BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fungsional sehari-hari. Kesehatan merupakan keadaan bebas dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. yang lama dan berulang, akan menimbulkan keluhan pada pinggang bawah

BAB I PENDAHULUAN. populasi pada usia>50 tahun dan sering terjadi pada usia didapatkan pada usia tahun. Di Amerika Serikat, kasusnyeri

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan peran serta masyarakat untuk lebih aktif. Aktivitas manusia sangat

BAB I PENDAHULUAN. pengguna jasa asuransi kesehatan. Pengertian sehat sendiri adalah suatu kondisi

PENDAHULUAN. yang berkembang kian pesat sangat berpengaruh pula aktivitas yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa prevalensi LBP dalam 1 tahun, adalah dari 3,9% hingga 65% (Andersson,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG

PERBEDAAN PENGARUH PENAMBAHAN WILLIAM S FLEXION EXERCISES PADA INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION PADA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dengan tingkat kesehatan yang optimal maka akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. bidang semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat tersebut menuntut kualitas

BAB I PENDAHULUAN. memberikan prioritas pada upaya promotif dan preventif tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. seumur hidup sebanyak 60% (Demoulin 2012). Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan peradaban manusia sudah semakin berkembang pesat di

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa situasi dan kondisi pekerjaan, baik tata letak tempat kerja atau

BAB I PENDAHULUAN. Dunia globalisasi menuntut masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah menyelenggarakan. bagian-bagian integral dari pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di setiap negara. Di dunia, sedikitnya 50% dari semua petugas. mencapai 80% dari semua tenaga kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit, baik fisik, mental, dan sosial. Maka diperlukan suatu kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. LBP sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, terutama di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fungsional sehari-hari. Dimana kesehatan merupakan suatu keadaan bebas

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan termasuk salah satunya bidang kesehatan. Pembangunan di bidang

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala. setiap tahunnya. Hasil survei Word Health Organization / WHO

BAB I PENDAHULUAN. Dari Jabir bin Abdullah radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN SPONDYLOSIS LUMBALIS 4-5 DENGAN MWD ULTRA SOUND DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah merupakan kasus yang banyak ditemui. dalam praktek sehari-hari, umumnya menyerang semua orang tanpa

PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTARA TERAPI LATIHAN WILIAM S FLEXION DENGAN MCKENZIE EXTENSION PADA PASIEN YANG MENGALAMI POSTURAL LOW BACK PAIN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Angka kejadian Ischialgia bawah hampir sama pada semua populasi

BAB VI PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. laptop dan bekerja sambil duduk di depan komputer dapat mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung dan tidak langsung, kesehatan masyarakat juga perlu. With Low Back Pain : A Randomized Controllled Trial Bukti juga

BAB I. punggung bawah. Nyeri punggung bawah sering menjadi kronis, menetap atau. sehingga tidak boleh dpandang sebelah mata (Muheri, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan hidup setiap manusia. Definisi sehat

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat cepat. Setiap detik terdapat dua orang yang berulang tahun ke-60 di dunia,

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan masyarakat akan peningkatan derajat kesehatan mereka juga meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dewasa adalah wanita yang telah menyelesaikan masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi penting yaitusebagai stabilisasi serta mobilisasi tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Guna Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih efektif dan efisien. Komputer, laptop, atau handphone

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang kini digalakan salah satunya adalah di

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut manusia melakukan macam aktivitas. Aktivitas yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, terutama di negara-negara industri. Sekitar 70-85% dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN. bebas dari kecacatan sehingga untuk dapat melakukan aktivitas dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang. merokok dan minum-minuman keras. Mereka lebih memilih sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang dapat mengganggu proses kerja sehingga menjadi kurang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang lebih modern masyarakat juga mengalami perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh tugas, kepribadian, dan lingkungan, seperti bekerja, olahraga,

PENGARUH TERAPI TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION DAN ULTRASOUND PADA LOW BACK PAIN KINETIK

BAB I PENDAHULUAN. Untuk itu peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam rangka menciptakan. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Spine merupakan tulang penopang tubuh yang tersusun atas cervical

BAB I PENDAHULUAN. sistem muskuloskeletal yang terkait bisa karena masalah pada tulang, sendi

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DENGAN MODALITAS SHORT WAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan

BAB I PENDAHULUAN. spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. hari. Pergerakan normal sangat diperlukan dalam menunjang aktivitas seharihari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam studi kasus ini, seorang pasien perempuan dengan inisial Ny. NF

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. sehingga dengan demikian walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk melakukan olahraga. Waktu istirahat tidak lagi digunakan untuk aktifitas olahraga

BAB I PENDAHULUAN. lokal di bawah batas kosta dan di atas lipatan glutealis inferior, dengan atau tanpa

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sehat berarti seseorang harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. dimana dijumpai beraneka ragam jenis keluhan antara lain gangguan neuromuskular,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penentu negara ini memiliki investasi sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan sudah semakin terbuka luas.

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa stroke adalah

BAB I PENDAHULUAN. punggung antara lain aktifitas sehari-hari seperti, berolahraga, bekerja, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

CORE STABILITY EXERCISE LEBIH BAIK MENINGKATKAN AKTIVITAS FUNGSIONAL DARI PADA WILLIAM S FLEXION EXCERCISE PADA PASIEN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK

BAB I PENDAHULUAN. bertambah cenderung lebih cepat (Bandiyah, 2009). tujuh tulang (vertebra) dengan bantalan lunak (cakram) antara masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Jalan Arjuna Utara No.9, Kebon Jeruk, Jakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik pada kondisi diam maupun bergerak (Depkes,1996). Klasifikasi

BAB I. gejala utama nyeri di daerah tulang punggung bagian bawah. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR KOMPRESI VERTEBRA THORAKAL XII LUMBAL 1 dengan FRANKLE A

LAPORAN KASUS: PENATALAKSANAAN LOW BACK PAIN e.c SPONDYLOSIS LUMBALIS DENGAN SWD DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE

BAB I PENDAHULUAN. emosional setelah menjalani rutinitas yang melelahkan sepanjang hari. Hal

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas sehari- hari, beradaptasi dan berkontribusi di lingkungan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Low back pain atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu kelainan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS LOW BACK PAIN MYOGENIC E.C. LUMBAR STRAIN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi telah berkembang sangat pesat. Hal tersebut menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan menuju Indonesia sehat. fisik, mental dan social, semua aspek tersebut akan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk salah satunya di bidang kesehatan. Pembangunan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperti HNP, spondyloarthrosis, disc migration maupun patologi fungsional

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang kehidupan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menjadi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hal yang amat penting dalam melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. Kesehatan merupakan keadaan bebas dari penyakit, baik penyakit fisik, maupun menyakit mental, juga bebas dari kecacatan (Soekidjo, 2003). Untuk dapat melakukan aktivitas fungsional sehari-hari dibutuhkan kondisi kesehatan yang optimal. Aktivitas yang kita lakukan seharihari tidak jarang dapat menimbulkan gangguan pada tubuh kita, misalnya pada saat mengangkat barang dengan posisi membungkuk, duduk dengan posisi membungkuk atau posisi tubuh yang tidak proporsional dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan gangguan pada daerah lumbal yang kita kenal dengan nyeri punggung bawah. Kemajuan teknologi yang berkembang kian pesat sangat berpengaruh pula pada aktivitas yang terjadi pada seseorang. Ketatnya persaingan di bidangnya masing-masing menuntut setiap orang untuk selalu produktif dalam melakukan pekerjaannya. Bahkan banyak pula dari orang-orang tersebut yang mengabaikan masalah kesehatan yang akan terjadi pada dirinya karena terlalu sibuk dengan pekerjaan. Pekerjaan sangat erat kaitannya dengan aktivitas manusia yang dipengaruhi oleh kemampuan fungsional, apabila kemampuan fungsional terganggu maka pekerjaan pun menjadi terganggu. Adapun gaya hidup modern 1

2 yang sangat erat kaitannya dengan berbagai gangguan penyakit tulang belakang dapat mengakibatkan gangguan postur tubuh seseorang. Bagi pekerja yang berlama-lama dalam posisi duduk di depan komputer, berdiri terlalu lama maupun aktivitas-aktivitas lainnya. Gangguan yang terjadi dapat berupa nyeri bahkan gangguan kemampuan fungsional (Hills, 2006). Keluhan nyeri punggung bawah merupakan kasus muskuloskeletal yang banyak ditemui dan ditangani fisioterapis dalam praktek klinisnya. Walaupun secara klinis hanya berupa keluhan nyeri punggung bawah, ternyata kasus ini cukup sulit ditangani karena banyaknya proses patologi baik anatomis maupun fungsional yang berpotensi menimbulkan keluhan. Keluhan ini bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang berat, sehingga memerlukan perawatan di Rumah Sakit (Harsono, 2007). Nyeri punggung bawah (NPB) adalah salah satu masalah umum kesehatan yang dijumpai dalam masyarakat industri yang menyebabkan ketergantungan dalam penggunaan layanan kesehatan. Sekitar 70-80% dari seluruh populasi pernah mengalami episode ini dalam hidupnya (Elders dan Burdoff, 2003). Prevalensi pertahunnya bervariasi dari 15% - 45%, dengan poin prevalensi rata-rata 30%. Di Amerika Serikat nyeri ini merupakan penyebab urutan paling sering dari pembatasan aktivitas pada penduduk dengan usia < 45 tahun, urutan kedua untuk alasan paling sering berkunjung ke dokter, urutan kelima alasan perawatan di rumah sakit, alasan penyebab yang paling sering untuk tindakan operasi. Nyeri punggung bawah adalah penyebab dari ketidakhadiran kerja di Inggris, diperkirakan sekitar 3,5 juta hari kerja hilang tahun 2008/2009

3 karena gangguan muskuloskeletal terutama masalah nyeri punggung bawah (Health and Safety Ex ecutive, 2009). Hasil studi Departemen Kesehatan RI tentang profil masalah kesehatan di Indonesia tahun 2005 menunjukkan bahwa sekitar 40,5% penyakit yang diderita pekerja berhubungan dengan pekerjaannya. Menurut studi yang dilakukan terhadap 9,482 pekerja di 12 kabupaten kota Indonesia, umumnya berupa penyakit muskuloskeletal (16%), kardiovaskuler (8%), gangguan saraf (6%), gangguan pernafasan (3%), dan gangguan THT (1,5%). Data epidemiologi mengenai NPB di Indonesia belum ada, namun diperkirakan 40% penduduk pulau Jawa berusia diatas 65 tahun pernah menderita nyeri punggung bawah, prevalensi pada laki-laki 18,2% dan pada wanita 13,6%. Insiden berdasarkan kunjungan pasien ke beberapa rumah sakit di Indonesia berkisar antara 3% - 17% (Sadeli, 2001). Data dari bagian Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP H.Adam Malik Medan menunjukkan penderita nyeri punggung bawah dari 7964 pasien NPB yang dirujuk ke Rehabilitasi Medik, 3853 orang adalah menderita nyeri punggung bawah tahun 2013, dan sekitar 2297 orang pada tahun 2014 (Simson, 2014). Daerah lumbal terdiri atas L1 sampai L5 dan L5 S1 yang paling besar menerima beban atau berat tubuh sehingga daerah lumbal menerima gaya dan stres mekanikal paling besar sepanjang vertebra (Kapanji, 2010). Menurut The Health and Safety Executive (2009), daerah lumbal merupakan daerah vertebra yang sangat peka terhadap terjadinya nyeri punggung bawah karena daerah lumbal paling besar menerima beban saat tubuh bergerak dan saat menumpu berat

4 badan. Disamping itu, gerakan membawa atau mengangkat objek yang sangat berat biasanya dapat menyebabkan terjadinya cedera pada lumbar spine. Nyeri punggung bawah dapat disebabkan oleh berbagai kondisi. Kondisikondisi yang pada umumnya menyebabkan nyeri punggung bawah adalah strain lumbar, iritasi saraf, radiculopathy lumbar, gangguan pada tulang (stenosis spinal, spondylolisthesis), dan kondisi-kondisi tulang kongenital (spine bifida dan skoliosis). Diantara kondisi tersebut, telah diobservasi bahwa sekitar 90% pasien nyeri punggung bawah mengalami spondylosis lumbar (Jupiter Infomedia, 2009). Sedangkan menurut Bernard (2009), nyeri punggung bawah dibagi atas dua bagian yaitu mekanikal nyeri punggung bawah dan non-mekanikal nyeri punggung bawah. Mekanikal nyeri punggung bawah terdiri dari lumbar strain/sprain, spondylosis lumbal, piriformis sindrom, herniasi diskus, spinal stenosis, fraktur kompresi osteoporotik, spondulolisthesis, fraktur traumatik, dan penyakit kongenital (skoliosis). Diantara kondisi tersebut, spondylosis lumbal menduduki peringkat kedua dengan persentase 10% dari mekanikal nyeri punggung bawah sedangkan lumbar strain/sprain memiliki persentase terbanyak yaitu 70% dari mekanikal nyeri punggung bawah. Kelebihan berat badan meningkatkan berat pada tulang belakang dan tekanan pada diskus (intra diskus), struktur tulang belakang, serta herniasi pada diskus lumbalis yang rawan terjadi. Faktor resiko NPB lain juga diketahui meningkat seiring dengan bertambahnya usia dan obesitas IMT > 25 kg/m 2, kebiasaan merokok, kurang aktivitas, serta kerja berat (Mette et al, 2010).

5 Problem nyeri, spasme dan keterbatasan gerak dapat ditangani dengan intervensi fisioterapi. Fisioterapi merupakan salah satu profesi kesehatan juga mempunyai peranan penting dalam peningkatan kualitas hidup. Berbagai modalitas dapat digunakan untuk mengatasi problem tersebut. Pendekatan fisioterapi yang dilakukan merupakan pelatihan Core Stability dalam upaya untuk memaksimalkan aktivitas fungsional sendi vertebra lumbal penderita nyeri punggung bawah miogenik. Adapun pelatihan Core stability dimana otot transvers abdominis dan multifidus merupakan komponen terpenting di dalamnya. Core Stability Exercise mempunyai manfaat untuk memperkuat otot-otot perut dan otot-otot punggung sehingga tubuh dalam keadaan tegak/posisi netral. Fungsi Core yang utama adalah untuk memelihara postur tubuh (Brandon dan Raphael, 2009). Fisioterapi berperan penting untuk mengatasi permasalahan yang timbul pada nyeri NPB miogenik, sesuai dengan peran fisioterapi menurut Kepmenkes No.1363/Menkes/SK/XII/2001 pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa: Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis), pelatihan fungsi dan komunikasi. Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan

6 (fisik, elektroterapeutik, mekanik), pelatihan fungsi komunikasi (Sunarto, 2009). Peran fisioterapi sangat besar dalam pananganan NPB miogenik. Untuk mengatasi disfungsi akibat NPB miogenik bisa memberikan intervensi berupa Short Wave Diathermy (SWD), Interferensial Terapy (IT) dan terapi latihan stabilitas punggung. Salah satu intervensi yang dapat diberikan dengan teknik pemberian pelatihan William s Flexion Exercises. Program fisioterapi yang diberikan pada nyeri punggung bawah di RSUP H. Adam Malik adalah fisioterapi konvensional dengan terapi dasar antara lain : pemanasan dengan diathermi, stimulasi Interferesial terapi dan pelatihan William s Flexion Exercise. William s Flexion Exercise adalah sistem latihan fisik yang dimaksudkan untuk meningkatkan fleksi lumbal, menghindari ekstensi lumbal, dan memperkuat perut dan otot gluteus dalam upaya untuk mengelola nyeri punggung bawah non operasi. Pelatihan ini dilakukan dalam posisi terlentang di lantai atau permukaan datar. Adapun tujuan dari William s Flexion Exercise adalah untuk mengurangi nyeri, memberikan stabilitas lower trunk melalui perkembangan secara aktif pada otot abdominal, gluteus maximus, dan hamstring, untuk menigkatkan fleksibilitas / elastisitas pada group otot fleksor hip dan lower back (sacrospinalis), serta untuk mengembalikan/menyempurnakan keseimbangan kerja antara grup otot postural fleksor dan ekstensor. Selain itu bentuk intervensi Fisioterapi yang dapat diberikan pada kondisi nyeri punggung bawah adalah pelatihan Core Stability. Core Stability merupakan kemampuan lumbal spinalis dan pelvik untuk menyangga dirinya dalam keselarasan ketika terlibat dalam gerakan atau posisi yang statik. Latihan ini

7 bertujuan untuk meningkatkan stabilisasi dan kontrol postur. Dimana target utama pada pelatihan Core Stability otot yang letaknya lebih dalam (deep muscle) pada perut, yang terkoneksi dengan tulang belakang (spine), dan panggul (pelvic). Penguatan otot diafragma berpengaruh pada kontrol postur, dimana otot diafragma berperan dalam respirasi dan kontrol stabilitas. Penguatan otot abdominal serta otot dasar panggul yang berpengaruh terhadap peningkatan Intra Abdominal Pressure. Lebih khusus penguatan otot-otot panggul yang bertujuan untuk stabilisasi, dimana jika otot-otot panggul kuat, maka untuk melakukan gerakan sudah tidak akan terganggu lagi (Hopkin, 2009). Dengan adanya penguatan pada otot-otot tersebut akan meningkatkan kestabilan postur, keseimbangan postur, serta menurunkan nyeri dan meningkatkan kemampuan fungsional. Pengukuran yang dilakukan menggunakan alat ukur Oswestry Disability Index yang dalam pembahasan selanjutkan akan disingkat menjadi ODI. ODI merupakan satu dari beberapa alat ukur yang khusus digunakan untuk masalah gangguan tulang belakang khususnya pada nyeri punggung bawah. Dimana telah diuji secara luas dalam beberapa penelitian sebelumnya dan menunjukkan hasil validitas atau kehandalan atau kemampuan prediktif yang baik. ODI berisi 10 buah pertanyaan yang dirancang untuk mengetahui kemampuan pasien dalam kehidupan sehari-hari dimana setiap pertanyaan mengandung skor 0 5 dan mempunyai nilai maksimum 50. Tingkat ketidakmampuan dibagi menjadi lima yaitu presentase 0 20% minimal disability, 21 40% moderat disability, 41 60% berat disability, 61 80% sangat terbatas aktivitas dan 81 100% tidak mampu beraktivitas. ODI telah menerbitkan empat versi dalam bahasa Inggris dan

8 sembilan dalam bahasa asing di antaranya bahasa Denmark, Belanda, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, Norwegia, Spanyol dan Swedia (Fairbank, 2000). Sedangkan skala ODI yang digunakan di Indonesia masih digunakan terjemahan bebas dan belum mengalami cross cultural dan cross languange yang diterbitkan secara meluas. Sehingga ODI yang digunakan peneliti sebagai alat ukur di dalam penelitian juga hasil terjemahan bebas dari peneliti. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas penulis tertarik untuk meneliti penambahan pelatihan Core Stability pada terapi dasar terhadap peningkatan aktivitas fungsional pada nyeri punggung bawah miogenik di RSUP H. Adam Malik Medan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah terapi dasar dapat meningkatkan aktivitas fungsional pada nyeri punggung bawah miogenik? 2. Apakah pelatihan Core Stability pada terapi dasar dapat meningkatkan aktivitas fungsional pada nyeri punggung bawah miogenik? 3. Apakah pelatihan Core Stability pada terapi dasar lebih baik dalam meningkatkan aktivitas fungsional dibandingkan dengan terapi dasar pada nyeri punggung bawah miogenik? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum

9 Untuk mengetahui penambahan pelatihan Core Stability pada terapi dasar lebih meningkatkan aktivitas fungsional dibandingkan dengan terapi dasar pada nyeri punggung bawah miogenik. 1.3.2 Tujuan khusus 1. Mengetahui terapi dasar dapat meningkatkan aktivitas fungsional pada nyeri punggung bawah miogenik. 2. Mengetahui pelatihan Core Stability dapat meningkatkan aktivitas fungsional pada nyeri punggung bawah miogenik. 3. Mengetahui pelatihan Core Stability pada terapi dasar lebih baik dalam meningkatkan aktivitas fungsional pada nyeri punggung bawah miogenik. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat keilmuan (Teoritis) 1. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam mempelajari, mengidentifikasi dan mengembangkan teori-teori yang didapat dari perkuliahan. 2. Menambah sumber referensi ataupun bahan perbandingan bagi kegiatan yang ada kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi pelayanan kesehatan. 1.4.2 Manfaat praktis 1. Memberi gambaran bahwa nyeri punggung bawah (NPB) miogenik mempengaruhi aktivitas fungsional seseorang.

10 2. Memberikan gambaran tentang manfaat penambahan pelatihan Core Stability pada terapi dasar dengan pelatihan terapi dasar pada nyeri punggung bawah miogenik terhadap peningkatan aktivitas fungsional. 1.4.3 Manfaat bagi masyarakat 1. Memberi informasi kepada masyarakat tentang nyeri punggung bawah dapat menyebabkan penurunan aktivitas fungsional. 2. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai manfaat pelatihan Core Stability pada terapi dasar dalam meningkatkan aktivitas fungsional pada nyeri punggung bawah miogenik. 1.4.4 Manfaat bagi peneliti 1. Manfaat bagi peneliti dengan adanya tesis ini akan memberikan pengetahuan sejauh mana pemberian penambahan pelatihan Core Stability pada terapi dasar dalam meningkatkan aktivitas fungsional pada nyeri punggung bawah miogenik agar dapat memilih penanganan fisioterapi yang tepat dan benar.