RANCANG BANGUN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) PADA PANEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) UNTUK OPTIMASI DAYA PADA PANEL SURYA BERBASIS ALGORITMA INCREMENTAL CONDUCTANCE

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MIKROKONTROLLER AVR. Dosen Pembimbing

Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Surya Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol

Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) SOLAR PV BERBASIS FUZZY LOGIC MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AVR

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL

Hari Agus Sujono a), Riny Sulistyowati a), Agus Budi Rianto a)

MEMAKSIMALKAN KONVERSI ENERGI PV MODULE BERDASARKAN KURVA KARAKTERISTIK PADA LERENG TEGANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI

Auto Charger System Berbasis Solar Cell pada Robot Management Sampah

Prof.Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Vita Lystianingrum B.P, ST., M.Sc.

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya

PERANCANGAN SISTEM MAXIMUM POWER POINT TRACKING CONVERTER BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 328

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Dwi Agustina Hery Indrawati

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium

MAXIMUM POWER POINT TRACKER PADA SOLAR CELL/PHOTOVOLTAIC MODULE DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC CONTROLLER

Andriani Parastiwi. Kata-kata kunci : Buck converter, Boost converter, Photovoltaic, Fuzzy Logic

RANCANG BANGUN KONVERTER PHOTOVOLTAIC DAN PENTAKSIRAN DAYA PHOTOVOLTAIC UNTUK DC POWER HOUSE

Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MULTI-INPUT KONVERTER DC-DC PADA SISTEM TENAGA LISTRIK HIBRIDA PV/WIND

DESAIN DAN ANALISIS PROPORSIONAL KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM PHOTOVOLTAIK

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3122

Oleh : Aries Pratama Kurniawan Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir. Mochamad Ashari, M.Eng Vita Lystianingrum ST., M.Sc

PERANCANGAN KONVERTER ARUS SEARAH TIPE CUK YANG DIOPERASIKAN UNTUK PENCARIAN TITIK DAYA MAKSIMUM PANEL SURYA BERBASIS PERTURB AND OBSERVE

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ

PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR

SISTEM MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) DENGAN KONVERTER DC-DC TIPE BOOST MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY UNTUK PANEL SURYA SKRIPSI

INVERTER 15V DC-220V AC BERBASIS TENAGA SURYA UNTUK APLIKASI SINGLE POINT SMART GRID

LAMPIRAN 1 CATU DAYA TRANSFORMATOR RANGKAIAN SENSOR ARUS SENSOR DAYA. Gambar 1. Realisasi alat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 1375

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konversi energi dari cahaya matahari menjadi energi listrik dilakukan oleh

Perancangan Sistem Charger Otomatis pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya

ABSTRAK. Kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan PENDAHULUAN

BAB III PERANCANGAN PEMODELAN SISTEM

PERANCANGAN MULTILEVEL BOOST CONVERTER TIGA TINGKAT UNTUK APLIKASI SEL SURYA

PEMODELAN DAN SIMULASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKER PADA PHOTOVOLTAIC

Rancang Bangun Catu Daya Tenaga Surya Untuk Perangkat Audio Mobil

PENGONTROLAN DC CHOPPER UNTUK PEMBEBANAN BATERAI DENGAN METODE LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 128 TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN BECAK LISTRIK TENAGA HYBRID DENGAN MENGGUNAKAN KONTROL PI-FUZZY (SUBJUDUL: HARDWARE) Abstrak

Rancang Bangun Charger Baterai dengan Buckboost Konverter

ANALISIS STEP-UP CHOPPER SEBAGAI TRANSFORMASI R SEBAGAI INTERFACE PHOTOVOLTAIC DAN BEBAN

NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM : TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER

Perancangan Simulator Panel Surya Menggunakan LabView

Rancang Bangun Maximum Power Point Tracking Pada Panel Photovoltaic Berbasis Logika Fuzzy di Buoy Weather Station

Perbandingan Efisiensi Energi Pengontrol T2FSMC dan Pid pada Prototype Panel Surya

RANCANG BANGUN MODUL BOOST CHOPPER VOLT DC 200 WATT BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16 ABSTRAK

Perancangan dan Realisasi Solar Charge Controller Maximum Power Point Tracker dengan Topologi Buck Converter untuk Charger Handphone

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan sumber energi listrik terus meningkat seiring meningkatnya

Sistem MPPT Untuk PV dan Inverter Tiga Fasa yang Terhubung Jala-Jala Menggunakan Voltage-Oriented Control

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGISI BATERAI TENAGA SURYA MENGGUNAKAN METODE INCREMENTAL CONDUCTANCE KENDALI ARUS BERBASIS dspic30f4012

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGISI BATERAI TENAGA SURYA MENGGUNAKAN METODE INCREMENTAL CONDUCTANCE-VOLTAGE CONTROL BERBASIS dspic30f4012

Rancang Bangun Sistem Tracking Panel Surya Berbasis Mikrokontroler Arduino

Desain Sistem Photovoltaic (PV) Terhubung Dengan Grid Sebagai Filter Aktif

MAXIMUM POWER POINT TRACKER DENGAN METODE INCREMENTAL CONDUCTANCE TRANSCONDUCTANCE CONTROL BERBASIS. dspic30f4012

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan

SIMULASI MAXIMUM POWER POINT TRACKING (MPPT) PANEL SURYA MENGGUNAKAN PERTURB AND OBSERVE SEBAGAI KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER Mochamad Firman Salam

Perbaikan Variabel Step Size MPPT pada Aplikasi Panel Surya untuk Perubahan Iradiasi Matahari yang Cepat

PORTABLE SOLAR CHARGER

Desain Penyearah 1 Fase Dengan Power Factor Mendekati Unity Dan Memiliki Thd Minimum Menggunakan Kontrol Pid-Fuzzy Pada Boost Converter

OPTIMASI DAYA KELUARAN PANEL SURYA DENGAN MAXIMUM POWER POINT TRACKING (MPPT) BERBASIS MIKROKONTROLER

Rancang Bangun Inverter Tiga Phasa Back to Back Converter Pada Sistem Konversi Energi Angin

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus

Perancangan dan Implementasi Multi-Input Konverter Buck Untuk Pengisian Baterai Menggunakan Panel Surya dan Turbin Angin

Perancangan Boost Converter Untuk Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya

PERENCANAAN DAN PEMBUATAN DC-DC KONVERTER UNTUK PANEL SURYA PADA DC HOUSE SKRIPSI

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Desain Boosting MPPT Tiga Level untuk Distributed Generation Tiga Fasa Presented by: Hafizh Hardika Kurniawan

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia.

PERANCANGAN STAND ALONE PV SYSTEM DENGAN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MENGGUNAKAN METODE MODIFIED HILL CLIMBING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan

DAFTAR GAMBAR. Magnet Eksternal µt Gambar Grafik Respon Daya Output Buck Converter dengan Gangguan Medan

KENDALI BUCK-BOOST MPPT BERBASIS DIGITAL LAPORAN TUGAS AKHIR

DESAIN PENYEARAH 1 FASE DENGAN POWER FACTOR MENDEKATI UNITY DAN MEMILIKI THD MINIMUM MENGGUNAKAN KONTROL PID-fuzzy PADA BOOST CONVERTER

PERANCANGAN MAXIMUM POWER POINT TRACKING PANEL SURYA MENGGUNAKAN BUCK BOOST CONVERTER DENGAN METODE INCREMENTAL CONDUCTANCE

METODE PENGENDALIAN DAYA PADA PHOTOVOLTAIC MODULE DENGAN METODE KENDALI INTERNAL TUGAS AKHIR

Implementasi MPPT (Maximum Power Point Tracker) Pada Sistem Photovoltaic

Studi Analisa Synchronous Rectifier Buck Converter Untuk Meningkatkan Efisiensi Daya Pada Sistem Photovoltaic

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi konverter elektronika daya telah banyak digunakan pada. kehidupan sehari-hari. Salah satunya yaitu dc dc konverter.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Rancang Bangun Buck-Boost Converter Pada Panel Surya Menggunakan Metode Kontrol PI Dan PID Berbasis Mikrokontroler

RANCANG BANGUN SUATU SISTEM PEMANFAATAN SUMBER ENERGI TENAGA SURYA SEBAGAI PENDUKUNG SUMBER PLN UNTUK RUMAH TANGGA BERBASIS MIKROKONTROLLER.

PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA. Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar.

MEMAKSIMALKAN DAYA PHOTOVOLTAIC SEBAGAI CHARGER CONTROLLER

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

Rancang Bangun AC - DC Half Wave Rectifier 3 Fasa dengan THD minimum dan Faktor Daya Mendekati Satu menggunakan Kontrol Switching PI Fuzzy

Desain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC)

Transkripsi:

RANCANG BANGUN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) PADA PANEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY Atar Fuady Babgei - 2207100161 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111 Email: atarbey@gmail.com Abstrak - Panel Surya sebagai jenis pembangkit listrik terbaharukan di masa datang akan semakin memiliki peranan penting sebagai pengganti energi fosil atau energi tak terbaharukan. Namun dalam aplikasinya secara konvensional panel surya mempunyai kekurangan yakni memiliki efisiensi yang rendah, hal ini dikarenakan karakteristik V-I sel surya yang tidak linier terhadap pembebanan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya listrik yang dihasilkan oleh panel surya, seperti besarnya tingkat intensitas cahaya dan suhu kerja dari panel surya. Secara umum, terdapat titik yang unik pada kurva V-I atau kurva V-P, yang dinamakan Maximum Power Point (MPP). Dimana pada titik tersebut, solar sel bekerja pada efisiensi maksimum dan menghasilkan daya keluaran paling besar. Letak dari MPP tidak diketahui, tapi dapat dicari, dengan menggunakan perhitungan atau algoritma penjejak. Oleh karena itu algoritma Maximum Power Point Tracker (MPPT) dibutuhkan untuk menjaga titik kerja solar sel agar tetap bekerja pada titik MPP. Dalam Tugas Akhir ini dilakukan perancangan dan implementasi suatu alat berbasis mikrokontroller untuk mengoptimalkan kerja dari Panel Surya dengan cara mencari titik MPP (Maximum Power Point) dengan metode menggunakan algoritma fuzzy, kemudian mengimplementasinya menjadi tegangan output dengan Buck Converter yang dikontrol dengan PWM (Pulse Width Modulation), sehingga dapat menghasilkan daya keluaran dengan efisiensi lebih baik. Adapun hasil dari penelitian ini yakni sistem MPPT dapat meningkatkan daya pada panel surya dengan penambahan efisiensi rata-rata sebesar 21.87% dibandingkan dengan tanpa menggunakan sistem MPPT. Kata kunci : Panel Surya, MPPT, Metode Fuzzy, Buck Converter I. PENDAHULUAN Pembangkit listrik tenaga surya merupakan salah satu pembangkit tenaga listrik alternatif yang banyak dikembangkan, panel surya (solar panel) sebagai jenis pembangkit listrik terbaharukan di masa datang akan semakin memiliki peranan penting sebagai pengganti 1 energi fosil atau energi tak terbaharukan. Dalam aplikasinya secara konvensional panel surya memiliki banyak kekurangan terutama pada sisi efisensi keluaran yang terbilang rendah, hal tersebut dikarenakan perbedaan karakteristik antara panel surya dengan beban. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya listrik yang dihasilkan oleh panel surya, seperti besarnya tingkat intensitas cahaya dan suhu kerja dari panel surya. Selain itu, karakteristik V-I sel surya adalah nonlinier dan berubah terhadap radiasi dan suhu permukaan solar sel. secara umum, terdapat titik yang unik pada kurva V-I atau kurva V-P, yang dinamakan Maximum Power Point (MPP). Dimana pada titik tersebut, solar sel bekerja pada efisiensi maksimum dan menghasilkan daya keluaran paling besar. Letak dari MPP tidak diketahui, tapi dapat dicari, dengan menggunakan perhitungan atau algoritma penjejak. Oleh karena itu algoritma Maximum Power Point Tracker (MPPT) dibutuhkan untuk menjaga titik kerja solar sel agar tetap pada titik MPP. Maximum Power Point Tracker (MPPT) adalah suatu metode untuk mencari point (titik) maksimum dari karva karakteristik tegangan dan arus input (V-I) pada aplikasi panel surya. Sistem Maximum Power Point Tracker (MPPT) dengan bantuan Konverter DC- DC digunakan untuk mengatur besarnya tegangan keluaran pada panel surya, agar dapat memaksa panel surya memperoleh daya maksimum pada berbagai tingkat intensitas cahaya. Dengan menganalisa masukan sumber hasil konversi panel surya dengan memanfaatkan kemampuan kapasitas puncak dari karakteristik panel, diharapkan efisiensi daya keluaran kebeban dapat maksimum. II. TEORI PENUNJANG 2.1 Panel Surya Panel surya adalah alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah cahaya menjadi listrik. Mereka disebut surya atas matahari atau "sol" karena matahari merupakan sumber cahaya terkuat yang dapat dimanfaatkan. Panel surya sering kali disebut sel photovoltaic, photovoltaic dapat diartikan sebagai "cahaya-listrik". Sel surya atau sel PV bergantung pada efek photovoltaic untuk menyerap energi

matahari dan menyebabkan arus mengalir antara dua lapisan bermuatan yang berlawanan. Berikut merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi kerja dari sel surya agar pengoperasianya dapat mencapai nilai maksimum [1]: a. Suhu permukaan panel surya b. Radiasi solar matahari (iradiasi) c. Kecepatan angin bertiup d. Keadaan atmosfir bumi e. Orientasi panel atau array PV f. Posisi letak sel surya (array) terhadap matahari (tilt angle) Untuk mendekati kinerja dari sel surya, suatu model matematik dikembangkan untuk menirukan solar sel. Gambar 2.1 menunjukkan rangkaian persamaan solar sel, dimana I dan V adalah arus dan tegangan solar sel, kemudian, IL adalah cell s photocurrent. Rp dan Rs adalah tahanan shunt dan tahanan seri dari solar sel. tersebut, solar sel bekerja pada efisiensi maksimum dan menghasilkan daya keluaran paling besar. Pada gambar 2.2 diperlihatkan pengaruh iradiasi terhadap daya dan tegangan keluaran dari solar sel. sedangkan pada gambar 2.3 diperlihatkan pengaruh dari suhu permukaan solar sel pada kurva I- V. Gambar 2.2 Karakteristik P-V untuk level iradiasi (cahaya matahari) berubah-ubah [2] Gambar 2.1 Rangkaian persamaan sel surya [2] Persamaan dari rangkaian diatas adalah : [2-1] Dimana : Io = arus saturasi reverse (Ampere) n = faktor ideal dioda q = pengisian electron (1.602 10-19 C) k = konstanta Boltzman (1.3806.10-23 J.K -1 ) T = temperatur solar sel ( o K) Persamaan diatas digunakan dalam simulasi menggunakan komputer untuk mendapatkan karakteristik keluaran solar sel, seperti pada gambar 2.2 dan 2.3. Kurva ini menunjukkan sangat jelas bahwa karakteristik keluaran solar sel adalah nonlinier dan sangat dipengaruhi oleh radiasi sinar matahari dan temperatur. Selain itu, karakteristik V-I sel surya adalah nonlinier dan berubah terhadap radiasi dan suhu permukaan solar sel. Secara umum, terdapat titik yang unik pada kurva V-I atau kurva V-P, yang dinamakan Maximum Power Point (MPP). Dimana pada titik 2 Gambar 2.3 Kurva I-V panel surya untuk penyinaran tetap dan suhu bervariasi [2] 2.2 Maximum Power Point Tracking (MPPT) Maximum Power Point Tracking atau sering disingkat dengan MPPT merupakan sebuah sistem elektronik yang dioperasikan pada sebuah panel surya sehingga panel surya bisa menghasilkan daya maksimum. Perlu diperhatikan, MPPT bukanlah sebuah sistem tracking mekanik yang digunakan untuk mengubah posisi modul terhadap posisi matahari sehingga mendapatkan energi maksimum matahari. MPPT benar-benar sebuah sistem elektronik yang bisa menelusuri titik daya maksimum power yang bisa dikeluarkan oleh sebuah panel PV. Sistem MPPT bekerja dengan cara memaksa panel surya agar bekerja pada titik daya maksimumnya, sehingga daya yang mengalir ke beban adalah daya maksimal. Pada umumnya digunakan DC-DC converter dalam sebuah sistem MPPT untuk menggeser daya operasi dari panel surya menjadi titik daya maksimalnya.

Pada gambar 2.4 dan 2.5 diperlihatkan efek pembebanan Gambar 2.4 Pengaruh pembebanan pada kurva VI panel surya [5] Gambar 2.5 Karakteristik P dan V pada panel surya [5] Di sebelah kiri dari MPP perubahan daya terhadap perubahan tegangan dp/dv>0, sementara di sebelah kanan, dp/dv <0 (lihat gambar 2.4). Pada gambar 2.5, jika tegangan kerja sel surya diganggu (perturbed) dan berada pada dp/dv>0, hal tersebut diketahui bahwa penggangguan (perturbation) dilakukan untuk memindahkan tegangan kerja sel surya maju ke arah MPP. Jika dp/dv<0, kemudian perubahan titik kerja mengarahkan sel surya jauh dari MPP, maka algoritma P&O membalik arah penggangguan. III. Perencanaan Alat Alat yang dibuat terdiri dari minimum sistem Mikrokontroler ATMEL AVR ATMega32 [4], Sensor Arus ACS712, Sensor Tegangan, Sensor Suhu, Sensor Cahaya (Iradiasi), serta Aktuator berupa Buck Converter. bagan kinerja sistem optimalisasi panel surya dengan MPPT secara detail ditunjukkan pada gambar 3.1. Gambar 3.1 Diagram sistem MPPT Pada bagian yang pertama terdapat panel surya yang berfungsi menghasilkan energi listrik dari sinar matahari yang di serap. Output dari panel surya tersebut akan menghasilkan tegangan dan arus yang berubah-ubah tergantung dengan kondisi suhu, dan intensitas radiasi matahari (irradiance). Mikrokontroler berfungsi menerima input analog dari berbagai sensor, mengubahnya terlebih dahulu menjadi digital (ADC Convertion), kemudian diproses kedalam algoritma FLC (Fuzzy Logic Controller). Hasil dari algoritma FLC tersebut berupa sinyal PWM yang digunakan untuk switching MOSFET pada rangkaian Buck Converter. 3.1. Perancangan Modul Board Utama Dalam sistem MPPT ini digunakan empat macam sensor seperti terlihat pada gambar 3.1, yakni sensor arus, sensor tegangan, sensor cahaya, dan sensor suhu. Sensor arus dan tegangan berjumlah dua buah, masing-masing untuk input dan output. Pada perancangan Perangkat Keras ini dibagi menjadi dua bagian board, yakni board utama, dan board DC to DC converter. Perancangan modul board utama berisi minimum sistem ATMega32, modul sensor, dan Real Time Clock (RTC) sebagai pencatat waktu. Sedangkan board DC to DC Converter dirancang dalam konfigurasi Buck dengan input berupa sel surya dengan tegangan operasi 10-20V dan tegangan keluaran diatur pada set point yang diinginkan. Blok Diagram dari perancangan perangkat keras ini sendiri dapat dilihat pada gambar 3.2. 3

Penampil LCD Sistem Mikrokontroller Port C Blok Sensor I_IN V_IN I_OUT V_OUT TEMP IRAD Port A ATMega 32 Port B Keypad Port D PWM DC to DC Converter Gambar 3.2 Blok Diagram Perancangan Alat 3.2. Perancangan DC to DC Converter DC to DC Converter dirancang dalam konfigurasi buck yang dikontrol oleh) mikrokontroller. Mikrokontroller dapat mengontrol DC to DC Converter dengan cara menghasilkan sinyal PWM yang men-swith MOSFET pada frekuensi 45.000 khz. Rasio Output dari DC to DC converter bergantung pada seberapa besar duty cycle dari sinyal PWM. Berdasarkan pada persamaan dirancang Buck Converter dengan desain seperti Tabel 3.3. Tabel 3.1 Parameter Perancangan Buck Converter Parameter Nilai Vin Min 10V Vin Maks 20V Vout 12V I Maks 3.25 Frekuensi PWM 45kHz Io 0.325A Vo 0.336V D = V o V g = 12 20 = 0.6 I = (V i V o ) x V o f x L x V i V i V o x V o 20 12 x 12 L = = I x f x V i 0.325 x 45000 x 20 = 328 μh I V o = 8 x f x C I C = V o x8xf = 0.325 0.2x8x45000 = 4.51μF Nilai L, C diatas merupakan nilai minimum yang diminta untuk pembuatan Buck Converter, sehingga dipilih L=300uH dan C=4.7uF. 4 Gambar 3.3 Rangkaian Buck Converter Q2 merupakan Transistor MOSFET utama untuk switching Buck Converter. MOSFET di-drive oleh IC IR2111 yang diberi input PWM dari mikrokontroller ke Pin 2 (Pin IN) dan menggunakannya untuk men-drive Switching MOSFET. Karena Q2 merupakan N-Channel MOSFET, sehingga membutuhkan input tegangan gate lebih besar 10V daripada tegangan source (yang merupakan input dari panel surya). maka IC IR2111 memanfaatkan rangkaian pembesar tegangan (charge pump circuit) yang dibuat oleh dioda D3 dan kapasitor C2 untuk menaikkan tegangan Gate sehingga Q2. Duty Cycle PWM selalu dimonitor dan dikontrol oleh mikrokontroller, dan tidak pernah dibiarkan untuk 100% agar rangkaian pembesar tegangan (D3 dan C2) dapat selalu bekerja. D1 adalah ultrafast Dioda yang yang akan selalu bekerja untuk meneruskan arus. Hal ini akan membuat Converter ini lebih efisien. L1 adalah adalah Induktor utama yang berfungsi untuk menyimpan arus hasil switching serta C1 yang berfungsi untuk memfilter output tegangan. A. Perancangan Perangkat Lunak (Software) 3.2.1.1 Perancangan Kontrol Logika Fuzzy Perancangan Fuzzy Logic Controller (FLC) pada MPPT berfungsi sebagai sistem kontrol PWM sebagai pengendali tegangan output dari DC to DC Converter.

Input dari kontrol fuzzy ini adalah E(k) dan CE(k), yakni: Dimana: Pph(k) = Adalah daya input dari panel surya E(k) = Error CE(k) = Perubahan Error Sedangkan output dari kontrol fuzzy ini adalah duty cycle dari PWM. Kontrol logika fuzzy yang digunakan adalah dengan Fuzzy Rule Based tipe mamdani untuk mencari titik MPP yang didapatkan dari input error yang berfungsi menentukan posisi Load disebelah kanan atau sebelah kiri titik MPP, sedangkan perubahan error CE(k) diperlukan untuk mengetahui perubahan posisi Load. Mekanisme pengaturan PWM berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan tegangan output dari DC to DC Converter. Adapun blok diagram desain sistem fuzzy dijelaskan pada gambar 3.4. Input Pph(k) Vph(k) + E(k) CE(k) - E(k-1) Z -1 FLC Duty Cycle DC to DC Converter Gambar 3.4 Diagram Blok Fuzzy Logic Control Berikut merupakan rancangan membership dan tabel Fuzzy yang dibuat untuk sistem MPPT Output Pph(k-1) Vph(k-1) IV. Gambar 3.5 (a) Membership E(k), (b) Membership CE(k), (c) Membership Duty Cycle. Tabel 3.2 Tabel Rule Fuzzy PENGUJIAN DAN ANALISA Pengujian dan analisa dilakukan secara keseluruhan untuk mengetahui kinerja sistem yang telah dibangun. Adapun prosedur pengujian ini meliputi pengujian Panel Surya yang merupakan Input dari sistem, kemudian pengujian instrumentasi pengukur yakni pengujian sensor arus, sensor tegangan, sensor suhu, dan sensor cahaya. pengujian komunikasi data mikrokontroller, pengujian algoritma fuzzy, dan penampil Akuisisi Data di PC. Setelah pengujian-pengujian uji kelayakan sistem yang dibangun, dilakukan pengujian sistem secara keseluruhan dengan cara memberikan input sistem berupa panel surya, kemudian dilakukan pengukuran pada seluruh parameter yang ada. Kemudian hasil dibandingkan antara tanpa menggunakan MPPT FLC dengan menggunakan MPPT FLC. 4.1. Pengujian Panel Surya Pengambilan data yang dilakukan pertama kali adalah data spesifikasi dari panel surya yang digunakan pada waktu penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan pengambilan data arus dan tegangan panel surya untuk mendapatkan kurva karakteristik I-V dan P-V. Adapun spesifikasi panel surya yang digunakan pada pengujian ini adalah sebagai berikut: 5

Tabel 4.1 Data spesifikasi panel surya Model es50236-pcm Maximum Power Short Circuit Current Maximum Power Current Open Circuit Voltage Nominal Voltage 50 Wp 3.25 A 2.91 A 21.75 V 17.24 V FF 0.71 Pada pengambilan data arus dan tegangan, panel surya dihubungkan dengan beban resistor variabel. Kemudian diukur menggunakan voltmeter dan ampermeter untuk mendapatkan nilai arus dan tegangan dari panel surya. Pengambilan data arus dan tegangan dilakukan sebanyak tiga kali dengan kondisi iradiasi dan suhu yang berbeda. Pada setiap pengambilan data arus dan tegangan, dilakukan juga pengukuran arus hubung singkat dan tegangan rangkaian terbuka. Adapun cara pengukuran sel surya diilustrasikan pada gambar 4.1 dengan hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.2. Gambar 4.3 Kurva karakteristik P-V panel surya pada 3 kondisi iradiasi dan suhu yang berbeda Pembuatan kurva karakteristik I-V dan P-V merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan titik tegangan dan arus dimana daya maksimal (MPP) dari panel surya dihasilkan. Pada gambar 4.3 dapat dilihat bahwa rata-rata daya mencapai maksimal pada tegangan ±12V. Pengujian Modul Sensor: Pengujian Sensor dilakukan untuk mengetahui performansi dari tiap sensor. Gambar 4.1 Ilustrasi Pengujian Panel Surya Berikut merupakan hasil pengukuran I, V, dan P pada Panel Surya, yang diperlihatkan pada kurva karakteristik I-V (Gambar 4.2) dan P-V (Gambar 4.3) Gambar 4.4 Kurva output akhir instrumentasi Sensor Arus ACS712 Gambar 4.5 Kurva pengujian tegangan output sensor tegangan Gambar 4.2 Kurva karakteristik I-V panel surya pada 3 kondisi iradiasi dan suhu yang berbeda 6

Gambar 4.6 Kurva pengujian tegangan output sensor suhu Gambar 4.7 Kurva pengujian tegangan output sensor cahaya Tabel 4.2 Hasil Pengujian Buck Converter beban R=10 Ω D (%) Vi Ii (A) Pi (W) Vo Io (A) Po Efisien si (%) 20 10 0.02 0.2 1 0.1 0.12 60 30 10 0.06 0.6 2 0.2 0.4 66.67 40 10 0.11 1.1 3.1 0.32 0.99 90.18 50 10 0.18 1.8 4.1 0.41 1.68 93.39 60 10 0.27 2.7 5 0.51 2.55 94.44 70 10 0.38 3.8 6 0.61 3.66 96.31 80 10 0.5 5 7 0.7 4.9 98 90 10 0.65 6.5 8.1 0.8 6.48 99.69 20 20 0.06 1.2 2.8 0.26 0.73 60.66 30 20 0.14 2.8 4.7 0.43 2.021 72.17 40 20 0.24 4.8 6.6 0.61 4.02 83.87 50 20 0.39 7.8 8.7 0.79 6.87 88.11 60 20 0.57 11.4 10.6 0.97 10.28 90.19 70 20 0.79 15.8 12.5 1.15 14.37 90.98 80 20 1.03 20.6 14.5 1.32 19.14 92.91 90 20 1.31 26.2 16.2 1.5 24.3 92.74 Pada pengujian modul sensor ini didapatkan hasil yakni rata-rata error pada sensor arus, tegangan, suhu, cahaya masing-masing sebesar 0.86%, 0.72%, 0%, 5.94%, 4.2 Pengujian Buck Converter Dilakukan pengujian terhadap Buck Converter dilakukan dengan tujuan untuk mencari nilai efisiensi Buck Converter pada nilai tegangan input, sinyal PWM, dan beban yang berbeda-beda. Pengujian dilakukan dengan memberikan sumber DC dari DC power supply dengan nilai yang berbeda-beda antara 10-20 V. Pengujian Buck Converter dilakukan dengan cara melihat respon parameter input dan output dan perubahan duty cycle yang dibangkitkan oleh mikrokontroller. Beban yang digunakan adalah resistor 10Ω Imaks 8A. skema pengujian Buck Converter dapat dilihat pada gambar 4.8. Gambar 4.9 Pengujian efisiensi buck converter terhadap Duty cycle PWM. Gambar 4.8 Skema pengujian Buck Converter beban tetap Adapun hasil dari pengujian Buck Converter dapat dilihat pada tabel 4.2 7 Gambar 4.10 Pengujian tegangan keluaran buck converter terhadap Duty cycle PWM. Dari data pengujian diatas dapat dilihat bahwa DC to DC Converter mempunyai rata-rata efisiensi yang cukup baik yaitu 85.65 % adapun rugirugi yang terjadi disebabkan utamanya oleh rugi-rugi pensaklaran pada MOSFET, serta adanya disipasi daya pada masing komponen.

4.3 Pengujian Total Sistem Setelah pengujian pada seluruh instrumentasi sensor, mikrokontroller, dan Buck Converter. Dilakukan pengujian secara keseluruhan pada sistem yang dibuat dengan cara memberikan input berupa panel surya dengan spesifikasi yang telah ditentukan sebelumnya. Beban yang digunakan pada pengujian sistem ini adalah dengan menggunakan Beban hambatan geser yang diubah-ubah dari 40-80 ohm dengan level iradiasi dan suhu rata-rata sebesar 255 W/m 2 dan 33 o C. pengujian pertama adalah pengujian data input sebelum diberi sistem MPPT FLC, sedangkan pengujian selanjutnya adalah dengan memasang input pada sistem MPPT FLC, kemudian dibandingkan hasil daya input dan output diantara keduanya. Adapun skema pengujian dapat dilihat pada gambar 4.11. 55 263 33 11.8 0.22 2.596 60 235 32 11.8 0.2 2.36 65 263 33 11.8 0.18 2.124 70 210 32 11.8 0.17 2.006 75 236 33 11.8 0.16 1.888 80 233 32 11.8 0.15 1.77 Gambar 4.11 Kurva perbandingan hasil pengujian daya output panel surya (PV) dengan menggunakan MPPT, tanpa MPPT Gambar 4.11 Skema pengujian sistem MPPT FLC, (a) tanpa sistem MPPT FLC, (b) dengan sistem MPPT FLC Adapun hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel 4.3 dan 4.4. Tabel 4.3 Hasil Pengujian tanpa menggunakan MPPT Irad R( Ω) (W/ M 2 ) T( o C) Vo Io (A) Po(W) 40 247 33 15.8 0.23 3.634 45 244 33 16.1 0.21 3.381 50 247 33 16.4 0.18 2.952 55 263 33 16.7 0.17 2.839 60 235 32 16.4 0.16 2.624 65 263 33 16.7 0.14 2.338 70 210 32 15 0.14 2.1 75 236 33 16 0.13 2.08 80 233 32 16.1 0.12 1.932 Tabel 4.4 Hasil Pengujian dengan menggunakan MPPT Irad R( Ω) (W/ M 2 ) T( o C) Vo Io (A) Po(W) 40 247 33 11.8 0.28 3.304 45 244 33 11.8 0.27 3.186 50 247 33 11.8 0.23 2.714 8 Gambar 4.12 Kurva kenaikan efisiensi panel surya pada setiap nilai beban Dari hasil data pengujian pada tabel 4.3 dan 4.4 didapatkan kenaikan efisiensi antara sistem dengan MPPT FLC dengan yang tidak memakai MPPT FLC sebesar 21.87% pada beban antara 40-80 Ohm. pengujian dilakukan mulai pada beban dibawah 40 ohm karena pada beban tersebut tegangan input ada dibawah titik MPP, sedangkan Buck Converter hanya dapat menurunkan tegangan. Secara keseluruhan, dari hasil pengujian yang dilakukan sistem yang dirancang berjalan dengan baik. sensor-sensor yang digunakan berjalan dengan baik, kemudian mikrokontroller juga menjalankan perannya dengan sangat baik, baik proses pengonversian ADC, pembangkitan sinyal PWM, dan menampilkannya ke LCD. Algoritma Fuzzy yang dipakai dapat lebih maksimal dengan menambahkan jumlah membership, maupun parameter input lain sesuai dengan karakteristik yang ada pada panel surya. Namun hasil dari system ini kurang maksimal karena buck

Converter tidak dapat menaikkan tegangan, sehingga apabila tegangan input MPPT kurang dari tegangan 10V buck Converter tidak dapat di-drive menuju titik MPP. Desain perangkat keras pada tugas akhir ini memungkinkan untuk digunakan penelitian lanjut, terutama pada bagian board utama yang bisa dikatakan berjalan dengan baik. V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil yang sudah dicapai pada tugas akhir ini didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Tegangan pada daya maksimal (Vmpp) panel surya untuk suhu 38-39 0 C pada iradiasi 690 W/m 2 883 W/m 2 berada pada tegangan sekitar 12 V. 2. Pada pengujian modul sensor ini didapatkan hasil yakni rata-rata Error pada sensor arus, tegangan, suhu, cahaya masing-masing sebesar 0.86%, 0.72%, 0%, dan 5.94%, 3. Buck Converter hasil perancangan mempunyai nilai efisiensi yang berubah-ubah untuk beban resistor 100 ohm, nilai efisiensi paling baik pada tegangan input 10-20V dengan rata-rata efisiensi 85.65%. 4. Maximum Power Point Tracking (MPPT) dengan metode Fuzzy dapat memaksimalkan Daya pada panel surya dengan penambahan efisiensi sebesar 21.87% pada beban antara 40-80 ohm dengan iradiasi 255 W/m 2 dan suhu 33 o C 5.2 Saran Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya didesain kembali DC to DC Converter dengan konfigurasi yang berbeda agar dapat menaikkan dan menurunkan tegangan dengan efisiensi yang baik. Penelitian dengan panel surya ini pada praktiknya sering terkendala karena pengambilan data dilakukan dalam musim penghujan. Untuk kedepannya, sebaiknya data diambil dalam cuaca yang cerah (tidak berawan) dengan kondisi level iradiasi dan suhu cenderung tetap dalam beberapa waktu. Secara keseluruhan sistem yang telah dirancang memungkinkan untuk dilakukan studi lebih lanjut mengenai usaha peningkatan efisiensi Panel Surya, serta mencoba membandingkan hasil optimasi MPPT Fuzzy dengan metode-metode yang lain. DAFTAR PUSTAKA [1] Nugroho, Tauhid Adi, Desain dan Implementasi MPPT dengan Metode Maximum Power Line untuk Photovoltaic dengan Kompensasi Suhu. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 2011. [2] Surojo, Ashari, Mochammad, Purnomo, Mauridhi H., Desain dan Simulasi Maximum Power Point Tracking (MPPT) Sel Surya Menggunakan Fuzzy Logic Control Untuk Kontrol Boost Konverter, 7th Basic Science National Seminar Proceeding,, Malang, Februari, 2010. [3] Ashari, Mochamad, DC to DC Converter, Department of Electrical Engineering, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, 2011. [4], Atmega32, http://www.atmel.com/atmega32, 23 November 2009 [5] M.S. Aït Cheikh, C. Larbes, G.F. Tchoketch Kebir, A. Zerguerras, Maximum power point tracking using a fuzzy logic control scheme, Revue des Energies Renouvelables Vol. 10, Algérie, 2007 [6] H. Rashid, Muhammad, Power Electronics handbook, University of Florida,University of West Florida Joint rogram and Computer Engineering University of West Florida Pensacola, Florida, 2001 [7] Kusumadewi, Sri, Purnomo, Hari, Aplikasi Logika Fuzzy Untuk Pendukung Keputusan, Edisi kedua, Yogyakarta, Maret, 2010 BIODATA PENULIS Penulis dilahirkan di Surabaya pada tanggal 11 Nopember 1989. Melalui ujian SPMB, penulis diterima pada Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember pada tahun 2007. Semasa perkuliahan, penulis terlibat aktif dalam beberapa organisasi non akademis seperti menjadi fungsionaris Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro pada tahun 2008--2010 dan beberapa kepanitiaan lainnya. Penulis juga tercatat sebagai asisten praktikum rangkaian listrik dan praktikum elektronika serta merangkap sebagai koordinator asisten bidang studi elektronika pada kepengurusan 2010-2011. Email: atarbey@gmail.com 9