PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 21/MEN/2006 TENTANG TINDAKAN KARANTINA IKAN DALAM HAL TRANSIT

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.28/MEN/2008 TENTANG

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN

TENTANG TINDAKAN KARANTINA IKAN OLEH PIHAK KETIGA

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PER. 20/MEN/2007 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: KEP.18/MEN/2003 T E N T A N G

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: PER. 04/MEN/2005 TENTANG BENTUK DAN JENIS SERTA TATA CARA PENERBITAN DOKUMEN TINDAKAN KARANTINA IKAN

NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA TUMBUHAN

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Dokumen. Karantina Ikan. Jenis. Penerbitan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.29/MEN/2008 TENTANG PERSYARATAN PEMASUKAN MEDIA PEMBAWA BERUPA IKAN HIDUP

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA TUMBUHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - RANCANGAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG

INSTALASI DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA KARANTINA IKAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 13/MEN/2007 TENTANG SISTEM PEMANTAUAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN KARANTINA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP. 41/MEN/2003 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENCABUTAN KAWASAN KARANTINA IKAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN,

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: KEP.15/MEN/2003 TENTANG INSTALASI KARANTINA IKAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

*37679 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 82 TAHUN 2000 (82/2000) TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran N

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.10/MEN/2012 TENTANG KEWAJIBAN TAMBAHAN KARANTINA IKAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.32/MEN/2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 88/PMK.04/2007 TENTANG PEMBONGKARAN DAN PENIMBUNAN BARANG IMPOR MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 09/Permentan/OT.140/2/2009

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUNLIK INDONESIA NOMOR PER.03/MEN/2007 TENTANG SURAT LAIK OPERASI KAPAL PERIKANAN

2017, No Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 200

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Syarat. Tata Cara. Karantina. Media. Organisme. Area.

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 52/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PERSYARATAN TAMBAHAN KARANTINA TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Memperhatikan : Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dalam surat Nomor B/2795-7/M.PAN/9/2008, tanggal 26 September 2008;

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 358/Kpts/OT.140/9/2005 TENTANG

MENTERI PERTANIAN. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 41/Permentan/OT.140/3/2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 33/PERMEN-KP/2014 TENTANG INSTALASI KARANTINA IKAN

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 18/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

2 Menetapkan 2. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2002 tentang Karantina Ikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 36, Tambahan Lemb

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/Permentan/OT.140/3/2014 TENTANG

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 453/KMK

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.14/MEN/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 18/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 42/Permentan/OT.140/6/2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 228/PMK.04/2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 05/MEN/2007 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PEMANTAUAN KAPAL PERIKANAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.11/MEN/2011 TENTANG INSTALASI KARANTINA IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PENGANGKUTAN BARANG TERTENTU DALAM DAERAH PABEAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Barang Ekspor. Barang Impor. Pengeluaran.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KARANTINA HEWAN, IKAN, DAN TUMBUHAN

2017, No Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 02/MEN/2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1996 TENTANG PENINDAKAN DI BIDANG KEPABEANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PERMENTAN/KR.120/5/2017 TENTANG DOKUMEN KARANTINA HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 5

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KARANTINA HEWAN, IKAN, DAN TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 51/Permentan/OT.140/9/2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 34/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENETAPAN INSTALASI KARANTINA HEWAN

REPUBLIC OF INDONESIA MINISTRY OF MARINE AFFAIRS AND FISHERIES FISH QUARANTINE AND INSPECTION AGENCY

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.11/MEN/2011 TENTANG INSTALASI KARANTINA IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2018, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 43/Permentan/OT.140/6/2012 TENTANG

2 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Impor Sementara Dengan Menggu

P - 44/BC/2009 DAFTAR KODE STANDAR INTERNASIONAL YANG DIGUNAKAN UNTUK PENGISIAN PEMBERITAHUAN PABEAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2018 TENTANG KETENTUAN IMPOR JAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2008 TENTANG JENIS IKAN BARU YANG AKAN DIBUDIDAYAKAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR: 13/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: PER.15/MEN/2005 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 34/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENETAPAN INSTANSI KARANTINA HEWAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM.1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT PERSETUJUAN BERLAYAR (PORT CLEARANCE)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 32/MEN/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KARANTINA IKAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 203/PMK.04/2017 TENTANG KETENTUAN EKSPOR DAN IMPOR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 52/Permentan/OT.140/9/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 18/Permentan/OT.140/5/2006 TENTANG PELAKSANAAN TINDAKAN KARANTINA TUMBUHAN DI LUAR TEMPAT PEMASUKAN DAN PENGELUARAN

Transkripsi:

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 21/MEN/2006 TENTANG TINDAKAN KARANTINA IKAN DALAM HAL TRANSIT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 41 dan Pasal 43 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2002 tentang Karantina Ikan, dipandang perlu mengatur Tindakan Karantina Ikan Dalam Hal Transit; b. bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan Peraturan Menteri; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3482); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4433); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2002 tentang Karantina Ikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4197); 4. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005; 5. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2005; 6. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2005 sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;

7. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.24/MEN/2002 tentang Tata Cara dan Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan Departemen Kelautan dan Perikanan; 8. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.15/MEN/2003 tentang Instalasi Karantina Ikan; 9. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.18/MEN/2003 tentang Tindakan Karantina untuk Pemasukan Media Pembawa Hama dan Penyakit Ikan Karantina Dari Luar Negeri dan Dari Suatu Area ke Area Lain di Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia; 10. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.41/MEN/2003 tentang Tata Cara Penetapan dan Pencabutan Kawasan Karantina Ikan; 11. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.42/MEN/2003 tentang Persyaratan Pemasukan Media Pembawa Berupa Ikan Hidup; 12. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.32/MEN/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Ikan; 13. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.03/MEN/2005 tentang Tindakan Karantina Oleh Pihak Ketiga; 14. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.04/MEN/2005 tentang Bentuk dan Jenis Serta Tata Cara Penerbitan Dokumen Tindakan Karantina Ikan; 15. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.05/MEN/2005 tentang Tindakan Karantina Ikan Untuk Pengeluaran Media Pembawa Hama dan Penyakit Ikan Karantina; 16. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.07/MEN/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kelautan dan Perikanan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.13/MEN/2005; 17. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.16/MEN/2006 tentang Penetapan Tempat-tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Hama dan Penyakit Ikan Karantina; 18. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.17/MEN/2006 tentang Penetapan Jenis-jenis Hama dan Penyakit Ikan Karantina, Golongan, Media Pembawa, dan Sebarannya; 2

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG TINDAKAN KARANTINA IKAN DALAM HAL TRANSIT. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan: 1. Tindakan karantina ikan yang selanjutnya disebut tindakan karantina adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencegah masuk dan tersebarnya hama dan penyakit ikan karantina dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri, atau keluarnya hama dan penyakit ikan dari dalam wilayah Negara Republik Indonesia. 2. Karantina Ikan adalah tindakan sebagai upaya pencegahan masuk dan tersebarnya Hama dan Penyakit Ikan Karantina dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri, atau keluarnya dari dalam wilayah Negara Republik Indonesia. 3. Transit Media Pembawa adalah singgah sementara dan diturunkannya dari alat angkut Media Pembawa di dalam wilayah Negara Republik Indonesia atau di suatu area di dalam wilayah Negara Republik Indonesia sebelum Media Pembawa tersebut sampai di negara atau area tujuan. 4. Transit alat angkut adalah singgah sementara alat angkut di dalam wilayah Negara Republik Indonesia atau di suatu area di dalam wilayah Negara Republik Indonesia, sebelum alat angkut tersebut sampai ke negara atau area tujuan. 5. Alat angkut Media Pembawa adalah semua alat angkut dan sarana yang digunakan untuk melalulintaskan Media Pembawa hama dan penyakit ikan. 6. Penanggung jawab alat angkut adalah orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas kedatangan, keberangkatan, atau transit alat angkut. 7. Hama dan Penyakit Ikan Karantina, yang selanjutnya disebut HPIK, adalah semua hama dan penyakit ikan yang belum terdapat dan/atau telah terdapat hanya di area tertentu di wilayah Negara Republik Indonesia yang dalam waktu relatif cepat dapat mewabah dan merugikan sosio ekonomi atau yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat. 8. Media Pembawa Hama dan Penyakit Ikan Karantina, yang selanjutnya disebut Media Pembawa, adalah ikan dan/atau benda lain yang dapat membawa hama dan penyakit ikan karantina. 9. Ikan adalah semua biota perairan yang sebagian atau seluruh daur hidupnya berada di dalam air, dalam keadaan hidup atau mati, termasuk bagianbagiannya. 3

10. Benda lain adalah Media Pembawa selain ikan yang mempunyai potensi penyebaran Hama dan Penyakit Ikan Karantina. 11. Pemeriksaan adalah tindakan untuk mengetahui kelengkapan dan keabsahan dokumen persyaratan serta untuk mendeteksi Hama dan Penyakit Ikan Karantina dan/atau hama dan penyakit ikan. 12. Perlakuan adalah tindakan membebaskan atau menyucihamakan Media Pembawa dari hama dan penyakit ikan karantina dan/atau hama dan penyakit ikan. 13. Pemusnahan adalah tindakan memusnahkan Media Pembawa sebagai tindak lanjut dari tindakan karantina sebelumnya. 14. Sertifikat Kesehatan adalah dokumen resmi yang ditandatangani oleh Petugas Karantina atau pejabat yang berwenang di negara asal atau transit yang menyatakan bahwa Media Pembawa yang tercantum di dalamnya tidak tertular hama dan penyakit ikan karantina dan/atau hama dan penyakit ikan yang disyaratkan. 15. Petugas Karantina ikan, yang selanjutnya disebut Petugas Karantina, adalah pegawai negeri tertentu yang diberi tugas untuk melakukan tindakan karantina berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 16. Unit Pelaksana Teknis Karantina Ikan adalah Unit Pelaksana Teknis Pusat Karantina Ikan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pusat Karantina Ikan. 17. Kawasan pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di pelabuhan laut, bandar udara, atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu lintas barang yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. 18. Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit ikan dalam suatu populasi ikan pada waktu dan daerah tertentu dengan sangat cepat yang mengakibatkan terjadinya kematian ikan yang meningkat melebihi dari pada keadaan yang lazim atau luar biasa. BAB II PERSYARATAN TRANSIT Pasal 2 (1) Setiap transit alat angkut yang memuat Media Pembawa dari luar negeri atau dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Negara Republik Indonesia wajib: a. melalui tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan; b. dilaporkan kedatangannya kepada Petugas Karantina setempat untuk dilakukan pengawasan dan pemeriksaan. 4

(2) Media Pembawa yang dimuat di dalam alat angkut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilengkapi Sertifikat Kesehatan dari area asal. (3) Apabila transit alat angkut yang memuat Media Pembawa tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan/atau ayat (2), maka Petugas Karantina berwenang untuk memerintahkan alat angkut tersebut segera meninggalkan wilayah transit. (4) Apabila dalam waktu paling lama 2 (dua) hari, alat angkut sebagaimana dimaksud pada ayat (3) belum meninggalkan wilayah transit, maka Media Pembawa yang dimuat di dalam alat angkut tersebut diturunkan untuk dilakukan pemusnahan. (5) Terhadap alat angkut yang memuat Media Pembawa yang berasal dari negara atau area asal yang sedang terjadi wabah, hanya berlaku transit alat angkut. Pasal 3 (1) Terhadap alat angkut yang memuat Media Pembawa yang akan melakukan transit di wilayah Negara Republik Indonesia, penanggung jawab alat angkut atau kuasanya wajib memberitahukan kedatangan alat angkut tersebut kepada Petugas Karantina di tempat pemasukan dan/atau pengeluaran, dengan ketentuan: a. untuk kapal laut, pemberitahuan kedatangan dilakukan di tempat-tempat pemasukan dan/atau pengeluaran, paling lambat 2 (dua) jam sebelum kedatangan kapal laut tersebut; b. untuk alat angkut darat dan/atau pesawat udara, pemberitahuan kedatangan dilakukan pada saat alat angkut darat atau pesawat udara tersebut tiba di tempat pemasukan. (2) Setibanya alat angkut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di tempat pemasukan dan/atau pengeluaran, penanggung jawab alat angkut atau kuasanya wajib menyampaikan daftar atau keterangan tentang muatan alat angkut serta dokumen atau keterangan lain yang dipandang perlu kepada Petugas Karantina untuk dilakukan pemeriksaan. Pasal 4 (1) Setiap alat angkut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, apabila akan diberangkatkan ke area tujuan, maka penanggung jawab alat angkut atau kuasanya wajib melaporkan rencana keberangkatannya kepada Petugas Karantina. (2) Pelaporan rencana keberangkatan alat angkut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lambat: a. 2 (dua) jam sebelum keberangkatan, untuk pesawat udara dan alat angkut darat; b. 6 (enam) jam sebelum keberangkatan, untuk kapal laut. 5

BAB III TRANSIT MEDIA PEMBAWA Pasal 5 (1) Pembongkaran dan/atau pemuatan Media Pembawa dari/ke atas alat angkut dalam rangka transit, serta pemindahan Media Pembawa yang telah diturunkan dari atas alat angkut atau dari satu tempat ke tempat lain di dalam kawasan pabean, dilakukan atas persetujuan dan di bawah pengawasan Petugas Karantina. (2) Pengawasan terhadap Media Pembawa pada saat transit sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan sejak saat Media Pembawa tersebut tiba/ diturunkan di tempat-tempat pemasukan sampai dengan diberangkatkan ke area tujuan. Pasal 6 (1) Terhadap Media Pembawa yang dikemas dalam kemasan tertutup pada saat transit: a. apabila kemasannya mengalami kerusakan, maka terhadap kemasan yang rusak tersebut wajib dilakukan penggantian, yang pelaksanaannya di bawah pengawasan Petugas Karantina; b. apabila isi kemasan akan dibongkar guna keperluan penambahan atau penggantian air atau oksigen, dan/atau keperluan lain, wajib dilaporkan dan pelaksanaannya di bawah pengawasan Petugas Karantina. (2) Terhadap Media Pembawa yang akan dilakukan penambahan atau penggantian air atau oksigen, dan/atau keperluan lain, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, apabila menggunakan fasilitas milik Unit Pelaksana Teknis Karantina Ikan, harus terlebih dahulu mendapat persetujuan Petugas Karantina. (3) Pembongkaran isi kemasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan ayat (2) dapat dilakukan di dalam atau di luar kawasan pabean. (4) Terhadap isi kemasan yang dibongkar di luar kawasan pabean sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dilakukan pengawalan dan pengawasan oleh Petugas Karantina. Pasal 7 (1) Terhadap Media Pembawa yang selama transit dilakukan pembongkaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b dan ayat (2), dilakukan tindakan pemeriksaan kesehatan secara klinis dan/atau laboratoris. (2) Apabila setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ternyata Media Pembawa tersebut: 6

a. tertular HPIK Golongan I; b. tertular HPIK Golongan II yang setelah diberi perlakuan tidak dapat disembuhkan; c. rusak atau busuk; atau d. tidak diurus atau tidak diketahui pemiliknya; maka Media Pembawa tersebut dikenakan tindakan pemusnahan. (3) Pembungkus, peralatan, dan air bekas yang digunakan selama transit, sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus diberi perlakuan atau dimusnahkan. Pasal 8 (1) Pengeluaran Media Pembawa yang telah dilengkapi dengan Sertifikat Kesehatan Ikan dan Produk Perikanan (Health Certificate for Fish and Fish Product) dari area asal, dan transit di tempat pengeluaran terakhir dengan menggunakan alat angkut darat atau kapal laut, dilakukan pengawalan oleh Petugas Karantina sejak dari area asal sampai dengan area transit terakhir. (2) Pemasukan Media Pembawa yang telah dilengkapi dengan Sertifikat Kesehatan Ikan (Health Certificate) dari negara asal, dan melakukan transit di tempat pemasukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia dan akan diangkut lanjut dengan menggunakan kapal laut atau alat angkut darat, maka terhadap media pembawa tersebut dilakukan pengawalan oleh Petugas Karantina sejak dari tempat pemasukan transit sampai dengan area tujuan akhir Media Pembawa. (3) Pengawalan terhadap pemasukan Media Pembawa tidak dilakukan apabila transit Media Pembawa menggunakan pesawat udara, kecuali pesawat udara yang tidak terjadual. (4) Pengawalan terhadap pemasukan Media Pembawa yang menggunakan pesawat udara tidak terjadual, sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan oleh Petugas Karantina sejak dari tempat pemasukan transit sampai dengan area tujuan akhir Media Pembawa. (5) Jangka waktu pengawalan terhadap Media Pembawa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (4) dilakukan paling lama 2 (dua) hari. Pasal 9 (1) Setibanya Media Pembawa di area transit atau area tujuan akhir, Petugas Karantina yang mengawal, menyerahkan Sertifikat Kesehatan Ikan dan Produk Perikanan (Health Certificate for Fish and Fish Product) atau Sertifikat Kesehatan Ikan beserta Media Pembawa kepada Petugas Karantina yang berada di area transit atau area tujuan akhir. (2) Petugas Karantina yang telah menerima Sertifikat Kesehatan Ikan dan Produk Perikanan (Health Certificate for Fish and Fish Product) di area transit 7

akhir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan pemeriksaan ulang terhadap Media Pembawa yang akan dikeluarkan dari wilayah Negara Republik Indonesia untuk mengecek kesesuaian antara isi dokumen karantina dengan jenis atau jumlah dan/atau ukuran Media Pembawa. (3) Petugas Karantina yang telah menerima Sertifikat Kesehatan Ikan (Health Certificate) di area tujuan akhir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan pemeriksaan terhadap Media Pembawa yang dimasukkan ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia, untuk dilakukan tindakan karantina. Pasal 10 (1) Apabila negara atau area tujuan dan/atau transit akhir mensyaratkan diterbitkannya Sertifikat Kesehatan terhadap Media Pembawa dari area transit, maka Petugas Karantina di area transit berkewajiban melakukan tindakan karantina. (2) Tindakan karantina sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan tindakan karantina untuk pengeluaran dan/atau pemasukan Media Pembawa HPIK yang berlaku. (3) Sertifikat Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Petugas Karantina apabila: a. Media Pembawa tersebut disertai dengan Sertifikat Kesehatan dari negara/area asal atau negara/area transit sebelumnya; dan b. dari hasil pelaksanaan tindakan karantina sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Media Pembawa tersebut tidak tertular atau dapat disembuhkan/disucihamakan atau dapat dibebaskan dari HPIK atau Hama Penyakit Ikan yang disyaratkan negara atau area tujuan. BAB IV TRANSIT ALAT ANGKUT Pasal 11 (1) Terhadap alat angkut yang memuat Media Pembawa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, setelah tiba di tempat pemasukan dalam rangka transit yang melewati daerah wabah, dilakukan tindakan pemeriksaan, dengan ketentuan: a. untuk kapal laut, pemeriksaan dilakukan sebelum atau pada saat kapal tersebut merapat di dermaga; b. untuk pesawat udara dan alat angkut darat, pemeriksaan dilakukan pada saat kedatangan. (2) Apabila setelah dilakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditemukan atau diduga adanya HPIK, maka terhadap alat angkut tersebut diberi perlakuan. 8

(3) Media Pembawa kecuali orang, yang terdapat di atas alat angkut sebagaimana dimaksud pada ayat (2), hanya diperbolehkan untuk diturunkan dari alat angkut tersebut setelah terlebih dahulu diberi perlakuan. (4) Tindakan perlakuan terhadap orang dapat dilakukan di atas alat angkut atau setelah orang tersebut turun dari alat angkut. BAB V ALAT ANGKUT YANG MERAPAT ATAU MENDARAT DARURAT Pasal 12 (1) Jika kapal laut atau pesawat udara yang memuat Media Pembawa karena keadaan darurat merapat atau mendarat di luar tempat-tempat yang ditetapkan sebagai tempat pemasukan atau pengeluaran, maka penanggung jawab kapal laut atau pesawat udara atau kuasanya harus segera melaporkan hal tersebut kepada Petugas Karantina di tempat pemasukan dan pengeluaran terdekat. (2) Kecuali karena alasan-alasan yang memaksa: a. Media Pembawa atau Benda Lain yang terdapat di dalam kapal laut atau pesawat udara sebagaimana dimaksud pada ayat (1); b. Peralatan atau bahan lain yang terdapat di dalam kapal laut atau pesawat udara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan berhubungan langsung dengan Media Pembawa; dilarang dibongkar atau diturunkan dari alat angkut sebelum diperiksa dan diizinkan oleh Petugas Karantina. (3) Dalam hal kapal laut atau pesawat udara yang merapat atau mendarat darurat tersebut dapat meneruskan perjalanannya, maka terhadap Media Pembawa yang diangkutnya dikenakan ketentuan Pasal 2 sampai dengan Pasal 10 Peraturan Menteri ini. (4) Dalam hal kapal laut atau pesawat udara yang merapat atau mendarat darurat tersebut tidak dapat meneruskan perjalanannya, maka terhadap Media Pembawa yang diangkutnya dikenakan ketentuan pemasukan Media Pembawa. Pasal 13 (1) Segala biaya yang timbul sebagai akibat dilaksanakannya tindakan karantina dibebankan kepada pemilik Media Pembawa atau kuasanya. (2) Segala penerimaan yang berasal dari biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penerimaan negara bukan pajak yang wajib di setor ke Kas Negara. 9

BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, maka segala ketentuan yang bertentangan dengan Peraturan Menteri ini dinyatakan tidak berlaku. Pasal 15 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2 November 2006 MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN RI, ttd. FREDDY NUMBERI Disalin sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum dan Organisasi, Narmoko Prasmadji 10

Lembar Pengesahan No. Nama Pejabat Paraf 1. Sekretaris Jenderal 2. Kepala Pusat Karantina Ikan 3. Kepala Biro Hukum dan Organisasi 4. Kepala Biro Umum dan Perlengkapan 11