BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan peradaban manusia sudah semakin berkembang pesat di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang lebih modern masyarakat juga mengalami perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dengan tingkat kesehatan yang optimal maka akan dapat

BAB I. punggung bawah. Nyeri punggung bawah sering menjadi kronis, menetap atau. sehingga tidak boleh dpandang sebelah mata (Muheri, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala. setiap tahunnya. Hasil survei Word Health Organization / WHO

BAB I PENDAHULUAN. Dari Jabir bin Abdullah radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu

BAB I PENDAHULUAN. pengguna jasa asuransi kesehatan. Pengertian sehat sendiri adalah suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Untuk itu peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam rangka menciptakan. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah menyelenggarakan. bagian-bagian integral dari pembangunan nasional.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN SPONDYLOSIS LUMBALIS 4-5 DENGAN MWD ULTRA SOUND DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSUD SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting sebagai penopang berat badan dalam aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fungsional sehari-hari. Dimana kesehatan merupakan suatu keadaan bebas

PENDAHULUAN. yang berkembang kian pesat sangat berpengaruh pula aktivitas yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. yang lama dan berulang, akan menimbulkan keluhan pada pinggang bawah

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DENGAN MODALITAS MICROWAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. penelitian telah banyak di kembangkan untuk mengatasi masalah-masalah penuaan.

PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. bebas dari kecacatan sehingga untuk dapat melakukan aktivitas dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia globalisasi menuntut masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG

BAB 1 PENDAHULUAN. seumur hidup sebanyak 60% (Demoulin 2012). Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. bahwa prevalensi LBP dalam 1 tahun, adalah dari 3,9% hingga 65% (Andersson,

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dimana dijumpai beraneka ragam jenis keluhan antara lain gangguan neuromuskular,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang banyak penduduk baik yang berusia produktif maupun

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai penyanggah berat badan, yang terdiri dari beberapa bagian yakni salah

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. sehingga dengan demikian walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang

BAB I PENDAHULUAN. punggung antara lain aktifitas sehari-hari seperti, berolahraga, bekerja, dan

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

HUBUNGAN SIKAP KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA RENTAL KOMPUTER DI PABELAN KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa data yang tersedia menurut World Health Organization (2010),

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi yang sangat modern untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. populasi pada usia>50 tahun dan sering terjadi pada usia didapatkan pada usia tahun. Di Amerika Serikat, kasusnyeri

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan peran serta masyarakat untuk lebih aktif. Aktivitas manusia sangat

yang sangat penting dalam aktifitas berjalan, sebagai penompang berat tubuh dan memiliki mobilitas yang tinggi, menyebabkan OA lutut menjadi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan termasuk salah satunya bidang kesehatan. Pembangunan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat (UU RI, NO 36 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fungsional sehari-hari. Kesehatan merupakan keadaan bebas dari

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang memanjakan kehidupan manusia. Sehingga akifitas fisik. mengalami peningkatan yang begitu pesat.

BAB I PENDAHULUAN. pegal yang terjadi di daerah pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. seperti HNP, spondyloarthrosis, disc migration maupun patologi fungsional

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Angka kejadian Ischialgia bawah hampir sama pada semua populasi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi penting yaitusebagai stabilisasi serta mobilisasi tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. klinis, histologist, dan radiologi. Penyakit ini bersifat asimetris, tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. memberikan prioritas pada upaya promotif dan preventif tanpa

KARYA TULIS ILMIAH. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ringan atau berat sehingga dalam proses penyembuhan pasien. buruk dari rawat inap atau long bed rest.

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASKA OPERASI HERNIA NUCLEUS PULPOSUS DI VERTEBRA L5-S1 DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. batasan World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi. semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun

BAB I PENDAHULUAN. jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup. manusia. Selama manusia hidup tidak pernah berhenti menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental dan juga bebas dari kecacatan. Keadaan sehat bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang dapat mengganggu proses kerja sehingga menjadi kurang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin tingginya. tuntut untuk memperbaiki kualitas kehidupan manusia, karena banyak

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI LOW BACK PAIN ET CAUSA MYOGENIK DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dewasa adalah wanita yang telah menyelesaikan masa

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang kehidupan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa situasi dan kondisi pekerjaan, baik tata letak tempat kerja atau

BAB I PENDAHULUAN. sering di gunakan. Masalah pada pergelangan tangan sering dialami karena

BAB I PENDAHULUAN. Spine merupakan tulang penopang tubuh yang tersusun atas cervical

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat yang akan memberikan dampak positif dan negatif secara

SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL

PENGARUH TERAPI TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION DAN ULTRASOUND PADA LOW BACK PAIN KINETIK

BAB I P E N D A H U L U A N. vertebralis servikal dan lumbal merupakan sendi yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang kini digalakan salah satunya adalah di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bagian yakni salah satunya bagian leher yang mempunyai peranan sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekarang ini, terjadi banyak perkembangan di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga manakala seseorang menderita sakit maka seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya dalam pembangunan kesehatan ditunjukkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas

Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan taraf hidup dan umur harapan hidup. Namun peningkatan umur

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan.

BAB I PENDAHULUAN. sekedar jalan-jalan atau refreshing, hobi dan sebagainya. Dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan reformasi pembangunan kesehatan masyarakat adalah. meningkatkan tingkat derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan. Harapan Hidup (UHH). Data badan pusat statistik menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. lain olahraga dan pekerjaan maupun aktivitas sehari-hari. Dalam olahraga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. merupakan bagian pinggang atau yang ada di dekat pinggang.

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan produktif dibutuhkan status kesehatan yang tinggi dan. peningkatan sistem pelayanan kesehatan.

EFEKTIVITAS DAN KENYAMANAN TRANCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS) DALAM MENGURANGI NYERI KRONIK MUSKULOSKELETAL PADA USIA LANJUT

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan peradaban manusia sudah semakin berkembang pesat di segala bidang kehidupan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern. Kesibukan yang luar biasa terutama di kota besar membuat manusia terkadang lalai terhadap kesehatan tubuhnya. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, semakin banyak pula masalah kesehatan yang dihadapi. Kesehatan menurut wikipedia adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan pengertian Kesehatan menurut World Health Organization (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama. Salah satu gangguan kesehatan yang disebabkan oleh aktifitas tubuh yang kurang baik adalah nyeri punggung bawah atau biasa disebut Low Back Pain (LBP) (Maher, Salmond & Pellino, 2002). Low back pain adalah sindroma klinik yang ditandai dengan gejala utama rasa nyeri atau perasaan 1

2 lain yang tidak enak di daerah tulang punggung bawah dan sekitarnya, sindroma ini begitu sering kita dengar oleh karena memang angka kesakitan nyeri punggung bawah dalam masyarakat memang tinggi. Di Indonesia, Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit reumatik yang paling banyak ditemui dibandingkan kasus penyakit reumatik lainnya. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), penduduk yang mengalami gangguan OA di Indonesia tercatat 8,1% dari total penduduk. Sebanyak 29% di antaranya melakukan pemeriksaan dokter, dan sisanya atau 71% mengonsumsi obat bebas pereda nyeri. Di Kabupaten Malang dan Kota Malang ditemukan prevalensi OA sebesar 10% dan 13,5%. Di Jawa Tengah, kejadian penyakit OA sebesar 5,1% dari semua penduduk. Osteoartritis merupakan penyakit sendi pada orang dewasa yang paling umum di dunia. Felson (2008) melaporkan bahwa satu dari tiga orang dewasa memiliki tanda-tanda radiologis terhadap OA. Penelitian epidemiologi dari Joern et al (2010) menemukan bahwa orang dewasa dengan kelompok umur 60-64 tahun sebanyak 22%. Pada pria dengan kelompok umur yang sama, dijumpai 23% menderita OA. Jumlah penderita OA di Indonesia paling banyak ditemukan terutama pada lansia dengan rentang usia di atas 50 tahun. Lebih dari 85% orang berusia 65 tahun menggambarkan OA pada gambaran x-ray, meskipun 35-50% hanya mengalami gejala. Kecenderungan terjadinya Osteoarthtritis pada orang berumur di bawah 45 tahun lebih banyak terjadi pada pria, sedangkan pada umur 55 tahun lebih banyak terjadi pada wanita. Perbandingan penderita OA wanita dan pria adalah 4:1 (Reksoprajo 2000 dalam Utami 2010).

3 Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaan sering disebut penyakit degeneratif, diantaranya osteoarthritis, spondylosis, spondyloarthrosis, spondylolisthesis, ankylosing spondylosis dan lain-lain. Salah satu nyeri punggung bawah yang banyak dialami oleh pasien adalah akibat degenerasi pada sendi kartilago, atau yang biasa disebut dengan Osteoarthritis. Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi yang paling sering ditemukan di dunia, termasuk di Indonesia. Penyakit ini menyebabkan nyeri dan gangguan gerakan sendi sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari (Adnan, 2007). Osteoartritis (OA) adalah suatu kelainan sendi kronis (jangka lama) dimana terjadi proses pelemahan dan disintegrasi dari tulang rawan sendi yang disertai dengan pertumbuhan tulang dan tulang rawan baru pada sendi. Kelainan ini merupakan suatu proses degeneratif pada sendi yang dapat mengenai satu atau lebih sendi. Pada kasus Low Back Pain, Osteoarthritis (OA) terjadi pada sendi intervertebra dimana telah terjadi degenerasi pada permukaan sendi facet, corpus vertebra, atau diskus intervertebralis. Osteoarthritis (OA) pada sendi intervertebra paling banyak terjadi pada daerah lumbal. Daerah lumbal terdiri atas L1 sampai L5 dan L5-S1 yang paling besar menerima beban atau berat tubuh sehingga daerah lumbal menerima gaya dan stress mekanikal paling besar sepanjang vertebra (Bellenir K, 2008). OA lumbal dapat menimpa sendi facet, diskus intervertebralis dan ligamen paraspinosus. Diagnosis untuk OA lumbal ditegakkan berdasarkan adanya patologi sendi facet, tidak hanya degenerasi diskus. Simptom dari OA

4 lumbal terdiri dari nyeri lokal dan kekakuan. Kompresi akar saraf oleh osteofit yang mendesak neural foramen, penyempitan karena degenerasi diskus atau subluksasi sendi facet dapat menyebabkan nyeri radikuler dan kelemahan otot. Kondisi ini terjadi pada usia 30-45 tahun namun paling banyak terjadi pada usia 45 tahun keatas dan lebih banyak terjadi pada wanita daripada lakilaki. Sedangkan faktor resiko terjadinya osteoarthritis lumbal adalah faktor usia, obesitas, kebiasaan postur tubuh yang jelek, stress mekanikal dalam aktifitas pekerjaan, penyakit endokrin, trauma dan lain-lain. Perubahan degeneratif pada lumbal dapat bersifat asimptomatik (tanpa gejala) dan simptomatik (muncul gejala/keluhan). Gejala yang sering muncul adalah nyeri pinggang, spasme otot, dan keterbatasan gerak ke segala arah (Ann Thomson, 1991). Ada beberapa faktor predisposisi yang diketahui berhubungan erat dengan terjadinya Osteoarthritis (OA) Lumbal yaitu umur, jenis kelamin, obesitas, faktor hormonal atau metabolisme, genetik, aktivitas kerja, kelainan postur, trauma, dan penyimpangan bentuk facet. Saat mengalami degenerasi, diskus mulai menipis karena kemampuannya menyerap air berkurang sehingga terjadi penurunan kandungan air dan matriks dalam diskus menurun. Degenerasi yang terjadi pada diskus menyebabkan fungsi diskus sebagai shock absorber menghilang, yang kemudian akan timbul osteofit yang menyebabkan penekanan pada radiks, medulla spinalis dan ligamen yang pada akhirnya timbul nyeri dan menyebabkan penurunan mobilitas/toleransi jaringan terhadap suatu regangan

5 yang diterima menurun sehingga tekanan selanjutnya akan diterima oleh facet joint. Degenerasi pada facet joint akan diikuti oleh timbulnya penebalan subchondral yang kemudian terjadi osteofit yang dapat mengakibatkan terjadinya penyempitan pada foramen intervertebralis. Hal ini akan menyebabkan terjadinya kompresi atau penekanan pada isi foramen intervertebral ketika gerakan ekstensi, sehingga timbul nyeri yang pada akhirnya akan menyebabkan penurunan mobilitas atau toleransi jaringan terhadap suatu regangan. Penanganan terhadap OA secara umum dapat dibedakan menjadi penanganan non bedah dan penanganan bedah. Penanganan non bedah berupa medikamentosa atau obat-obatan, perubahan pola diet, fisioterapi, serta modifikasi aktivitas. Terapi obat-obatan berupa antiinflamsi non steroid merupakan penatalaksanaan utama pada OA. Pengobatan ini selain membantu menghilangkan gejala nyeri juga dapat mencegah perburukan yang dapat terjadi. Penyuntikan (injeksi) kortikosteroid pada sendi dapat mengurangi nyeri untuk sementara, namun injeksi ini tidak boleh sering diulang karena dapat menyebabkan destruksi tulang. Fisioterapi bertujuan untuk memelihara mobilitas sendi dan meningkatkan kekuatan otot. Memperkuat otot-otot di sekitar sendi dapat memberikan efek proteksi terhadap sendi yang terserang OA dengan meningkatkan penyerapan tekanan dan mengurangi beban terhadap sendi. Latihan yang dilakukan dapat berupa gerakan aerobik, namun tetap menghindari aktivitas yang memberatkan sendi.

6 Upaya pelayanan kesehatan awalnya hanya difokuskan pada penyembuhan saja. Kemudian berangsur angsur berkembang, sehingga mencakup upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan. Salah satu diantara upaya pelayanan kesehatan tersebut adalah fisioterapi. Peran fisioterapi sangatlah dibutuhkan untuk mencegah dan mengurangi agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut pada penderita osteoarthritis. Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis) pelatihan fungsi dan komunikasi. (KEPMENKES NO 517/MENKES/SK/VI/2008). Banyak teknologi fisioterapi yang tersedia dalam mengatasi nyeri pada kasus osteoarthritis ini, pada penelitian ini penulis menggunakan modalitas alat dan teknik terapi latihan. Modalitas yang digunakan adalah Micro Wave Diathermy (MWD) dan Ultrasound (US). Micro Wave Diathermy (MWD) merupakan suatu pengobatan menggunakan stressor fisis berupa energi elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus bolak-balik frekuensi 2450 MHz dengan gelombang 12,25 cm. MWD bertujuan untuk mengurangi nyeri, memperbaiki sirkulasi darah dan meningkatkan elastisitas jaringan lunak. Sedangkan Ultrasound (Ultrasonik/US) adalah salah satu modalitas fisioterapi dengan menggunakan gelombang suara dengan getaran mekanis membentuk gelombang longitudinal dan berjalan melalui medium tertentu

7 dengan frekuensi yang bervariasi. US bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah, relaksasi otot, meningkatkan permeabilitas membran dan mempercepat proses penyembuhan jaringan. Teknik terapi latihan yang digunakan yaitu pemberian latihan Trunk Balance Exercise yang dibandingkan dengan Strengthening Back Muscle. Trunk balance exercise merupakan suatu latihan keseimbangan dari trunk dengan mengaktifkan otot-otot postural stability (core muscle) untuk menimbulkan respon otot-otot postural yang sinergis, sehingga terjadi stabilisasi dari otot-otot trunk yang bertujuan untuk meningkatkan stabilisasi otot-otot trunk, meningkatkan kekuatan otot-otot trunk, meningkatkan keseimbangan, memperbaiki postur tubuh, dan lain-lain. Strengthening Back Muscle adalah suatu bentuk latihan kontraksi otot dinamik atau statik dengan menggunakan tahanan yang berasal dari external force pada otot-otot stabilisator punggung, latihan ini bertujuan untuk memperkuat otot dinding perut atau otot-otot fleksor, mengurangi spasme otot, mengurangi otot-otot yang memendek terutama otot-otot ekstensor punggung, otot hamstring dan otot quadratus lumborum, mengurangi gaya yang bekerja pada tulang punggung dengan cara mengurangi beban, dan koreksi postur. B. Identifikasi Masalah Masalah pada osteoarthritis lumbal dapat diidentifikasikan yang meliputi adanya keluhan nyeri dan spasme otot, selain keluhan nyeri masalah yang dapat ditimbulkan karena adanya degenerasi pada sendi facet ini yang mana dapat membatasi gerakan dalam melakukan aktifitas kehidupan sehari-

8 hari yang bersifat fungsional, dan akibat selanjutnya akan menurunkan produktifitas yang pada akhirnya berdampak pada penurunan kualitas hidup. Nyeri pada osteoarthritis lumbal diakibatkan oleh adanya degenerasi pada facet joint yang akan diikuti oleh timbulnya penebalan pada subchondral. Lalu, akan terjadi osteofit yang menyebabkan penekanan pada radiks, medulla spinalis dan ligamen yang pada akhirnya akan menimbulkan nyeri dan dapat mengakibatkan terjadinya penyempitan pada foramen intervertebralis. Berkurangnya tinggi diskus akan diikuti dengan pengenduran ligamen yang mengakibatkan fungsinya berkurang dan instabilitas. Akibatnya, nukleus pulposus dapat berpindah ke arah posterior, sehingga menekan ligamentum longitudinal posterior, menimbulkan nyeri dan menurunkan mobilitas atau toleransi jaringan terhadap suatu regangan. Spasme otot-otot paralumbal juga dapat menyebabkan nyeri karena iskemik dari otot tersebut menekan pembuluh darah sehingga aliran darah akan melambat dan juga terjadi penurunan mobilitas atau toleransi jaringan terhadap suatu regangan. Dari ke semua faktor diatas akan menimbulkan penurunan lingkup gerak sendi pada lumbal. Untuk menegakkan diagnosa fisioterapi pada kasus osteoarthritis lumbal, dapat diawali dengan assesment. Pasien mengeluh nyeri punggung bawah pada saat pagi hari setelah bangun tidur, saat mengawali atau memulai gerakan, berjalan, dan berdiri lama. Pada pemeriksaan aktif ekstensi lumbal ditemukan positif nyeri. Ditunjang dari hasil rontgen dimana terlihat adanya osteofit yang menyebabkan penekanan pada radiks, medulla spinalis dan

9 ligamen yang pada akhirnya timbul nyeri. Pada foto Rontgen, celah sendi yang mengalami pengapuran sendi terlihat tampak lebih sempit dibanding celah sendi yang normal sebagai akibat penipisan tulang rawan sendi. Hasil foto Rontgen inilah yang lazim digunakan untuk menentukan berat ringannya (stadium) pengapuran sendi. Ada 4 stadium pengapuran sendi; stadium 1 dan 2 dikategorikan sebagai pengapuran sendi ringan, sementara stadium 3 dan 4 sebagai pengapuran sendi yang berat. Setelah dipastikan bahwa pasien tersebut menderita osteoarthritis lumbal, maka sebagai seorang fisioterapis kita dapat melakukan perencanaan terapi sesuai dengan problema yang ditemukan yaitu nyeri punggung bawah. Untuk menangani nyeri punggung bawah tersebut telah banyak modalitas dan teknik terapi yang dilakukan. Salah satunya adalah terapi latihan teknik Trunk Balance Exercise dan Strengthening Back Muscle yang dikombinasikan dengan modalitas Micro Wave Diathermy (MWD) dan Ultrasound (US). C. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti yaitu : 1. Apakah Intervensi Micro Wave Diathermy (MWD), Ultrasound (US), dan Trunk Balance Exercise Dapat Mengurangi Nyeri Pada Osteoarthritis Lumbal? 2. Apakah Intervensi Micro Wave Diathermy (MWD), Ultrasound (US), dan Strengthening Back Muscle Dapat Mengurangi Nyeri Pada Osteoarthritis Lumbal?

10 3. Apakah Intervensi Micro Wave Diathermy (MWD), Ultrasound (US), dan Trunk Balance Exercise Lebih Baik Daripada Micro Wave Diathermy (MWD), Ultrasound (US), dan Strengthening Back Muscle Terhadap Pengurangan Nyeri Pada Osteoarthritis Lumbal? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Intervensi Micro Wave Diathermy (MWD), Ultrasound (US), dan Trunk Balance Exercise Lebih Baik Daripada Intervensi Micro Wave Diathermy (MWD), Ultrasound (US) dan Strengthening Back Muscle Terhadap Pengurangan Nyeri Pada Osteoarthritis Lumbal. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pemberian Micro Wave Diathermy (MWD), Ultrasound (US), dan Trunk Balance Exercise terhadap pengurangan nyeri pada Osteoarthritis lumbal. b. Untuk mengetahui pemberian Micro Wave Diathermy (MWD), Ultrasound (US) dan Strengthening Back Muscle terhadap pengurangan nyeri pada Osteoarthritis Lumbal. E. Manfaat Penulisan 1. Bagi Institusi Pelayanan Fisioterapi Dengan penelitian ini, diharapkan fisioterapi dapat memilih dan menerapkan Intervensi Micro Wave Diathermy (MWD), Ultrasound (US), Dan Trunk Balance Exercise lebih baik daripada intervensi Micro Wave Diathermy (MWD), Ultrasound (US) dan Strengthening Back

11 Muscle terhadap pengurangan nyeri Pada Osteoarthritis Lumbal sehingga hasil terapi yang diharapkan lebih optimal. 2. Bagi Institusi Pendidikan Fisioterapi Dengan penelitian ini diharapkan menambah referensi bacaan bagi mahasiswa fakultas dan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang nyeri pada Osteoarthritis Lumbal. 3. Bagi Peneliti Dengan penelitian ini maka menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang nyeri pada Osteoarthtritis Lumbal.