BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG MASALAH Setiap perusahaan pada periode akhir akuntansi harus menyusun laporan keuangan, baik untuk kepentingan intern maupun ekstern. Laporan keuangan adalah laporan yang di rancang untuk mengkomunikasikan beberapa informasi mengenai hasil usaha, kinerja keuangan perusahaan, perubahan posisi keuangan, arus kas serta sumber daya yang dimiliki perusahaan kepada beberapa pihak yang mempunyai kepentingan informasi tersebut baik dari dalam maupun dari luar perusahaan. Nilai kemanfaatan dari informasi yang terkandung dalam laporan keuangan akan bernilai, jika disajikan secara akurat dan tepat waktu, yakni tersedia pada saat yang dibutuhkan oleh para pengguna laporan keuangan sehingga tidak mempengaruhi kapasitas dalam pengambilan keputusan. Dari segi regulasi, ketepatan penyampaian laporan keuangan juga telah diatur oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dalam Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-346/BL/2011 yang menyatakan bahwa setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan telah diaudit tepat waktu. Dalam peraturan ini juga disebutkan bahwa perusahaan publik wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan disertai dengan laporan akuntan dalam rangka audit atas laporan keuangan, selambat lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) 1
setelah tanggal laporan keuangan perusahaan. Hal ini selaras dengan karakteristik yang wajib dimiliki oleh laporan keuangan yaitu salah satunya relevan. Kerelevansian suatu laporan keuangan auditan dapat diperoleh apabila laporan keuangan auditan tersebut dapat diselesaikan secara tepat waktu pada saat dibutuhkan. Menurut Pramesti dan Dananti (2012), ketepatan waktu dalam penyajian laporan keuangan (timeliness) merupakan atribut kualitatif penting pada laporan keuangan yang mengharuskan informasi disediakan secepat mungkin bagi para pemakainya. Apabila terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan keuangan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya dalam hal pengambilan suatu keputusan. Lamanya waktu penyelesaian audit oleh auditor dilihat dari jarak jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani. Perbedaan waktu ini disebut dengan audit delay (Subekti dan Widiyati, 2004) atau disebut juga dengan audit report lag (Iskandar dan Trisnawati, 2010). Semakin lama auditor menyelesaikan pekerjaan auditnya, maka semakin lama pula audit delay-nya. Jika audit delay semakin lama, maka kemungkinan keterlambatan penyampaian laporan keuangan juga semakin besar. Penelitian mengenai Audit Delay telah banyak dilakukan, baik di indonesia maupun di luar negeri. Pizzini, Shu Lin, dan Ziegenfuss (2015) menyelidiki apakah kualitas dan kotribusi audit internal mempengaruhi audit delay dalam sampel 292 perusahaan pada tahun pengamatan diambil dari pra-sox periode 404. Hasilnya jumlah hari yang dibutuhkan untuk menyelesaikan audit laporan keuangan meningkat secara signifikan dengan pelaksanaan Pasal 404 Undang- 2
Undang Sarbanes-Oxley (SOX, AS DPR 2002). Selain itu fungsi audit internal secara substansial dapat mempengaruhi proses pelaporan keuangan karena auditor internal dapat membantu manajemen mempertahankan kontrol internal yang kuat dan membantu auditor eksternal dengan audit laporan keuangan. Junaidda, U.Binti Hashim (2011) di Malaysia, menemukan bahwa komite audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit delay. Sumber daya dan kemampuan karakteristik komite audit terbukti dapat meningkatkan kinerja perusahaan, sekaligus membuat pelaporan laporan keuangan menjadi lebih baik lagi sehingga dapat memperlambat proses audit. Di Indonesia sendiri, Juanita (2012) melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di BEI selama tahun 2007 sampai 2009. Pengumpulan data menggunakan purposive sampling method. Faktor-faktor yang diuji adalah ukuran perusahaan, ukuran KAP, kepemilikan saham, laba rugi, profitabilitas, debt to equity dan debt to total asset. Hasilnya, hanya variabel pelaporan laba rugi saja yang mempengaruhi audit report lag. Aprilianne (2015) meneliti apakah pos-pos luar biasa, laba rugi, kompleksitas operasi perusahaan, opini audit, reputasi auditor dan konfergensi IFRS berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2008-2013. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa reputasi auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Sedangkan pos-pos luar biasa, laba rugi, kompleksitas operasi perusahaan, opini audit, dan konfergensi IFRS berpengaruh terhadap audit delay. 3
Penelitian Prameswari dan Yustrianthe (2015) menghasilkan kesimpulan bahwa ukuran perusahaan, solvabilitas dan opini auditor tidak berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. sementara Puspitasari dan Sari (2012) menyatakan bahwa ukuran perusahaan, dan solvabilitas berpengaruh positif terhadap audit delay pada 276 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2007-2010. Akan tetapi keduannya sepakat bahwa profitabilitas atau laba rugi dan ukuran KAP berpengaruh terhadap audit delay. Berdasarkan perbedaan hasil penelitian diatas penelitian ini akan menguji kembali pengaruh faktor ukuran perusahaan, solvabilitas, dan opini auditor terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2013-2015. 1.2.PERUMUSAN MASALAH Penelitian yang dilakukan oleh Prameswari dan Yustrianthe (2015) menunjukan bahwa variabel ukuran perusahaan, solvabilitas dan opini auditor tidak berpengaruh terhadap audit delay. Tetapi variabel lain seperti profitabilitas dan ukuran KAP berpengaruh terhadap audit delay. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari dan Sari (2012) menunjukan bahwa faktor-faktor ukuran perusahaan, solvabilitas, laba rugi dan ukuran KAP berpengaruh terhadap audit delay. Perbedaan hasil penelitian variabel tersebut yang akan penulis uji kembali. 4
Dengan demikian rumusan masalah yang akan dijadikan pokok bahasan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay? 2. Apakah solvabilitas berpengaruh terhadap audit delay? 3. Apakah opini auditor berpengaruh terhadap audit delay? 1.3.TUJUAN PENELITIAN Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. 2. Untuk menguji apakah solvabilitas berpengaruh terhadap audit delay. 3. Untuk menguji apakah opini auditor berpengaruh terhadap audit delay. 1.4.MANFAAT PENELITIAN Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat teoritis : a. Sebagai media untuk menambah wawasan dan pemahaman bagi para akademisi khususnya bidang akuntansi dalam hal yang berkaitan dengan audit delay. b. Sebagai bahan referensi tambahan untuk penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. 5
2. Manfaat praktis : a. Membantu memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay sehingga dapat mengoptimalkan kinerja auditor yang berdampak langsung pada ketepatan pelaporan keuangan. b. Menjadi pedoman dalam melakukan audit sehingga mempersingkat rentang waktu audit serta meningkatkan efektvitas dan efisiensi pekerjaan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang dominan mempengaruhi audit delay. 6