BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

I. PENDAHULUAN. Kehidupan era Globalisasi ini, remaja sering kali diselingi hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sosiologi pada dasarnya mempunyai dua pengertian dasar yaitu sebagai

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku mulia. Begitulah kutipan filsuf Yunani, Plato, SM (dalam

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sarana dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

I. PENDAHULUAN. Manfaat dari pendidikan di sekolah, antara lain adalah menambah wawasan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan secara jelas pada uraian berikutnya.

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

2016 ANALISIS POLA MORAL SISWA SD,SMP,SMA,D AN UNIVERSITAS MENGENAI ISU SAINS GUNUNG MELETUS D ENGAN TES D ILEMA MORAL

HUBUNGAN PERANAN GURU SEKOLAH DASAR DENGAN SIKAP TANGGUNG JAWAB SISWA (JURNAL) Oleh DEDI SUPARMAN ROCHMIYATI SUGIYANTO

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dan tanpa manusia, organisasi tidak akan berfungsi. Sumber daya manusia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter siswa. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing,

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dikehidupan masyarakat yang sesungguhnya. Pembangunan nasional Indonesia menitikberatkan pada peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia tersebut adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah salah satu aspek yang menentukan pembinaan manusia Indonesia yang potensial dalam pembangunan nasional. Pendidikan diharapkan dapat menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional. Melalui pendidikan diharapkan membawa perubahan tidak hanya bertambahnya pengetahuan saja tetapi juga, terjadi perubahan sikap perilaku dan perubahan nilai pada individu dan kelompok. Perubahan yang dimaksud adalah yang mengantarkan anak menjadi orang yang berprestasi dalam bidang akademik dan juga memiliki kepribadian manusia yang beradab.

2 Pelaksanaan pendidikan di Indonesia harus sesuai dengan tujuan yang diharapkan seperti yang tercantum dalam pasal 3 bab II Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab. Merujuk pada isi Undang-undang yang telah dikemukakan di atas, pelaksanaan proses pendidikan harus bisa membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab. Disini tugas dan fungsi sebagai eksekutor dalam pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut. Selanjutnya Sumantri (2001:154) mengemukakan bahwa: Manusia seutuhnya seperti tercantum dalam semangat tujuan pendidikan nasional menganut sifat batin seutuhnya integral dalam memandang dan meyakini alam semesta. Karena itu karakternya tidak dualistik atau terhalang oleh dinding pemisah antara ilmu dan agama serta menyadari bahwa realitas fisik dan realitas spiritual merupakan harmoni. Merujuk pada pendapat di atas manusia yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional tersebut menyatakan bahwa manusia tidak bisa dipisahkan dengan nilai-nilai spiritualnya maka dengan demikian tujuan pendidikan nasional memberikan isyarat bahwa peserta didik diupayakan melalui pendidikan di sekolah, selain memiliki pengetahuan dan keterampilan, juga harus dilandasi dengan keimanan dan ketakwaan kepada

3 Tuhan Yang Maha Esa sehingga iman dan takwa dengan sendirinya dapat diterapkan bersama-sama dengan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam proses pembelajaran. Hal ini akan menjadi landasan yang akan diciptakan kesejahteraan dunia dan akherat, serta tanggung jawab dalam menghadapi dampak globalisasi yang dapat mengancam kepribadian peserta didik. Dunia pendidikan kita dewasa ini menghadapi berbagai masalah yang amat kompleks yang perlu mendapatkan perhatian kita semua. Salah satu masalah tersebut adalah menurunnya tatakrama kehidupan sosial dan etika moral dalam praktik kehidupan sekolah yang mengakibatkan sejumlah dampak negatif yang amat merisaukan masyarakat, dampak tersebut antara lain semakin maraknya penyimpangan berbagai norma kehidupan agama dan sosial masyarakat yang terwujud dalam bentuk: kurang hormat kepada orang yang lebih tua, guru, kurang disiplin terhadap waktu dan tidak mengindahkan peraturan tata tertib sekolah, kurang memelihara keindahan dan kebersihan lingkungan, perkelahian pelajar, penggunaan obat terlarang dan lain-lain. Semua ini bisa diakibatkan karena kurang terbinanya rasa tanggung jawab pada setiap siswa sehingga dapat menimbulkan dampak negatif dan mengancam kepribadian siswa. Merujuk pada pengamatan dan informasi yang diperoleh baik melalui media cetak maupun media elektronik terdapat sejumlah faktor yang menunjukkan penyebab timbulnya masalah dalam bidang pendidikan. Penekanan yang tidak seimbang antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor merupakan salah satu faktor tersebut.

4 Melihat kenyataan di lapangan pelaksanaan pendidikan melalui pembelajaran di Sekolah Dasar se-kecamatan Labuhan Ratu guru lebih banyak menekankan pada aspek intelektualitas, karena terbentur pada sistem evaluasi yang diselenggarakan secara nasional. Penekanan aspek intelektualitas yang mengabaikan aspek emosional menjadi faktor penyebab meningkatnya perilaku pelanggaran moral pada siswa. Emosinya tumbuh tidak terkendali karena siswa kurang terdidik. Pembinaan yang kurang tepat dari guru dengan lebih memperhatikan aspek intelektualitasnya tidak menyelesaikan masalah. Merujuk pada kenyataan di atas, sebaiknya peserta didik terlibat langsung dalam proses pembelajaran, dialah yang memiliki peran utama dalam proses pembelajaran, sedangkan guru sebagai pengarah proses pembelajaran. Sesuai dengan teori pendidikan progresif menurut Dewey dalam Sukmadinata (2004:10) bahwa: Teori pendidikan progresif menerapkan prinsip pembelajaran sambil melakukan (learning by doing). Dalam pendidikan progresif, isi pengajaran berasal dari pengalaman siswa sendiri yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Ia merefleksi terhadap masalah-masalah yang muncul dalam kehidupannya. Berkat refleksi itu ia memahami dan menggunakannya bagi kehidupan. Guru lebih merupakan ahli dalam metodologi daripada dalam bahan ajar. Merujuk pada pendidikan progresif hakekatnya siswa tumbuh dan berkembang, guru mempengaruhi melalui pembinaan. Pembinaan tanggung jawab sosial siswa terdiri dari beberapa indikator yaitu disiplin, rasa memiliki, kepekaan, kepedulian dan kesediaan berkorban demi kepentingan umum, permasalahan yang ada di lapangan ini dapat membuat siswa menjadi:

5 Pertama, segi kedisiplinan yaitu siswa yang terlambat masuk sekolah, kerapihan dalam berpakaian siswa, tidak masuk sekolah tanpa keterangan, suasana belajar yang tak tercipta sebagaimana mestinya dan kamar mandi siswa yang tidak terawat. Kedua, tidak mempunyai perasaan menjaga misalnya mencoret-coret bangunan, perabot dan peralatan sekolah lainnya. Ketiga, kepekaan misalnya ditemukan dalam suatu kelas siswa tidak peka terhadap siswa lainnya, di mana siswa acuh terhadap siswa atau kelompok lainnya, mereka lebih mementingkan dirinya dan kelompoknya sendiri. Keempat, kepedulian yaitu kesediaan berkorban demi kepentingan umum, misalnya pelaksanaan piket di kelas tidak berjalan dengan semestinya, di mana tugas siswa yang piket adalah kesediaan membersihkan kelas demi kepentingan, kenyamanan siswa-siswi lainnya dan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Masalah ini jika tidak segera diatasi akan semakin mengancam kehidupan generasi bangsa dan tata kehidupan sosial masyarakat pada umumnya. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan merupakan suatu masyarakat dalam skala kecil, sehingga gagasan untuk mewujudkan masyarakat madani yang salah satunya adalah rasa tanggung jawab perlu diwujudkan dalam tata kehidupan sekolah. Salah satu komponen yang ada di sekolah yaitu guru di mana fenomena terjadi di lapangan, guru lebih berorientasi pada penguasaan dan pemahaman anak terhadap materi pelajaran tanpa mempertimbangkan pembentukan karakter anak sebagai efek hasil belajar, sehingga materi pelajaran kurang bahkan tidak diwarnai sama sekali terhadap sikap dan

6 kepribadian siswa. Banyak diantara para guru yang menjadikan evaluasi sebagai tujuan, tidak menjadikan evaluasi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Guru Sekolah Dasar memegang peranan penting dalam pembentukan kepribadian siswa yang baik, karena ia secara langsung berinteraksi dengan siswa pada saat pembelajaran. Guru Sekolah Dasar dituntut bukan hanya pemberi materi pelajaran saja tetapi bertanggung jawab terhadap pembinaan moral dan perilaku siswa yang sesuai dengan nilai, moral dan norma yang berlaku di masyarakat, sehingga akan terbentuk kepribadian siswa yang baik, bertanggung jawab dan mempunyai karakteristik budaya Indonesia yang santun. Guru Sekolah Dasar akan mempunyai pengaruh langsung terhadap terjadinya masalah-masalah anak di sekolah karena ia mengajarkan nilai, moral dan norma sebagai bekal siswa untuk berperilaku yang baik. Jika ia dapat mengajarkan dengan baik sesuai dengan harapan kurikulum, maka akan memberikan sumbangan langsung terhadap naik turunnya masalah di sekolah. Merujuk pada observasi yang dilakukan peniliti sebagai tugas perkuliahan di Sekolah Dasar Kecamatan Labuhan Ratu ditemukan permasalahan pokok yang menjadi acuan utama dalam penelitian ini yaitu dalam kenyataan yang dihadapi di lapangan guru sekolah dasar dalam membina sikap tanggung jawab sosial kepada siswa, menghadapi kesulitan seperti masih ada siswa yang terlambat masuk sekolah, tidak hadir tanpa keterangan, terlambat saat upacara bendera, berpakaian kurang rapi, kurang hormat terhadap orang yang lebih tua dan kurang menjaga kebersihan kamar mandi sekolah.

7 Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti ingin mengadakan penelitian lebih jauh dengan judul Hubungan Peranan Guru Sekolah Dasar Negeri Dengan Pembinaan Sikap Tanggung Jawab Sosial Siswa Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Labuhan Ratu Tahum 2015. B. Identifikasi Masalah Merujuk pada latar belakang masalah di atas, penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Kurang terbinanya sikap tanggung jawab sosial siswa di lingkungan sekolah. 2. Lemahnya peranan guru dalam membina sikap tanggung jawab sosial siswa. 3. Kurangnya inovasi guru dalam menentukan langkah-langkah untuk membina sikap tanggung jawab sosial. C. Rumusan Masalah 1. Rumusan Masalah Merujuk pada latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan kedalam bentuk pertanyaan: Bagaimana hubungan antara peranan guru sekolah dasar dengan pembinaan sikap tanggung jawab sosial siswa Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Labuhan Ratu?

8 D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban permasalahan yang telah dikemukakan di atas, yang secara umum adalah untuk memperoleh gambaran secara nyata di lapangan mengenai peran guru dalam membina sikap tanggung jawab sosial siswa. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara peranan guru dengan pembinaan sikap tanggung jawab sosial siswa Sekolah Dasar Negeri Se- Kecamatan Labuhan Ratu E. Pembatasan Masalah Untuk memudahkan pembahasan hasil penelitian dan supaya lebih terarah, maka dalam penelitian ini peneliti membatasi ke dalam subpokok sebagai berikut: 1. Peranan guru dalam penelitian ini meliputi Informator, organisator, motivator, director, inisiator, transmitter, fasilitator, mediator, evaluator. 2. Sikap tanggung jawab sosial siswa dalam penelitian ini meliputi: a. Siswa mampu berfikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu dalam kehidupan bermasyarakat. b. Siswa berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab secara tegas dalam kegiatan bermasyarakat. c. Siswa mampu berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter masyarakat Indonesia.

9 F. Manfaat Penelitian Secara teoritik penelitian ini akan mengungkap dan menkaji tentang bagaimana peranan guru dalam membina sikap tanggung jawab sosial siswa. Sedangkan secara praktis penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada: 1. Bagi Siswa Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab sosial siswa di sekolah. 2. Bagi guru Sebagai bahan evaluasi diri, refleksi dan masukan bagi guru, dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan pembelajaran pendidikan karakter. 3. Bagi kepala sekolah Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak Sekolah Dasar yang terdapat di Kecamatan Labuhan Ratu, terutama dalam pembinaan sikap siswa. 4. Bagi peneliti Dapat menjadi acuan dalam mengembangkan penelitian lain yang berkaitan dengan aspek perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dalam konsep yang berbeda. 5. Bagi peneliti lain Sebagai bahan acuan untuk melakukan penelitian lebih jauh mengenai peranan guru sekolah dasar