BAB III METODE PENELITIAN. IPA semester ganjil yaitu pada bulan September - Oktober Tahun Ajaran

dokumen-dokumen yang mirip
semester ganjil yaitu pada bulan Agustus tahun ajaran 2013/2014, yang terletak di Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru Provinsi Riau.

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Secara khusus rancangan penelitian ini menggunakan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMAN 2 Kuok Kecamatan Kuok

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMK Perbankan Riau tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen. Tujuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Al Ulum Pekanbaru pada. sampai 14 April 2014 di SMP Al Ulum Pekanabaru.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Nonequivalent Control Group Design karena pada kenyataanya penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan desain yang

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Oktober pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014 di kelas X SMA. Negeri 8 Duri Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di MA Darul Hikmah Pekanbaru yang

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen akan diterapkan Model Creative Problem Solving dengan Metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 25 Januari tahun ajaran 2013/2014 di SMA IT Mutiara Duri yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal tanggal 17 maret 11 april 2014 di SMKN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimen semu, yang mana variabel-variabelnya

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Penelitian quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 mulai tanggal 29 April 2014 sampai 20 Mei 2014 di SMPN 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan

BAB III METODE PENELITIAN. semester genap tahun ajaran Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 20

peningkatan hasil belajar melalui metode pembelajaran Accelerated Learning menggunakan langkah M-A-S-T-E-R siswa SMAN 2 Siak Hulu.

BAB III METODE PENELITIAN. sasaran penelitian atau objek oleh peneliti adalah siswa SMK Farmasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (2006), penelitian deskriptif diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penuh. Penelitian eksperimen semu merupakan penelitian yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mendapat perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan model pembelajaran kooperatif Giving Question and Getting Answer

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran FIRE-UP dengan

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4

BAB III METODE PENELITIAN. akan mendapat perlakuan dengan menggunakan model Pemecahan masalah

BAB III METODE PENELITIAN. dapat sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang. mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas X IPA SMAN 2 Pekanbaru

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-September

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah metode quasi-eksperiment. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mungkin dapat mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan adalah pretest-posttest with Nonequevalent Control Grup. Kelompok Pretes Perlakuan Postes.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi hasil penelitian. Desain yang digunakan adalah Pretest-

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan model pretest

BAB III METODE PENELITIAN. Experimental Design dengan desainnya Nonequivalent Group Design. Desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang akan memperoleh pengajaran dengan metode resitasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. tidak bisa mengontrol variabel-variabel lain atau pengaruh lain yang akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Januari s/d 24 Januari 2014 di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekanbaru yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group Desain. TABEL III.1 PRETEST-POSTTEST CONTROL GROUP DESIGN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dikelas X SMAN 1 Sungai Apit Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tempat penelitian dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kampar

BAB III METODE PENELITIAN. Bhakti Pekanbaru, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi eksperimental) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Akan tetapi penulis telah melakukan studi pendahuluan sebelumnya. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. karena melihat keadaan dan kondisi siswa di Madrasah Tsanawiyah. dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini hanya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kelas, yaitu kelas eksperimen dan kontrol. Dimana kelas eksperimen mendapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Desain ini sama

Transkripsi:

31 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MA Darul Hikmah Pekanbaru di kelas XI IPA semester ganjil yaitu pada bulan September - Oktober Tahun Ajaran 2013/2014, yang terletak di Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru Provinsi Riau. B. Subjek Dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA MA Darul Hikmah Pekanbaru. Adapun objeknya adalah sikap ilmiah dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan termokimia kelas XI IPA MA Darul Hikmah Pekanbaru. C. Populasi Dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA MA Darul Hikmah Pekanbaru Tahun Ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 2 kelas. Sedangkan sampel pada penelitian ini diambil dari seluruh populasi yang ada yaitu seluruh siswa kelas XI IPA MA Darul Hikmah Pekanbaru, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto, apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil diantara 10-15% atau 20-25% atau lebih. 1 1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2006, hlm. 134.

32 D. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Dokumentasi Dokumentasi ini dilakukan untuk mengetahui sejarah sekolah, data guru dan siswa, sarana dan prasarana yang ada di MA Darul Hikmah, data sikap belajar kimia siswa yang diperoleh secara langsung dari guru bidang mata pelajaran kimia. 2. Teknik Kuisioner Teknik kuisioner yaitu suatu cara untuk memperoleh data dengan menyebarkan angket kepada responden secara tertulis, yang berkaitan dengan judul penelitian, yang kemudian dijawab secara tertulis pula oleh responden, dimana respondennya adalah siswa kelas XI IPA MA Darul Hikmah Pekanbaru. Dimana peneliti akan mengajukan pernyataan kepada responden dengan alternatif jawaban adalah sangat setuju (SS), setuju (S), ti dak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Untuk skala Likert, skor tertinggi tiap butir adalah 4 dan yang terendah adalah 1. 2 Angket yang digunakan pada penelitian ini adalah angket tertutup atau terstruktur yaitu angket yang disusun dengan pilihan jawaban yang telah tersedia. Angket disusun berdasarkan skala likert. Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau 2 Djemari Mardapi, Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes, Mitra Cendikia Press, Jogjakarta, 2008, hlm. 121.

33 kelompok orang tentang fenomena sosial. Adapun kisi-kisi penyusunan angket ini adalah: Tabel III. 1 Kisi-Kisi Angket Sikap Ilmiah Siswa Dalam Proses Pembelajaran Kimia Pada Pokok Bahasan Termokimia No. Indikator No. Butir Soal No. Butir Soal Sikap Ilmiah (+) (-) Jumlah 1. Jujur 1, 2 6 3 2. Objektif 3, 8 14 3 3. Terbuka 5 10 2 4. Ulet 13 12 2 5. Kritis 9 7 2 6. Dapat bekerjasama 4 11 2 dengan orang lain Jumlah 8 6 14 Skor masing-masing jawaban untuk pernyataan positif adalah : sangat setuju diberikan skor 4; setuju diberikan skor 3; tidak setuju diberikan skor 2; sangat tidak setuju diberikan skor 1. Skor masing-masing jawaban untuk pernyataan negatif adalah : sangat setuju diberikan skor 1; setuju diberikan skor 2; tidak setuju diberikan skor 3; sangat tidak setuju diberikan skor 4. 3. Tes hasil belajar berupa ulangan harian Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pokok bahasan termokimia. Hasil belajar tersebut akan peneliti kategorikan menggunakan norma pengukuran skala 100. Pengukuran nilai keberhasilan belajar menurut Sudijono yaitu : 3 3 Anas Sudijono, Loc. Cit.

34 Nilai Angka Nilai huruf Prediket 80 ke atas A Baik Sekali 66-79 B Baik 56-65 C Cukup 46-55 D Kurang 45 ke bawah E Gagal E. Teknik Analisis Data 1. Analisis Angket a. Validasi Angket Untuk memperoleh angket dengan indikator sikap ilmiah yang baik sebagai alat pengumpul data pada penelitian ini, maka diadakan uji validitas terhadap indikator sikap ilmiah. Sebelum menguji validitas angket, maka peneliti melakukan validasi isi terlebih dahulu kepada pakar agar indikator sikap ilmiah yang terdapat di dalam angket dapat mengukur cakupan substansi sikap ilmiah yang ingin diukur. Dalam hal ini validtor yang membantu peneliti dalam validitas indikator angket adalah Bapak Dr. H. Mas ud Zein, M. Pd dari jurusan pendidikan matematika. Validitas mencakup, hal-hal yang berkaitan dengan apakah item-item itu menggambarkan pengukuran dalam cakupan yang ingin diukur agar didapat hasil penelitian yang baik dan akurat. Setelah itu, angket diujikan kepada kelas lain yang tidak dijadikan sampel penelitian. Kemudian dilakukan analisa validitas

35 angket dari hasil pengujian tersebut yaitu dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment : 4 r xy = ( )( ) keterangan : r xy = koefisien antara korelasi antara variabel x dan y Σxy = jumlah perkalian x dan y x 2 = kuadrat dari x y 2 = kuadrat dari y Setelah itu dibandingkan dengan r tabel. Apabila r hitung lebih besar dari pada r tabel maka angket tersebut dapat dikatakan valid. Setelah angket valid, maka bisa diberikan kepada sampel pada penelitian ini. b. Reliabilitas Angket Pengujian reliabilitas angket yaitu dengan menggunakan teknik Alfa Cronbach. 5 Rumus koefisien reliabilitas Alfa Cronbach : α = (1- ) Dimana : α K s ² s ² = Koefisien reliabilitas Alpha = Banyaknya belahan = Varians skor belahan = Varians skor total 4 Hartono, Statistik Untuk Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2012, hlm. 84. 5 Saifuddin Azwar, Sikap Manusia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2011, hlm. 184.

36 2. Analisis Soal Untuk memperoleh soal-soal tes yang baik sebagai alat pengumpul data pada penelitian ini, maka diadakan uji coba terhadap siswa lain yang tidak terlibat dalam sampel penelitian ini. Soal-soal yang diujicobakan tersebut kemudian di analisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran (TK) dan daya pembeda (DP) soal. a. Validitas Tes Suatu instrumen dikatakan valid atau memiliki validitas bila instrument tersebut benar-benar mengukur aspek atau segi yang akan diukur 6. Validitas tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (Content Validity). Suatu tes memiliki validitasi isi apabila telah mencerminkan indikator pembelajaran untuk masing-masing materi pembelajaran 7. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil tes yang valid, maka tes yang penulis gunakan dikonsultasikan dengan guru bidang studi kimia yang mengajar di kelas XI MA Darul Hikmah Pekanbaru. b. Reliabilitas soal Dalam penelitian ini, teknik uji reliabilitas soal yang digunakan yaitu dengan test-retest (Stability). 8 Dilakukan dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada responden. Jadi dalam hal ini instrumennya sama, respondennya sama, dan waktunya yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan 32 Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Rosdakarya, Bandung, 2010, hlm. 228. 7 Anas Sudijono, Op. Cit., hlm. 164. 8 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 252.

37 yang pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : r xy = ( ) ( ) keterangan : r xy = koefisien korelasi antara X dan Y Σ x' y' = Jumlah hasil perkalian silang antara : frekuensi sel (f) dengan x' dan y' = Nilai korelasi pada variabel x yang dicari dengan menggunakan rumus : = = Nilai korelasi pada variabel y yang dicari dengan menggunakan rumus : = Deviasi standar skor x = Deviasi standar skor y c. Tingkat Kesukaran Soal Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Untuk mengetahui tingkat kesukaran suatu soal peneliti = menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Du Bois, yaitu : 9 P = Dimana : P = Angka indek kesukaran item N p = Banyaknya testee yang menjawab dengan betul terhadap butir item N = Jumlah testee yang mengikuti tes hasil belajar 9 Anas Sudijono, Op. Cit., hlm. 372.

38 Mengenai bagaimana cara memberikan penafsiran (interpretasi) terhadap angka indek kesukaran item, Robert L. Thorndike dan Elizabeth Hagen dalam bukunya berjudul Measurement and Ealuation in Psychology and Education mengemukakan sebagai berikut: Besarnya P Interpretasi Kurang dari 0,30 Terlalu Sukar 0,30 0,70 Cukup (sedang) Lebih dari 0,70 Terlalu Mudah Ada beberapa dasar pertimbangan dalam menentukan proporsi jumlah soal kategori mudah, sedang dan sukar. Pertimbangan pertama adalah adanya keseimbangan, yakni jumlah soal sama untuk ketiga kategori tersebut. Pertimbangan kedua didasarkan atas kurva normal. Artinya, sebagian besar soal berada dalam kategori sedang, sebagian lagi termasuk kedalam kategori mudah dan sukar dengan proporsi yang seimbang. Perbandingan antara soal mudah-sedang-sukar bisa dibuat 3-4-3. Artinya 30% soal kategori mudah, 40% soal kategori sedang, dan 30% lagi soal kategori sukar. Perbandingan lain yang termasuk sejenis dengan proporsi diatas misalnya 3-5-2. Artinya, 30% soal kategori mudah, 50% soal kategori sedang, dan 20% soal kategori sukar. 10 d. Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat membedakan (mendiskriminasi) antara teste yang berkemampuan tinggi ( pandai), dengan testee yang kemampuannya 10 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Rosdakarya, Bandung, 1995, hlm. 135-136.

39 rendah ( bodoh) demikian rupa sehingga sebagian besar testee yang memiliki kemampuan tinggi untuk menjawab butir soal tersebut lebih banyak yang menjawab betul, sementara testee yang kemampuannya rendah untuk menjawab butir soal tersebut sebagian besar tidak dapat menjawab item dengan betul. Untuk mengetahui besar kecilnya angka indek diskriminasi soal dapat digunakan rumus sebagai berikut : 11 D = - Dimana : D = Angka indeks diskriminasi soal B A = Banyaknya testee kelompok atas yang menjawab betul J A = Jumlah testee yang termasuk kedalam kelompok atas B B = Banyaknya testee kelompok bawah yang menjawab betul J B = Jumlah testee yang termasuk kedalam kelompok bawah Tabel III. 2 Pemberian Interpretasi Terhadap D 12 Besarnya D Interpretasi 0,00-0,20 Jelek (poor) 0.20-0,40 Cukup (satisfactory) 0,40-0,70 Baik (good) 0,70-1,00 Baik sekali (excellent) Negatif Semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja 3. Analisis Data Angket Analisis data dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: a. Memeriksa angket yang telah terkumpul dalam pengolahan data hlm. 218. 11 Anas Sudijono, Op. Cit., hlm. 389. 12 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 2007,

40 b. Menentukan skor masing-masing responden dengan merujuk pada acuan rentang skor penelitian c. Mengelompokkan skor masing-masing responden penelitian berdasarkan acuan rentang skor yang telah ditetapkan d. Skor jawaban dari masing-masing responden akan peneliti kelompokkan kedalam kategori sikap ilmiah. Adapun kategori sikap ilmiah siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel III. 3 Kategori Sikap Ilmiah Siswa 13 No Skor Siswa Kategori 1 2 3 4 X X + 1. SBx X + 1. SBx > X X X > X X 1. SBx X < X 1. SBx Keterangan : Sangat positif / sangat tinggi Positif / tinggi Negatif / rendah Sangat negatif / sangat rendah X SBx X adalah rerata skor keseluruhan siswa dalam satu kelas adalah simbangan baku skor keseluruhan siswa dalam satu kelas adalah skor yang dicapai siswa e. Untuk mengetahui sikap ilmiah siswa setiap itemnya, maka jawaban responden akan peneliti cari persentase nya dengan menggunakan rumus : P = x 100% 13 Djemari Mardapi, Op. Cit., hlm. 123.

41 Diamana : 4. Uji Normalitas P = Angka Persentase f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = Jumlah frekuensi / banyaknya individu 14 Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji chi kuadrat. Rumus yang digunakan yaitu: 15 = ( ) Dimana: : chi kuadrat yang dicari : frekuensi observasi : frekuensi harapan Bila, distribusi data tidak normal Bila <, data berdistribusi normal. 5. Korelasi Serial Teknik korelasi serial digunakan apabila variabel - variabel yang akan dikorelasikan berskala ordinal dan interval. 16 Sikap lmiah siswa merupakan variabel X yang berbentuk skala ordinal, sedangkan hasil belajar kimia merupakan variabel Y yang berbentuk skala interval. Peneliti membagi sikap ilmiah siswa dalam empat kategori, yaitu : sangat tinggi, 14 Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Alfabeta, Bandung, 2010, hlm. 182. 15 Sugiyono, Op. Cit., hlm. 81. 16 Hartono, Op. Cit., hlm. 128.

42 tinggi, rendah dan sangat rendah. Karena gejala ordinalnya dibagi empat golongan, maka disebut korelasi caturserial. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : r ser = {( )( )} { ( ) } keterangan : r ser o r o t M SD tot P = koefisien korelasi serial = ordinat yang lebih rendah = ordinat yang lebih tinggi = mean (nilai rata-rata) = standar deviasi total = proporsi individu dalam golongan Apabila r hitung lebih besar dari r tabel, maka koefisien korelasi yang ditemukan adalah ada korelasi positif yang signifikan antara variabel X (sikap ilmiah) dengan variabel Y (hasil belajar). Begitu juga sebaliknya, apabila r hitung lebih kecil dari r tabel maka tidak ada korelasi positif yang signifikan antara variabel X (sikap ilm iah) dengan variabel Y (hasil belajar).