BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

dokumen-dokumen yang mirip
B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tulisan. Bahasa juga memegang peranan penting dalam kehidupan sosial

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan

PRATIWI AMALLIYAH A

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1987 : 27), Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB I PENDAHULUAN. saatnya menyesuaikan diri dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa tulis seoarang penulis tidak hanya mewujudkan apa yang dipikirkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat

I. PENDAHULUAN. orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:9) yang. Kegiatan komunikasi yang baik didukung oleh salah satu komponen

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan. manusia untuk saling menyampaikan pesan dan maksud yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kohesi gramatikal..., Bayu Rusman Prayitno, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

I. PENDAHULUAN. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi (Pateda, 1990: 4). Bahasa

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan manusia sehari-hari tidak pernah terlepas dari proses interaksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA RUBRIK INDIKATOR HARIAN REPUBLIKA EDISI DESEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan merupakan ragam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini diawali dengan latar belakang penelitian, batasan masalah, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam berinteraksi, manusia memerlukan bahasa. Bahasa memegang

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam (internal) dan unsur luar (eksternal). Unsur internal berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

90. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. itu terbentuk keterkaitan: satu (unit) pengalaman (experimental meaning dan

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data penelitianya (Arikonto, 2013: 203). Metode yang digunakan

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan berkomunikasi. Dalam kegiatan berkomunikasi, manusia. perasaan, mengungkapakan kejadian yang dialami, bahkan mengungkapkan

ANALISIS WACANA KELUHAN DALAM BAHASA JAWA STUDI KASUS WARGA DESA BANGSRI KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI

PENANDA KOHESI SUBTITUSI PADA WACANA KOLOM JATI DIRI JAWA POS EDISI BULAN JANUARI 2008

ARTIKEL ILMIAH KEKOHESIFAN WACANA DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII TERBITAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

REFERENSI DALAM WACANA TULIS PADA SURAT KABAR SOLOPOS EDISI JANUARI 2010 NASKAH PUBLIKASI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian akhir tesis ini, penulis sajikan simpulan sebagai jawaban atas rumusan

BAB I PENDAHULUAN. baru tersebut, maka badan bahasa bertindak menjadi agen perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Teks khotbah Idul Adha yang disampaikan di masjid Agung Surakarta pada

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. fungsi ideasional (ideational function), fungsi interpersonal (interpersonal

ANALISIS WACANA MONOLOG TAJUK RENCANA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tabloid harian, tabloid mingguan, dan majalah. Media elektronik audiotif berupa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan

KAJIAN REPETISI PADA CERPEN PERJAMUAN MALAIKAT KARYA AFIFAH AFRA. SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki tataran tertinggi yang lebih luas cakupannya dari

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan berpikir secara sistematis dan teratur tidak mungkin dapat dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan. Seperti yang dinyatakan (Sumarlam, 2008:1) Sarana yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan bahasa pers, merupakan salah satu ragam bahasa kreatif

BAB I PENDAHULUAN. penulis) maupun sebagai komunikan (mitra-bicara, penyimak, atau pembaca).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan. Oleh karena itu, kajian bahasa merupakan suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa. Tanpa adanya bahasa, kehidupan di dunia akan terasa begitu suram tak berwarna. Tak ada satu pun kegiatan dalam kehidupan yang tidak memerlukan bahasa. Bahasa adalah suatu bentuk interaksi yang dilakukan oleh manusia untuk saling memberi atau menerima informasi. Dengan kata lain, bahasa adalah sarana komunikasi yang utama, meskipun dalam kenyataan bahasa tidak hanya diartikan suatu tuturan, tetapi dapat berupa isyarat gerakan tubuh yang bertujuan agar orang lain mengerti akan suatu hal. Bahasa sebagai bentuk komunikasi manusia menggunakan media yang berbeda-beda. Menurut Sumarlam (2004:1) secara garis besar komunikasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu komunikasi bahasa lisan dan komunikasi bahasa tulis. Komunikasi bahasa lisan adalah cara penyampaian dan penerimaan informasi dari pemberi informasi kepada penerima informasi tanpa menggunakan perantara. Komunikasi bahasa tulis adalah proses penyampaian dan penerimaan informasi kepada penerima informasi dengan menggunakan perantara (media) salah satunya wacana.

Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar (Kridalaksana dalam Tarigan, 1987: 25). Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka dalam wacana itu berarti terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan). Sebagai satuan gramatikal tertinggi atau terbesar, berarti wacana itu dibentuk dari kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal dan persyaratan kewacanaan lainnya. Persyaratan gramatikal dalam wacana dipenuhi apabila dalam wacana itu sudah terbina yang disebut kekohesian, yaitu adanya keserasian hubungan antara unsur-unsur yang ada dalam wacana tersebut. Bila wacana itu kohesif, akan tercipta kekoherensian, yaitu isi wacana yang apik dan benar. Dalam situasi komunikasi, apa pun bentuk wacananya, diasumsikan adanya penyapa (addressor) dan pesapa (addressee) (Rani, 2004: 4). Dalam wacana lisan, penyapa adalah pembicara, sedangkan pesapa adalah pendengar. Dalam wacana tulis, penyapa adalah penulis sedangkan pembaca sebagai pesapa. Dalam sebuah wacana, harus ada unsur penyapa dan pesapa. Tanpa adanya kedua unsur itu, tidak akan terbentuk suatu wacana. Disiplin ilmu yang berusaha mengkaji penggunaan bahasa yang nyata dalam tindak komunikasi disebut analisis wacana (Rani, 2004:9). Analisis wacana merupakan suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk tulis maupun lisan (Stubbs dalam Rani,2004:9). Penggunaan bahasa secara alamiah tersebut berarti penggunaan bahasa seperti dalam komunikasi sehari-hari. Data dalam analisis wacana selalu

berupa teks, baik teks lisan maupun tulis. Teks di sini mengacu pada bentuk transkripsi rangkaian kalimat atau ujaran. Kalimat digunakan dalam ragam bahasa tulis sedangkan ujaran digunakan untuk mengacu pada kalimat dalam ragam bahasa lisan. Untuk memahami sebuah wacana, perlu diperhatikan semua hal yang terlibat dalam penggunaan bahasa tersebut. Samsuri menguraikan beberapa aspek yang berkaitan dengan kajian wacana. Aspek-aspek tersebut adalah (a) konteks wacana, (b) topik, tema, dan judul wacana, (c) kohesi dan koherensi wacana, dan (d) referensi dan inferensi kewacanaan (Samsuri dalam Rani, 2004:15). Khusus mengenai hubungan kohesi, Samsuri mengatakan bahwa hubungan kohesi terbentuk jika penafsiran suatu unsur dalam ujaran bergantung pada penafsiran makna ujaran yang lain, dalam arti bahwa yang satu tidak dapat ditafsirkan maknanya dengan efektif, kecuali dengan mengacu pada unsur yang lain. Hubungan kohesi yang dimaksud, seperti (a) hubungan sebab-akibat, (b) referensi dengan pronomina persona dan demonstrativa, (c) konjungsi, (d) hubungan leksikal, dan (e) hubungan struktural lanjutan, seperti substitusi, perbandingan, dan perulangan. Berdasarkan saluran yang digunakan dalam berkomunikasi, wacana dapat dibedakan menjadi wacana tulis dan wacana lisan (Rani, 2004: 26). Wacana tulis adalah teks yang yang berupa rangkaian kalimat yang menggunakan ragam bahasa tulis, sedangkan wacana lisan merupakan rangkaian kalimat yang ditranskrip dari rekaman bahasa lisan. Wacana tulis dapat ditemukan dalam bentuk buku, surat kabar, artikel, makalah, dan sebagainya sedangkan wacana lisan dapat ditemukan dalam bentuk percakapan, khotbah, dan siaran langsung di radio atau televisi.

Berdasarkan tujuan komunikasi, wacana dapat dibedakan menjadi wacana deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi, dan narasi (Rani, 2004:37). Wacana narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya pada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi (Keraf, 1986: 136). Dalam wacana narasi, terdapat unsur-unsur cerita yang penting, misalnya unsur waktu, pelaku, dan peristiwa. Dengan cara ini, dapat dipenuhi kebutuhan para pendengar dan pembacanya untuk memperoleh informasi tentang kejadian itu. Antara kisah dan kisah dalam narasi selalu terdapat perbedaan yang menyangkut tujuan dan sasarannya, misalnya narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi ekspositoris adalah narasi yang bertujuan untuk memberi informasi pada pembaca agar pengetahuannya bertambah luas, menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian, didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional, dan bahasa dalam narasi ekspositoris lebih condong ke bahasa informatif dengan titik berat pada penggunaan kata-kata denotatif. Sedangkan narasi sugestif adalah narasi yang disusun sedemikian rupa sehingga mampu menimbulkan daya khayal para pembaca, menyampaikan suatu makna atau suatu amanat yang tersirat, penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna, sehingga kalau perlu penalaran dapat dilanggar, dan bahasa yang digunakan lebih condong ke bahasa figuratif dengan menitikberatkan penggunaan kata-kata konotatif. Media informasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu dalam bentuk elektronik dan cetak. Dalam bentuk elektronik, misalnya televisi, radio, tape, telepon, dan komputer. Sedangkan media cetak, misalnya tabloid, majalah, koran, artikel, pamplet, dan papan reklame. Surat kabar merupakan salah satu media

cetak yang memiliki keunggulan dapat dibaca dimana saja dan kapan saja. Berita yang disampaikan dikupas lebih mendalam dan lebih terinci. Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi salah satunya tampak dalam penggunaan ragam bahasa jurnalistik. Ragam bahasa jurnalistik adalah ragam bahasa yang digunakan oleh wartawan dalam media massa. Surat kabar adalah alat komunikasi yang berperan sebagai sarana informasi yang telah menjadi suatu kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat. Setiap hari orang membaca surat kabar untuk mengetahui berita-berita yang sedang berkembang atau terjadi sehari-hari. Jenis surat kabar umum biasanya diterbitkan setiap hari. Salah satu surat kabar umum yang terbit setiap hari adalah Kompas. Kompas adalah surat kabar yang terbit sejak 28 Juni 1965 dengan pendiri P.K. Ojong (1920-1980) Jakob Oetama. Kompas merupakan surat kabar harian yang memuat berita-berita faktual yang jangkauannya luas, tidak hanya di dalam negeri namun sudah mencakup internasional. Informasi yang disajikan meliputi politik dan hukum, opini, internasional, pendidikan dan kebudayaan, lingkungan dan kesehatan, IPTEK, umum, bisnis dan keuangan, nusantara, metropolitan, Sumatera Utara, nama dan peristiwa, dan olahraga. Setiap wacana mengandung informasi yang merupakan misi yang hendak dicapai. Harian Kompas, misalnya merupakan salah satu surat kabar yang di dalamnya terdapat wacana- wacana narasi ekspositoris. Pada umumnya pembaca hanya memperhatikan isi dari informasi yang dibaca tanpa memperhatikan bagaimana caranya informasi itu dihasilkan. Dengan kata lain, bagaimana seorang pencerita atau narator menemukan cara terbaik untuk menyampaikan suatu

peristiwa agar dapat dimengerti atau dipahami dengan mudah oleh pembacanya. Hal ini yang melatarbelakangi pemilihan topik penelitian ini. Unsur yang digunakan untuk membangun wacana yang baik adalah kohesi dan koherensi. Kohesi dan koherensi merupakan unsur hakikat wacana, unsur yang turut menentukan keutuhan wacana. Dalam kata kohesi tersirat pengertian kepaduan, keutuhan; dan pada kata koherensi terkandung pengertian pertalian, hubungan. Apabila dikaitkan dengan aspek bentuk dan makna maka dapat dikatakan bahwa kohesi mengacu kepada aspek bentuk dan koherensi kepada aspek makna wacana (Tarigan, 1987:96). Wacana yang baik ditandai dengan adanya hubungan semantis antarunsur bagian dalam wacana. Hubungan tersebut disebut sebagai hubungan koherensi. Kohesi adalah keserasian hubungan antara unsur-unsur yang ada dalam wacana tersebut. Menurut Halliday dan Hasan (dalam Rani,1994: 94) unsur kohesi terdiri atas tiga macam, yaitu unsur gramatikal, konjungsi, dan leksikal. Hubungan gramatikal itu dibedakan menjadi referensi, substitusi, dan elipsis. Sedangkan, hubungan leksikal diciptakan dengan menggunakan bentuk-bentuk leksikal seperti reiterasi dan kolokasi. Referensi adalah hubungan antara kata dengan benda. (Lyons dalam Rani, 1994: 97). Substitusi adalah proses penggantian unsur bahasa oleh unsur lain dalam satuan yang lebih besar untuk memperoleh unsur-unsur pembeda atau untuk menjelaskan unsur tertentu (Kridalaksana dalam HG Tarigan, 1987 : 100). Kalau referensi adalah hubungan meaning (makna), maka substitusi adalah hubungan gramatikal yang terbagi atas tiga bagian, yaitu nominal (kata benda), verbal (kata kerja), dan clausal (klausa) (Lubis, 1991:35). Elipsis adalah peniadaan kata atau satuan lain yang wujud asalnya dapat diramalkan dari konteks

bahasa atau konteks luar bahasa (Kridalaksana dalam Tarigan,1987 : 101). Konjungsi adalah yang digunakan untuk menggabungkan kata dengan kata, frase dengan frase, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, atau paragraf dengan paragraf (Kridalaksana dalam Tarigan, 1987: 101). Reiterasi adalah piranti kohesi leksikal yang digunakan dengan mengulang sesuatu proposisi atau bagian dari proposisi. Kolokasi adalah kata yang menunjukkan adanya hubungan kedekatan tempat ( lokasi ) ( Rani, 2004: 129). Pada penelitian ini, penulis akan menganalisis wacana narasi ekspositoris pada harian Kompas dengan pembahasan unsur kohesi gramatikal yaitu substitusi.. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian tentang latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Substitusi apasajakah yang terdapat dalam wacana narasi ekspositoris pada harian Kompas? 2. Substitusi apasajakah yang paling menonjol digunakan dalam wacana narasi ekspositoris pada harian Kompas? 1.3 Pembatasan Masalah Suatu penelitian harus mempunyai batasan masalah. Batasan ini sangat penting dalam suatu penelitian. Hal ini dimaksudkan agar penelitian tersebut

terarah dan tidak terjadi kesimpangsiuran masalah yang hendak diteliti, serta tujuan penelitian dapat tercapai.berdasarkan tujuan dan sasarannya, wacana narasi dapat dibedakan lagi atas narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Dalam penelitian ini yang diteliti terbatas pada narasi ekspositoris dalam harian umum Kompas edisi Maret 2010. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mendeskripsikan jenis substitusi apa saja yang digunakan dalam wacana narasi ekspositoris yang terdapat pada harian Kompas. 2. Untuk mendeskripsikan substitusi apa saja yang paling menonjol digunakan dalam wacana narasi ekspositoris yang terdapat pada harian Kompas. 1.4.2 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Memberikan pengalaman tersendiri bagi peneliti tentang substitusi dalam wacana narasi ekspositoris pada harian Kompas. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau tambahan pengetahuan mengenai analisis substitusi, khususnya wacana narasi. 3. Memudahkan pembaca dalam menyampaikan maupun menerima informasi melalui media massa.