BAB III METODE PENELITIAN. transaksi berjalan di Indonesia periode adalah anggaran pemerintah,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah ekspor industri tekstil dan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi Jawa Barat

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah menganalisis tentang faktor-faktor yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah ekspor kayu lapis Indonesia di pasar

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini daerah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah perkembangan PMA di Indonesia berupa

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang dianalisis adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. Statistik). Data yang diambil pada periode , yang dimana di dalamnya

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah daya saing produk industri pengolahan

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah ekspor non migas Indonesia ke Amerika

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah ketimpangan distribusi pendapatan

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi Anggaran Pertahanan di Indonesia, yaitu :

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data penelitian yang

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

BAB III METODE PENELITIAN. Di dalam penelitian ilmiah diperlukan adanya objek dan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh promosi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah investasi swasta di

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah usaha pengelasan besi di Jalan Bogor dengan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA

akan di gunakan berbentuk linier atau log linier. Maka dalam penelitian ini

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

METODE PENELITIAN. tingkat migrasi risen tinggi, sementara tingkat migrasi keluarnya rendah (Tabel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang pengaruh inflasi, kurs, dan suku bunga kredit

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah kurs yen di Indonesia berupa data time

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau,

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah indeks pembangunan manusia di Indonesia

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. logika matematika dan membuat generalisasi atas rata-rata.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :

IV METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data

METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data panel, yaitu model data yang menggabungkan data time series dengan crosssection.

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

BAB III METOTOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Pusat Statistik. Adapun data yang telah di olah terdapat terdapat pada tabel 6.1

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah kemiskinan di Jawa Barat tahun ,

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara kebijakan fiskal dan transaksi berjalan tergantung pada rasio utang luar negeri terhadap PDB di Indonesia periode 1980-009. Adapun fokus faktor yang mempengaruhi transaksi berjalan di Indonesia periode 1980-009 adalah anggaran pemerintah, investasi (rasio terhadap PDB), nilai tukar riil, pendapatan perkapita, rasio ketergantungan. 3. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik yaitu metode penelitian yang menekankan kepada usaha untuk memperoleh informasi mengenai status atau gejala pada saat penelitian, memberikan gambaran-gambaran terhadap fenomena-fenomena, juga lebih jauh menerangkan pengaruh, pengujian hipotesis serta mendapatkan makna dari implikasi suatu masalah yang diinginkan. Metode deskriptif ini menurut M. Nazir (1999 : 64) berpendapat bahwa metode penelitian deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat akan situasi-situasi tertentu termasuk tentang 6

63 hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. 3.3 Operasional Variabel Variabel Konsep Teoritis Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian Konsep Empiris Konsep Analitis Skala (1) () (3) (4) (5) Transaksi Berjalan (Rasio Terhadap PDB) (Y) Neraca yang berfokus pada transaksi ekspor dan impor (barang maupun jasa), pendapatan investasi, pembayaran cicilan pokok utang negeri, luar serta saldo kiriman dan transfer uang dari dan ke luar negeri baik yang dilakukan oleh pemerintah Variabel Terikat (Y) Besarnya perbandingan antara transaksi berjalan (ekspor-impor) terhadap PDB Riil Indonesia periode 1980-009 Data rasio transaksi berjalan diperoleh dengan rumus: Rasio TB = TB x 100% dimana: PDB Riil Rasio TB = Rasio Transaksi Berjalan TB = Transaksi Berjalan PDB = Produk Domestik Bruto Sumber data: Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia Rasio

64 Anggaran Pemerintah (X 1 ) Investasi (Rasio Terhadap PDB) (X ) maupun kalangan swasta (individual) Suatu atau pernyataan terperinci tentang penerimaan dan pengeluaran negara diharapkan daftar yang dalam jangka waktu tertentu, yang biasanya ditetapkan dalam jangka waktu tahun Pembelian satu barang-barang modal, penambahan stok modal di suatu negara dalam waktu satu tahun. Variabel Bebas (X) Besarnya anggaran pemerintah Selisih penerimaan pemerintah (revenue government) dan pengeluaran pemerintah (government expenditure) periode 1980-009 Besarnya perbandingan realisasi investasi Indonesia (PMA dan PMDN) dengan PDB periode Anggaran Pemerintah diperoleh dengan rumus: DEF = (R+A) G dimana: DEF = Anggaran R Pemerintah A G Pemerintah = Total Penerimaan = Total Hibah = Total Pengeluaran (Joko Waluyo, 006:3) Sumber data: Nota Keuangan dan APBN Departemen Keuangan RI, Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia Data investasi diperoleh dengan rumus: Rasio I = PMA + PMDN x 100% dimana: PDB Riil I = Total investasi PMA = Realisasi Penanaman Modal Asing Rasio Rasio

65 1980-009 PMDN = Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri PDB = Produk Domestik Bruto Sumber data: Statistik Indonesia BPS Nilai Tukar Harga mata Besarnya nilai Data nilai tukar riil diperoleh Rasio Riil uang suatu tukar riil rupiah dengan rumus: (X 3 ) negara terhadap US $ ε = e x (P/P*) terhadap mata periode 1980- Dimana: uang negara 009 ε = Kurs Riil lain e = Kurs Nominal (P/P*) = Tingkat Harga (Mankiw, 003:15) Sumber data: Laporan tahunan nilai tukar rupiah di Statistik Ekonomi keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia

66 Pendapatan Besarnya Besarnya Data pendapatan perkapita Rasio Perkapita pendapatan pendapatan diperoleh dengan rumus: (X 4 ) rata-rata perkapita Perkapita PDB = penduduk di Indonesia PDB suatu negara periode 1980- Jumlah Penduduk 009 (Sadono Sukirno, 00:417) Sumber data: Statistik Indonesia Badan Pusat Statistik Rasio Perbandingan Besarnya Data rasio ketergantungan Rasio Ketergantungan antara jumlah jumlah diperoleh dengan rumus: (X 5 ) penduduk penduduk RKtotal = P 0-14 + P 65+ x 100% berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun Indonesia berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun periode 1980- P 15-65 Dimana: RK = Rasio Ketergantungan P (0-14) = Jumlah Penduduk Usia Muda (0-14 tahun) P (65+) = Jumlah Penduduk Usia Tua (65 tahun keatas) P (15-64) = Jumlah Penduduk Usia Produktif (15-64 tahun) Sumber data: Statistik Indonesia BPS 009 3.4 Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data tersebut adalah sebagai berikut:

67 1. Studi literatur, yaitu studi atau teknik pengumpulan data dengan cara memperoleh dan mengumpulkan data-data dari buku, karya ilmiah berupa skripsi, tesis, artikel, jurnal, internet, atau bacaan lainnya yang berhubungan dengan utang luar negeri.. Studi Dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data dari beberapa instasi/lembaga yang bersangkutan dengan permasalahan yang diteliti, seperti data statistik Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS), dan sumber lembaga lainnya. 3.5 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis 3.5.1 Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier Berganda (multiple regression), untuk membuktikan apakah anggaran pemerintah (X1), investasi (rasio terhadap PDB) (X), nilai tukar (X3), pendapatan perkapita (X4), dan rasio ketergantungan (X5) berpengaruh terhadap transaksi berjalan (rasio terhadap PDB). Alat analisis yang digunakan yaitu Econometric Views (Eviews) 7.1 dengan model sebagai berikut: Y = β 0 + β 1 X 1 + β X + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + ε Keterangan: Y β 0 = Transaksi Berjalan (rasio terhadap PDB) = Konstanta β = Koefisien Regresi

68 X 1 X X 3 X 4 X 5 ε = Anggaran Pemerintah = Investasi (rasio terhadap PDB) = Nilai Tukar Riil = Pendapatan Perkapita = Rasio Ketergantungan = Faktor Pengganggu (error term) Adapun informasi mengenai hasil analisis regresi adalah sebagai berikut: Tabel 3. Informasi Hasil Analisis Regresi R-squared Adjusted R-squared S.E of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat Mean dependent var S.D dependent var Akaike info criterion Menunjukkan kemampuan model. Variabel independen mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependen. Nilai R yang sudah disesuaikan. Semakin banyak variabel independen yang dimasukkan ke dalam persamaan, akan semakin memperkecil nilai R-squared. Standard error dari persamaan regresi. Jumlah nilai residu kuadrat. Nilai fungsi log likelihood yang dihitung dengan nilai koefisien estimasian. Nilai uji DW, digunakan untuk mengetahui apakah ada autokorelasi atau tidak (hubungan antarresidual). Nilai mean (rata-rata) variabel dependen (dalam hal ini adalah Y) Standar deviasi variabel dependen (Y) Menilai kualitas model dengan rumus: AIC = log ( ȇ i ) + k n n ȇ i adalah residual kuadrat; k = jumlah variabel independen; n = jumlah observasi. Semakin kecil angka AIC, semakin baik modelnya. Namun nilai ini baru dapat

69 dibandingkan apabila ada model lain yang juga sudah dihitung AICnya. Schwarz criterion Menilai kualitas model dengan rumus: SIC = log log ( ȇ i ) + k log n n n ȇ i adalah residual kuadrat; k = jumlah variabel independen; n = jumlah observasi. Seperti AIC, semakin kecil angka SIC, semakin baik modelnya. F- Statistic Uji serempak pengaruh semua variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Prob (F- Statistic) Probabilitas nilai uji statistik F. Sumber: Yana Rohmana, 010: 43 3.5. Uji Linieritas Uji linieritas yaitu digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak, apakah fungsi yang digunakan dalam studi empiris sebaiknya berbentuk linier, kuadrat, atau kubik. Melalui uji linieritas akan diperoleh informasi tentang: 1. Apakah bentuk model empiris (linier, kuadrat, atau kubik),. Menguji variabel yang relevan untuk dimasukan dalam model. Untuk menguji linieritas Penulis menggunakan uji Ramsey RESET Test dengan bantuan Software EViews 7.1 Version, uji ini dikembangkan oleh Ramsey tahun 1969 yang menyarankan suatu uji yang disebut general test of spesification atau RESET. Tahapan dalam RESET ini ialah : 1. Estimasi model dengan OLS kemudian didapat estimasi Yi yaitu i Yˆ. Estimasi lagi persamaan a dengan memasukan regressor tambahan i Yˆ. Kalau kita gambarkan hubungan antara i Yˆ dan i uˆ maka ada hubungan yang kurva

70 linear. Ramsey menyarankan memasukan i Yˆ dan i Yˆ 3 sebagai regressor tambahan. Sehingga kita estimasi persamaan : Yi = 1+ X + 3X3 + 4 i Yˆ + 5 i Yˆ 3 + ui (3.) 3. Dari persamaan 3. didapat R yang baru ( new R) dan R dari persamaan (3.) disebut old R. Dari hasil ini kita bisa mencari nilai F-statistiknya untuk mengetahui apakah kenaikan dalam R dari menggunakan model (3.) itu signifikan atau tidak : F = (R new R old) / jumlah regressor regressor baru (1-R new) / (n-jumlah parameter parameter di dalam model baru) (3.3) Jika nilai F-statistik yang telah dihitung itu signifikan pada tingkat ε misal 5% maka kita bisa menerima hipotesis bahwa model (3.1) itu misspecified. Sebaliknya jika nilai F-statistik yang telah dihitung itu tidak signifikan pada tingkat ε misal 5% maka model specified. 3.5.3 Uji Hipotesis 3.5.3.1 Uji Hipotesis Parsial (Uji t) Dalam penelitian ini, uji hipotesis dilakukan melalui uji dua pihak dengan kriteria jika t hitung > t tabel maka H 0 ditolak dan Ha diterima. Pengujian hipotesis dapat dirumuskan secara statistik sebagai berikut: Daerah Penolakan H 0 α = 5% Daerah Penerimaan H 0 α = 95% Daerah Penolakan H 0 α = 5% Sumber: (Gujarati, 003:79) t α t α

71 Dimana : Gambar 3.1 Uji Hipotesis Dua Pihak H 0 : = 0, artinya tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas X terhadap variabel terikat Y, H a : β 0, artinya terdapat pengaruh antara variabel bebas X terhadap variabel terikat Y. Pengujian hiotesis secara individu dengan uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas X terhadap variabel terikat Y Pengujian hipotesis secara individu dapat dilakukan dengan menggunakan rumus: t r n 1 r Keputusan menolak atau menerima H 0 : 1. Jika t hitung > t tabel maka H 0 ditolak dan H 1 diterima (variabel bebas X berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y),. Jika t hitung < t tabel maka H 0 diterima dan H 1 ditolak (variabel bebas X tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y). Dalam penelitian ini tingkat kesalahan yang digunakan adalah 0,05 (5%) pada taraf signifikasi 95% (Agus Widarjono : 005: 84). 3.5.3. Uji Hipotesis Simultan (Uji F)

7 Pengujian hipotesis secara keseluruhan merupakan penggabungan (overall significance) variabel bebas X terhadap variabel terikat Y, untuk mengetahui seberapa pengaruhnya. Uji t tidak dapat digunakan untuk menguji hipotesis secara keseluruhan. Pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan rumus: F R K 1 R n k 1 (Agus Widarjono : 005: 88) Dimana: n = Jumlah observasi K = jumlah parameter estimasi termasuk intersep atau konstanta Kriteria uji F adalah: 1. Jika F hitung < F tabel maka H 0 diterima dan H 1 ditolak (keseluruhan variabel bebas X tidak berpengaruh terhadap variabel terikat Y),. Jika F hitung > F tabel maka H 0 ditolak dan H 1 diterima (keseluruhan variabel bebas X berpengaruh terhadap variabel terikat Y). 3.5.3.3 Koefisien Determinasi yang Disesuaikan (R ) Dalam regresi berganda kita menggunakan koefisien determinasi yang disesuaikan untuk mengukur seberapa baik garis regresi yang kita punyai. Dalam hal ini kita mengukur seberapa besar proporsi variasi variabel dependen dijelaskan oleh semua variabel indepnden (Agus Widarjono : 005: 86) Koefisien determinasi dapat dicari dengan menggunakan rumus:

73 R ESS b1..3 X iyi b TSS Y Gujarati, 003: 13 13. i X Y 3i i Besarnya nilai R berada diantara 0 (nol) dan 1 (satu) yaitu 0 < R < 1. Jika nilai R semakin mendekati 1 (satu) maka model tersebut baik dan pengaruh antara variabel bebas X dengan variabel terikat Y semakin kuat (erat berhubungannya). 3.6 Pengujian Asumsi Klasik Untuk mendapatkan model yang tidak bias (unbiased) dalam memprediksi masalah yang diteliti, maka model tersebut harus bebas uji Asumsi Klasik yaitu: 3.6.1 Uji Multikolinearitas Menurut Gujarati (003: 157) multikolinearitas merupakan adanya hubungan linear yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Konsekuensi dari multikolinearitas apabila ada kolinearitas sempurna diantara X, koefisien regresinya tak tertentu dan kesalahan standarnya tak terhingga. Jika kolinearitas tingkatnya tinggi tetapi tidak sempurna, penaksiran koefisien regresi adalah mungkin, tetapi kesalahan stndarnya cenderung untuk besar. Sebagi hasilnya, nilai populasi dari koefisien tidak dapat ditaksir dengan tepat.

74 Yana Rohmana (010 : 14) dampak adanya multikorelasi adalah: 1. Meskipun penaksiran OLS mungkin bisa diperoleh dan masih dikatakan BLUE, tapi kesalahan standarnya cenderung semakin besar dengan meningkatnya tingkat korelasi antara peningkatan variabel sehingga sulit mendapatkan penaksiran yang tepat.. Karena besarnya kesalahan standar, selang atau interval keyakinan untuk parameter populasi yang relevan cenderung lebih besar dan nilai hitung uji statistik t akan kecil sehingga membuat variabel independen secara statistik tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. 3. Multikolinearitas yang tinggi, data sampel mungkin sesuai dengan sekelompok hipotesis yang berbeda-beda, jadi probabilitas untuk menerima hipotesis yang salah meningkat. 4. Multikolinearitas tidak sempurna, penaksiran koefisien regresi adalah mungkin tetapi taksiran dan kesalahan standarnya menjadi sangat sensitif terhadap sedikit perubahan dalam data. 5. Multikolinearitas tinggi, seseorang mungkin memperoleh R yang tinggi tetapi tidak satupun atau sangat sedikit koefisien yang ditaksir yang penting secara statistik. Gujarati (003: 17) metode untuk mendeteksi multikorelasi sebagai berikut: 1. Nilai R sangat tinggi tetapi tidak ada satu pun koefisien regresi signifikan secara statistik atas dasar pengujian t yang konvensional.

75. Dalam model yang meliputi dua variable yang menjelaskan, dapat diperoleh dengan memeriksa korelasi derajat nol. 3. Jika R tinggi tetapi korelasi parsial rendah multikolinearitas merupakan satu kemungkinan tetapi jika korelasi parsial tinggi multikolinearitas mungkin tidak bisa dideteksi. 4. Jika F yang dihitung melebihi F kritis ini berarti bahwa variabel terdapat multikolinearitas. Cara mengobati multikolinearitas sebagai berikut: 1. Tanpa ada perbaikan Multikolinieritas tetap menghasilkan estimator yang BLUE karena masalah estimator yang BLUE tidak memerlukan asumsi tidak adanya korelasi antar variabel independen. Multikolinieritas hanya menyebabkan kita kesulitan memperoleh estimator dengan standard error yang kecil. Masalah multikolinieritas biasanya juga timbul karena kita hanya mempunyai jumlah observasi yang sedikit. (Yana Rohmana, 010: 149). Dengan Perbaikan Apabila terjadi Multikolinearitas menurut Gujarati (001, 166-171) untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : a) Informasi apriori. b) Menghubungkan data cross sectional dan data urutan waktu. c) Mengeluarkan suatu variabel atau variabel-variabel yang bias spesifikasi. d) Transformasi variabel serta penambahan variabel baru.

76 3.6. Uji Heteroskedastisitas Suatu asumsi klasik dari model regresi linier klasik adalah bahwa gangguan µ i semuanya mempunyai varians yang sama. Jika asumsi ini tidak dipenuhi maka terdapat heteroskedastis. Heteroskedastik tidak merusak sifat ketidakbiasan dan konsistensi dari penaksiran OLS. Tetapi penaksir ini tidak lagi mempunyai varians minimum atau efisien. Apabila estimator β 1 tidak mempunyai varian yang minimum tetapi tetap menggunakan OLS maka konsekuensinya adalah: 1. Jika varian tidak minimum maka menyebabkan perhitungan standard error metode OLS tidak lagi bisa dipercaya kebenarannya.. Akibat dari hal tersebut maka interval estimasi maupun uji hipotesis yang didasarkan pada distribusi t maupun F tidak lagi bisa dipercaya untuk evaluasi hasil regresi. Agus Widjarjono (005: 147) Untuk mendeteksi masalah heteroskedastis dalam penelitian ini penulis menggunakan metode White dimana mengembangkan sebuah metode yang tidak memerlukan asumsi tentang adanya normalitas pada residual. Jika nilai chi-square hitung (n.r ) lebih besar dari χ kritis dengan derajat kepercayaan tertentu maka ada heteroskedastis. Agus Widjarjono (005: 146-153) 3.6.3 Uji Autokorelasi Secara harfiah autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota observasi satu dengan yang lain yang berlainan waktu. Dalam kaitannya dengan asumsi metode OLS, autokorelasi merupakan korelasi antara satu residual dengan residual yang lain. Akibat adanya autokorelasi:

77 1. Jika varian tidak minimum maka menyebabkan perhitungan standard error metode OLS tidak lagi bisa dipercaya kebenarannya.. Interval estimasi maupun uji hipotesis yang didasarkan pada distribusi t maupun F tidak lagi bisa dipercaya untuk evaluasi hasil regresi. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi salah satu uji yang popular digunakan di dalam ekonometrika adalah metode Durbin-Watson (d). Durbin- Watson berhasil menurunkan nilai kritis batas bawah (d L ) dan batas atas (d U ) sehingga jika nilai d dihitung terletak di luar nilai kritis maka ada tidaknya autokorelasi baik positif atau negatif dapat diketahui. Penentuan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dengan jelas dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3.3 Uji Statistik Durbin-Watson d Nilai Statistik d 0 < d < d L d L d d U d U d 4- d U 4- d U d 4 - d L 4- d L d 4 Hasil Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan Menerima hipotesis nol; tidak ada autokorelasi positif/negatif Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi negatif Agus Widjarjono (005: 180-18)