BAB I PENDAHULUAN. terjadi di dalam keluarga (pendidikan informal), sekolah (pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMP NURUL ISLAM NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini. semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan seni serta menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. diartikan karakter adalah sifat bawaan seseorang yang mempengaruhi tingkah laku, budi

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam mencetak

BAB I PENDAHULUAN. datang, jika suatu bangsa memiliki sumber daya manusia yang berkualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. menggunakan model Bermain Peran dengan pembelajarannya. menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya serta menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Seorang anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ELY ERNAWATI A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tergantung pada manusia itu sendiri. Maka faktor manusia

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses mengubah tingkah laku anak didik agar

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam upaya peningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar adalah tolok ukur yang dipakai dalam mengukur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa melakukan perubahan ke arah kebaikan berdasarkan segala pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. akan dibutuhkan anak dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak, baik intern Departemen Pendidikan sendiri maupun. hasil belajar siswa atau prestasi belajar.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB 1 PENDAHULUAN. masa sekolah. Masa ini disebut juga masa kanak-kanak awal, terbentang usia 3-6

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan bertanggung jawab, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

LINGKUNGAN DAN LEMBAGA PENDIDIKAN. a. Tempat (lingkungan fisik): keadaan iklim. Keadaan tanah dan keadaan alam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha dari setiap bangsa dan negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003, telah di gariskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang UPI Kampus Serang Iis Jamilah, 2016

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irma Khoirsyah Riati, 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. tonggak majunya suatu negara. Diera globalisasi ini pendidikan semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN ANAK USIA PRA-SEKOLAH DI TK AISYIYAH MENDUNGAN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. No. 20/2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal I Ayat I,

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE SCRAMBLE PADA POKOK BAHASAN BILANGAN BULAT

BAB I PENDAHULUAN. sebagai negara yang maju dan berkembang. fungsi pendidikan. Adapun fungsi pendidikan pada undang-undang RI No.

BAB I PENDAHULUAN. dari segi budaya, social maupun ekonomi. Sekolah menjadi suatu organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu upaya

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan, proses pendidikan dapat terjadi dalam banyak situasi sosial yang menjadi ruang lingkup kehidupan manusia. Secara garis besar proses pendidikan dapat terjadi dalam tiga lingkungan yang dikenal dengan sebutan trilogi pendidikan, yaitu pendidikan yang terjadi di dalam keluarga (pendidikan informal), sekolah (pendidikan formal), dan masyarakat (pendidikan non formal). Pendidikan keluarga berlangsung secara alamiah dan wajar sehingga disebut pendidikan informal. Sebaliknya, pendidikan di sekolah adalah pendidikan yang secara sengaja dirancang dan dilaksanakan dengan aturan-aturan yang ketat, seperti harus berjenjang dan berkesinambungan, sehingga disebut pendidikan formal, sedangkan pendidikan di masyarakat tidak dipersyaratkan berjenjang dan berkesinambungan, sehingga disebut pendidikan non formal. Ketiga pusat pendidikan tersebut harus bekerjasama, kompak, dan secara keseluruhan bertanggung jawab terhadap proses pendidikan. Apabila ketiga proses pendidikan itu berjalan dengan baik, maka akan menghasilkan siswa yang berkualitas dan berprestasi. Antara pendidikan yang terjadi baik di dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat, harus 1

2 dapat berjalan dengan baik dan seimbang, agar hasil yang didapat dari proses pembelajaran tersebut juga akan maksimal. Secara umum fungsi ketiga lingkungan pendidikan tersebut adalah membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya (fisik, sosial, dan budaya), dari ketiga lingkungan pendidikan tersebut harus saling bekerja sama, agar dapat dicapai tujuan pendidikan yang optimal. Khususnya lingkungan keluarga yang merupakan lingkungan pertama dalam dunia pendidikan. Pendidikan keluarga juga merupakan awal dari pendidikan anak selanjutnya. Hasil-hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak itu selanjutnya, baik di sekolah, maupun di masyarakat. Dalam keluarga akan dapat terbentuk watak anak, kebiasaan, dan sebagainya. Orang tua harus bisa memberikan dasar pendidikan, sikap, dan ketrampilan dasar seperti pendidikan agama, budi pekerti, etika, sopan santun, kasih sayang, rasa aman, dasar-dasar untuk mematuhi peraturan-peraturan, dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik kepada anak-anaknya. Selain itu peranan keluarga adalah mengajarkan nilai-nilai dan tingkah laku yang sesuai dengan yang diajarkan di sekolah. Dengan kata lain, ada kesinambungan antara materi yang diajarkan di rumah dan materi yang diajarkan di sekolah. Anonim (2010), menyatakan bahwa pendidikan di lingkungan keluarga dapat menjamin kehidupan emosional anak untuk tumbuh dan berkembang dengan baik, yang dapat mempengaruhi tingkah laku anak di

3 dalam kehidupannya sehari-hari. Keluarga berperan dalam meletakkan dasar pendidikan agama dan sosial, selain itu juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa (Anonim, 2008). Keluarga juga merupakan wahana pertama dan utama bagi pendidikan karakter anak. Apabila keluarga gagal melakukan pendidikan karakter pada anak-anaknya, maka akan sulit bagi institusi-institusi lain diluar keluarga termasuk sekolah untuk memperbaikinya. Kegagalan keluarga dalam membentuk karakter anak akan berakibat pada tumbuhnya masyarakat yang tidak berkarakter. Oleh karena itu, setiap keluarga harus memiliki kesadaran bahwa karakter bangsa sangat tergantung pada pendidikan karakter anak di rumah, terlebih pada prestasi anak itu sendiri di sekolah. Upaya-upaya tersebut dapat terwujud apabila didukung dengan pola pengasuhan orang tua yang tepat. Menurut Walgito (2004), bentuk pola asuh oleh orang tua ada tiga macam yaitu, pola asuh otoriter, demokratis, dan permisif. Pola asuh yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya tidak hanya berpengaruh pada perilaku anak, melainkan juga berpengaruh pada prestasi belajar anak itu sendiri. Berbicara tentang prestasi belajar, menurut Hipni (2011), prestasi belajar merupakan sesuatu yang dapat dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar yang ditandai dengan berubahnya pengetahuan, tingkah laku, dan ketrampilan. Tidak disangkal lagi bahwa dalam belajar seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi proses belajar dapat

4 digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah yang ada di luar individu. Dalam hal ini penulis lebih menitik beratkan pada faktor ekstern pada siswa, salah satunya yaitu faktor keluarga. Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga. Pada dasarnya hubungan orang tua dan anak tergantung pada sikap serta perilaku orang tua dalam keluarga yang tercermin dari pola pengasuhan orang tua kepada anak-anaknya. Penelitian yang dilakukan oleh Yusniah (2008) tentang hubungan pola asuh orang tua dengan pretasi belajar siswa kelas X MTs Al-Falah dengan pendekatan pola asuh yang demokratis menyimpulkan bahwa, pendekatan pola asuh demokratis memiliki peranan yang berarti dalam meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga siswa lebih memiliki minat untuk giat belajar. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Susilo (2009) tentang hubungan pola asuh orang tua dengan sikap sosial siswa kelas VI di SD Salatiga 9 tahun ajaran 2009/2010, menyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada sikap sosial anak yang mengalami pola asuh demokratis, otoriter, dan permisif. Ketiga pola pengasuhan ini akan mempengaruhi tinggi rendahnya harga diri anak dan menurut penulis pola asuh tersebut dapat mempengaruhi perilaku sosial. Dari penelitian ini dapat

5 disimpulkan bahwa pola asuh orang tua dapat berpengaruh bagi kehidupan anak-anaknya. Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian ini dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yang mana perbedaan dan persamaan tersebut dapat dijadikan sebagai bahan acuan oleh penulis tentang penelitian yang akan dilakukan. Perbedaan penelitian ini dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yusniah (2008) adalah dari segi variabel bebasnya, dimana dari penelitian sebelummya hanya menekankan pada pola asuh demokratis saja, pada penelitian ini akan menekankan pada tiga pola asuh yaitu, pola asuh otoriter, permisif, dan demokratis, dan membandingkan dari ketiga pola asuh tersebut, pola asuh mana yang paling tepat untuk diterapkan oleh orang tua terhadap anak-anaknya yang dapat berdampak positif terhadap prestasi belajar anak. Penelitian ini juga mempunyai perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Susilo (2009), yaitu pada variabel terikatnya. Apabila dalam penelitian sebelumnya pola asuh berhubungan dengan sikap sosial anak, sedangkan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar siswa. Dari persaman dan perbedaan tersebut peneliti ingin meneliti tentang pengaruh pola asuh orang tua (demokratis, otoriter, dan permisif) terhadap prestasi belajar siswa, karena dianggap bahwa belum ada penelitian yang meneliti tentang permasalahan tersebut. Pola asuh yang diciptakan di lingkungan keluarga dengan pendidikan di lingkungan sekolah terutama dalam mata pelajaran IPA

6 saling mempengaruhi pada diri anak dalam mencapai prestasi belajar anak demi masa depannya kelak. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah mata pembelajaran yang secara umum bertujuan agar siswa dapat memahami konsep dasar IPA yang dapat kita kaitkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga anak memiliki ketrampilan untuk mengembangkan pengetahuannya tentang lingkungan sekitar maupun menjelaskan terjadinya gejala alam dan mampu menggunakan teknologi sederhna untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran IPA kecakapan yang harus dimiliki siswa antara lain adalah observasi (pengamatan), pengukuran, pengambilan kesimpulan, prediksi, perancang penelitian. Dimana dalam merancang penelitian, observasi atau pun kecakapan yang lain anak harus memiliki karakter yang jujur, terbuka, mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, terbuka serta memiliki rasa tanggung jawab. Kecakapan dan karakter anak tersebut dapat ditanamkan sejak dini oleh oran tua melalui pola pengasuhan yang baik, sehingga dapat menumbuhkan karakter dan kecakapan yang di inginkan dalam proses pembelajaran. Sehingga dalam proses pembelajaran IPA anak harus memiliki kecakapan dan karakter seperti yang ddipaparkan di atas sehingga proses dalam pembelajaran dapat tercapai dengan baik (Anonim, 2011). Dari sinilah penulis mengangkat penelitian yang berkaitan dengan pola asuh orang tua guna mengetahui apakah ada pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar anak pada mata pelajaran IPA, khususnya orang tua yang menyekolahkan anak- anaknya di SMP Nurul

7 Islam Ngemplak Boyolali. Demikian jelasnya bahwa perhatian orang tua terhadap prestasi belajar anak disekolah perlu diteliti agar dapat dilihat ada atau tidaknya pengaruh antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar IPA siswa di sekolah. Berdasarkan asumsi di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas VII SMP Nurul Islam Ngemplak Boyolali. B. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar IPA siswa kelas VII SMP Nurul Islam Ngemplak Boyolali tahun ajaran 2011/2012. 2. Untuk mengetahui pola asuh mana yang paling tepat diterapkan oleh orang tua untuk meningkatkan prestasi belajar IPA. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar IPA siswa kelas VII SMP Nurul Islam Ngemplak Boyolali tahun ajaran 2011/2012? 2. Pola asuh manakah yang paling tepat diterapkan oleh orang tua untuk meningkatkan prestasi belajar IPA?

8 D. Pembatasan Masalah Dalam hal ini pembatasan masalah sangat penting agar masalah utama yang akan diteliti bisa tercapai dan tidak dikaburkan dengan masalah lain yang muncul. Adapun masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut: 1. Pola asuh dalam hal ini adalah pola asuh otoriter, permisif, dan demokratis. 2. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII SMP Nurul Islam Ngemplak Boyolali tahun ajaran 2011/2012. 3. Prestasi belajar dibatasi pada prestasi belajar IPA yang diambil dari nilai raport. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar IPA khususnya siswa kelas VII SMP Nurul Islam Ngemplak Boyolali tahun ajaran 2011/2012. b. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti yang relefan dimasa yang akan datang.

9 2. Manfaat Praktis a. Sebagaibahan pertimbangan bagi orang tua dalam merapkan pola asuh yang paling tepat untuk anaknya dalam meningkatkan prestasi belajar khususnya dalam mata pelajaran IPA. b. Memberi gambaran yang jelas tentang pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar siswa.