Nama: ika Putri k Nim: 09.11.2577 Kelas: S1 TI 01 PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA Pada suatu hari terjadi perang antara rakyat Indonesia dengan Malaysia dikarenakan Malaysia sering kali merebut wilayah pulau di Indonesia. Pemerintah Indonesia pun geram melihat tingkah Malaysia yang suka main klaim budaya dan mengaku aku pulau miliknya. Pada suatu ketika di pulau Sumatera, datanglah tentara Malaysia yang ingin menguasai wilayah tersebut untuk menjajah pulau itu untuk dijadikan wilayahnya, agar Malaysia menjadi semakin luas. Para tentaraku, jadikanlah rakyat Sumatera ini sebagai rakyat yang dapat kau kuasai dari segi apapun. Buat mereka lengah dan mengakui bahwa pulau ini adalah pulau milik kita, Komandan pasukan perang memberikan instruksi kepada pasukkan-pasukkannya. Baiklah komandan, kata para pasukan. Mereka semua mulai menyebar di wilayah Sumatera untuk menjajah. Pemerintah Indonesia pun tak tinggal diam untuk menghadapi serangan Malaysia. Pemerintah indonesia menurunkan ribuan pasukan khusus untuk menghadapi Malaysia. Para prajuritku, kita akan bergegas berangkat ke pulau Sumatera untuk menyelamatkan wilayah pulau Sumatera dari penjajah Malaysia yang jahat dn serakah, Komandan menyerukan perintah. Mereka semua berkumpul dilapangan besar di daerah Jawa Barat untuk berangkat menuju pulau Sumatera. Banyak media yang meliput kejadian ini. Disini muncullah seorang remaja yang sedang menonton siaran berita mengenai permasalahan tersebut, pemuda tersebut bernama Jagad. Jagad mendengar bahwa Malaysia akan menguasai pulau Sumatera. Iapun menangis, karena ayahnya adalah komandan yang memimpin pasukan perang Malaysia. Di dalam rumahnya, Jagad bertanya kepada ibunya. Ibu, kenapa ayah akan menguasai pulau ini, (sambil terus menangis).
Aisyah, ibunya berusaha menjawab nak bersabarlah, Alloh akan menunjukan jalan, (sembari mendekap jagad). Anak dan istri komandan perang Malaysia ini sekarang tinggal di Medan, padahal sebelumya dia tinggal di Padang, karena terguncang gempa maka mereka putus kontak dengan ayahnya dan memutuskan untuk tinggal di Medan. Pasukkan malaysia bergerak menuju kota Medan. Suara gaduh tembakan meriam menghiasi kota tersebut. Para warga yang ada dikota itu ketakutan melihat dan mendengar itu semua. Pasukan tentara yang ada di pulau Sumatera banyak yang tewas kena tembakan Malaysia. Tentara Indonesiapun bergerak menuju kota Medan yang sedang kacau balau oleh peristiwa tersebut. Setelah sampai di Medan, komandan pasukan tentara Indonesia menyerukan lagi kepada para prajuritnya. Prajuritku yang tangguh, kalahkan tentara Malaysia, berdoalah, dan berjuanglah sekuat tenaga atas nama Bangsa Indonesia, selamatkanlah jiwa jiwa yang ada ditanah ini. Kita harus usir mereka dari sini, kata komandan tentara Indonesia dengan suara lantang dan tegas. Siap komandan merdeka..merdeka..ayo bersatu, seru para ribuan prajurit Indonesia. Mereka berjalan menyebar di kota Medan, dan pada suatu ketika, mereka berperang hebat, banyak prajurit Indonesia yang tewas di area pertempuran. Persenjataan Malaysia lebih lengkap karaena mendapat bantuan dari militer Korea. Suasana kota itu semakin mencekam dan mengerikan. Di lapangan besar didaerah Medan, para tentara Malaysia berkumpul menunggu pasukan Indonesia yang masih tersisa. dalam perjalanan menuju lapangan besar dikota Medan, komandan berseru kepada 20 pasukannya yang tersisa, prajuritku, sudah banyak saudara dan rekan kita yang gugur dalam perjuangan ini, mari kita tingkatkan perjuangan kita, jangan menyerah, percayalah pulau Sumatera akan tetap menjadi milik kita, (menggenggam tangan dan mengacungkanya). Tapi bagaimana komandan, senjata kita sudah banyak yang disita mereka, pasukan kita pun sangat tidak seimbang dengan pasukan mereka. Apakah kita mampu mengalahkan mereka, kata salah seorang prajurit. Percayakan semua kepada tuhan kita, niscaya tuhan akan selalu melindungi hambanya yang sabar dan berdoa. Kata komandan. Merekapun kembali melanjutkan perjalanan menuju lapangan besar menemui tentara Malaysia. Setelah mereka bertemu, akhirnya mereka berunding, dilapangan besar di kota Medan. Pasukan indonesia, menyerahlah, pasukanmu tinggal sedikit, tak usah melawan, serahkan saja pulau ini kepada kami, Kata komandan perang malaysia. Sampai matii kami tak akan menyerahkan pulau ini kepada kalian, kata komandan perang Indonesia. Sudahlah, tak usah melawan, atau kau akan mati, (sambil berteriak).
Merekapun terus adu mulut, tapi di satu sisi dirumah jagad, jagad dan ibunya terus menonton televisi mengenai perkembangan peperangan itu. Ibu, kenapaayah akan menghancurkan kita, (mengerutkan dahi) tanya jagad. Sudahlah nak, ayahmu hanya mengikut perintah dari atasannya, pasti ayahmu tak tahu kalau kita ada disini. Kata aisyah. Lalu kalau kita tidak melawan, sama saja kita menyerah bu, pasti akan semakin banyak orang yang mati dalam peristiwa ini, (Berusaha beranjak dari tempat duduk). Sudahlah...kita berdoa saja nak,semoga Alloh memberikan kita semua keselamatan. (Berusaha menenangkan jagad). Tidak bu,,,jagad pergi dulu (berlari). Jagad kemudian pergi meninggalkan ibunya menuju lapangan besar menuju ayahnya berada. Saat sudah sampai ditempat itu, lalu jagad memanggil ayahnya, ayah..berhenti..., (sambil berteriak keras) jagad pun lari menghadap ayahnya. Ayah, berhenti (sambil berteriak keras) jagad pun berusaha menghentikan ayahnya. Hah jagad anakku, kenapa kau ada dikota ini nak, pergilah, ayahmu hanya menjalankan perintah atasan, ini tugas nak, ayah akan menyelesaikan tugas ini dulu, pergilah jauh dari kota ini nak, (sangat kaget dan terheran heran). Menyingkirlah ayah, kau tak perlu tau kenapa aku ada disini. Kembalilah ayah, kenapa kau tega menghancurkan tanah ini, tanah dimana ibu dan aku tinggal?, (Sambil berkaca kaca). Pergi nak, pergi, ( berusaha meyingkirkan anakknya dari pasukannya). Tidak, sekarang ayah pilih, aku atau tugas ayah? (sambil berkacak pingang). Nak,,,,, belum selesai bicara langsung dipotong oleh jagad, cepat pilih ayah, (sambil berteriak). Ini memang sangat berat bagiku, aku akan pilih kau anakku. Bagaimanapun keluarga adalah segalanya., ayah akan pergi, ayah akan menemui ibumu, aku akan memulangkan prajuritku ke malaysia, apapun yang akan terjadi ayah akan terima, itu semua demi kau dan ibumu nak.., kata komandan perang malaysia. Setelah percakapan itu selesai, maka komandan itu meminta prajuritnya untuk pulang ke Malaysia, tetapi tentara Malaysia balik menyerang komandannya, kau bukan komandan kami, kau pengkhianat, kata seorang prajurit malayasia.
Kau tak tau keadaan ini, dimana kau harus pilih salah satu hal yang penting dalam hidupmu kata komandan., tiba tiba dooorrrr... suara tembakan bersarang di dada dan kepala komandan Malaysia itu. Komandan itu ditembak oleh prajuritnya sendiri. Komandan malaysia itupun mati ditempat. Ayah,, kata jagad ( sambil menghampiri ayahnya), tentara indonesiapun menolongnya. Tentara malaysia pun pergi meninggalkan kota medan dan kembali ke malaysia. Di tengah laut, saat akan menyeberang ke negara makaysia, tiba tiba nahkoda kapal menyerukan kepada penumpang nya, gunakan pelampung, akan ada badai besar, katanya nahkoda itu, Tak berselang lama tiba tiba ada gulungan ombak yang tinggi dan besar menghajar kapal kapal mereka. Dalam hitungan detik ratusan kapal besar yang membawa pasukan itu pun lenyap ditelan ombak tsunami. Tewaslah semua tentara malaysia. Disisi lain, prajurit indonesia merayakan kemenangan ini, akhirnya pulau Sumatera tak jadi di rebut oleh malaysia, Jagad pun sekarang menjadi nama jalan utama dikota Medan karena keberaniannya melawan ayahnya sendiri. Ibunya, aisyah merelakan kematian suaminya yang ditembak oleh pasukkanya sendiri. Mulai saat itu pemerintah Malaysia tak berani mengganggu Indonesia lagi sampai saat ini. ( jika Alloh berkehendak hal yang tak mungkin menjadi mungkin, jika suatu perjuangan disertai doa, maka pastilah akan berhasil, jika orang yang zalim merajalela maka akan terhapus semua oleh azab Alloh kepada mereka, hanya kekuatan dari Alloh lah kita dapat menaklukan segala kemungkaran). -end-
Sinopsis Pada cerita ini menggambarkan sebuah perjuangan antara tentara indonesia yang menghadapi kejahatan tentara malaysia, yang suka mengklaim dan merebut wilayah. Komandan tentara malaysia memiliki anak yang ternyata tinggal di wilayah yang akan dihancurkan dan dikuasainya. Maka ia diharuskan memilih mejalankan tugasnya atau memilih anaknya selamat. Dia memilih anaknya,kemudian dia dibunuh oleh pasukannya sendiri. Akhirnya pasukkan malaysia tak jadi merebut pulau tersebut, kemudian malah terterjang tsunami di lautan. Malaysiapun sampai saat ini tak berani mengganggu indonesia lagi.