HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, KESEGARAN JASMANI DAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA PUTRI SMK PENERBANGAN BINA DHIRGANTARA KARANGANYAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang menyiapkan tenaga kerja, dituntut mampu menghasilkan lulusan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekolah menengah kejuruan yang terletak di Jalan Wirapradana Desa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB I. antara asupan (intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan. pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Hasil Riset Kesehatan Dasar pada

PENGARUH KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEBUGARAN FISIK PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL-MUNAWWIR KRAPYAK YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang diandalkan dalam pembangunan nasional. Sebagai modal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI, DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI DAN SANGKRAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam memilih jenis makanan yang di konsumsi. Kecukupan

PERBEDAAN KEBIASAAN MAKAN PAGI ANTARA ANAK ANEMIA DAN NON ANEMIA DI SD NEGERI BANYUANYAR III BANJARSARI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan, menurunnya produktifitas kerja dan

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI AKADEMIK SISWA-SISWI SD. NEGERI NO SUKA MAKMUR KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah. pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis.

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. seperti puberteit, adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris),

HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN (KARBOHIDRAT, LEMAK, PROTEIN) DAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA REMAJA PUTRI DI SMA N 1 POLOKARTO KAB

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN KEBIASAAN JAJAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SDN BANYUANYAR III SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada

HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN DAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA DI ASRAMA PUTRI MTA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaian Program Studi Stara 1 pada JurusanIlmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Oleh : GULIT DANAN PRASETYO UTOMO J

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan kuesioner dan metode food recall yang dianalisis

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kekurangan Energi Protein (KEP) di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang. Berdasarkan Riskesdas (2013), dilaporkan bahwa angka

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI ZAT BESI DAN VITAMIN C DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah. remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah remaja

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN, BESI DAN VITAMIN C DENGAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI KELAS XI SMU NEGERI I NGAWI

HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan jasmani tambahan lainnya tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERATURAN PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD

HUBUNGAN STATUS GIZI TERHADAP NILAI UJIAN NASIONAL SISWA SDN MARGOMULYO III BOJONEGORO

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

BAB 1 PENDAHULUAN. psikologik, dan perubahan sosial (Mansur, 2009). Pada remaja putri, pubertas

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA PUTRI DI SMK MURNI 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Tujuan. penerus harus disiapkan sebaik-baiknya. Salah satu faktor yang

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MAKAN PAGI DENGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA SD NEGERI DI KELURAHAN TRANGSAN KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI SMA PEDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN KLATEN

DisusunOleh WAHYU NINGRUM J FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku tentang gizi terhadap Kejadian Anemia pada Remaja Putri. Ratih Puspitasari 1,Ekorini Listiowati 2

BAB 1 PENDAHULUAN. faktor yang harus diperhatikan untuk menciptakan sumber daya manusia yang

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu. perkembangan tersebut adalah perkembangan hormone Gonadotropin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aktivitas fisik merupakan pergerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka

Universitas Riau Telp. (0761) 31162, Fax (859258)

GAMBARAN POLA MAKAN, STATUS GIZI, POLA HAID DAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMU NEGERI 18 MEDAN TAHUN 2010 SKRIPSI OLEH :

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Endar Wahyu Choiriyah J PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

Kondisi Fisik dan Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus di Mts Al Asror Gunungpati Semarang)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS GIZI TERHADAP KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI PADA SISWI KELAS III DI SMAN 1 TINAMBUNG KABUPATEN POLEWALI MANDAR

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA MURID SMP ST. THOMAS 3 MEDAN TAHUN 2011 SKRIPSI. Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan demikian salah satu masalah kesehatan masyarakat paling serius

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN JOGGING DENGAN TINGKAT KEBUGARAN REMAJA USIA TAHUN

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI MALALAYANG KECAMATAN MALALAYANG. Nonce Nova Legi

HUBUNGAN ANTARA UMUR MENARCHE DENGAN STATUS GIZI PADA SISWI KELAS I DAN II SMP MUHAMMADIYAH I GODEAN SLEMAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO

HUBUNGAN JENIS KELAMIN, AKTIFITAS FISIK DAN STATUS GIZI DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR

Transkripsi:

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, KESEGARAN JASMANI DAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA PUTRI SMK PENERBANGAN BINA DHIRGANTARA KARANGANYAR PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada jurusan Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: JUMAINAH J310090011 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

HALAMAN PERSETUJUAN HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, KESEGARAN JASMANI DAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA PUTRI SMK PENERBANGAN BINA DHIRGANTARA KARANGANYAR PUBLIKASI ILMIAH Oleh: JUMAINAH J310090011 Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh: Dosen pembimbing Siti Zulaekah, A., M.Si NIK/NIDN. 751/06-0612-7501 i

HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, KESEGARAN JASMANI DAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA PUTRI SMK PENERBANGAN BINA DHIRGANTARA KARANGANYAR OLEH JUMAINAH J310090011 Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari senin, 16 Mei 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji Penguji I : Siti Zulaekah, A., M.Si (..) Penguji II : Isnaini Herawati,S.Pd., M.Sc (..) Penguji III : Nur Lathifah. M. S.Gz, MS (..) Dekan (Dr.Suwaji, M.Kes) NIP: 19531123 198303 1 002 ii

PERNYATAAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan disuatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya. Surakarta, Mei 2016 Penulis JUMAINAH J310090011 iii

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, KESEGARAN JASMANI DAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA PUTRI SMK PENERBANGAN BINA DHIRGANTARA KARANGANYAR Abstrak Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor internal terdiri dari fisiologis dan psikologis dan faktor eksternal terdiri dari sosial dan non sosial. Selain faktor internal dan ekternal prestasi belajar juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, kesegaran jasmani dan kadar hemoglobin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik, kesegaran jasmani dan kadar hemoglobin dengan prestasi belajar remaja putri SMK Penerbangan Bina Dhirgantara Karanganyar. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Tehnik pengambilan subjek menggunakan Total Sampling dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 43 siswi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas fisik paling banyak masuk dalam kategori ringan (48,8%). Kesegaran jasmani paling banyak masuk dalam kategori buruk (58,1%). Kadar hemoglobin paling banyak masuk dalam kategori anemia (67,4%). Hasil analisis hubungan uji Chi-square antara aktivitas fisik dengan prestasi belajar menunjukan p=0,006. Kesegaran jasmani dengan prestai belajar menunjukan p=0,003. Kadar hemoglobin dengan prestasi belajar menunjukan p=0,001. Kata kunci. Remaja, prestasi belajar, aktivitas fisik, kesegaran jasmani dan kadar hemoglobin. Abstract Factors that affect the learning achievement, i.e. internal factors consist of the physiological and psychological, and external factors consist of social and non-social. In addition, academic achievement is also influenced by physical activity, physical health and hemoglobin levels. This study aims to determine the relationship of physical activity, physical fitness and hemoglobin levels and academic achievement of young women SMK Bina Flights Dhirgantara Karanganyar. This type of research is observational research with cross sectional approach. Subject retrieval technique using Total Sampling method with the number of study subjects were 43 female students. Based on the results of study showed that physical activity most many get in inside the category of light (48,8%). Physical freshness at most many get in inside the category of bad (58,1%). Hemoglobin levels at most many get in inside the category of anemia (67,4%). The result of analysis with Chisquare test between physical activity and academic achievement show p=0,006. Physical freshness and academic achievement show p=0,003. Hemoglobin levels and academic achievement show p=0,001 Keywords. Teens, school performance, physical activity, physical freshness and hemoglobin levels. 1. PENDAHULUAN Sekolah Menengah Kejurusan (SMK) sebagai salah satu institusi yang menyiapkan tenaga kerja, dituntut mampu menghasilkan lulusan sebagaimana yang diharapkan dunia kerja. Usia anak sekolah setingkat SMK dapat dikatakan sebagai usia remaja, atau lebih tepatnya usia masa remaja menengah, yaitu yang memiliki usia antara 14 sampai 17 tahun (Depkes, 2010). Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak kanak ke masa dewasa, yang ditandai dengan pubertas, pertumbuhan fisik dan perkembangan psikologi berlangsung cepat dan 1

terjadi peningkatan kebutuhan zat besi, perkembangan otot skeletel berlangsung cepat bersamaan dengan berkembangnya volume darah (Ali dan Asrori, 2004). Masalah gizi terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara asupan dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Remaja putri lebih rawan terkena masalah gizi dibandingkan dengan remaja putra, karena remaja putri mengalami menstruasi atau haid setiap bulan. Sehingga remaja putri lebih sering terkena anemia karena remaja berada pada masa pertumbuhan yang membutuhkan zat gizi yang lebih banyak termasuk zat besi (Sediaoetama, 2010). Prevalensi anemia pada remaja putri cukup tinggi. Hasil RISKESDAS 2013 menyatakan sekitar 23,9% remaja putri di Indonesia mengalami anemia. Anemia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik dan kesegaran jasmani remaja putri di Indonesia, anemia ditandai oleh kadar hemoglobin. Hemoglobin berfungsi untuk mengambil dan melepaskan oksigen didalam darah dan kemudian dialirkan dari paru-paru kejaringan perifer. Kadar hemoglobin pada seseorang yang menderita anemia lebih rendah dibandingkan yang tidak anemia (Ganong, 2003). Kekurangan hemoglobin dalam darah mengakibatkan kurangnya oksigen yang ditransportasi ke sel tubuh maupun otak, sehingga menimbulkan gejala letih, lesu, lemah dan cepat lelah. Sehingga pada anak sekolah dapat mengakibatkan menurunnya prestasi belajar (Soekirman, 2000). Bagi pelajar aktivitas fisik memberikan pengaruh yang baik. Penelitian oleh Coe et al (2006) menyatakan bahwa peningkatan aktivitas fisik dapat meningkatkan rangsangan dan menurunkan kebosanan sehingga dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran. Aktivitas fisik juga dapat membantu meningkatkan darah dan oksigen ke otak sehingga dapat mengurangi stres dan meningkatkan mood anak-anak. Dengan mood belajar yang baik, maka anak-anak dapat menunjukan sikap yang baik selama di kelas. Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesegaran jasmani (Rosmalina dan Permaesih, 2010). Menurut Grissom (2005), kesegaran jasmani berhubungan positif dengan prestasi belajar. Siswi dengan kesegaran jasmani yang baik cenderung 2

mendapatkan prestasi belajar yang baik. Karena siswi yang memiliki kesegaran jasmani yang cukup dapat meningkatkan konsentrasi belajar. Dengan kata lain, kurangnya kesegaran jasmani pada siswa dapat berdampak pada menurunnya konsentrasi belajar (Suryabrata, 2005). Kesegaran jasmani dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain genetik, umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, status gizi dan kadar hemoglobin. Kesegaran jasmani dapat mempengaruhi status anemia seseorang. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Shinta (2005) menunjukkan adanya kaitan antara kadar hemoglobin darah dan kesegaran jasmani dengan hasil belajar. Hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan di SMK Penerbangan Bina Dhirgantara Karanganyar pada bulan Januari 2015 sebanyak 67,44% siswi memiliki kadar Hb < 12 gr/dl dan 32,56% siswi memiliki kadar Hb normal (12 14 gr/dl) dari 43 siswi. Berdasarkan uraian diatas penelti tertarik untuk meneliti apakah ada pengaruh jangka panjang mengenai hubungan antara aktivitas fisik, kesegaran jasmani dan kadar Hemoglobin dengan prestasi belajar remaja putri SMK Penerbangan Bina Dhirgantara Karanganyar. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah: Apakah ada hubungan antara aktivitas fisik, kesegaran jasmani dan kadar hemogobin dengan prestasi belajar remaja putri SMK Penerbangan Bina Dhirgantara Karanganyar? Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan aktivitas fisik, kesegaran jasmani, dan kadar hemoglobin dengan prestasi belajar remaja putri SMK Penerbangan Bina Dhirgantara Karanganyar. Manfaat dari penelitian ini bagi SMK Penerbangan Bina Dirgantara Karanganyar dapat menambah informasi tentang aktivitas fisik, kesegaran jasmani, kadar hemoglobin dan prestasi belajar siswi yang dapat dijadikan sebagai acuan evaluasi untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan prestasi belajar. 2. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian obsevasional dengan pendekatan Cross Sectional dengan rancangan pengukuran, pengamatan dan pencatatan terhadap variabel bebas dan variabel terikat dilakukan dalam satu kali pengukuran dalam waktu bersamaan. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas 2 3

dan 3 di SMK Penerbangan Bina Dhirgantara Karanganyar yang berjumlah 43 siswi. Waktu penelitian dimulai dari bulan Januari-Juli 2015. Variabel bebas dari penelitian ini adalah aktivitas fisik, kesegaran jasmani dan kadar hemoglobin, Sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar. Pengukuran aktivitas fisik dalam penelitian ini dengan cara merecall selama 24 jam dengan perhitungan sesuai dengan Physical Activity Level (PAL). Pengukuran kesegaran jasmani menggunakan Cooper Test 12 menit, dengan cara siswi berlari selama 12 menit setelah itu diukur jarak tempuh siswi tersebut. Nilai kadar hemoglobin yang diperoleh dari metode Cyanmethemeglobin dengan menggunakan alat Photometer Hemocue yang dilakukan oleh analisis kesehatan laboratorium Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sedangkan pengukuran prestasi belajar dapat dilihat dari nilai rata-rata pada raport siswi. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran lokasi penelitian. SMK Penerbangan Bina Dhirgantara Karanganyar merupakan sekolah lembaga pendidikan kejurusan formal yang mencetak putra dan putri Indonesia menjadi tenaga dibidang teknik perawatan pesawat terbang, yang terletak dijalan Wiraprada Desa Gawanan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. Gambaran umum subyek penelitian. Aktivitas fisik. Sebagian besar responden dengan aktifitas fisik dalam kategori ringan yaitu ada 48,8%, dan sebagian kecil dengan aktifitas fisik dalam kategori berat yaitu ada 14 %. Kesegaran Jasmani. Sebagian besar responden dengan kesegaran jasmani dalam kategori buruk yaitu ada 58,1% dan dalam kategori baik yaitu ada 41,9%. Kadar Hemoglobin. Sebagian besar responden dengan status anemia yaitu ada 67,4% dan status normal ada 32,6%. Hal ini dikarenakan banyak siswi saat pemeriksaan kadar hemoglobin sedang mengalami menstruasi dan belum sarapan pagi sehingga sebagian besar kadar hemoglobin siswi dalam status anemia. Prestasi Belajar. Nilai prestasi belajar siswi sebagian besar responden dengan status cukup yaitu 72,1 % dan status baik yaitu ada 27,9 %. Hubungan aktivitas fisik, kesegaran jasmani dan kadar hemoglobin dengan prestasi belajar. 4

1. Hubungan Kadar Hemoglobin dengan Prestasi Belajar Tabel 1 Distribusi Prestasi Belajar Berdasarkan Status Anemia (N=43) Prestasi Belajar Status Total Cukup Baik Anemia N % N % n % Anemia 25 86.2 4 13.8 29 100 Normal 7 50.0 7 50.0 14 100 Sumber: Data Primer 2015 Berdasarkan tabel 1 menunjukan bahwa 86,2% siswi dengan prestasi belajar yang cukup sebagian besar mengalami anemia, sedangkan 50% siswi dengan prestasi belajar baik dengan kadar hemoglobin dalam kategori normal. Jadi ada kecederungan bahwa siswi dengan status anemia maka prestasi belajarnya cederung cukup. Tabel 2 Tabel Uji Hubungan Antara Kadar Hemoglobin dengan Prestasi Belajar (N=43) Variabel Minimal Maksimal Mean ± SD p Kadar Hemoglobin 9.20 16.10 11.600 ± 2.01 0,001 Prestasi Belajar 70.73 85.23 78.48 ± 3.33 Sumber : Pearson Product Moment Berdasarkan uji statistik dengan uji Pearson Product Moment nilai p atau Sig. (2-tailed) 0,001 yang berarti H 0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara Kadar Hemoglobin dengan prestasi belajar. 2. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Prestasi Belajar 5

Tabel 3 Distribusi Prestasi Belajar Berdasarkan Aktivitas Fisik (N=43) Status Prestasi Belajar Total Aktivitas Cukup Baik Fisik N % n % n % Ringan 14 66.7 7 33.3 21 100 Sedang 12 75.0 4 25.0 16 100 Berat 6 100.0 0 0.00 6 100 Sumber: Data Primer 2015 Berdasarkan tabel 3 menunjukan bahwa siswi dengan aktifitas fisik yang tertinggi yaitu aktivitas fisik ringan dengan prestasi belajar cukup sebanyak 66,7 % sedangan status aktivitas fisik ringan dengan prestasi belajar baik sebanyak 33,3 %. Tabel 4 Tabel Uji Hubungan Antara Aktivitas Fisik dengan Prestasi Belajar (N=43) Variabel Minimal Maksimal Mean ± SD p Aktivitas Fisik 1.01 2.23 1.64 ± 0.32 0,006 Prestasi Belajar 70.73 85.23 78.48 ± 3.33 Sumber : Pearson Product Moment berdasarkan uji statistik dengan uji Pearson Product Moment nilai p atau Sig. (2-tailed) 0,006 yang berarti H 0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara aktifitas fisik dengan prestasi belajar, dimana jika semakin tinggi aktifitas fisik siswi maka semakin rendah prestasi belajar siswi. Hasil dalam penelitian ini berseberangan dengan penelitian Coe et al, (2006) memperlihatkan bahwa peningkatan aktivitas fisik dapat meningkatkan rangsangan dan menurunkan kebosanan sehingga dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran. Hal ini dikarenakan tingkat aktifitas fisik siswi dalam penelitian ini rutinitasnya termasuk standar yang banyak dilakukan oleh siswi bagi remaja dan penulis hanya mengambil data recall selama 3 hari mungkin alangkah baiknya jika penulis melakukan pengambilan data recall kurang lebih selama 7 hari dan penulis hanya melakukan penelitian dengan sampel siswi pada umumnya sedangkan pada penelitian Coe at al menggunakan sampel seorang atlet. 6

3. Hubungan Kesegaran Jasmani dengan Prestasi Belajar Tabel 5 Distribusi Prestasi Belajar Berdasarkan Kesegaran Jasmani (N=43) Prestasi Belajar Kesegaran Total Cukup Baik Jasmani N % N % n % Buruk 23 92.0 2 8.0 25 100 Baik 9 50.0 9 50.0 18 100 Sumber: Data Primer 2015 Berdasarkan tabel 5 menunjukan bahwa siswi dengan kesegaran jasmani yang tertinggi yaitu kesegaran jasmani dalam kategori buruk dengan prestasi belajar cukup sebanyak 92 % sedangkan kesegaran jasmani dalam kategori buruk dengan prestasi belajar baik sebanyak 8 %. Tabel 6 Tabel Uji Hubungan Kesegaran Jasmani dengan Prestasi Belajar (N=43) Variabel Minimal Maksimal Mean ± SD p Kesegaran Jasmani 1.50 2.22 1.73 ± 0.19 0,003 Prestasi Belajar 70.73 85.23 78.48 ± 3.33 Sumber : Pearson Product Moment Berdasarkan uji statistik dengan uji Pearson Product Moment nilai p atau Sig. (2-tailed) 0,003 yang berarti H 0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara kesegaran jasmani dengan prestasi belajar, dimana jika semakin tinggi kesegaran jasmani siswi maka semakin baik pula prestasi belajar siswi. 4. PENUTUP Kesimpulan. Siswi yang mengalami anemia sebanyak 67,4%. Siswi dengan aktifitas fisik ringan 48,8%. Siswi dengan status kesegaran jasmani dalam kategori buruk yaitu ada 58,1%. Siswi dalam kategori cukup yaitu 72,1 %. Ada hubungan antara Kadar Hemoglobin dengan prestasi belajar dengan nilai p=0,001. Ada hubungan antara aktifitas fisik dengan prestasi belajar dengan nila p=0,006. Ada hubungan antara kesegaran jasmani, dengan prestasi belajar dengan nilai p=0,003. 7

Saran. Sekolah diharapkan melakukan kerja sama dengan puskesmas untuk melakukan program kesehatan dalam rangka menurunkan kejadian anemia dengan cara pemberian tablet zat besi (Fe) dan menempelkan poster tentang pencegahan anemia pada mading sekolah. Bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan aktivitas fisik, kesegaran jasmani, kadar hemoglobin dan prestasi belajar. DAFTAR PUSTAKA Ali, M & Asrori, M. 2004. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Coe et al. 2006. Physical Fitness and Academic Achievement in Third and Fifth Grade Studend. Journal of Sport & Exercise Psychology, (29),239-252 Ganong, W.F. 2003. Fisiologi Kedokteran(20 th ed). Ahli Bahasa Djauhari Widjajakusumah, EGC. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta : 517-609 Grissom, J.B. 2005. Physical and Academic Achievment. Journal of Exercise Physiology. 8,(1), 11-25. Suryabarata, Sumadi. 2005. Pengembangan Alat Ukur Psikologi. Yogyakarta: Andi Sediaoetama. 2010. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta: Dian Rakjat. Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional. Rosmalina, Y & Permaesih, D. (2008). Aktifitas Fisik dan Penggunaan Energi Pekerja Laki-Laki dengan Jenis Pekerjaan Berbeda. Jurnal Gizi, 31(2), 98-106. 2008, dari http://www. persagi.org/ document/ makalah/ 134_ makalah.pdf 8