Eksperimen Steganalisis dengan Metode Visual Attack pada Citra Hasil EzStego Berformat GIF

dokumen-dokumen yang mirip
Penyembunyian Pesan pada Citra GIF Menggunakan Metode Adaptif

STUDI DAN ANALISIS TEKNIK-TEKNIK PENDETEKSIAN STEGANOGRAFI DENGAN METODE LSB DALAM MEDIA GAMBAR

1.1 LATAR BELAKANG I-1

PENYEMBUNYIAN DATA SECARA AMAN DI DALAM CITRA BERWARNA DENGAN METODE LSB JAMAK BERBASIS CHAOS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

Studi dan Analisis Mengenai Teknik Steganalisis Terhadap Pengubahan LSB Pada Gambar: Enhanced LSB dan Chi-square

Penerapan Metode Adaptif Dalam Penyembunyian Pesan Pada Citra

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perancangan Aplikasi Penyembunyian Pesan Teks Terenkripsi Pada Citra Digital Dengan Metode Least Significant Bit (LSB)

Deteksi Steganografi Berbasis Least Significant Bit (LSB) Dengan Menggunakan Analisis Statistik

Otentikasi Citra dengan Fragile Watermarking pada Citra GIF

Grafik yang menampilkan informasi mengenai penyebaran nilai intensitas pixel-pixel pada sebuah citra digital.

Steganografi dalam Penurunan dan Pengembalian Kualitas Citra konversi 8 bit dan 24 bit

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan Second Least Significant Bit dan Kunci Dua Kata Untuk Mencegah Serangan Enhanced LSB Pada Citra Digital

Program Steganalisis Metode LSB pada Citra dengan Enhanced LSB, Uji Chi-Square, dan RS-Analysis

EKSPLORASI STEGANOGRAFI : KAKAS DAN METODE

ANALISIS METODE MASKING-FILTERING DALAM PENYISIPAN DATA TEKS

* Kriptografi, Week 13

IMPLEMENTASI STEGANOGRAFI MENGGUNAKAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) DALAM PENGAMANAN DATA PADA FILE AUDIO MP3

Pengamanan Data Teks dengan Kriptografi dan Steganografi Wawan Laksito YS 5)

Pengembangan Metode Pencegahan Serangan Enhanced LSB

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam. kehidupan kita. Seperti dengan adanya teknologi internet semua

Tanda Tangan Digital Untuk Gambar Menggunakan Kriptografi Visual dan Steganografi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

TEKNIK PENYEMBUNYIAN PESAN TEKS PADA MEDIA CITRA GIF DENGAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB)

STEGANOGRAFI DENGAN METODE PENGGANTIAN LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang telah dilakukan berpedoman dari hasil penelitian-penelitian

Diyah Ayu Listiyoningsih Jurusan Informatika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI STEGANOGRAFI UNTUK PENYISIPAN PESAN

Perbandingan Steganografi pada Citra Gambar Graphics Interchange Format dengan Algoritma Gifshuffle dan Metode Least Significant Bit

2017 Ilmu Komputer Unila Publishing Network all right reserve

STEGANOGRAPHY CHRISTIAN YONATHAN S ELLIEN SISKORY A. 07 JULI 2015

Endang Ratnawati Djuwitaningrum 1, Melisa Apriyani 2. Jl. Raya Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan 1 2

BAB I PENDAHULUAN. pesan. Kriptografi mengubah informasi asli (plaintext) melalui proses enkripsi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

DETEKSI STEGANOGRAM UNTUK MENDUKUNG E-GOVERNMENT

BAB II DASAR TEORI. 1. Citra diam yaitu citra tunggal yang tidak bergerak. Contoh dari citra diam adalah foto.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

APLIKASI PENGAMANAN DATA DENGAN TEKNIK STEGANOGRAFI

ENKRIPSI AFFINE CIPHER UNTUK STEGANOGRAFI PADA ANIMASI CITRA GIF

Steganalisis Khusus dengan Pendekatan Subjektif dan Statistik pada Stego Image

KOMBINASI KRIPTOGRAFI DENGAN HILLCIPHER DAN STEGANOGRAFI DENGAN LSB UNTUK KEAMANAN DATA TEKS

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini dikarenakan penggunaan komputer pada kehidupan setiap hari telah menjadi

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL... xii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah...

ANALISIS KEAMANAN PESAN MENGGUNAKAN TEKNIK STEGANOGRAFI MODIFIED ENHANCED LSB DAN FOUR NEIGHBORS DENGAN TEKNIK KRIPTOGRAFI CHAINING HILL CIPHER

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI METODE STEGANOGRAPHY PADA CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE LSB (LEAST SIGNIFICANT BIT)

BAB 2 LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI TEKNIK STEGANALISIS MENGGUNAKAN METODE IMPROVEMENT DIFFERENCE IMAGE HISTOGRAM PADA STEGANOGRAFI LSB

ANALISIS KEKUATAN DAN DAYA TAMPUNG PESAN OPTIMAL PADA CITRA STEGANOGRAFI METODE STEGO N BIT LSB DENGAN PENGURUTAN GRADASI WARNA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang

BAB II LANDASAN TEORI

TRIPLE STEGANOGRAPHY

ALGORITMA LEAST SIGNIFICANT BIT UNTUK ANALISIS STEGANOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. mengirim pesan secara tersembunyi agar tidak ada pihak lain yang mengetahui.

Pemanfaatan Steganografi dalam Kriptografi Visual

ANALISIS STEGANOGRAFI METODE TWO SIDED SIDE MATCH

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan bagi sebagian besar manusia. Pertukaran data dan informasi semakin

Studi, Perbandingan Metode Steganografi, dan Metode Steganalisis pada Berkas HTML

APLIKASI PENGAMANAN DATA TEKS PADA CITRA BITMAP DENGAN MENERAPKAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB)

TEKNIK STEGANOGRAFI UNTUK PENYEMBUNYIAN PESAN TEKS MENGGUNAKAN ALGORITMA GIFSHUFFLE

Modifikasi Least Significant Bit dalam Steganografi Wawan Laksito YS 1)

BAB II LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI BERDASARKAN KEBUTUHAN DAN KARAKTERISTIK KEDUANYA

BAB I APLIKASI STEGANOGRAFI LSB (LEAST SIGNIFICANT BIT) MODIFICATION UNSUR WARNA MERAH PADA DATA CITRA DIGITAL

Optimasi Konversi String Biner Hasil Least Significant Bit Steganography

PENGAMANAN PESAN TEKS MENGGUNAKAN TEKNIK STEGANOGRAFI SPREAD SPECTRUM BERBASIS ANDROID

Penyisipan Citra Pesan Ke Dalam Citra Berwarna Menggunakan Metode Least Significant Bit dan Redundant Pattern Encoding

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

APLIKASI STEGANOGRAFI UNTUK MENJAGA KERAHASIAAN INFORMASI MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Steganografi Pada File Citra Bitmap 24 Bit Untuk Pengamanan Data Menggunakan Metode Least Significant Bit (LSB) Insertion

PENGGUNAAN KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI BERDASARKAN KEBUTUHAN DAN KARAKTERISTIK KEDUANYA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Implementasi Steganografi Pesan Text Ke Dalam File Sound (.Wav) Dengan Modifikasi Jarak Byte Pada Algoritma Least Significant Bit (Lsb)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

STEGANOGRAFI DIGITAL CITRA BERGERAK ANIMATED GIF

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

IMPLEMENTASI PENGAMANAN DATA DAN INFORMASI DENGAN METODE STEGANOGRAFI LSB DAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI AES

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

STEGANOGRAFI DALAM GAMBAR BEREKSTENSI BMP MENGGUNAKAN METODE CHAOTIC LEAST SIGNIFICANT BIT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA RSA DAN METODE LSB

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Perkembangan teknologi informasi, keamanan data adalah hal

STEGANOGRAFI, MENYEMBUNYIKAN PESAN ATAU FILE DALAM GAMBAR MENGGUNAKAN COMMAND/DOS

Pembangunan Aplikasi Penyembunyian Pesan yang Terenkripsi dengan Metode MARS pada Citra dengan Metode Zhang LSB Image

Pemberian Hiddentext Palsu pada Steganografi Visual

STEGANOGRAFI PADA MULTIPLE IMAGES 24 BITS

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Eksperimen Steganalisis dengan Metode Visual Attack pada Citra Hasil EzStego Berformat GIF Rinaldi Munir Kelompok Keilmuan Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB Bandung, Indonesia E-mail: rinaldi-m@stei.itb.ac.id Abstract Di dalam makalah ini dipresentasikan hasil-hasil eksperimen steganalisis pada citra berformat GIF yang telah disisipi pesan. Penyisipan pesan menggunakan algoritma EzStego dan algoritma modifikasinya. Metode steganalisis yang digunakan adalah Visual Attack. Eksperimen dilakukan dengan bermacam ukuran dan tipe pesan, baik pesan normal maupun pesan acak, dan pada beberapa macam citra tipikal. Dari berbagai eksperimen diperoleh hasil pengamatan bahwa artefak yang terbentuk akibat penyisipan memiliki karakteristik yang berbeda, bergantung pada tipe pesan, ukuran, dan cara penyisipan (acak atau sekuensial). Keywords Stegenalisis; citra GIF; EzStego, visual attack. I. PENDAHULUAN Steganalisis adalah ilmu dan seni untuk mendeteksi pesan yang tersembunyi di dalam data multimedia. Berbeda dengan steganografi yang tujuannya adalah untuk menyembunyikan pesan di di dalam data multimedia (teks, citra, audio, video), maka steganalisis adalah sebaliknya. Diberikan sebuah data multimedia yang dicurigai mengandung pesan rahasia, maka pertanyaan steganalisis adalah: apakah data multimedia tersebut mengandung pesan tersembunyi? Jawaban untuk pertanyaan tersebut adalah YA atau TIDAK. Oleh karena itu, basis serangan di dalam steganalisis adalah membedakan antara cover object (data multimedia yang tidak mengandung pesan tersembunyi) dengan stego-object (data multimedia yang mengandung pesan tersembunyi) [1]. Tidak seperti kriptanalisis di dalam bidang kriptologi yhang bertujua untuk mendekripsi pesan, steganalisis tidaklah bertujuan untuk mengekstraksi pesan yang tersembunyi di dalam stego-object, karena pekerjaan ini tidak feasible, sebab diperlukan pengetahuan tentang sistem steganografi yang digunakan dan kunci dekripsi (jika pesan dienkripsi sebelum disisipkan). Sekali diketahui sebuah media adalah stego-object, maka hasil ini akan mengarah pada ekstraksi pesan. Informasi tambahan seperti panjang pesan atau perkiraan lokasi penyisipan di dalam media adalah informasi yang berharga bagi steganalis untuk tahap selanjutnya (ekstraksi pesan). Metode steganalisis pada citra digital secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok. Pertama visual attack dan kedua statistical attack. Kelompok metode pertama merupakan serangan berbasis pengamatan secara indrawi. Metode ini sederhana namun bersifat subyektif, sebab memerlukan pengamatan secara kasat mata untuk melihat artefak yang mencurigakan di dalam stego-image, lalu membandingkannya dengan citra asli (cover image). Kelompok metode kedua menggunakan analisis matematik pada citra untuk menemukan perbedaan antara cover image dan stego image. Metode ini lebih kompleks sebab didasarkan pada fakta bahwa penyembunyian pesan ke dalam citra menimbulkan artefak yang dapat dideteksi secara statistik sehingga dapat mengungkap penyembunyian pesan [2]. Visual attack merupakan metode awal di dalam riset steganalisis. Metode ini sangat efektif untuk mendeteksi pesan yang disisipkan dengan metode LSB (Least Significant Bit). Metode LSB merupakan metode paling dasar paling sederhana di dalam steganografi. Umumnya metode LSB diterapkan pada citra bitmap tak-terkompresi, misalnya citra dengan format BMP. Salah satu format citra yang populer di dalam Internet adalah citra dengan format GIF (Graphics Interchange Format). Citra GIF adalah jenis citra terindeks (indexed image) yang pertama kali diperkenalkan oleh Compuserve pada tahun 1987. Format GIF biasanya digunakan untuk menyimpan citra grafika komputer, citra ikonik, kartun, logo, animasi, maupun citra natural. Sebuah citra terindeks mengunakan palet 256- warna yang disusun oleh 24-bit RGB dengan nilai berada di dalam selang [0, 1]. Nilai-nilai pixel menyatakan indeks ke nomor baris palet (Gambar 1). Warna sebuah pixel adalah kombinasi dari komponen red (R), green (G), dan blue (B). Gambar 1. Struktur citra GIF (Sumber: Matlab) Terdapat beberapa algoritma (sekaligus kakas) steganografi khusus untuk citra GIF, tiga diantaranya yang populer adalah EzStego, S-Tool, dan Gifshuffle. EzStego dibuat oleh Machado [3] dan akan dijelaskan lebih lanjut pada bagian di bawah, S- Yogyakarta, 6 Agustus 2016 C-8 ISSN: 1907 5022

Tool dikembangkan oleh Andy Brown [4], sedangkan Gifshuffle dikembangkan oleh Matthew Kwan [5]. S-Tool mengenkripsi pesan sebelum disisipkan ke dalam citra dengan bermacam pilihan algoritma enkripsi seperti DES dan IDEA [3]. Ide Gifshuffle adalah dengan mengocok warna-warna di dalam palet citra GIF, pengocokan itu tidak mempengaruhi cara citra tersebut ditampilkan. Pesan dapat dikompresi atau dienkripsi sebelum disisipkan. Di dalam eksperimen ini dipilih algoritma EzStego sebagai program steganografi dengan pertimbangan algoritma ini paling sederhana, tidak mengenkripsi atau mengkompresi pesan sebelum disisipkan. Algoritma EzStego aslinya tidak menggunakan kunci, sehingga siapapun dapat melakukan ekstraksi pesan dari dalam citra. Untuk menambah aspek keamanan pada EzStego, maka telah diusulkan modifikasi algoritma EzStego dengan penambahan fitur kunci [6]. Kunci bertujuan untuk membangkitkan bilangan-bilangan acak sebagai lokasi penyisipan pesan. Algoritma yang lain yang juga merupakan perbaikan dari EzStego diusulkan oleh Fridrich di dalam [7]. Di dalam makalah ini dipresentasikan hasil-hasil eksperimen terhadap citra stego yang dihasilkan dari algoritma EzStego dan algoritma modifikasinya. Eksperimen dilakukan dengan bermacam tipe dan ukuran pesan. Tipe pesan ada dua macam: pesan normal dan pesan teracak. Luaran yang akan diamati adalah karakteritik artefak yang timbul sebagai akibat penyisipan pesan. Gambar 2 memperlihatkan ilustrasi penyisipan pesan di dalam EzStego. Misalkan terdapat delapan palet yang berbeda warna. Angka 0-7 menyatakan nilai pixel di dalam citra GIF. Misalkan kita ingin menyisipkan 0 pada pixel bernilai 3 yang berkoresponden dengan indeks 5 (101) pada palet yang sudah terurut. Indeks 5 berubah menjadi indeks 4 dengan LSB indeks 5 diganti dengan bit pesan 0 (101 100). Oleh karena itu, warna pixel 3 diganti dengan warna tetangganya (pixe 7) dari palet yang terurut. Karena perbedaan warna antara dua warna bertetangga sangat kecil, perubahan tersebut hampir tidak bisa dilihat oleh mata. Ekstraksi pesan sangat mudah dilakukan. Sebelum proses ekstraksi, palet warna diurutkan sedemikian sehingga perbedaan dua warna yang bertetangga adalah minimal. Selanjutnya bit pesan diekstraksi dari LSB indeks palet. II. ALGORITMA EZSTEGO Algoritma EzStego menyisipkan bit-bit pesan pada bit LSB dari indeks palet. Akibat penyisipan tersebut, indeks palet dapat bertambah satu, tetap, atau berkurang satu. Oleh karena indeks palet merupakan pointer ke palet warna, maka indeks yang baru (setelah penyisipan LSB) menunjuk ke warna berikutnya atau ke warna sebelumnya di palet yang tentu saja secara visual berbeda signifikan. Hal ini tentu menimbulkan degradasi warna yang membuat citra stego berbeda jauh dengan citra cover. Untuk meminimalkan degradasi warna, maka langkah pertama di dalam algoritma EzStego adalah mengurutkan warna-warna di dalam palet sedemikian sehingga perbedaan dua warna yang bertetangga adalah minimal. Perbedaan dua warna dapat dihitung dengan rumus jarak Euclidean. Misalkan warna 1 dinyatakan sebagai vektor (R 1, G 1, B 1) dan warna 2 dinyatakan sebagai (R 2, G 2, dan B 2). Jarak Euclidean kedua warna tersebut dihitung dengan rumus: 2 2 2 1 R2 ) + ( G1 G2 ) + ( B1 2 ) d = ( R B (1) Jadi, proses pengurutan palet dilakukan dengan menghitung jarak antar warna di dalam palet, lalu mengurutkan palet berdasarkan jarak terkecil sedemikian sehingga akhirnya dua warna bertetangga memiliki jarak Euclidean yang kecil. Bitbit pesan disisipkan pada bit LSB indeks dari palet yang terurut secara sekuensial. Gambar 2. Proses penyisipan pesan di dalam EzStego [8] Algoritma EzStego di atas tidak membutuhkan kunci sehingga kurang aman untuk penyembunyian pesan, sehingga siapapun yang mengetahui algoritmanya dapat mengekstrak pesan. Untuk meningkatkan keamanan, modifikasi algoritma EzStego diusulkan di dalam [6] sehingga peyisipan dan ekstraksi pesan membutuhkan kunci (stego-key). Kunci berguna untuk membangkitkan posisi acak di dalam citra sebagai lokasi penyisipan bit-bit pesan. III. EKSPERIMEN VISUAL ATTACK Metode Visual Attack dilakukan dengan mengekstrak bitplane LSB dari citra suspect (citra yang dicurigai membawa pesan rahasia). Pada citra cover atau citra orisinal, bitplane LSB adalah citra acak yang terlihat bersih. Sebaliknya pada citra stego yang sudah disisipi bit-bit pesan secara sekuensial, kita melihat artefak-artefak yang mencurigakan. Dalam eksperimen ini, implementasi algoritma EzStego (sekuensial) dan algoritma modifikasinya (acak) dibuat kembali dengan menggunakan MATLAB. Citra GIF yang digunakan adalah GIF non-animasi, jadi hanya berupa citra tunggal saja. Yogyakarta, 6 Agustus 2016 C-9 ISSN: 1907 5022

A. Penyisipan Secara Sekuensial Gambar 3 memperlihatkan citra kartun original (cover image) spongebob.gif 351 200 pixel (37.8 KB) dan bitplane hasil ekstrak LSB-nya. Tidak ada artefak-artefak mencurigakan yang terlihat di dalam bitplane LSB, yang menandakan tidak ada pesan tersembunyi di dalam citra cover tersebut. Sekarang citra spongebob.gif disisipi pesan teks (disimpan di dalam file readme.txt) yang berukuran 3.75 KB dengan algoritma EzStego sekuensial. Citra stegonya dan citra bitplane LSB dari citra stego tersebut diperlihatkan pada Gambar 4. Tampak pada citra bitplane LSB bagian atas muncul artefak baru, berupa pola-pola yang berbeda dengan bagian gambar lainnya. Artefak ini bukanlah bawaan dari citra cover. Artefak tersebut menandakan bahwa di lokasi artefak tersebut terdapat bit-bit pesan tersembunyi yang disisipkan secara sekuensial dari atas ke bawah. Berdasarkan pengamatan secara visual ini maka dapat dipastikan citra stego tersebut memang benar mengandung pesan tersembunyi. artefak Gambar 4. Atas: stego image. Bawah: bitplane LSB. Pesan yang disisipkan ke dalam citra adalah pesan teks normal (tidak dienkripsi) Pada eksperimen selanjutnya, citra spongebob.gif disisipi pesan yang berisi bit-bit acak. Bit-bit acak dapat diperoleh dengan mengenkripsi terlebih dahulu file readme.txt sebelum disisipkan ke dalam spongebob.gif. Enkripsi yang sederhana adalah dengan meng-xor-kan bit-bit pesan dengan bit-bit yang dibangkitkan secara acak. Gambar 5 memperlihatkan citra stego dan citra bitplane LSB dari citra stego. Secara visual artefak yang tampak pada citra bitplane LSB memiliki pola acak pula. Hal ini sangat berbeda dengan artefak pada Gambar 4 yang memiliki pola-pola teratur. Gambar 3. Atas: cover image (spongebob.gif); Bawah: bitplane LSB Yogyakarta, 6 Agustus 2016 C-10 ISSN: 1907 5022

artefak artefak Gambar 5. Atas: stego image; Bawah: bitplane LSB. Pesan yang disisipkan ke dalam citra adalah pesan acak (hasil enkripsi) Hal ini akan terlihat lebih jelas lagi pada eksperimen dengan citra natural bertipe grayscale. Gambar 6 memperlihatkan pola artefak yang timbul pada citra stego (grayscale) dari roman.gif yang berukuran 512 512 pixel (291 KB) jika disisipi pesan father.txt normal (tidak diacak), sedangkan Gambar 7 jika father.txt dienkripsi terlebih dahulu (menjadi bit-bit acak). Ukuran file father.txt adalah 6.38 KB. Perbedaan artefak tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: pesan teks terdiri dari karakter-karakter ASCII. Kelompok karakter ASCII yang berdekatan (misalnya kelompok huruf) memiliki beberapa bit yang sama (3 bit sama pada kelompok huruf kecil). Jadi, kita akan melihat pola berulang setiap 8 bit karakter ASCII. Pada citra GIF, kita menyisipkan tiga bit pada tiga buah pixel, jadi kita akan melihat pola yang sama berulang setiap ((8/3) 3) pixel, yaitu setiap 8 pixel [6]. Pada pesan acak kita tidak menemukan pola demikian sehingga artefaknya juga telihat acak. Gambar 6. Atas: stego image dari citra roman.gif; Bawah: bitplane LSB. Pesan yang disisipkan ke dalam citra adalah pesan teks normal (tidak dienkripsi) Yogyakarta, 6 Agustus 2016 C-11 ISSN: 1907 5022

Hasil yang lebih ekstrim terlihat pada citra barbara.gif di bawah ini. Jika ke dalam citra barbara.gif disisipkan bit-bit acak (pesan terenkripsi), maka artefak yang mencurigakan tidak dapat diamati pada bitplane LSB dari citra stegonya. Hal ini karena artefak yang berupa pola acak sama dengan bitplane LSB yang juga terlihat acak (Gambar 8). artefak Gambar 7. Atas: stego image dari citra roman.gif; Bawah: bitplane LSB. Pesan yang disisipkan ke dalam citra adalah pesan acak (hasil enkripsi) Gambar 8. Atas: stego image dari citra barbara.gif; Bawah: bitplane LSB. Pesan yang disisipkan ke dalam citra adalah pesan acak (hasil enkripsi). Artefak tidak dapat diamati karena polanya sama dengan bagian lain di dalam bitplane LSB Yogyakarta, 6 Agustus 2016 C-12 ISSN: 1907 5022

Artefak pada citra stego dari barbara.gif masih dapat diamati jika pesan yang disisipkan adalah pesan teks normal, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9. Artefak yang terbentuk berupa pola-pola khas yang teratur dan berulang pada bagian atas bitplane LSB, sangat kontras dengan baian bitplane LSB lainnya yang terlihat acak. B. Penyisipan Secara Acak Eksperimen selanjutnya menggunakan program EzStego yang dimodifikasi sehingga bit-bit pesan disisipkan pada lokasi yang acak di dalam citra GIF [4]. Kunci untuk pembangkitan bilangan acak adalah 1234. Gambar 8 memperlihatkan citra stego dan citra bitplane LSB-nya. Karena bit-bit disisipkan pada posisi acak, maka tidak dapat diamati artefak yang memiliki pola berbeda dengan bagian lainnya di dalam bitplane LSB. Gambar 8. Atas: stego image. Bawah: bitplane LSB. Pesan yang disisipkan ke dalam citra adalah pesan teks normal (tidak dienkripsi) Hasil pengamatan visual yang sama juga diperoleh jika pesan dienkripsi terlebih dahulu sehingga menghasilkan bit-bit pesan yang acak, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 9. Tidak terlihat artefak yang menimbulkan kecurigaan sehingga pesan yang tersembunyi di dalam gambar sulit dideteksi. Gambar 9. Atas: stego image dari citra barbara.gif; Bawah: bitplane LSB. Pesan yang disisipkan ke dalam citra adalah pesan teks normal (tidak dienkripsi). Artefak yang mencurigakan dapat diamati karena polanya berbeda dengan bagian lain di dalam bitplane LSB Yogyakarta, 6 Agustus 2016 C-13 ISSN: 1907 5022

Pola-pola artefak di dalam bitplane LSB juga bergantung pada keacakan pesan. Pesan yang berupa bit-bit acak (misalnya pesan hasil enkrips) memiliki pola artefak yang juga acak. Sebaliknya pesan normal (tidak acak) memiliki pola-pola artefak yang khas yang disebabkan oleh kesamaan beberapa bit pada representasi binernya, sebagaimana sudah sudah dijelaskan pada bagian III di atas. Metode visual attack di atas juga dapat diterapkan untuk melakukan steganalisis citra dengan format bitmap (BMP). Algoritma steganografi yang umum untuk citra bitmap adalah algoritma modifikasi LSB. Algoritma modifikasi LSB menyisipkan pesan pada bit-bit LSB dari pixel-pixel bitmap. Dengan mengekstrak bit-bit LSB dari citra suspect, kita dapat mengamati secara visual pola-pola artefak yang muncul di dalam bitplane LSB-nya. Gambar 9. Atas: stego image. Bawah: bitplane LSB. Pesan yang disisipkan ke dalam citra adalah pesan acak (hasil enkripsi) V. KESIMPULAN Di dalam makalah ini telah dipresentasikan hasil-hasil eksperimen steganalisis dengan metode visual attack pada citra GIF yang disisipi pesan dengan algoritma EzStego dan algoritma modifikasinya. Secara umum hasil-hasil visual attack sangat bergantung pada natural dari bit-bit pesan (acak atau tidak acak), pola penyisipan pesan (sekuensial atau acak), kartakterisik citra GIF (citra natural atau citra hasil grafika komputer), dan subyektifitas pengamat. Visual attack dapat dijadikan sebagai pre-steganalisis. Hasil-hasil yang lebih akurat dapat diperoleh dengan metode steganalisis yang lebih kualitatif seperti statistical attack. IV. DISKUSI HASIL-HASIL VISUAL ATTACK Berdasarkan hasil-hasil eksperimen di atas telah dibuktikan bahwa steganalisis dengan metode visual attack dapat diterapkan pada citra berformat GIF yang dicurigai mengandung pesan tersembunyi. Penyisipan bit-bit pesan secara sekuensial dengan Algoritma EzStego dan secara acak dengan Algoritma EzStego modifikasi memberikan hasil pengamatan yang berbeda. Pada penyisipan bit-bit pesan secara sekuensial, artefak yang mencurigkan dapat dilihat secara kasat mata pada bitplane LSB dari citra stegonya. Artefak di dalam citra stego memiliki pola-pola yang dapat dibedakan dengan bagian citra lainnya, sehingga dapat menjadi indikasi bahwa citra dicurigai mengandung pesan tersembunyi. Sebaliknya, jika pesan disisipkan pada posisi yang acak di dalam citra, maka artefak yang timbul sangat sulit diamati karena tidak dapat dibedakan dengan bagian lainnya di dalam bitplane LSB. REFERENCES [1] Philip Batemen (2008), Image Steganography and Steganalysis, University of Surrey, 2008. [2] Wen Chen (2005), Study of Steganalysis Method, New Jersey Institute of Technology. [3] R. Machado, EZStego, http://www.stego.com [4] N.F. Johnson and S. Jajodia (1998), Exploring Steganography: Seeing the Unseen, George Mason University, IEEE Computers. [5] The Gifshuffle Hompage, http://www.darkside.com.au/gifshuffle/ [6] Rinaldi Munir (2015), Chaos-based Modified EzStego Algorithm for Improving Security of Message Hiding in GIF Image, Proceeding of IC3INA 2015, Bandung. [7] J. Fridrich (1999), A New Steganographic Method for Palette Images, IS&T PICS : Savannah, Georgia, USA. [8] A. Westfeld and A. Pfitzmann (1999). Attack on Steganographic System, Lecture Notes in Computer Sciences, vol. 1768, pp. 61-76. [9] Guillermito (2004), A few tools to discover hidden data, http://www.guillermito2.net/stegano/tools/. Yogyakarta, 6 Agustus 2016 C-14 ISSN: 1907 5022