II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. anggota masyarakat (Soerjono Soekanto, 2007:150).

III. METODE PENELITIAN. penelitian. Menurut Maryaeni metode adalah cara yang ditempuh oleh peneliti

I. PENDAHULUAN. Secara umum, kebudayaan memiliki tiga wujud, yakni kebudayaan secara ideal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Koentjaranigrat (2009:144) mendefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. satu pencerminan dari karakteristik dalam sebuah masyarakat tersebut. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEWARISAN TUNGGU TUBANG ADAT SEMENDE DI DESA MUTAR ALAM, SUKANANTI DAN SUKARAJA

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa,

II. TINJAUAN PUSTAKA. para ahli. Makna berasal dari bahasa Jerman meinen yang artinya ada di pikiran atau benar

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang

11. TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam peristiwa tetap yang biasanya terjadi di masyarakat yang. bersangkutan. Koentjaranigrat (1984: )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. terdengar istilah organisasi. Menurut Edgar H. Schein, organisasi adalah

Kajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, yang di

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun terbagi atas beberapa bagian seperti upacara adat Marhajabuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial juga makhluk budaya. Sebagai makhluk

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang Masalah. Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya sebab kebudayaan ada

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak

BAB I PENDAHULUAN. turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan mekanisme untuk mensosialisasikan normanorma

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. harus mendapat pengakuan dari masyarakat. Begawai, begitulah istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

1. PENDAHULUAN. bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain

BAB III PENYAJIAN DATA. penulis lakukan dengan cara observasi, wawancara dan angket terhadap

No Nama Umur Pekerjaan Alamat. 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai. 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa. 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa

II. Tinjauan Pustaka. masyarakat (Johanes Mardimin, 1994:12). Menurut Soerjono Soekanto, tradisi

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB I PENDAHULUAN. nasional di Indonesia, harus didahului dengan pengetahuan tentang latar

II. TINJAUAN PUSTAKA

2015 PENGAKUAN KEESAAN TUHAN DALAM MANTRA SAHADAT SUNDA DI KECAMATAN CIKARANG TIMUR KABUPATEN BEKASI

I. PENDAHULUAN. masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan,

BAB III KEBIASAAN PEMBAGIAN WARIS ADAT MASYARAKAT KEJAWAN LOR. A. Pengertian Anak Perempuan Sulung oleh Masyarakat Kejawan Lor

BAB IV ANALISIS. Mitos memang lebih dikenal untuk menceritakan kisah-kisah di masa

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan

MAKNA SIMBOL UPACARA MANGONGKAL HOLI (PENGGALIAN TULANG BELULANG) PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. diteliti, karena memiliki keunikan, kesakralan, dan nilai-nilai moral yang terkandung di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan

I. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti

Budaya Budaya = pikiran; akal budi (KBBI, 2002:169) Berasal dari kata Buddayah(Sansekerta), yang merupakan bentuk jamak dari kata Buddhi, artinya budi

BAB II. umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruf. dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

I. PENDAHULUAN. yang lainnya. Banyaknya suku bangsa dengan adat istiadat yang berbeda-beda ini

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat

I. PENDAHULUAN. memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang multi culture yang berarti didalamnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, dimana banyak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah mahkluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan suatu bangsa yang terdiri dari beribu-ribu suku. bahkan ribuan tahun yang lalu. Jaspan (dalam Soekanto 2001:21)

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

I. PENDAHULUAN. Budaya pada dasarnya merupakan cara hidup yang berkembang, dimiliki dan

I. PENDAHULUAN. mempunyai keinginan untuk hidup bersama dan membina rumah tangga yaitu. dengan melangsungkan pernikahan atau perkawinan.

BAB I PENDAHULUAN. Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Angkola dan Mandailing. Keenam suku

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENGARAH

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kebanggaan dan nilai tersendiri bagi kelompok sukunya. Setiap suku

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kanayatn yaitu pada zaman Kayo (memotong kepala lawan) sekitar ratusan tahun yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat merupakan suatu perwujudan kehidupan bersama manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. negara ikut serta dalam memajukan kebudayaan nasional Indonesia dan

Transkripsi:

9 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topic penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori-teori ata konsep-konsep atau generalisasi-generalisasi yang akan dijadikan landasan teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah: 2.1.1 Konsep Proses Dalam penelitian ini subjek yang akan diteliti yaitu masyarakat di Desa Mutar Alam. Khususnya masyarakat Semende yang masih melaksanakan kebudayaanya, seperti kebudayaan Pangku Paliare. Menurut Muhamad ali, proses adalah rentetan, perubahan peristiwa dan lain-lain dalam perkembangan sesuatu. (Muhamad Ali. :325). Menurut Koentjraningrat proses adalah berlangsungnya peristiwa dalam ruang waku dan perkembangan yang mengandung serangkaian perubahan. (Koentjaraningrat, 1984:154). Berdasarkan pengertian di atas proses adalah suatu peristiwa yang didalamnya terdapat rentetan kegiatan ataupun tahap-tahap kegiatan yang saling berhubungan dalam perkembangan sesuatu. Seperti yang dijelaskan oleh Heinz Frick konsep

10 penahapan dalam penelitian adalah peralatan yang penting untuk mengaturnya yaitu tahap awal, tahap kerja dan tahap penutupan. ( Heinz Frick. 2008: 97) Dalam penelitian ini yaitu pada Upacara Pangku Paliare, proses penelitian dilakukan dimulai dari tahap persiapan upacara, pelaksanaan upacara dan tahap penutupan. 2.1.2 Konsep Tradisi Dalam wikipedia Indonesia ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia tradisi berasal dari bahasa latin yaitu tradition, adalah kebiasaan dan pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan seautu kelompok masyarakat. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi kegenerasibaik tertulis maupun lisan. (Wikipedia Indonesia, insiklopedia berbahasa Indonesia: 2007). Menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah melaksanakan perbuatan yang tertentu menurut adat kebiasaan atau agama.( W.J.S Poerwadarminta. 1976:1132). Sedangkan menurut Badudu tradisi adalah adat kebiasaan yang dilakukan turuntemurundan terus dilaksanakan pada masyarakat yang ada. (J.S. Badudu. 2003:349) Jadi Tradisi adalah suatu kegiatan bagian dari masyarakat yang dilakukan secara turun-temurun dan terus menerus menurut adat kebiasaan dari masyarakat tertentu.

11 2.1.3 Konsep Upacara Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa upacara merupakan rangkaian tindakan atau perbuatan yang terikat pada aturan aturan tertentu menurut adat atau agama. Menurut Koentjcaraningrat upacara adalah merupakan system aktifitas atau rangkaian tidakan yang ditata oleh adat atau hukum yang berlaku dalam masyarakat yang berhubungan dengan berbagai macam peristiwa tetap yang biasanya terjadi dalam masyarakat yang bersangkutan. (Koentjaraningrat, 1984, 241). Sedangkan menurut Hasan Sadely yang dimaksud dengan upacara adalah kegiatan atau serangkaian tindakan yang dilakukan menurut adat kebiasaan atau keagamaan yang menandai kesucian atau kehidupan atau peristiwa. (Hasan Sadely. 1980: 371). Jadi upacara adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekumpulan orang yang dilakukan pada waktu tertentu dan mempunyai aturan- aturan dan tujuan tertentu yang dianggap penting oleh masyarakat tersebut. Seperti Upacara Pangku Paliare di Desa Mutar Alam yang hingga saat ini masih dilaksanakan rutin setiap tahunya dan dianggap suci oleh masyarakat Semende serta dilakukan menurut aturan aturan dan tujuan tertentu yang disertai do a bersama tolak bala masyarakat adat Semende serta dilambangkan menurut adat kebiasaan atau agama. 2.1.4 Konsep Pangku Paliare Bardasarkan kata-kata dalam bahasa Semende Pangku Paliare terdiri dari dua kata Pangku dan Peliare. Pangku Artinya Membawa dan Menyimpan, Peliare artinya merawat atau memelihara. Pangku Paliare yang dimaksud disini adalah

12 berupa beberapa benda pusaka yang dititipkan oleh puyang Awak untuk disimpan dan dipelihara. Pangku paliare adalah upacara memohon kepada Allah SWT, agar anak cucu puyang dijauhkan dari bala bencana serta mendapat karunia kebahagiaaan dunia dan akherat.(efendi Ari, 2006:7) Pangku peliare yaitu pembersihan benda pusaka berupa: Sekin, Buk Panjang, Buk Pendek Khotbah, Pecahan Batu penyanggah Hajar Aswat, Cap Stami, Cap Bulan Temanggal, dan Kain. serta do a bersama tolak bala masyarakat adat Semende yang dilaksanakan setiap tanggal 25 Muharram, di mana hari itu diyakini sebagai hari yang tenang.( Bpk. Rahidi, wawancara dengan ketua adat atau datuk pangku paliare. April:2011) Upacara Pangku paliare ini adalah suatu upacara adat suku Semende di Desa Mutar Alam yang dilaksanakan sebagai upacara pembersihan benda pusaka dan do a bersama tolak-balak masyarakat suku semende. adapun tujuan dari Upacara Pangku Paliare ini adalah untuk melaksanakan amanat dari puyang Awak dan sebagai suatu Upacara untuk memohon keselamatan dan kebahagiaan anak cucu puyang Awak. Dalam Upacara Pangku Paliare ini terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan dalam Upacara Pangku Paliare, yaitu Tahap persiapan Upacara Pangku Paliare yaitu tahap menyiapkan beberapa perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan Upacara Pangku Paliare. Setelah persiapan perlengkapan Upacara Pangku Paliare diperoleh maka langkah selanjutnya yaitu dengan melaksanakan upacara Pangku Paliare, yaitu yang dilaksanakan dengan dua tahap acara yaitu

13 tahap pembersihan benda pusaka dan dilanjutkan dengan tahap malam Paliare yaitu acara ini dari Upacara Pangku Paliare Tahap selanjutnya setelah pelaksanaan Upacara Pangku Paliare yaitu tahap penutupan. Yaitu dengan penyerahan benda pusaka untuk disimpan kembali, serta acara perayaan acara Pangku Paliare dengan diadakan pengajian yang dihadiri oleh seluruh masyarakat di Desa Mutar Alam. 2.1.5 Konsep Masyarakat Masyarakat pada kesatuan manusia tentunya memiliki ikatan-ikatan seperti interaksi diantara warganya. Adanya norma-norma atau hukum-hukun dan aturanaturan yang khas mengatur seluruh warganya. Istilah masyarakat dalam bahasa Inggris dipakai istilah Society yang berasal dari kata latin Socius yang berarti kawan. Berdasarkan Uraian tersebut di atas, Koentjaraningrat dalam buku Pengantar Ilmu Antropologi masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang saling berinteraksi menurut suatu system adat istiadat tertentu yang bersifat kontinuitas, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas yang sama. (Koenjaraningrat, 1986: 146) Dalam ilmu Antropologi, beberapa strukturalis sosial berupaya menjelaskan struktur masyarakat dengan merumuskan beberapa kaidah tertentu yang menjadi landasan organisasi. Dalam struktur sosial maka kita akan melihat kontinuitas masyarakat, dari kontinuitas itu pula perubahan sosial akan menjelaskan secara bersamaan. (William dan Soekardijo, 1985;333).

14 Jadi masyarakat adalah merupakan sekelompok manusia yang saling berinteraksi dan mempunyai cirri khas dan kebudayaan masing-masing yang hidup bersama dan mempunyai aturan-aturan yang mengikat satu sama lain. Masyarakat yang diteliti ini adalah masyarakat suku Semende yang berdiam didaerah Lampung bagian Barat tepatnya di Desa Mutar Alam Kecamatan Way Tenong Lampung Barat yang juga telah hidup bermasyarakat dalam waktu yang lama, sehingga kontinuitas yang berlangsung dalam masyarakat ini adalah sebuah warisan budaya nenek moyang suku Semende yang masih berlangsung hingga saat ini. 2.1.6 Suku Semende Suku adalah merupakan sebuah identitas yang digunakan sebagai pengenalan bagi seseorang sebagai bagian dari suatu golongan yang dilakukan berdasarkan serangkaian ciri-ciri yang merupakan satu kesatuan yang bulat.menurut Koentjaraningrat, suku adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan, yang seringkali (tapi tidak selalu) dikuatkan oleh kesatuan bahasa juga. (Koentjaraningrat, 2002:264) Berdasarkan pengertian diatas suku adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh suatu identitas kesatuan kebudayaan, yang biasanya dibedakan dengan melihat latar belakang, kebiasaan dan bahasa yang mereka pakai. Semende terdiri dari dua suku kata yaitu Seme dan Ende dengan pengertian Seme yaitu sama dan Ende yaitu Harga. Semende yaitu Sama Harga menurut logat Semende same rege yaitu antara laki-laki dan perempuan itu mempunyai derajat yang sama. Makna Semende menurut bahasa semende adalah suatu adat masyarakat yang harus memiliki rasa memiliki, rasa mencintai dan menjaga

15 keutuhan adat-istiadat suku semende. dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainya. (aliana, Arifin, Zainal, dkk, 1985:98) Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat suku semende adalah suatu sistem atau kesatuan hidup manusia yang terikat oleh suatu kesatuan kebudayaan yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain mempunyai rasa memiliki, rasa mencintai dan menjaga keutuhan adat-istiadat suku semende yang terikat oleh suatu rasa identitas yang sama. 2.2 Kerangka Fikir Menurut masyarakat suku semende adat-istiadat dan budaya selalu dipegang teguh oleh setiap masyarakatnya, seperti halnya Upacara Pangku Paliare Suku Semende di Desa Mutar Alam Kecamatan Way Tenong Lampung Barat yang sampai sekarang masih dilaksanakan setiap tahunya tanpa merubah tata cara pelaksanaan, waktu dan tempatnya yaitu tepatnya pada bulan Muharam di Desa Mutar Alam Kecamatan Way Tenong Lampung Barat. Upacara Pangku Paliare ini dilaksanakan oleh para tokoh adat serta masyarakat suku Semende di Desa Mutar Alam, yaitu tepatnya di masjid Babussalam, yaitu masjid asli suku semende. upacara ini dilaksanakan dengan tujuan dan tata cara pelaksanaan yang semuanya merupakan rangkaian dalam upacara adat Semende, yaitu mempunyai tujuan bahwa upacara tersebut dilaksanakan karena untuk melaksanakan amanat dari Puyang Awak dan sebagai do a bersama memohon keselamatan dan kebahagiaan bagi anak cucu Puyang Awak.

16 Dalam melaksanakan Upacara Pangku Paliare terdapat beberapa tahap kegiatan yang harus dilaksanakan, yaitu dimulai dengan tahap persiapan upacara Pangku Paliare dengan menyiapkan perlengkapan yang diperlukan dalam upacara, dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan upacara Pangku paliare yaitu dengan dilaksanakan melalui dua tahap acara yaitu tahap pembersihan benda pusaka dengan cara membersihkan benda pusaka berupa keris dengan air Segar Tuyung dan Jeruk Nipis dan dilanjutkan dengan tahap malam paliare yaitu acara inti dari Upacara pangku Paliare, dengan cara membacakan do a Paliare. setelah pelaksanaan Upacara tersebut terakhir yaitu tahap penutup Upacara Pangku Paliare, dalam tahap penutupan ini dilakukan acara penyerahan benda pusaka sebagai symbol dan bukti bahwa benda pusaka tersebut telah dibersihkan dan untuk disimpan kembali di dalam menara masjid Babussalam. serta acara perayaan Upacara pangku paliare dengan mengadakan pengajian yang dihadiri oleh seluruh masyarakat Desa Mutar Alam. Dalam pelaksanaan upacara Pangku Paliare ini dilaksanakan di Masjid Babusaalam. Masjid tersebut merupakan masjid tempat dimana benda pusaka tersebut disimpan, dan merupakan masjid asli suku semende.

17 2.3 Paradigma Upacara Pangku Paliare suku Semende Proses pelaksanaan upacara Pangku Paliare Persiapan Pelaksanaan Penutup Keterangan: : Garis Pengaruh : Garis Aktivitas