasinya dalam beberapa rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran umum masyarakat Cigondewah Kecamatan Bandung Kulon sebelum tahun 1989? 2. Bagaimana latar belakang serta perkembangan Sentra Perdagangan Kain Cigondewah pada periode 1989-2004? 3. Bagaimana kontribusi sentra perdagangan kain ini terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Cigondewah tahun 1989-2004? 1.3 Tujuan Penelitian 6

Berdasarkan kepada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin penulis capai dalam melaksanakan penelitian yang berjudul Sentra Perdagangan Kain Cigondewah Kecamatan Bandung Kulon: Suatu Kajian Tentang Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Cigondewah Tahun 1989-2004 ini adalah sebagai berikut: 1. Menjelaskan gambaran umum kondisi masyarakat Cigondewah Kecamatan Bandung Kulon sebelum tahun 1989. 2. Menjelaskan latar belakang serta perkembangan perdagangan kain di wilayah Cigondewah dalam kurun waktu 1989-2004. 3. Menjelaskan kontribusi perdagangan kain terhadap perubahan sosial ekonomi dari masyarakat pertanian ke masyarakat industri dan perdagangan di Cigondewah tahun 1989-2004, meliputi perubahan sosial, mobilitas sosial, interaksi sosial, dan etos kerja atau kewirausahaan masyarakat Cigondewah. 1.4 Metodologi dan Teknik Penelitian 1.4.1 Metode Penelitian Penelitian merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk menemukan jawaban atas masalah-masalah yang sedang dihadapi. Suatu penelitian agar berjalan lancar memerlukan suatu metode. Metode adalah suatu cara untuk berbuat sesuatu, suatu prosedur untuk mengerjakan sesuatu, keteraturan dalam berbuat, berencana, dll, suatu susunan atau sistem yang teratur. Jadi metode ada hubungannya dengan suatu prosedur, proses atau teknik yang 7

sistematis dalam penyidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan objek (bahan-bahan) yang akan diteliti (Helius Sjamsuddin, 1996: 13). penulisan skripsi yang berjudul Sentra Perdagangan Kain Cigondewah Kecamatan Bandung Kulon: Suatu Kajian Tentang Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Cigondewah Tahun 1989-2004 ini, penulis menggunakan metode historis atau metode sejarah. Menurut Gottschalk (1975:32) yang dimaksud dengan metode historis adalah suatu proses menguji dan menganalisis secara kritis terhadap rekaman serta peninggalan masa lampau dan menuliskan hasil temuan berdasarkan fakta yang telah diperoleh dan disebut dengan historiongrafi. Pendapat tersebut diperkuat oleh Gilbert J. Garragham (Abdurahman, 1999: 43) mengemukakan bahwa metode sejarah mengandung seperangkat aturan dan prinsip yang sistematik dalam mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara epektif, menilainya secara kritis dan mengajukan sintesis dari hasil yang dicapai dalam bentuk tesis. Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan oleh para sejarawan tersebut, pada intinya adalah metode sejarah digunakan sesuai dengan karakteristik objek kajian penelitian ini yaitu tentang kehidupan masyarakat dimasa lampau. Sesuai dengan kepentingan dalam melakukan penulisan karya ilmiah ini, menggunakan beberapa tahap dalam metode sejarah yang dilakukan antara lain: 1. Heuristik, yaitu kegiatan mencari, menemukan, dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah baik itu sumber primer maupun sumber sekunder, atau juga sumber lisan dan sumber tulisan sehingga dapat digunakan 8

dalam menjawab permasalahan mengenai perdagangan kain Cigondewah yang diperoleh dari berbagai tempat, yaitu dari sentra perdagangan itu sendiri itu sendiri, buku-buku yang terdapat di perpustakaan UPI, perpustakaan Daerah Jawa Barat dan dari intansi-intansi terkait. Penulis juga memperoleh sumber lisan, seperti penulis mencari narasumber yang dianggap dapat memberikan informasi dan jawaban atas permasalahan yang dikaji oleh penulis. Sumber lisan merupakan bagian dari sejarah lisan/oral history, dengan melakukan wawancara kepada para pedagang kain dan juga pegawai instansi-instansi terkait, penulis mendapat informasi secara langsung yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. 2. Kritik sumber, merupakan tahapan penulisan dalam menyelidiki dan menilai secara kritis apakah sumber-sumber yang berkaitan erat dengan masalah perubahan sosial ekonomi dalam lingkungan industri perdagangan kain Cigondewah sesuai atau tidak. Dalam tahap ini penulis melakukan dua hal masalah kritik sumber baik itu sumber tertulis ataupun sumber lisan. Pertama kritik ekstern yaitu cara pengujian tehadap aspekaspek luar dari sumber sejarah yang dipergunakan. Kedua adalah kritik intern, yaitu cara pengujian yang dilakukan terhadap aspek dalam yang berupa isi dari sumber tersebut, dengan demikian dapat diperoleh fakta tentang perdagangan kain Cigondewah 9

3. Interpretasi, merupakan tahap untuk menafsirkan fakta-fakta yang terkumpul dengan mengolah fakta yang telah dikritisi dengan merujuk beberapa referensi yang mendukung permasalahan yang menjadi kajian penulis yaitu Sentra Perdagangan Kain Cigondewah Kecamatan Bandung Kulon: Suatu Kajian Tentang Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Cigondewah Tahun 1989-2004. Adapun pendekatan yang digunakan untuk menganalisis fakta yang diperoleh digunakan pendekatan interdisipliner, dengan menggunakan beberapa konsep sosiologi-ekonomi yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji, seperti mobilitas dan perubahan sosial, hubungan sosial, serta tingkat kesejahteraan masyarakat. 4. Historiografi adalah tahapan terakhir dalam sebuah penelitian sejarah yang merupakan suatu kegiatan penelitian dan proses penyusunan hasil penelitian. Menulis sejarah merupakan suatu kegiatan intelektual dan ini suatu cara yang utama untuk memahami sejarah. Ketika sejarawan memasuki tahap menulis, maka ia mengerahkan seluruh daya pikirannya, bukan saja keterampilan teknis penggunaan kutipankutipan, catatan-catatan, tetapi yang terutama penggunaan pikiranpikiran kritis dan analisisnya karena ia pada akhirnya harus menghsilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penelitiannya atau penemuannya itu dalam suatu penelitian utuh yang disebut historiografi (Sjamsuddin, 1996:156). Pada tahap ini sumber sejarah yang sudah terkumpul dianalisis dan ditafsirkan, untuk selanjutnya ditulis menjadi suatu rangkaian cerita yang relevan atau ilmiah dalam tulisan 10

yang berbentuk skripsi dengan judul Sentra Perdagangan Kain Cigondewah Kecamatan Bandung Kulon: Suatu Kajian Tentang Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Cigondewah Tahun 1989-2004. Penulisan skripsi ini disesuaikan dengan ketentuan penulisan ilmiah yang berlaku di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). 1.4.2 Teknik Penelitian Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Berkaitan dengan hal tersebut, maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Studi kepustakaan yaitu mempelajari data-data atau catatan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dan mempelajari buku-buku untuk memperoleh informasi teoritis yang berkenaan dengan masalah penelitian. Dengan teknik ini diharapkan dapat membantu peneliti dalam mendapatkan sumber yang bersifat teoritis. 2. Wawancara adalah suatu alat pengumpul data yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan, persepsi, keinginan, dan lain-lain dari individu atau responden. Caranya melalui pertanyaan yang sengaja diajukan kepada responden oleh peneliti. 11

3. Studi dokumentasi yaitu penelitian yang dilakukan terhadap informasi yang di dokumentasikan dalam rekaman, baik gambar, suara tulisan, atau lain-lain. Bentuk rekaman biasanya dikenal dengan penelitian analisis dokumen atau analisis isi (content analisys). (Suharsimi Arikunto, 2005: 244). 1.5 Sistematika Penulisan Penelitian skripsi ini disusun berdasarkan sistematika pedoman penelitian karya ilmiah UPI, sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini berisi mengenai beberapa hal diantaranya latar belakang masalah yang menjadi alasan penulis mengambil kajian tentang Sentra Perdagangan Kain Cigondewah Kecamatan Bandung Kulon: Suatu Kajian Tentang Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Cigondewah Tahun 1989-2004. Agar kajian ini lebih terarah maka dibuat rumusan masalah. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tujuan penulisan yang ingin dicapai oleh penulis dari dilakukannya penelitian. Metodologi dan teknik penelitian juga dibahas dalam bab ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12

Pada bab ini penulis mengemukakan penjelasan beberapa sumber kepustakaan yang menjadi rujukan serta relevan dengan permasalahan yang akan dibahas yaitu Sentra Perdagangan Kain Cigondewah Kecamatan Bandung Kulon: Suatu Kajian Tentang Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Cigondewah Tahun 1989-2004. Belum ada yang membahas lengkap sesuai dengan judul yang penulis angkat, akan tetapi penulis menggunakan referensi yang berhubungan dengan kajian termasuk menggunakan hasil penelitian sejenis. Penulis menggunakan buku-buku yang membahas mengenai interaksi sosial, mobilitas sosial, dan perubahan sosial yang dihubungkan dengan fenomena yang terjadi pada masyarakat cigondewah khusunya para pedagang kainnya. Hasil kajian pustaka ini juga dipaparkan beberapa konsep. Konsep-konsep yang dikembangkan dalam bab ini adalah konsep-konsep yang relavan dengan bahan penelitian yang dilakukan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini mengungkap rangkaian kegiatan serta langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian untuk penulisan skripsi ini. Adapun langkah-langkah tersebut adalah pertama, persiapan penelitian yang terdiri dari pengajuan tema penelitian, penyusunan rencana penelitian, konsultasi dan mengurus perizinan. Kedua adalah pelaksanaan penelitian serta melakukan kritik sumber baik internal maupun eksternal. Ketiga penafsiran atau interpretasi dari fakta-fakta yang telah dikumpulkan dan terakhir melaporkan hasil penelitian dalam bentuk tulisan atau yang disebut dengan historiografi. 13

BAB IV KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT CIGONDEWAH KECAMATAN BANDUNG KULON. Pada bab ini diuraikan mengenai penjelasan hasil penelitian yang telah dilakukan berhubngan dengan perubahan yang terjadi pada masyarakat Cigondewah dari pertanian ke industri dan perdagangan. Pembahasannya mencakup gambaran umum tentang wilayah kecamatan Bandung Kulon, latar belakang munculnya para pedagang kain di Cigondewah tahun 1989-2004 meliputi perkembangan awal usaha perdagangan kain di Cigondewah yang terdiri dari sejarah pertumbuhan industri-industri yang menggeser lahan-lahan pertanian menjadi pabrik-pabrik serta keterlibatan masyarakat Cigondewah dalam beradaptasi dengan lingkungan baru. Mengungkapkan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Cigondewah setelah berkembangnya perdagangan kain di wilayah tersebut. Pembahasan bab ini berdasarkan kepada sumber tertulis maupun sumber lisan yang diperoleh melalui wawancara dengan padagang, pemerintah daerah setempat serta saksi-saksi yang terkait dan mengetahui mengenai dinamika sentra perdagangan kain Cigondewah ini. BAB V KESIMPULAN Bab ini merupakan bagian terakhir dari keseluruhan skripsi yang mengemukakan kesimpulan sebagai jawaban atas pertanyaan atau permasalahan yang diajukan pada penelitian ini, serta sebagai inti dari pembahasan pada babbab sebelumnnya. 14