I. PENDAHULUAN. elektrokimia (Fontana, 1986). Korosi merupakan masalah besar bagi peralatan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan tambang yang cukup luas di beberapa wilayahnya.

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit degeneratif yang ditandai dengan keadaan sel yang

I. PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian paling banyak kedua setelah serangan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai Mei 2015 di

I. PENDAHULUAN. Senyawa organotimah adalah senyawa yang mengandung sedikitnya satu ikatan kovalen Sn-C.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. NaOH dalam metanol dengan waktu refluks 1 jam pada suhu 60 C, diperoleh

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA TURUNAN TRIFENILTIMAH(IV) HIDROKSIBENZOAT SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA LUNAK DALAM MEDIUM NATRIUM KLORIDA

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan Juni 2013 di

TINJAUAN PUSTAKA. Senyawa organologam merupakan senyawa dimana minimal terdapat satu atom

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Juni 2013 di Laboratorium

I. PENDAHULUAN. Baja atau besi banyak digunakan di masyarakat, mulai dari peralatan rumah

BAB I PENDAHULUAN. Cooling tower system merupakan sarana sirkulasi air pendingin yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Timah dengan nama latin stannum (Sn) merupakan unsur golongan IVA (grup 14)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Senyawa organologam merupakan senyawa yang setidaknya terdapat satu atom

Studi Perbandingan Sintesis dan Karakterisasi Dua Senyawa Organotimah(IV) 3-Hidroksibenzoat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Timah atau Stannum (Sn) memiliki nomor atom 50 dan massa atom relatif 118,71

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan karbon, silikon, germanium, dan timbal. Timah menunjukkan kesamaan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara

PENGHAMBATAN KOROSI BAJA BETON DALAM LARUTAN GARAM DAN ASAM DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN SENYAWA BUTILAMINA DAN OKTILAMINA

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SERTA UJI AKTIVITAS ANTIKOROSI SENYAWA TURUNAN ORGANOTIMAH(IV) BENZOAT TERHADAP BAJA LUNAK DALAM MEDIUM KOROSIF NaCl

TINJAUAN PUSTAKA. Timah atau stannum (Sn) merupakan logam berwarna putih keperakan yang dapat

STUDI INHIBISI KOROSI BAJA 304 DALAM 2 M HCl DENGAN INHIBITOR CAMPURAN ASAM LEMAK HASIL HIDROLISA MINYAK BIJI KAPUK (Ceiba petandra)

INHIBITOR KOROSI BAJA KARBON DALAM LARUTAN 1% 4 JENUH CO2

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juli 2012 di Laboratorium Kimia Fisika

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA TRIFENILTIMAH(IV) HIDROKSIBENZOAT SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA LUNAK DALAM MEDIUM DMSO-HCl.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Korosi merupakan fenomena kimia yang dapat menurunkan kualitas suatu

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

BAB I PENDAHULUAN. Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab II Tinjauan Pustaka

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Penghambatan Korosi Baja Beton dalam Larutan Garam dan Asam dengan Menggunakan Campuran Senyawa Butilamina dan Oktilamina

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KAJIAN POTENSI TIGA SENYAWA DIFENILTIMAH(IV) KLOROBENZOAT SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA LUNAK

PEMANFAATAN OBAT SAKIT KEPALA SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3,5% NaCl DAN 0,1M HCl

4 Hasil dan Pembahasan

DEA JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FTI-ITS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Tatap Muka Ke-4) 1. Identitas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan/Program Studi : Pendidikan Kimia/Kimia

Laporan Tugas Akhir. Saudah Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. diekstrak dari limbah pabrik tekstil sebagai inihibitor korosi dalam media yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan jenis martensitik, dan feritik, di beberapa lingkungan korosif seperti air

PEMANFAATAN SUPLEMEN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1 M HCl

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. A. Senyawa Organologam. Senyawa organologam merupakan senyawa dimana minimal terdapat satu

PENGENDALIAN LAJU KOROSI BAJA St-37 DALAM MEDIUM ASAM KLORIDA DAN NATRIUM KLORIDA MENGGUNAKAN INHIBITOR EKSTRAK DAUN TEH (Camelia sinensis)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini jumlah kendaraan bermotor di Indonesia telah mencapai lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya inhibitor korosi berasal dari senyawa-senyawa organik dan

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum, metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi aspek

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Sintesis Cairan Ionik Turunan Imidazolin. Dalam penelitian ini, cairan ionik turunan imidazolin yang digunakan

KAJIAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA TRIFENILTIMAH(IV) 4-HIDROKSIBENZOAT DAN TRIFENILTIMAH(IV) 4- KLOROBENZOAT TERHADAP BAKTERI GRAM POSITIF

DAFTAR PUSTAKA. Amanto, H dan Daryanto Ilmu Bahan. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.

Hasil dan Pembahasan

ANALISA PENGARUH INHIBITOR EKSTRAK RIMPANG JAHE TERHADAP LAJU KOROSI INTERNAL PIPA BAJA ST-41 PADA AIR TANAH

SINTESIS, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS ANTIMALARIA SENYAWA TRIFENILTIMAH(IV) BENZOAT DAN DIFENILTIMAH(IV) DIBENZOAT TERHADAP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara umum, penelitian yang dilakukan adalah pengujian laju korosi dari

Pengukuran Laju Korosi Aluminum 1100 dan Baja 1020 dengan Metoda Pengurangan Berat Menggunakan Salt Spray Chamber

Handout. Bahan Ajar Korosi

AKTIVITAS IN VITRO DAN STUDI PERBANDINGAN BEBERAPA SENYAWA ORGANOTIMAH(IV) 4-HIDROKSIBENZOAT TERHADAP SEL KANKER LEUKEMIA, L-1210

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Senyawa organologam merupakan senyawa yang memiliki minimal satu atom

Bab IV Hasil dan Pembahasan

EKSTRAK DAUN GAMBIR SEBAGAI INHIBITOR KOROSI Oleh: Dr. Ahmad Fadli, Ir.Rozanna Sri Irianty, M.Si, Komalasari, ST., MT. Abstralc

3. Metodologi Penelitian

BAB III METODA PENELITIAN. Secara umum, proses penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SINTESIS, KARAKTERISASI, DAN UJI PENDAHULUAN SENYAWA TURUNAN TRIFENILTIMAH(IV) BENZOAT SEBAGAI ANTIMALARIA. (Skripsi) Oleh DELLA MITA ANDINI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Senyawa organologam adalah senyawa yang terdiri dari atom logam yang

JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan energi panas bumi.

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN INHIBITOR KALSIUM KARBONAT DAN TAPIOKA TERHADAP TINGKAT LAJU KOROSI PADA PELAT BAJA TANGKI BALLAST AIR LAUT

Fe Fe e - (5.1) 2H + + 2e - H 2 (5.2) BAB V PEMBAHASAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata korosi berasal dari bahasa latin Corrodere yang artinya perusakan

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa korosi sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan tanpa

PENGGUNAAN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA LINGKUNGAN ASAM. Irvan Kaisar Renaldi 1

Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH VARIASI ph DAN ASAM ASETAT TERHADAP KARAKTERISTIK KOROSI CO 2 BAJA BS 970

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. korosi pada baja karbon dalam media NaCl jenuh CO 2 dan dalam media NaCl

Laju Korosi Baja Dalam Larutan Asam Sulfat dan Dalam Larutan Natrium Klorida

BAB III METODE PENELITIAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Tatap Muka Ke-1) 1. Identitas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan/Program Studi : Pendidikan Kimia/Kimia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tiurma Sagita Roselina Siahaan, 2013

DAFTAR ISI T6 21 2l 2T 30 30

b. Mengubah Warna Indikator Selain rasa asam yang kecut, sifat asam yang lain dapat mengubah warna beberapa zat alami ataupun buatan.

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra

BAB IV PEMBAHASAN. -X52 sedangkan laju -X52. korosi tertinggi dimiliki oleh jaringan pipa 16 OD-Y 5

3 Metodologi Penelitian

Moch. Novian Dermantoro NRP Dosen Pembimbing Ir. Muchtar Karokaro, M.Sc. NIP

PEMANFAATAN OBAT PARACETAMOL SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1M HCl

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Korosi merupakan suatu peristiwa kerusakan atau penurunan kualitas suatu bahan logam yang disebabkan oleh reaksi logam dengan lingkungan yang terjadi secara elektrokimia (Fontana, 1986). Korosi merupakan masalah besar bagi peralatan yang menggunakan material dasar logam seperti mobil, jembatan, mesin, pipa, kapal dan lain sebagainya (Trethew and Chamberlein, 1991). Di Indonesia, permasalahan korosi perlu mendapat perhatian serius sebab dua per tiga wilayahnya terdiri dari lautan dan terletak pada daerah tropis dengan curah hujan dan kandungan senyawa klorida yang tinggi, lingkungan seperti ini dikenal sangat korosif (Priest, 1992). Berbagai cara telah dilakukan untuk mengurangi laju korosi diantaranya dengan cara pelapisan permukaan logam, membuat paduan logam yang cocok sehingga tahan korosi, dan dengan penambahan zat tertentu yang berfungsi sebagai inhibitor korosi (Haryono dkk, 2010). Inhibitor korosi adalah suatu senyawa organik atau anorganik yang apabila ditambahkan dalam jumlah relatif sedikit ke dalam sistem logam-media elektrolit akan menurunkan laju korosi logam (Fontana, 1986). Salah satu senyawa yang sangat prospektif sebagai inhibitor

2 korosi dan memiliki kemampuan untuk meningkatkan ketahanan baja terhadap korosi adalah senyawa organotimah(iv) karboksilat. Senyawa organotimah merupakan senyawa yang mengandung sedikitnya satu ikatan kovalen C-Sn. Sebagian besar senyawa organotimah dapat dianggap sebagai turunan dari R n SnX 4-n (n = 1-4) dan diklasifikasikan sebagai mono-, di-, tri-, dan tetra- organotimah(iv) tergantung pada jumlah gugus alkil (R) atau aril (Ar) yang terikat. Gugus (R) pada senyawa organotimah biasanya metil, butil, oktil atau fenil, sedangkan anion (X) biasanya adalah klorida, fluorida, oksida, hidroksida, suatu karboksilat atau suatu thiolat (Pellerito and Nagy, 2002). Di antara senyawa kompleks organotimah, turunan senyawa organotimah(iv) karboksilat memiliki sifat biologi yang lebih kuat dibandingkan kompleks lainnya diantaranya sebagai antibakteri (Bonire et al., 1998; Mahmood et al., 2003), antitumor (De Vos et al., 1998), antifungi (Ruzika et al., 2002; Mahmood et al., 2003; Hadi et al., 2007; Hadi et al., 2008), dan antikanker (De Vos et al., 1998; Gielen, 2003; Hadi dan Rilyanti, 2010; Hadi et al., 2012). Selain itu, beberapa senyawa turunan organotimah baik golongan karboksilat, fosfat, ligan donor N maupun S juga diketahui memiliki aktivitas yang baik sebagai inhibitor korosi (Singh et al., 2010). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa senyawasenyawa organotimah(iv) memiliki aktivitas sebagai inhibitor korosi diantaranya senyawa turunan organotimah ditiohidrazodikarbonamida (Rastogi et al., 2005), dan organotimah ditiobiurets (Rastogi et al., 2011), kedua penelitian tersebut menunjukkan bahwa senyawa kompleks trifeniltimah memiliki efisiensi inhibisi

3 lebih tinggi dibandingkan kompleks dibutiltimah dengan ligan dan konsentrasi yang sama. Efisiensi inhibisi meningkat seiring meningkatnya konsentrasi inhibitor yang digunakan. Pada penelitian sebelumnya, Afriyani (2014) menggunakan asam 3-nitrobenzoat sebagai ligan asam karboksilat diperoleh efisiensi inhibisi tertinggi sebesar 34,25 %, dan Anggraini (2014), menggunakan asam 2-nitrobenzoat sebagai ligan asam karboksilat diperoleh efisiensi inhibisi tertinggi sebesar 51,55 %. Kedua penelitian tersebut menunjukkan bahwa senyawa yang memiliki efektifitas inhibisi tertinggi yaitu senyawa kompleks trifeniltimah(iv) pada konsentrasi tertinggi 100 mg/l. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka akan dilakukan pula uji aktivitas antikorosi senyawa turunan organotimah(iv) karboksilat dengan menggunakan asam 3-aminobenzoat sebagai ligan asam karboksilatnya. Pada penelitian ini senyawa difeniltimah(iv) oksida dan trifeniltimah(iv) hidroksida direaksikan dengan asam 3-aminobenzoat sebagai ligan sehingga dihasilkan senyawa difeniltimah(iv) di-3-aminobenzoat, dan trifeniltimah(iv) 3- aminobenzoat kemudian dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis, spektrofotometer IR, spektrofotometer NMR, dan microelemental analyzer. Kedua senyawa hasil sintesis kemudian dilakukan uji aktivitas antikorosi pada pelat baja lunak tipe HRP (Hot Roller Plate). Pengujian antikorosi dilakukan dalam medium korosif DMSO-HCl dan pengukurannya dilakukan dengan metode polarisasi potensiodinamik menggunakan instrumentasi EA410 Integrated Potentiostat System edaq.

4 Metode polarisasi potensiodinamik merupakan suatu metode untuk menentukan perilaku korosi logam berdasarkan hubungan potensial dan arus anodik atau katodik, jika logam berada kontak dengan larutan yang bersifat korosif (Rastogi et al., 2005). Hasil pengujian yang diperoleh berupa grafik, kemudian diolah dengan metoda analisis Tafel untuk mendapatkan arus korosi, laju korosi, dan nilai efisiensi inhibisi. Selain itu, analisis permukaan baja dengan mikroskop juga dilakukan untuk melihat pengaruh proteksi senyawa inhibitor yang dibandingkan dengan medium korosif tanpa inhibitor. B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mensintesis senyawa difeniltimah(iv) di-3-aminobenzoat dan trifeniltimah(iv) 3-aminobenzoat. 2. Mengkarakterisasi senyawa awal difeniltimah(iv) oksida dan trifeniltimah(iv) hidroksida dan senyawa hasil sintesis difeniltimah(iv) di-3- aminobenzoat dan trifeniltimah(iv) 3-aminobenzoat menggunakan spektrofotometer UV-Vis, spektrofotometer IR, spektrofotometer NMR, dan microelemental analyzer. 3. Menguji dan membandingkan efektivitas antikorosi senyawa difeniltimah(iv) di-3-aminobenzoat, trifeniltimah(iv) 3-aminobenzoat pada pelat baja lunak tipe HRP. 4. Mengetahui laju korosi baja pada penambahan inhibitor senyawa difeniltimah(iv) di-3-aminobenzoat dan trifeniltimah(iv) 3-aminobenzoat.

5 C. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi di bidang kimia organologam khususnya mengenai senyawa turunan organotimah(iv) 3- aminobenzoat yang dapat digunakan sebagai inhibitor korosi.