BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. oraang-orang yang dipilih secara khusus untuk melaksanakan tugas

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action

BAB I PENDAHULUAN. telah di tentukan bersama. Setiap organisasi pastilah memiliki tujuan yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. para pegawai. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan

I. PENDAHULUAN. Unsur terpenting dalam sebuah organisasi ialah manusia. Sumber daya manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan.

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dalam perusahaan untuk mencapai tujuan bukan hanya tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dengan prestasi kerja yaitu proses melalui mana organisasi. mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Galih Septian, 2014

BAB I PENDAHULUAN. ada di daerahnya. Pembangunan daerah sebagai pembangunan yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan dipandang sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebelumnya. Apabila secara formal dalam organisasi maka proses

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

I. PENDAHULUAN. pertama dari setiap masalah yang terjadi dalam suatu organisasi. Bahkan ada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji pada suatu intansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Disiplin adalah fungsi operatif ke enam dan manajemen sumber daya manusia yng

BAB II KAJIAN TEORI. Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Disiplin berasal dari kata disple yang artinya patuh, patuh baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bisma, Vol 1, No. 1, Mei 2016 DISIPLIN KERJA KARYAWAN PADA PT MALINDO PERSADA KHATULISTIWA KARANGAN ESTATE DI KARANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Angkasa Pura II. Sumber: Gambaran Umum PT Angkasa Pura II (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. (Hariandja, 2002). Menurut Sumarsono (2003), Sumber Daya Manusia atau human

BAB I PENDAHULUAN. sebagai faktor penggeraknya. Dalam sumber daya manusia terdapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketika seorang individu bekerja pada suatu organisasi, instansi ataupun

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan tertentu. Aktivitas di dalam instansi pemerintahan selalu diarahkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

PENGARUH DISIPLIN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN ROKAN HULU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut rivai (2004) bahwa Disiplin adalah suatu alat yang digunakan para

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) kesuksesan suatu organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa

II. TINJAUAN PUSTAKA. dorongan untuk bekerja, kerjasama dan koordinasi.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin kompetitif. Perusahaan berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB 1 PENDAHULUAN. disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yang professional semuanya

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum setiap perusahaan akan berusaha untuk memperoleh laba

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam bidang pekerjaannya. Oleh karena itu keberadaan suatu. perusahaan tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan, organisasi maupun dalam sebuah instansi pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut dikarenakan para karyawan bahkan pimpinan kurang memiliki

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang mempunyai

Menurut Rivai dalam bukunya yang berjudul manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan (2009;2) menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaannya Oleh karena itu keberadaan suatu perusahaan yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif yang dapat menunjukan kelebihan atau keunggulan yang ada pada

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM)

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto

BAB I PENDAHULUAN. pola tingkah laku, serta kebutuhan yang berbeda-beda. Keberadaan manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan munculnya beberapa permasalahan nyata yang menyebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi dari masing-masing pegawainya. Kinerja tinggi yang diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kepada keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan nilai-nilai tinggi dari

BAB I PENDAHULUAN. suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam mencapai tujuan. menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. dari pandangan bahwa tidak ada manusia yang sempurna, pastinya manusia

BAB I PENDAHULUAN. dapat menentukan tercapainya sebuah tujuan dari sebuah organisasi, tak dapat. peran aktif sumber daya manusia didalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kita berada pada abad ke 21, tantangan yang kita hadapi

BAB I PENDAHULUAN. proses administrasi negara yang baik dan benar, yaitu penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. dan ketatnya persaingan antar organisasi, sumber daya manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. instansi tak dapat melaksanakan aktivitasnya. Dengan pegawai yang terampil dan

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset utama suatu perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini berkembang semakin pesat, hal ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. pembentukan kerangka pemikiran untuk perumusan hipotesis.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia. 1. Menurut Tulus dalam Suharyanto dan Hadna (2005:16);

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, dan pembangunan. Pegawai Negeri Sipil unsur yang

2015 PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Nurwinda Endah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mencapai tujuan organisasi. Kedisiplinan juga merupakan salah satu faktor dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Disiplin kerja pegawai merupakan hal yapng penting karena. dengan ditegakkannya disiplin, pegawai dapat melakukan pekerjaanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bernegara seperti organisasi pemerintahan

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BRI Cabang Limboto, samping kiri kantor Urusan Agama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012 merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengemban tugas dan tanggung jawab dalam pengelolaan hutan di Pulau Jawa Barat dan Banten, mulai dari kegiatan perencanaan hutan, reboisasi dan rehabilitasi hutan, pemeliharaan hutan, perlindungan hutan, pemungutan hasil hutan, pemasaran hasil hutan, pemberdayaan masyarakat melalui PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat) dan perencanaan pembangunan sumbe daya manusia. Di pimpin oleh seorang kepala unit, dan di bantu oleh seorang wakil kepala unit. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten terbagi menjadi sembilan biro, yaitu Biro Pengawasan, Biro Perlindungan SDH, Biro Kelola SDH, Biro Produksi dan Industri Kayu, Biro Produksi dan Industri Non Kayu, Biro Pemasaran, Biro SDM dan Umum, Biro Keuangan, Biro Bendahara dan Pembangunan Perusahaan. Dalam penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan penelitian pada biro Keuangan yang bertugas menjalankan seluruh kegiatan keuangan yang ada di Unit III dan KPH yang termasuk wilayah kerja Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten, sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh direksi maupun peraturan lainnya yang berlaku. Menurut Keputusan Direksi Perum Perhutani No. 155/Kpts/Dir/2012 tentang Peraturan Disiplin Karyawan Perum Perhutani mengemukakan bahwa disiplin karyawan adalah kesanggupan karyawan untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada karyawan karena terbukti melanggar peraturan disiplin karyawan.

Disiplin sangat diperlukan baik individu yang bersangkutan maupun oleh organisasi. Disiplin menunjukan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri karyawan terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan. Dengan demikian apabila peraturan atau ketetapan yang ada dalam perusahaan itu diabaikan, atau sering dilanggar, maka karyawan mempunyai disiplin kerja yang buruk. Sebaliknya, bila karyawan tunduk pada ketetapan perusahaan, menggambarkan adanya kondisi disiplin yang baik. Hasil penelitian awal memperlihatkan bahwa masalah utama yang terjadi pada Biro Keuangan di Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten ialah masih kurangnya tingkat disiplin kerja dari para karyawan perusahaan. Seperti yang tercantum pada Pasal 5 mengenai pelanggaran disiplin yaitu pelanggaran disiplin ringan diantaranya : 1. Tidak menaati ketentuan jam kerja dan/atau terlambat masuk kerja dan keluar atau pulang lebih cepat tanpa ijin atasan langsung atau pejabat yang berwenang atau pemimpin unit kerja yang bersangkutan; 2. Tidak memanfaatkan seluruh jam kerja secara produktif untuk kepentingan perusahaan; 3. Masih ada karyawan perusahaan yang tidak masuk kerja dalam waktu satu bulan. Fenomena-fenomena yang terjadi terkait dengan kurangnya tingkat disiplin keja karyawan perusahaan pada Biro Keuangan di Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten terlihat dari masih adanya gejala-gejala seperti : 1. Masih adanya karyawan perusahaan yang terlambat, sehingga tidak mengikuti apel pagi; 2. Pada jam-jam kerja masih ada karyawan perusahaan yang berada diluar kantor; 3. Para karyawan perusahaan kurang mematuhi jam kerja yang telah ditentukan. 1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas ditemukan indikasi masalah yang berkaitan dengan disiplin kerja karyawan perusahaan sebagai berikut : 1. Frekuensi Kehadiran yang belum optimal, ini terlihat dari masih adanya pegawai yang tidak masuk kerja dalam satu bulan. Masih adanya pegawai yang datang terlambat dari waktu yang telah ditentukan; 2. Masih adanya pegawai yang kurang mematuhi jam kerja yang telah ditentukan; 3. Belum optimalnya pemberian sanksi terhadap pegawai yang melakukan pelanggaran dan penyimpangan dari aturan yang berlaku. 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan masalah yaitu: 1. Seberapa besar pengaruh tujuan dan kemampuan yang dimiliki oleh seorang pegawai terhadap kinerja pegawai pada Biro Keuangan di Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten? 2. Seberapa besar pengaruh balas jasa terhadap kinerja pegawai pada Biro Keuangan di Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten? 3. Seberapa besar pengaruh sanksi hukuman terhadap kinerja pegawai pada Biro Keuangan di Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten? 4. Seberapa besar pengaruh tujuan dan kemampuan, balas jasa serta sanksi hukuman yang dimiliki oleh seorang pegawai secara simultan terhadap kinerja pegawai pada Biro Keuangan di Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten? 1.4. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui besaran pengaruh tujuan dan kemampuan yang dimiliki oleh seorang pegawai terhadap kinerja pegawai pada Biro Keuangan di Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten; 2. Untuk mengetahui besaran pengaruh balas jasa yang diberikan kepada seorang pegawai terhadap kinerja pegawai pada Biro Keuangan di Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten; 3. Untuk mengetahui besaran pengaruh sanksi hukuman yang diberikan kepada seorang pegawai terhadap kinerja pegawai pada Biro Keuangan di Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten; 4. Untuk mengetahui besaran pengaruh tujuan dan kemampuan, balas jasa dan sanksi hukuman yang dimiliki dan diberikan kepada pegawai secara simultan terhadap kinerja pegawai pada Biro Keuangan di Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. 1.5. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengembangkan konsep atau teori-teori tentang ilmu Administrasi Negara yang terkait dengan disiplin kerja serta pengaruhnya terhadap kinerja pegawai, dan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan kepustakaan mengenai disiplin kerja dan kinerja pegawai. 2. Kegunaan Praktis a. Untuk lembaga, hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan dalam mencari jalan keluar untuk memecahkan masalah rendahnya disiplin yang dimiliki pegawai,

guna meningkatkan kinerja pegawai pada Biro Keuangan di Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten; b. Untuk peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan mengenai disiplin yang dimiliki oleh pegawai serta pengaruhnya terhadap kinerja pegawai, sehingga ketika peneliti bekerja pada bidang yang sama, peneliti akan mampu mengaplikasikan hasil dari penelitian yang telah dilaksanakannya; c. Untuk umum, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi bagi pihak yang berkepentingan dengan masalah yang diteliti oleh peneliti. 1.6. Kerangka Pemikiran Keberhasilan suatu organisasi dalam hal pencapaian tujuannya yaitu didukung dengan adanya pegawai yang berkualitas dan memiliki sikap taat dan patuh terhadap peraturan yang telah ditentukan. Dengan tingkat disiplin yang baik maka tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi akan tercapai. Berkaitan dengan hal tersebut Hasibuan (2007 : 193) dalam bukunya yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia, mengemukakan bahwa disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Sedangkan menurut Drs. Muchdarsyah Sinungan (2009 : 146) dalam bukunya yang berjudul : Produktivitas Apa dan Bagaimana. Mengemukakan bahwa : Disiplin adalah sikap mental yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan (obedience) terhadap peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan baik oleh pemerintah atau etik, norma dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat untuk tujuan tertentu.

Menurut Keith Davis mengenai disiplin kerja yang di kutip oleh Mangkunegara (2011 : 129) dalam bukunya yang berjudul : Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, mengemukakan bahwa : Dicipline is management action to enforce organization standards. Berdasarkan pendapat Keith Davis, disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi. Setelah membahas beberapa definisi dari disiplin kerja, peneliti akan membahas lebih lanjut mengenai indikator dari disiplin kerja. Menurut Hasibuan (2007 : 194) dalam bukunya yang berjudul : Manajemen Sumber Daya Manusia pada dasarnya terdapat banyak indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi, di antaranya : 1. Tujuan dan kemampuan; 2. Teladan pemimpin; 3. Balas jasa; 4. Keadilan; 5. Waskat; 6. Sanksi hukuman; 7. Ketegasan; 8. Hubungan kemanusiaan. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti hanya mengambil tiga dimensi disiplin kerja yang diambil dari teori Malayu Sahibuan (2007:194), yaitu : 1. Tujuan dan kemampuan, ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan bersangkutan, agar dia bekerja sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya; 2. Balas jasa (gaji dan kesejahteraan), ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan/pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik pula; 3. Sanksi hukuman, berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap, dan perilaku indisipliner karyawan akan berkurang.

Menurut Faustino Cardosa Gomes yang dikutip oleh Mangkunegara (2012 : 9) dalam bukunya yang berjudul : Evaluasi Kinerja SDM, mengemukakan definisi kinerja karyawan sebagai Ungkapan seperti output, efisiensi serta efektivitas sering dihubungkan dengan produktivitas. Menurut Mangkunegara (2012 : 9) dalam bukunya yang berjudul : Evaluasi Kinerja SDM, mengemukakan bahwa : Kinerja SDM adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai SDM persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut LAN RI yang dikutip oleh Pasolong (2013 : 175) dalam bukunya yang berjudul : Teori Administrasi Publik, merumuskan : Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program, kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Konsep kinerja yang dikemukakan LAN RI lebih mengarahkan kepada acuan kinerja suatu organisasi publik yang cukup relevan sesuai dengan strategi suatu organisasi yakni dengan misi dan visi yang lain yang ingin dicapai. Untuk mengukur optimal atau tidaknya suatu kinerja menurut Miner yang dikutip oleh Sudarmanto (2009 : 11) dalam bukunya yang berjudul : kinerja dan pengembangan kompetensi SDM mengemukakan empat dimensi yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menilai kinerja, yaitu : 1. Kualitas, yaitu : Tingkat kesalahan, kerusakan, kecermatan; 2. Kuantitas, yaitu : jumlah pekerjaan yang dihasilkan; 3. Penggunaan waktu dalam kerja, yaitu : tingkat ketidakhadiran, keterlambatan, waktu kerja efektif/jam kerja hilang; 4. Kerjasama dengan orang lain dalam bekerja.

Sementara menurut Jerry Harbour yang di kutip oleh sudarmanto (2009 : 13) dalam bukunya yang berjudul : Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM merekomendasikan pengukuran kinerja dengan 6 aspek, yaitu : a. Produktivitas, kemampuan dalam menghasilkan produk barang dan jasa; b. Kualitas, pemroduksian barang dan jasa yang dihasilkan memenuhi standar kualitas; c. Ketepatan waktu (timeliness), waktu yang diperlukan dalam menghasilkan produk barang dan jasa tersebut kemudian sampai kepada pengguna/ konsume; d. Penggunaan sumber daya, sumber daya yang diperlakukan dalam menghasilkan produk barang dan jasa tersebut; e. Biaya, biaya yang diperlukan. Maka, berdasarkan kerangka pemikiran diatas, peneliti mengemukakan paradigma penelitian, sebagaimana pada gambar berikut : Gambar 1.1. Paradigma Penelitian Disiplin Kerja (X) Kinerja Pegawai (Y) Hasibuan (2007:194) Sudarmanto (2009:11) Tujuan dan Kemampuan Balas Jasa Kinerja Pegawai Sanksi Hukuman (Sumber : diolah oleh peneliti) 1.7. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang dikemukakan diatas, maka penulis mengemukakan hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. H1 Tujuan dan kemampuan pegawai berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai; H0 Tujuan dan kemampuan pegawai tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai. 2. H1 Balas jasa berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai; H0 Balas jasa tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai. 3. H1 Sanksi hukuman berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai; H0 Sanksi hukuman tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja Pegawai. 3. H1 Tujuan dan kemampuan, balas jasa, serta sanksi hukuman berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai; H0 Tujuan dan kemampuan, balas jasa, serta sanksi hukuman tidak bepengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai.