BAB I PENDAHULUAN. Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

PENGELOLAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan terdapat pada Peraturan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Syahriandi Akbari Siregar, 2015

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan fasilitas fisik, peningkatan mutu guru, dan perubahan kurikulum.

BAB I PENDAHULUAN. Era global telah menciptakan tingkat persaingan antar calon tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan informasi serta persaingan yang ketat di antara organisasiorganisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit

BAB I PENDAHULUAN. Scoreboard (2009), dituntut untuk memiliki daya saing dalam dunia usaha internasional.

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi membawa dampak perubahan baru, yaitu persaingan

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman.

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KUMPULAN MATERI-MATERI TENTANG SMK Oleh Setiyo Agustiono

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2017 ANALISIS STRATEGI KEMITRAAN BURSA KERJA KHUSUS (BKK) DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI (DU/DI)

BAB I PENDAHULUAN. usaha/dunia industri maupun sebagai wiraswasta. Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, bab IV ayat 5 yang menyebutkan : Setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naima Hady, 2013

BAB I PENDAHULUAN. anak yang perlu bagi kehidupannya dalam masyarakat, baik sebagai anggota. hidup di dalam masyarakat (Purwanto, 2007: 24).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu yang sangat besar dan mendasar, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung melalui pengajaran dan pelatihan. Sistem pendidikan di Indonesia

2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dera Fitria, 2014 Studi Relevansi Antara Program Studi Ketenagalistrikan Dengan Dunia Kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era

ANALISIS PELAKSANAAN UJIAN KOMPETENSI PRODUKTIF DALAM PEMBENTUKAN SUMBER DAYA MANUSIA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi sudah sangat dirasakan perlu, termasuk untuk menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional. Untuk mencapai tujuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat luas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja yang berada di front line sebagian besar adalah tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas tamatan / lulusan agar lebih sesuai dengan tuntutan kebijaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tujuan pendidikan kejuruan, SMK Swasta Immanuel

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki kerjasama ekonomi negara-negara Asia Tenggara melalui kawasan

, 2016 PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN TPHP DI SMKN 4 GARUT

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah di Bengkel Otomotif Roda 4

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDABULUAN. Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka. mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus mengantisipasi tantangan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, keterbukaan bursa kerja di tingkat nasional dan internasional,

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal

KUANTITAS PROPORSI SMK : SMA

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi ini akan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi persaingan antar negara di dunia melalui industrialisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Visi Pendidikan Menengah Kejuruan sebagai lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI SMK NEGERI 9 SURAKARTA TESIS. Oleh : Ties Setyaningsih

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan kebijakan di bidang pendidikan yang dikenal dengan nama link and

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. penting yang memberikan kemungkinan hidup, perkembangan dan memperlancar

PENGELOLAAN SEKOLAH BERBASIS ISO 9001:2000. (Studi Situs SMK Migas Cepu) TESIS

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang. kehidupan: sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. menghindari dari kecenderungan perubahan yang bersifat global tersebut, dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu upaya dalam menyelaraskan kegiatan pendidikan adalah

BABI PENDAHULUAN. kompetensi, mulai dari kurikulum tahun 1994, tahun 1999, tahun 2004 dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian internal dalam pembangunan. Proses pendidikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan berkembang kearah perekonomian global. Industrinya dituntut untuk mampu bersaing dipasar regional maupun global. Oleh karena itu, Indonesia harus mampu mengelola dan mengembangkan berbagai sumber dayanya dengan baik. Salah satu sumber daya yang mempunyai peran sangat strategis ialah sumber daya manusia (SDM). Kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan kedepan adalah tenaga yang memiliki keahlian dan keterampilan yang selaras dengan perkembangan teknologi dan barbagai perubahan pasar. Itu berarti kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan adalah yang sambung dengan dunia usaha dan industri. Pendidikan sebagai wahana utama pembangunan sumberdaya manusia. Dalam hal ini perlu berperan dalam mengembangkan peserta didik menjadi sumberdaya manusia yang produktif. Disamping itu memiliki kemampuan professional dalam melaksanakan pembangunan dalam menghadapi tantangan masa depan. Pendidikan merupakan dasar dalam mengembangkan potensi sumber daya manusia, karena melalui pendidikan seorang manusia dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannnya sebagai modal yang telah mengikuti pendidikan untuk mendapatkan pekerjaan. Hal tersebut 1

2 karena adanya kesenjangan antara pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dengan kebutuhan di lapangan. Pendidikan yang paling strategis untuk menghadapai tantangan globalisasi adalah pendidikan yang berorientasi pada dunia industri dengan penekanan pada pendekatan pembelajaran dan didukung oleh kurikulum yang sesuai. Pendidikan menengah kejuruan dipandang dan diharapkan mampu menghasilkan tamatan yang memiliki kompetensi untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha/dunia industri dan tantangan global. Selama ini SMA/MA menjadi prioritas utama bagi lulusan SMP/MTs yang akan melanjutkan pendidikan. SMA merupakan lembaga yang menyiapkan siswa untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi, padahal belum tentu semua lulusan SMA/MA tersebut akan melanjutkan ke perguruan tinggi. Kondisi ini telah menimbulkan banyak lulusan SMA/MA yang sulit mendapatkan pekerjaan karena tidak memiliki keterampilan. Salah satu solusi dalam memecahkan masalah tersebut, maka Pemerintah telah melaksanakan Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014, yaitu membalikkan rasio perbandingan jumlah peserta didik SMK dan SMA dari 30:70 pada tahun 2004 menjadi 70:30 pada tahun 2014. Pendidikan menengah kejuruan dalam tatanan sistem pendidikan nasional mempunyai posisi strategis, khususnya dalam pengembangan sumberdaya

3 manusia pada bidang kejuruan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dalam penjelasan pasal 15, yang berbunyi: Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang terentu. Ditegaskan pula PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa Pendidikan Menengah Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk jenis pekerjaan tetentu. Penetapan kebijakan peningkatan rasio peserta didik ini sesuai dengan tujuan Sekolah Menengah Kejuruan yang memang telah diarahkan untuk penyiapan siswa dalam memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional. Lulusan SMK diharapkan dapat lebih berorentasi pada kebutuhan dunia usaha dan industri. Sejalan dengan tujuan tersebut, maka dalam pelaksanaan kurikulum SMK perlu dilakukan identifikasi dan pemilihan materi pengajaran yang relevan dengan dunia kerja. Dalam hal ini diperlukan sinkronisasi kurikulum sekolah dengan kebutuhan industri. Secara umum pendidikan di SMK bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik, guna menyiapkan mereka sebagai tenaga kerja tingkat menengah yang terampil, terdidik, memiliki etos kerja professional, serta mampu mengembangkan diri sesuai perkembangan ilmu

4 pengetahuan dan teknologi. Sehingga diharapkan lulusan SMK dapat lebih berorentasi pada kebutuhan dunia usaha dan industri. Sejalan dengan tujuan tersebut, maka dalam pelaksanaan kurikulum SMK perlu dilakukan identifikasi dan pemilihan materi pengajaran yang relevan dengan dunia kerja. Terlebih lagi SMK jurusan otomotif saat ini dituntut lebih tanggap dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat dalam industri otomotif yang ditandai dengan diproduksinya berbagai sarana transportasi darat dari berbagai industri dari banyak negara seiring diberlakukannya pasar bebas. Untuk meningkatkan relevansi antara kurikulum di sekolah dan kebutuhan dunia kerja tersebut maka pemerintah menetapkan kebijakan Link and Match. Kurikulum yang relevan dengan dunia kerja yaitu kurikulum yang benarbenar dapat mendidik siswanya sesuai dengan kondisi dunia kerja. Termasuk juga semua fasilitas pendidikan yang ada di sekolah harus disesuaikan dengan apa yang digunakan di dunia kerja. Tetapi, kondisi sekolah saat ini menunjukkan ketidak mampuan untuk menyediakan program pendidikan yang sesuai dengan dunia kerja, sehingga dalam penyampaian kurikulum pembelajaran muncul kendala-kendala terkait praktek langsung terhadap suatu materi pengajaran. Pada era globalisasi saat ini, seringkali dunia kerja mengalami perubahanperubahan yang cepat. Kurikulum sebagai perangkat pendidikan yang dinamis, harus peka dan sekaligus mampu merespon beragam perubahan dan beragam

5 tuntutan. Hal ini sebagai usaha untuk mencari titik temu antara dunia pendidikan sebagai produsen dan dunia kerja sebagai konsumen. Adanya kenyataan ini, menambah berat beban sekolah sebagai penyelenggara pendidikan dituntut menghasilkan lulusan yang kompeten. Sebagai jawaban atas kendala-kendala sekolah dalam menerapkan kebijakan Link and Match tersebut, maka salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk menyiasatinya yaitu melalui Pendidikan Sistem Ganda (Dual Based System). Pendidikan Sistem Ganda adalah model penyelenggaraan pendidikan berbasis pelatihan yang pada dasarnya mengandung dua prinsip, yaitu; (1) program pendidikan kejuruan pada SMK adalah program bersama antara SMK dengan institusi pasangannya; (2) program pendidikan kejuruan dilakukan di dua tempat, sebagian program yang berupa teori dan praktik dasar kejuruan dilaksanakan di sekolah, dan sebagian lainnya yaitu berupa keahlian produktif dilaksanakan di dunia kerja. Dengan adanya pendidikan sistem ganda yang merupakan program bersama, diharapkan antara pihak sekolah sebagai penyelenggara kegiatan pendidikan dengan pihak industri sebagai institusi pasangan, harus membangun hubungan yang erat. Keduanya harus bersungguh-sungguh dan bertanggungjawab dalam menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas. Bersama-sama diantara keduanya harus menyusun program yang akan

6 digunakan, mulai dari tahap perencanaan program, penyelenggaraan sampai pada tahap evaluasi. Agar dalam prosesnya berjalan dengan lancar, sejak awal kedua pihak harus menyamakan visi dan tujuan. Seiring dengan pelaksanaan pendidikan sistem ganda di SMK ini, diharapkan akan menciptakan lulusan sebagai sumber daya manusia sekaligus calon tenaga kerja yang cerdas dan berkualitas, mampu diserap oleh dunia kerja, memiliki keterampilan dan sikap yang dapat menunjang pekerjaan, mampu untuk berkompetisi, dapat memanfaatkan segala peluang, tangguh dalam menghadapi tantangan, cepat beradaptasi dengan perubahan, memiliki daya inovasi dan tentunya bekerja secara profesional. Pada hakekatnya PSG merupakan suatu strategi proaktif yang mendekatkan peserta didik ke dunia kerja. Penyelenggaraan PSG menuntut perubahan sikap dan pola pikir serta fungsi pelaku pendidikan di tingkat SMK, masyarakat dan dunia usaha/industri dalam menyikapi perubahan dinamika tersebut. Muliati (2005/2007:9) dalam promosi doktornya di UNJ mengemukakan ; Pendidikan sistem ganda pada sekolah menengah kejuruan merupakan sistem pendidikan dan pelatihan untuk memperoleh kemampuan kerja yang diselenggarakan pada sekolah-sekolah kejuruan dan bekerja di perusahaan untuk menghasilkan tenaga kerja tingkat menengah yang mempunyai keahlian tertentu. Sementara Surachim (2013 : 421) PSG merupakan kombinasi pembelajaran antara sekolah

7 dengan institusi pasangan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, memiliki kemampuan yang relevan dengan kebutuhan dunia industri. Keberhasilan penyelenggaraan PSG menuntut perpaduan antara keharmonisan dan keseimbangan serta interaksi unsur esensial pendidikan yang terkait dengan pendidikan sistem ganda. Dibutuhkan pembelajaran menggunakan kurikulum yang relevan dengan dunia kerja yaitu pembelajaran yang benar-benar dapat mendidik siswanya sesuai dengan kondisi dunia kerja. Demikian juga komponen sistem pendidikan seperti kualitas peserta didik, kompetensi guru dan fasilitas pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja. Pendidikan sistem ganda merupakan program yang diawali sejak penerimaan siswa baru, proses pembelajaran (dilaksanakan sebagian di sekolah dan sebagian di industri) dan uji kompetensi/sertifikasi siswa sebelum siswa menyelesaikan pendidikannya di SMK dengan bersinergi dengan industri. Slamet PH (2005 : 45-46) yang dikutip Salam Rudi ( 2013: 6) menjelaskan bahwa idealisasi pendidikan kejuruan sangat jelas yaitu pendidikan kejuruan akan efektif apabila dimulai dan diakhiri di dunia usaha/dunia industri (DU/DI). Kajian yang ditulis Arifin (2012 : 219) Keberhasilan PSG terletak pada kemampuan SMK dan dunia usaha/industri dalam mensinergikan diri dalam menjawab tantangan isuisu yang berkembang, yang diterjemahkan dalam kebijakan bersama.

8 Penyelenggaraan pendidikan sistem ganda di smk program keahlian otomotif belum mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan industri. Hal ini di sebabkan peserta didik tidak disesuaikan dengan ketentuan dunia kerja, sebelum dan sesudah masuk sekolah. Masdonati (2010 : 411) kegagalan siswa pendidikan kejuruan untuk memasuki magang kerja disebabkan oleh tidak ada minat, kurangnya kematangan vokasional dan kesulitan menyesuaiakan diri dari perubahan diantara sekolah dengan dunia kerja. Faktor lainnya kurikulum SMK belum sinkron dengan kebutuhan industri, sebagian besar guru produktif SMK tidak memiliki pengalaman kerja di industri, pembelajaran tidak mengikuti perkembangan industri, ditambah lagi tidak terbangun sinergi antara sekolah dan industri secara baik dalam penyelenggaraan pendidikan system ganda (PSG). Aktaruzzaman et al. (2011 : 271), rendahnya mutu lulusan pendidikan kejuruan disebabkan pembelajaran pendidikan kejuruan yang tidak respon terhadap perkembangan teknologi, guru tidak kompeten dan minimnya penyediaan fasilitas di pendidikan kejuruan. Hasil kajian yang dilakukan oleh Triatna (2010 : 1) permasalahan penyelenggaraan pendidikan sistem ganda adalah lemahnya keterlibatan dunia industri dalam mengelola pendidikan, baik pada input, proses, maupun output. Untuk menjamin keberhasilan sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan sistem ganda tersebut, maka dilakukan sinkronisasi unsur-unsur esensial sistem pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Surachim

9 (2013 : 424) Motivasi belajar siswa, kompetensi guru, fasilitas dan proses pembelajaran berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap efektifitas program pembelajaran PSG. Sucahyono (2008 : 88) untuk mencapai tujuan pembelajaran PSG baik dalam pengelolaan organisasi maupun pengelolaan personel hendaklah komponen-komponen pembelajaran PSG saling berinteraksi dan interpendensi. Sekolah menengah kejuruan bidang kelompok teknologi dan industri utamanya program keahlian teknik otomotif saat ini sedang berkembang, sebagai bukti dengan telah munculnya mobil karya anak SMK seperti Rajawali produk SMK N 1 Solo pada tahun 2012. Perkembangan SMK program keahlian otomotif telah mengalami banyak kemajuan, namun perkembangan teknologi industri otomotif jauh lebih cepat dan harus disikapi oleh SMK sebagai lembaga yang mempersiapkan sumber daya terampil yang akan bekerja di industri otomotif. SMK Muhammadiyah 3 Karanganyar merupakan SMK yang menyatakan diri sebagai SMK Spesialis otomotif yaitu sekolah menengah kejuruan yang memusatkan diri dalam program otomotif mensikapi kesenjangan antara perkembangan di dunia pendidikan dengan dunia industri khususnya industri otomotif dengan cara memperkuat penyelenggaraan PSG. Beberapa perkembangan dari hasil penyelenggaraan pendidikan sistem ganda di SMK Muhammadiyah 3 Karanganyar menghasilkan dampak yang menggembirakan.

10 Diantaranya adalah adanya MOU dengan Suzuki dengan membuka bengkel perawatan dan perbaikan sepeda motor. Disamping itu MOU dengan Nasmoco dalam bentuk pelatihan siswa guna persiapan lomba keterampilan siswa yang diselenggarakan oleh berbagai instansi bidang otomotif. Dan memiliki bursa kerja khusus yang dapat mendatangkan banyak dunia usaha maupun dunia industri dan melakukan perekrutan tenaga kerja langsung disekolah, serta banyak memenangkan berbagai kontes bidang otomotif antar sekolah. Pendidikan sistem ganda (PSG) yang diselenggarakan di SMK Muhammadiyah 3 Karanganyar, merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam mewujudkan sekolah yang berkualitas. Sekolah mampu menyediakan sumber daya manusia yang cerdas, terampil, dan mandiri sesuai dengan kebutuhan du/di, karena PSG akan mewarnai proses pembelajaran yang ada di sekolah tersebut dengan warna dari du/di sebagai institusi pasangannya. Untuk mengetahui lebih jauh dan mendalam mengenai penyelenggaraan pendidikan sistem ganda di SMK Muhammadiyah 3 Karanganyar yang memusatkan diri pada program keahlian otomotif atau dengan istilah lain sebagai SMK Spesialis Otomotif, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda di SMK Spesialis Otomotif : Studi Situs di SMK Muhammadiyah 3 Karanganyar.

11 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, fokus penelitian ini, "Bagaimana karakteristik penyelenggaraan pendidikan sistem ganda (PSG) di SMK Muhammadiyah 3 Karanganyar? Fokus penelitian ini dijabarkan menjadi 3 (tiga) subfokus. 1. Bagaimana karakteristik peserta didik Pendidikan Sistem Ganda yang dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 3 Karanganyar? 2. Bagaimana karakteristik guru Pendidikan Sistem Ganda di SMK Muhammadiyah 3 Karanganyar? 3. Bagaimana karakteristik pembelajaran Pendidikan Sistem Ganda di SMK Muhammadiyah 3 Karanganyar? C. Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan karakteristik peserta didik Pendidikan Sistem Ganda yang dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 3 Karanganyar? 2. Mendeskripsikan karakteristik guru Pendidikan Sistem Ganda di SMK Muhammadiyah 3 Karanganyar? 3. Mendeskripsikan karakteristik pembelajaran Pendidikan Sistem Ganda di SMK Muhammadiyah 3 Karanganyar?

12 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Menambah khasanah keilmuan dan pengetahuan dalam dunia pendidikan pada umumnya, khususnya mengenai penyelenggaraan pendidikan sistem ganda. b. Menambah bahan referensi dan masukan bagi peneliti berikutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Kepala SMK Muhammadiyah 3 Karanganyar, hasil penelitian ini bermanfaat memberikan informasi kepada SMK Muhammadiyah 3 Karanganyar dan pihak-pihak terkait sebagai acuan untuk perbaikan penyelenggaraan pendidikan sistem ganda. b. Bagi Guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan sistem ganda di SMK Muhammadiyah 3 Karanganyar. c. Bagi Peserta didik, hasil penelitian ini dapat menambah pemahaman mengenai arti pentingnya pendidikan sistem ganda.