BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurchasanah,2016

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah AgusPrasetyo, 2015

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. butuhkan dan berguna dalam kehidupan sehari-hari baik dalam sains, teknologi,

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan mendasar. Hal ini dikemukakan olah Sudjana (Susilo, 2007:1), Pendidikan

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SMP MELALUI PERTANYAAN-PERTANYAAN INOVATIF PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN (PTK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Imas Gumelar, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. matematika yaitu memecahkan masalah (problem solving), penalaran dan bukti

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan terbagi menjadi tiga jalur, yaitu pendidikan formal, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan kultural dan

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI BRAIN BASED LEARNING PADA POKOK BAHASAN MATRIKS DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu pengetahuan mendasar yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan yang memegang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari manfaat dan kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari, juga bagi

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat yang menuntut setiap manusia untuk bersaing dan berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir kritis, sistematis, logis, dan mampu mengkomunikasikan

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah swt dengan

BAB I PENDAHULUAN. didik dengan tujuan membentuk kepribadian unggul, yaitu kepribadian yang bukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha sadar, terprogram

2015 PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat berperan dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR DAN KETRAMPILAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL ( PTK

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Kualitas suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah, peserta didik perlu memiliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik yang dikehendaki dunia kerja (Career Center Maine Department

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika sebagai salah satu bidang ilmu dalam dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang harus dimiliki individu dan tujuan yang akan dicapai dalam

Kemampuan berpikir kreatif mendapatkan perhatian yang cukup besar dalam bidang pendidikan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang konsep, kaidah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang termuat dalam kurikulum

BAB 1 PENDAHULUAN. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang baik, di antaranya kemampuan pemecahan masalah; kemampuan. penalaran dan bukti; kemampuan komunikasi; kemampuan koneksi; dan

BAB I PENDAHULUAN. Melihat pentingnya matematika dan peranannya dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mata pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pandangan matematika sebagai pelajaran yang sulit bukanlah hal baru dalam

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang telah hendak dicapai,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan selama penelitian dan analisis data hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi utama dalam mengelola, mencetak dan. daya manusia yang handal dan berwawasan yang

I. PENDAHULUAN. merupakan sarana yang sangat baik dalam pembinaan sumberdaya manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS. matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Oleh karena itu, setiap orang harus berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Sejauh kita memandang maka harus sejauh itulah kita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, bangsa Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 21 memiliki implikasi luas dan mendalam terhadap berbagai rancangan

BAB I PENDAHULUAN. matematika. Matematika dapat membekali siswa untuk memiliki kemampuan

2015 PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA KELAS III SD

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan secara umum mempunyai suatu arti suatu proses usaha

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kelangsungan hidupnya sehari-hari. Bicara mengenai matematika

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diperhatikan guru dan siswa. Pendidikan merupakan proses

Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk multidimensional yang dapat ditelaah dari

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi segala jenis tantangan di era modern dewasa ini. Lebih lanjut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika memegang peranan penting dalam semua aspek kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERNALAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE KONTEKSTUAL POKOK BAHASAN PECAHAN

2016 KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karunia Eka Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia mengalami salah satu proses yang memiliki kedudukan dan peran sangat penting dalam kehidupanya, proses ini adalah belajar. Proses belajar dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan berbagai macam keahlian dan kemampuan yang dibutuhkan dalam mengatasi masalah-masalah kehidupan yang terus berkembang. Bell-Gredler (dalam Winataputra, 2008, hlm. 1.5) menyatakan bahwa Belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitudes. Ketiga hal diatas yaitu kemampuan (competencies), ketrampilan (skills), dan sikap (attitudes) diperoleh melalui proses yang lama. Belajar bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja, dalam lembaga formal maupun non-formal. Sekolah Dasar merupakan jenjang paling rendah dalam pendidikan formal, dari sinilah proses belajar formal dimulai. Proses belajar digunakan untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas, yang mampu menghadapi persaingan global di masa yang akan datang, agar bangsa kita bisa lebih maju dalam hal ilmu dan teknologi. Dalam perkembangan ilmu dan teknologi matematika memiliki peran yang penting. Misalnya sebagai alat bantu dalam penerapan ilmu, konsep matematika juga banyak digunakan manusia untuk membantu menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari, misalnya dalam bidang sosial, ekonomi, dan alam. Oleh sebab itu pembelajaran matematika penting untuk dipelajari sejak anak duduk di bangku Sekolah Dasar. Di Sekolah Dasar, matematika yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan yang dialami siswa sehari-hari. Hal ini dilakukan untuk membentuk pola pikir yang kritis, sistematis, cermat, dan logis. Kemampuan dalam matematika dibagi kedalam beberapa jenis yakni, kemampuan berpikir kritis, kemampuan berpikir kreatif, kemampuan representasi matematis, kemampuan koneksi matematis, dan kemampuan

2 komunikasi matematis. Dalam proses pembelajaran yang terjadi di kelas, ditemukan adanya kesulitan siswa dari beberapa kemampuan matematis tersebut. Seperti hasil. Observasi peneliti yang dilakukan di SD Negeri Buah Gede tahun 2014 yang pernah menjadi tempat observasi peneliti pada mata kuliah metode penelitian. Kemampuan komunikasi matematis siswa masih rendah, belum sesuai dengan yang diharapkan. Sementara matematika memiliki peran sebagai fungsi dalam mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dalam bentuk table maupun yang lainnya. Depdiknas (dalam Isrok atun, 2006, hlm.2) menyebutkan bahwa Tujuan pembelajaran matematika adalah untuk mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau gagasan, antara lain melalui pembicaraan lisan, grafik dalam menjelaskan gagasan. Salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa adalah memahami serta menghitung luas persegi dan persegi panjang. Padahal konsep ini telah diajarkan di kelas III. Peneliti menemukan masih rendahnya kemampuan komunikasi matematis siswa serta rendahnya pemahaman konsep siswa terhadap pembelajaran sehingga menyebabkan siswa mudah lupa dengan materi yang telah diberikan guru. Dalam penelitian lain Triyono,A. juga menyatakan hasil penelitiannya bahwa Matematika telah menjadi matapelajaran yang dianggap sulit bagi siswa Sekolah dasar dan membosankan. Faktor kesulitan belajar matematika yang dialami oleh siswa SD Negeri Karangtengah 1 yang disebabkan oleh 2 faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern antara lain:a)minat siswa pada mata pelajaran matematika; b)motivasi siswa ketika belajar matematika, motivasi yang rendah akan menumbuhkan minat siswa untuk malas dan bosan dalam belajar, c) Fisik/jasmani siswa ketika belajar matematika, kondisi fisik atau jasmani siswa saat mengikuti pelajaran. Ausabel (dalam Supriadi, 2014, hlm. 20) menyatakan bahwa, Belajar bermakna adalah suatu proses dimana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang sudah belajar. Brownell dan van Egen (dalam Supriadi, 2014, hlm. 12) yang menyatakan

3 bahwa Pada situasi pembelajaran yang bermakna selalu terdapat 3 unsur, yaitu: (a) adanya suatu kejadian, benda dan tindakan; (b) adanya symbol yang mewakili unsur-unsur; (c) adanya individu yang menafsirkan symbol tersebut. Dari pembelajaran yang bermakna ini diharapkan siswa benar-benar memahami konsep serta aktif dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan pemahaman serta meningkatkan daya ingat terhadap materi pembelajaran. Untuk melaksanakan pembelajaran yang bermakna membutuhkan pendekatan pembelajaran yang mendukung yakni pembelajaran yang bisa mengaktifkan siswa dan mengoptimalkan fungsi otak, maksudnya disini bahwa pembelajaran yang bisa mengoptimalkan potensi otak siswa yaitu pembelajaran berbasis otak (Brain Based Learning). Pembelajaran berbasis otak ini menyajikan pembelajaran selain bermakna juga pembelajaran yang efektif. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyenangkan dan bisa menyeimbangkan potensi otak anak (otak kanan dan otak kiri). Seperti yang diungkapkan oleh Sapa at (2009) bahwa ada tiga strategi utama yang dapat dikembangkan dalam implementasi pembelajaran berbasis otak yaitu, Menciptakan lingkungan belajar yang menantang kemampuan berfikir siswa, menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan, dan menciptakan situasi pembelajaran yang aktif dan bermakna bagi siswa. Tidak hanya itu, pembelajaran dengan pendekatan Brain Based Learning juga telah terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini telah dibuktikan oleh Yuda,dkk. (2013. Hlm. 1) dalam jurnalnya yang berjudul Pengaruh Model pembelajaran Berbasis Otak (Brain Based Learning) Terhadap Hasil belajar matematik Siswa Kelas V SD Negeri di Desa Sinabun sebagai berikut: Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial (uji-t). Berdasarkan hasil analisis data, 1. Rata-rata hasil belajar matematika siswa kelompok kontrol 26,5. 2. Sedangkan kelompok eksperimen rata-rata 31,9. Keduanya berada pada kategori tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran Berbasis-Otak (Brain-Based Learning) dengan kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran Konvensional pada siswa

4 kelas V SD Negeri di Desa Sinabun semester II tahun pelajaran 2012/2013. Alasan menggunakan pendekatan berbasis otak ini juga karena dalam mempelajari ilmu matematika siswa memiliki kemampuan yang berbeda. Kekurangan atau kelebihanya dalam mempelajari matematika diatur oleh otak masing-masing siswa. Namun pada dasarnya otak memiliki kemampuan yang luar biasa jika dioptimalkan. Sehingga perlu adanya pembelajaran yang dapat mengoptimalkan potensi otak siswa. Sebuah penelitian yang berjudul Kemampuan komunikasi dan penalaran matematis serta karakter siswa SMA dalam pembelajaran dengan strategi Brain Based Learning menunjukkan bahwa Kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan strategi Brain Based Learning lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran konvensional; kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan strategi Brain Based Learning lebih baik daripada kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapat pembelajaran konvensional; peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat pebelajaran dengan strategi Brain Based Learning lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran konvensional, namun peningkatan keduanya tergolong sedang. (Sofia. E, 2013, hlm. 64) Dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas, antara Brain Based Learning dengan salah satu kemampuan matematis saling berkaitan. Jika dikaitkan antara kemampuan matematis dengan pendekatan Brain Based Learning akan muncul pertanyaan apakah bisa menjadikan pembelajaran matematika menjadi lebih menyenangkan sehingga menimbulkan komunikasi matematis yang saling timbal balik dan mengeksplor pengetahuan siswa serta siswa lebih aktif dalam aktivitasnya dibandingkan dengan pembelajaran yang hanya duduk kemudian mengerjakan soal dan pembelajaran selesai tanpa adanya komunikasi. Oleh sebab itu sangat menarik jika bisa menelitinya dan melihat bagaimana pengaruhnya, seberapa besar pengaruh dari pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning dan yang menggunakan

5 metode konvensional terhadap komunikasi matematis siswa kelas III SD. Sehingga mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Pendekatan Brain Based Learning terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Pada Konsep Luas Persegi dan Persegi Panjang. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka penelitian ini difokuskan pada: 1. Bagaimana hasil pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan pendekatan Brain Based Learning terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa pada konsep luas persegi dan persegi panjang? 2. Apakah kemampuan komunikasi matematis antara siswa kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning lebih baik dari siswa kelas kontrol? 3. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning pada konsep luas persegi dan persegi panjang? 4. Faktor apa saja yang menjadi pendukung atau penghambat kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran Brain Based Learning pada pelajaran konsep luas bangun persegi dan persegi panjang? C. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai, yang pertama mencapai tujuan umum yaitu meningkatkan daya komunikasi matematis siswa melalui pembelajaran dengan pendekatan Brain based Learning. Adapun tujuan yang kedua adalah tujuan khusus, dari penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui:

6 1. Hasil pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan pendekatan Brain Based Learning terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa pada konsep luas persegi dan persegi panjang. 2. Kemampuan komunikasi matematis antara siswa kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning lebih baik dari siswa kelas kontrol. 3. Sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning pada konsep luas persegi dan persegi panjang. 4. Faktor apa saja yang menjadi pendukung atau penghambat kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran Brain Based Learning pada konsep luas bangun persegi dan persegi panjang. D. Manfaat Penelitian Manfaat hasil penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat: 1. Memberikan pijakan dalam memecahkan masalah belajar yang dialami siswa. 2. Menjadi bahan rujukan bagi penelitian berikutnya, terutama penelitian yang yang membahas masalah pembelajaran Brain Based Learning. Sedangkan secara praktisnya, dapat: 1. Bagi siswa: pendekatan Brain Based Learning ini dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa SD pada konsep luas persegi dan persegi panjang. 2. Bagi guru: pembelajaran dengan pendekatan Brain Based Learning ini dapat menjadi pembelajaran alternative yang diterapkan di kelas. E. Struktur Organisasi Skripsi Adapun struktur penulisan skripsi ini diantaranya:

7 Bab I: Pendahuluan, bagian ini menguraikan masalah-masalah yang akan dibahas oleh peneliti yang meliputi: latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat/ signifikansi penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Bab II: Kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian ketiga bab tersebut dibahas secara lebih detail. Bab III: Metode penelitian, bagian ini meliputi: desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data. Bab IV: Temuan dan pembahasan, bagian ini membahas hasil penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan temuan penelitian sendiri untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Bab V: Simpulan dan saran, bagian ini membahas tentang kesimpulan keseluruhan hasil penelitian dan rekomendasi yang dapat diberikan.