LANDASAN PERJUANGAN ANGKATAN MUDA PEMBAHARUAN INDONESIA PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA BESAR MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

AD dan ART. Ditulis oleh AMPI Kukar Selasa, 28 May :42 - P E M B U K A A N

TAFSIR INDEPENDENSI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

BAB IV PEMUDA DAN SOSIALISASI

PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. yang dicita-citakan. Sejalan dengan Mukadimah Undang Undang Dasar 1945,

WAWASAN NUSANTARA. Dewi Triwahyuni. Page 1

BAB IV VISI DAN MISI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

2015 PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL KE PUI AN PERSATUAN UMAT ISLAM SEBAGAI UPAYA MENANAMKAN KESADARAN SEJARAH

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERAN PERSATUAN MAHASISWA DALAM PEMBANGUNAN INDONESIA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis

MATERI LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN OSIS ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH ( OSIS )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

WAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam menumbuh kembangkan potensi dan bakat manusia, pendidikan dipandang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. para pendiri bangsa ini ketika merumuskan ide tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

Kedudukan Pembukaan UUD Anggota Kelompok : -Alfin Anthony -Benadasa -Jeeva Laksamana -Nicolas Crothers -Steven David -Lukas Gilang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

Musyawarah Nasional XIII Ikatan Himpunan Mahasiswa Fisika Indonesia Central Executive of Indonesian Physics Student s Societies Association

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

PENGAMALAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN REFORMASI

RUANG LINGKUP MATA KULIAH PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN IPTEK

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEWARGANEGARAAN WAWASAN NUSANTARA. Modul ke: Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan ketrampilan sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

Landasan-landasan ketahanan nasional Pancasila sebagai landasan ideal. Peranan Pancasila sebagai landasan ideal tidak dapat dipisahkan dari kedudukan

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Materi Kuliah. FALSAFAH PANCASILA (Pancasila Ideologi Bangsa dan negara) Modul 3

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan

Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

17. Berikut ini yang bukan sebutan identik bahwa Pancasila sebagai dasar negara adalah... a. Ideologi negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

Pendidikan Kewarganegaraan (IPB 105) TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa muda pada umumnya dapat dipandang sebagai salah satu tahap

1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup)

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata Pramuka merupakan singkatan dari prajamuda karana, yang memiliki arti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar

GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sosial. Didalamnya sekaligus terkandung makna tugas-pekerjaan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh orang tua, pemerintah, pendidik maupun masyarakat.

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Terobosan Pedagogis Mewujudkan Masyarakat Adil dan Makmur Melalui Penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kepribadian serta kesadaran sebagai warga negara yang baik.

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Karakteristik Kompetensi Profesional yang Harus Dimiliki Guru

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. permasalahan yang telah dirumuskan pada bagian terdahulu. Berdasarkan hasil analisis

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TUGAS KULIAH PANCASILA

Transkripsi:

LANDASAN PERJUANGAN ANGKATAN MUDA PEMBAHARUAN INDONESIA PENDAHULUAN Landasan Perjuangan AMPI ini adalah dasar-dasar pandangan yang bersifat filosofis dan empiris dari AMPI di dalam menghayati hakikat Keberadaan dirinya ditengah-tengah realitas kehidupan bangsa dan Negara Indonesia. Karenanya Landasan Perjuangan AMPI ini merupakan pedoman mendasar bagi AMPI di dalam mewujudkan cita-cita Proklamsi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Sebagai perwujudan dari pemikiran yang mendasar mengenai keberadaan dan Pedoman Perjuangan AMPI maka ÒLANDASAN PERJUANGANÓ ini memuat hal-hal yang menyangkut masalah motivasi Keberadaan AMPI, hakekat Keberadaan AMPI dan strategi Perkembagan AMPI. MOTIVASI KEBERADAAN AMPI Sejak awal kebangkitan Orde Baru, makin terasa kebutuhan akan adanya suatu kekuatan sosial politik yang kuat dan dominan serta efektif untuk melaksanakan pembaharuan dan pembangunan berdasarkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, halmana tidak memperoleh dukungan kondisi di dalam system politik pada masa sebelumnya. Kekuatan politik semacam itu haruslah cukup kuat dan efektif serta mampu bertahan dalam jangka waktu yang relatif panjang sehingga efektif pula untuk menunjang adanya stabilitas politik yang dinamis sebagai prasyarat bagi kelangsungan pertumbuhan dan pembangunan yang mantap. Di dalam kerangka dan konfigurasi politik di Indonesia seperti itulah Golongan Karya tampak sebagai alternatif dengan membawa suatu orientasi baru yang menjelma di dalam pemikiran-pemikiran serta tindakan-tindakan dalam memecahkan problem bangsa disegala aspek kehidupan. Dalam beberapa kali Pemilihan Umum dimasa Orde Baru Golongan Karya telah berhasil memperoleh kepercayaan rakyat untuk memegang peranan yang dominan dalam kehidupan 1 / 6

Bangsa dan Negara. Peranan yang dominan itu perlu dan harus dipertahankan sehingga Golongan Karya cukup mempunyai waktu dan kesempatan untuk merealisasikan cita-cita dan programnya. Misi untuk mengisi dan mempertahankan peranan yang dominan Golongan Karya itu menyebabkan peranan kekuatan generasi muda yang berorientasi Karya dan Kekaryaan yaitu generasi muda yang menyalurkan aspirasi politik melalui Golongan Karya, sekaligus sebagai pewaris cita-cita perjuangan Golongan Karya menjadi sangat penting untuk ditumbuhkan, dibina dan diperkembangkan. Sejak awal kebangkitan Orde Baru secara nyata terdapat adanya keragaman pertumbuhan, pembinaan dan perkembagan generasi muda yang berorientasi kepada Kekaryaan atau tegasnya generasi muda Golongan Karya baik dalam bentuk maupun modus operasionalnya, sehingga generasi muda dalam tubuh Golongan Karya belum menampakan secara nyata solidaritas serta kekuatan pokok dalam mendukung perjuangan Golongan Karya pada umumnya serta menumbuhkan persamaan dan persatuan yang mendasar dalam visi persepsi serta sikap-sikap politik dalam dirinya. Dapat dilihat kenyataan dimasa-masa lalu bahwa meskipun berbagai organisasi pemuda menyatakan diri dan memberikan pengakuan bernaung di bawah Golongan Karya akan tetapi masih jelas kelihatan faksi-faksi struktural berdasarkan sumber asalnya masing-masing, sehingga kurang memungkinkan adanya pembinaan yang terpadu dan sistematis. Sebelum terbentuknya AMPI keorganisasi Golongan Karya melakukan pembinaan/pengembangan generasi muda dalam bentuk operasional tidak langsung, sebagai konsekwensi logis dari system Keanggotaan Òmasa mengambangó yang dianut oleh Golongan Karya. Dengan demikian, berkembanglah Organisasi-organisasi Kepemudaan Golongan Karya yang mengambil sumber penggugah jiwa perjuangan nasionalnya pada kebangsaan Daerah seperti: Angkatan Muda Siliwangi (AMS), Angkatan Muda Brawijaya (AMUBRA), Angkatan Muda Diponegoro (AMD), Angkatan Muda Sriwijaya (AMSRI) dan sebagainya, sedangkan Unsur-unsur Organisasi Kepemudaan yang lain bersumber dari Kino-Kino seperti : Generasi Muda SOKSI, Generasi Muda MKGR, Generasi Muda KOSGORO, Eksponen Angkatan 66 dan lain-lain terkadang menimbulkan kurangnya keterpaduan pemikiran, program serta komunikasi antara organisasi-organisasi tersebut tadi. Kondisi semacam ini pada gilirannya akan menimbulkan hambatan-hambatan dalam pembinaan dan keterpaduan peranan generasi muda yang berorientasi Karya dan Kekaryaan yang seharusnya memiliki tanggung jawab besar sebagai generasi pewaris dan penerus perjuangan Golongan Karya. Kennyataan-kenyataan seperti di atas menyebabkan tumbuhnya kesadaran dan pemikiran baru dikalangan Golongan Karya khususnya generasi mudanya, bahwa generasi muda yang menyalurkan aspirasi politik melalui Golongan Karya perlu menumbuhkan dan mengembangkan Òkebersamaan dan kekuatanó yang lebih kukuh berdasarkan persamaan-persamaan yang mendasar dalam visi, persepsi, sikap serta program-program 2 / 6

perjuangannya, sehingga generasi muda yang berorientasi pada Karya dan Kekaryaan itu akan mempunyai peranan yang berarti dan strategis sesuai dengan aspirasi politiknya dalam gerak perjuangan Golongan Karya khususnya Bangsa dan Negara pada umumnya. Untuk itu maka perlu diwujudkan suatu wadah kebersamaan dan persatuan yang utuh bagi generasi muda yang berorientasi pada Karya dan Kekaryaan itu terutama dalam aspek social/politiknya. Wadah itu harus pula mampu menambahkan dan mengembangkan kepeloporan generasi muda berorientasi Karya dan Kekaryaan dalam melaksanakan pembaharuan dan pembangunan, serta menyiapkan kader-kader yang berkualitas dan berkepribdian dalam menyongsong tugas-tugas yang akan dipikulnya dalam rangka regenerasi. Sadar akan kepentingan tersebut, maka melalui suatu proses pendekatan dan komunikasi antar generasi muda yang dilaksanakan secara bertahap dan sistematis, maka tanggal 28 Juni 1978 di Pandaan, Jawa Timur, atau dasar kesepakatan bersama segenenap generasi muda yang berorientasi pada Karya dan Kekaryaan, yang sadar akan tuntutan dan kebutuhan perjuangan dewasa ini maupun masa depan, melalui kebulatan tekad yang terkenal dengan ÒKEBULATAN TEKAD PANDAANÓ berdirilah Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) dengan tujuan idealnya yakni turut serta memperjuangkan pembaharuan, pembangunan, keadilan dan kebenaran melalui pengabdian Kekaryaan yang didasarkan atas jenis kerja dan atau lingkungan kerja, dengan menjunjung tinggi budi pekerti luhur, ketajaman akal serta keseimbangan antara kehidupan rohani dan jasmani. Wadah inilah yang dilahirkan secara sadar okleh segenap generasi muda yang berorientasi kepada Karya dan Kekaryaan sebagai wadah kebersamaan dan persatuan yang utuh bagi keterpaduan perjuangan yang akan diberi fungsi serta peranan secara keseluruhan, khususnya peranan social politiknya. Kelahiran AMPI pada waktu itu merupakan hasil kesadaran dan kemauan politik bersama dari segenap generasi muda Golongan Karya sebagai wadah kebersamaan dan persatuan yang utuh bagi perjuangan pembaharuan dan pembangunan. Perkembangan AMPI sejak kelahirannya hingga sekarang telah melalui tahapan-tahapan sesuai perkembangan sosio kultural maupun perkembangan politik dan perkembangan pembangunan itu sendiri. Hal tersebut adalah merupakan keharusan karena AMPI sebagai Organisasi Kepemudaan mempunyai tanggung jawab politik untuk memperjuangkan aspirasi anggotanya. Sejalan dengan upaya penataan kehidupan social politik dan kemasyarakatan terutama dengan berlakunya UU No. 3 Tahun 1985 dan UU No. 8 Tahun 1985, maka AMPI menegaskan kembali Motivasi Keberadaannya sebagai Organisasi Kemasyarakatan Pemuda yang berorientasi Karya dan Kekaryaan dalam rangka menciptakan kader bangsa dan pembinaan peranan social politik anggotanya HAKIKAT KEBERADAAN AMPI 3 / 6

1. AMPI adalah Organisasi Kemasyarakatan yang bergerak dalam Bidang Kepemudaan yang secara organisatoris tidak menjadi anggota dan tidak mempunyai kaitan structural dengan salah satu organisasi kekuatan sosial politik. Namun demikian dari kenyataan Motivasi Keberadaan AMPI dan perkembagan AMPI dimasa depan dalam menyalurkan aspirasi dan kepentingan politik anggotanya harus tetap hadir dalam hubungan yang bersifat khusus dengan Golongan Karya, yaitu tetap terpeliharanya hubungan aspiratif, historis dan program. 2. AMPI merupakan wadah pembinaan, komunikasi, pemersatu generasi muda yang berorientasi Karya dan Kekaryaan yang senantiasa berupaya mengembangkan kebersamaan dan mengaktualisasikan potensi generasi muda menjadi suatu daya kekuatan juang yang efektif dalam melaksanankan pembaharuan dan pembangunan. Sejalan dengan pemikiran tersebut diatas, maka AMPI adalah merupakan wadah utama dalam pembinaan peranan sosial politik kepemudaan yang berjuang atas dasar Karya dan Kekaryaan. 3. Sesuai dengan namanya yaitu ANGKATAN MUDA PEMBAHARUAN INDONESIA, maka PEMBAHARUAN dalah cita, citra dan ciri spesifikasi AMPI baik dalam pemikiran, sikap dan tindakan-tindakannya. 4. PEMBAHARUAN merupakan upaya dalam proses perkembagan atau dinamika sosial berupa : - Memperkokoh dan mengembangkan hal-hal dan nilai-nilai positif yang teruji manfaatnya agar dapat relevan dengan tuntutan dan kebutuhan perkembagan atau dinamika masyarakat. - Menumbuhkan dan mengembangkan hal-hal, nilai-nilai baru yang dibutuhkan untuk menghadapi berbagai tantangan dan tuntutan perkembangan atau dinamika sosial. Dengan pengertian Pembaharuan seperti itu, maka AMPI menyadari bahwa tidak semua hal atau nilai lama adalah negatif dan tidak pula semua hal atau nilai baru adalah positif. Demikian pula maka tidak semua hal dan nilai yang ada/ lama relevan dan bermanfaat buat perkembangan masyarakat, dan tidak pula semua hal yang baru menguntungkan bagi prospek kemajuan bangsa. Yang menjadi ukuran baik tidaknya suatu hal atau nilai apakah itu lama atau baru adalah kepentingan Nasional, kepentingan dalam presfektif dinamika sosial dengan ciri-ciri dan tunutan-tuntutan yang spesifik. 5. Pembaharuan adalah tuntutan dan kebutuhan obyektif dari pada suatu bangsa yang ingin maju terus dalam semua aspek kehidupannya, dan mampu untuk menghadapi dan mengadakan penyesuaian diri dengan tuntutan dan kebutuhan dari perkembangan atau gerak maju itu sendiri. 6. DASAR dan SUMBER aspirasi Pembaharuan yang diperjuangkan oleh AMPI adalah PANCASILA dan UUD 1945 yang merupakan landasan kehidupan berbangsa dan bernegara. 7. SEMANGAT DAN SIFAT perjuangan Pembaharuan AMPI adalah semangat dan sifat Kerakyatan, yang berarti Pembaharuan seperti diinginkan dan dibutuhkan rakyat, diperjuangkan 4 / 6

bersama rakyat dan untuk kepentingan rakyat. Dengan demikian, maka AMPI harus selalu hadir ditengah-tengah rakyat menyatukan diri dengan kepentingan-kepentingan rakyat, peka terhadap masalah-masalah yang dihadapi rakyat dan mengabdikan perjuangan demi kesejahterahan rakyat banyak. 8. TUJUAN Pembaharuan yang diperjuangkan AMPI adalah agar kelestarian Bangsa dan Negara Indonesia dapat dipertahankan dan agar Bangsa dan Negara Indonesia mampu terus berkembangan maju mencapai cita- cita luhurnya. 9. Perjuangan Pembaharuan dilaksanakan dalam kerangka perjuangan Karya dan Kekaryaan, yang mengutamakan kerja keras dan prestasi pengabdian serta berkepribadian dalam pengadilan kepada Bangsa dan Negara. 10. Sebagai organisasi yang bercita Pembaharuan, maka dalam dirinya sendiri maupun dalam aktivitas sosialnya, AMPI harus dapat menampilkan citra Pembaharuan dan kepribadian sebagai Pembaharu. Citra Pembaharuan yang ditampilkan AMPI mempengaruhi seberapa jauh akan memperoleh kepercayaan sebagai ÒAGEN PEMBAHARUANÓ yang bernilai dan berharga. 11. Guna mampu mengemban misi Pembaharuan itu, maka AMPI harus memiliki kader-kader dengan ciri-ciri : - Memiliki idealism sebagai motivasi yang kuat untuk berjuang. - Memiliki kapasitas/kemampuan untuk memperjuangkan cita-cita Pembaharuan. - Memiliki stamina/daya tahan juang, karena setiap perjuangan Pembaharuan selalu menghadapi tantangan-tantangan. - Memiliki moral, budi pekerti luhur, demokratis, wawasan kebangsaan, bernegara dan bermasyarakat serta memiliki ciri-ciri berproduktif dan kreatif guna menunjang dinamika pembangunan. - Memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya meningkatkan kualitas diri dalam berorganisasi disertai komitmen kerakyatan dan keikhlasan untuk berkarya. 12. Dalam memperjuangkan cita-citanya, maka AMPI memiliki program-program dengan ciri khas, yakni : - Bercita dan bercitra PEMBAHARUAN YANG BERSIFAT KERAKYATAN YANG MANUSIAWI. - Mengutamakan kerja keras dan prestasi yang merupakan karya-karya nyata yang dapat dinikmati masyarakat banyak. 5 / 6

6 / 6