PENGARUH SUHU DAN INTENSITAS CAHAYA TERHADAP WAKTU PENYELESAIAN TARGET PEKERJAAN PERAKITAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya dalam sehari-hari. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi tingkat

PENGARUH PENCAHAYAAN, KEBISINGAN DAN TEMPERATUR TERHADAP PERFORMANSI KERJA

Pengaruh Faktor Lingkungan Fisik Kerja Terhadap Waktu Penyelesaian Pekerjaan:Studi Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan metode yang telah diakui. berbagai metode, dan salah satunya adalah metode pengukuran NASA TLX.

BAB I PENDAHULUAN. pekerja/ buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas

Pengaruh Faktor Lingkungan Fisik Kerja Terhadap Waktu Penyelesaian Pekerjaan (Studi Laboratorium)

BAB I PENDAHULUAN. paling utama dalam kerja dimana manusia berperan sebagai perencana dan

ASPEK PENCAHAYAAN DALAM PEKERJAAN PEMERIKSAAN VISUAL

MODEL PENGARUH PERSEPSI KUALITAS TERHADAP HARGA PRODUK KAOS

BAB I PENDAHULUAN. dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses

SISTEM KERJA. Nurjannah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MODUL III LINGKUNGAN KERJA FISIK

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN FISIK TERHADAP WAKTU PERAKITAN STICK PLAYSTATION

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cahaya, baik yang berasal dari benda itu sendiri maupun berupa pantulan yang

Ergonomics. Human. Machine. Work Environment

BAB I PENDAHULUAN. kerja di setiap sektor kerja termasuk sektor kesehatan, dalam rangka menekan

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. mencakup syarat-syarat keselamatan kerja yang berkaitan dengan suhu,

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penurunan vitalitas dan produktivitas kerja akibat gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. fisik yang ada di tempat kerja yaitu penerangan. berkurangnya daya efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhan-keluhan pegal

HUBUNGAN TINGKAT ERGONOMI KURSI DENGAN TINGKAT KONSENTRASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 LENDAH KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan kerja merupakan bagian yang penting dalam perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja (Suma mur,2009). Faktor pendukung ini diantaranya yaitu

BAB II LANDASAN TEORITIS. karena lingkungan kerja dapat mempengaruhi keadaan pegawai secara langsung.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas merupakan sebuah tempat di mana berlangsungnya sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. efisiensi manusia. Salah satu faktor penting di antaranya adalah cahaya dan

STUDI KOMPARASI DAMPAK PENGGUNAAN AC (AIR CONDITIONING) PADA BUS TERHADAP TINGKAT KELELAHAN PENGEMUDI

BAB I PENDAHULUAN. dapat kita simpulkan bahwasanya kesehatan masyarakat sangat berguna untuk

Studi Analisis Pengaruh Kondisi Lingkungan Kerja Terhadap Sick Building Syndrome (SBS) Pada Karyawan di Gedung Perkantoran Perusahaan Fabrikasi Pipa

Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kota besar yang mengandalkan kepraktisan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk beradaptasi sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh banyak faktor.

BAB I PENDAHULUAN. manusia perlu mendapat perhatian khusus baik kemampuan, keselamatan, berbagai faktor yaitu tenaga kerja dan lingkungan kerja.

BAB I PENDAHULUAN. ribuan orang cedera setiap tahun (Ramli, 2009). (K3) perlu mendapat perhatian yang sebaik-baiknya sehingga diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Kelelahan merupakan masalah yang umum dialami banyak orang. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Temperature merupakan keadaan udara pada waktu dan tempat. pertukaran panas diantara tubuh dan lingkungan sekitar.

Performa (2007) Vol. 6, No.1: 73-81

PENGARUH TINGKAT PENCAHAYAAN DAN KEBISINGAN TERHADAP KECEPATAN KERJA MEKANIK AHM (STUDI KASUS: HONDA CATUR PUTRA JAYA AHASS 06703)

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PARAMEDIS RUMAH SAKIT INDRYA HUSADA PTPN III MEMBANG MUDA AEK KANOPAN SUMATERA UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 2 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. di dalam kehidupan makhluk hidup. Manusia memerlukan udara untuk bernafas

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Tingkat Pencahayaan Ruang Kuliah Dengan Memanfaatkan Pencahayaan Alami Dan Pencahayaan Buatanklorofil Pada Beberapa Varietas Tanaman eum

MODUL III INTENSITAS CAHAYA

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi masyarakat daerah dan sekitar perindustrian yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang bekerja mengalami peningkatan sebanyak 5,4 juta orang dibanding keadaan

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN STAGEN PADA AKTIVITAS ANGKAT-ANGKUT DI PASAR LEGI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pekerjaan tersebut. Menurut Suma mur (2009) bahwa aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. berdiri yang di lakukan secara terus menerus atau dalam jangka waktu yang lama

BAB I PENDAHULUAN. dengan kadar yang melebihi nilai ambang batas (NAB), yang diperkenankan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tindakan/perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

KELUHAN SUBJEKTIF PADA OPERATOR KOMPUTER DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGEMBANGAN SENI DAN TEKNOLOGI KERAMIK DAN PORSELIN BALI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Keluhan kelelahan mata menurut Ilmu Kedokteran adalah gejala

practicum apk industrial engineering 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini industrialisasi berkembang dengan pesat. Untuk lebih menjamin

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN SIKAP KERJA STATIS TERHADAP NYERI BAHU PADA PEKERJA MEMBATIK TULIS DI KAMPUNG BATIK LAWEYAN SURAKARTA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SUMBER DAYA MANUSIA DAN DESAIN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. di pengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia dalam menjalankan fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mengurangi kinerja, berdampak pada kondisi psikis pekerja, dan

Evaluasi Lingkungan Fisik Untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan Pada PLTU Unit 1 dan 2 PT. Indonesia Power UBP Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Obyek Studi Sejarah Balai Besar Logam dan Mesin

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan pemasaran (Manuaba, 1983). Aspek yang kurang diperhatikan bahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi penggunaan

STUDI PENGARUH KEBISINGAN DAN PENCAHAYAAN TERHADAP HASIL KERJA OPERATOR MESIN BOR DI CV. PRIMA AGUNG BATUR CEPER KLATEN

Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : FERIA ETIKA.A.

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dan tidak boleh disamakan dengan alat atau mesin pabrik, masing-masing dari

Transkripsi:

PENGARUH SUHU DAN INTENSITAS CAHAYA TERHADAP WAKTU PENYELESAIAN TARGET PEKERJAAN PERAKITAN Ainur Komariah 1*, Handoyo 2, Mathilda Sri Lestari 3 1,2,3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo Jl. Letjen. S. Humardani No. 1 Sukoharjo - 57521 * Email: ainurkomariah@yahoo.com, mathildasrilestari@yahoo.com INTISARI Suhu dan intensitas cahaya merupakan hal yang penting dalam produksi. Suhu dan intensitas cahaya berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan intensitas cahaya terhadap penyelesaian target yang dibebankan kepada pekerja pada pekerjaan perakitan. Penelitian ini menggunakan lego yang dirakit oleh operator dengan menetapkan target 60 kali pekerjaan perakitan yang harus diselesaikan, dan menerapkan keadaan tempat kerja yang sebenarnya melalui 6 kondisi yang berbeda di ruang iklim. Kondisi tersebut adalah suhu panas dengan cahaya, suhu panas dengan cahaya, suhu sedang dengan cahaya, suhu sedang dengan cahaya, suhu dingin dengan cahaya, dan suhu dingin dengan cahaya. Suhu panas ditetapkan sebesar 32 o C, suhu sedang 25 o C, dan suhu dingin 20 o C. Intensitas cahaya ditentukan 50-110 lux, dan intensitas cahaya 30-42 lux. Uji analisis variansi hasil penelitian menunjukkan bahwa signifikansi suhu <0.05, serta signifikansi intensitas cahaya dan interaksi keduanya >0.05. Berdasarkan uji analisis variansi tersebut dapat diketahui bahwa suhu lingkungan kerja berpengaruh terhadap waktu penyelesaian target pekerjaan perakitan. Intensitas cahaya lingkungan kerja dan interaksi antara keduanya tidak berpengaruh terhadap waktu penyelesaian target pekerjaan perakitan. Dari penelitian ditemukan bahwa pada kondisi suhu lingkungan panas, pekerja menyelesaikan target pekerjaan lebih cepat daripada saat kondisi suhu lingkungan normal dan dingin. Kata kunci: Intensitas Cahaya, Suhu, Target, Waktu Penyelesaian 1. PENDAHULUAN Pengaturan lingkungan kerja fisik merupakan hal yang penting terhadap pencapaian produktivitas karyawan. Sehingga untuk mencapai produktivitas yang maksimal harus didukung oleh lingkungan kerja yang mendukung bagi pekerja. Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun secara tidak langsung (Sedarmayanti, 2009). Menurut Nitisemito (2002), lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas tugas yang dibebankan. Misalnya penerangan, suhu udara, ruang gerak, keamanan, kebersihan dan lain lain. Di antara banyak faktor yang membentuk lingkungan fisik kerja, yang berpengaruh tarhadap produktifitas adalah suhu dan intensitas cahaya. Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda. Cahaya adalah suatu gejala finis pancaran gelombang elektromagnetik yang terlihat oleh mata bila suatu sumber cahaya memancarkan cahaya ini, akan dipancarkan keseluruh arah dimana sumber cahaya ini merupakan titik pusatnya (ILO, 2016). Suhu dan cahaya ruang kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Bekerja pada suhu yang panas atau dingin dapat menimbulkan penurunan kinerja. Kondisi yang panas dan lembab cenderung meningkatkan penggunaan tenaga fisik yang lebih berat, sehingga pekerja akan merasa sangat letih dan kinerjanya akan menurun. Intensitas penerangan yang di bawah standar dapat mengakibatkan kelelahan mata dengan berkurangnya daya dan efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhan pegal atau sakit kepala disertai mata, kerusakan alat penglihatan dan meningkatkan kecelakaan kerja (Suma mur, 1993). Menurut Haynes (Hartawan, 2012), Gedung yang terlalu panas atau terlalu dingin akan menyebabkan penghuninya merasa tidak nyaman. Banyak ahli yang telah menjelaskan dampak negative dari kondisi ruangan yag buruk dengan performa penghuninya, seperti kondisi ruangan kerja yang tidak nyaman akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja. 206

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap produktivitas. Setyanto dkk (2011) melaksanakan penelitian tentang pengaruh faktor lingkungan fisik terhadap waktu penyelesaian pekerjaan dengan studi pekerjaan perakitan di ruang iklim laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kebisingan, intensitas cahaya, dan temperatur memberikan pengaruh yang signifikan terhadap waktu penyelesaian pekerjaan. Padnamaba (2006) melaksanakan penelitian tentang pengaruh penerangan dalam ruang terhadap produktivitas kerja mahasiswa desain interior. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tingkat penerangan di ruangan memberikan pengaruh pada produktivitas kerja desain interior. Penelitian mengenai pengaruh suhu dan intensitas cahaya terhadap waktu penyelesaian pekerjaan perakitan juga dilaksanakan oleh Wardana (2014). Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu yang dingin membuat pekerja cepat menyelesaikan pekerjaannya. Intensitas cahaya tidak berpengaruh terhadap pekerjaan perakitan, sehingga dalam pekerjaan perakitan ini suhu dan intensitas cahaya tidak mempunyai perbedaan yang signifikan. Obyek penelitian yang dilakukan oleh Wardana adalah perakitan lego. Pada penelitian Wardana ditemukan bahwa dalam kondisi lingkungan yang tidak ideal pekerja cenderung mengerjakan pekerjaan dengan lebih cepat. Dengan latar belakang tersebut maka penulis akan melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh suhu dan intensitas cahaya ruang kerja terhadap target penyelesaian pekerjaan perakitan. Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian ini ditetapkan target pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu, sedangkan pada penelitian sebelumnya Wardana tidak menetapkan taget. Waktu penyelesaian pekerjaan diukur tiap satu unit yang ter-rakit. Masalah yang berkaitan dengan hasil penelitian sebelumnya adalah pekerja bekerja lebih cepat saat berada di lingkungan yang kurang ideal. Hasil penelitian tersebut mendorong penulis untuk meneliti kembali penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Wardana. 2. METODOLOGI Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah stopwatch untuk mengukur waktu dan lego sebagai obyek perakitannya. Penelitian dilakukan di Ruang Iklim pada Laboratorium Ergonomi Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo. Penelitian pertama dilaksanakan dari tanggal 28 Desember 2015 sampai dengan 30 Januari 2016 dan penelitian kedua dilaksanakan pada tanggal 11 April sampai dengan 30 April 2016. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Teknik Industri semester 3, 5 dan 7. Sampel yang digunakan adalah 6 orang mahasiswa Program Studi Teknik Industri. Variabel penelitian terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Pada penelitian ini variabel bebasnya adalah suhu (X 1 ) dan intensitas cahaya (X 2 ). Sedangkan variabel terikat dari penelitian ini adalah target (Y) Pada percobaan ini mahasiswa sebagai obyek diarahkan untuk melakukan penyusunan lego sebanyak 60 kali percobaan untuk diselesaikan. Mahasiswa ditempatkan pada ruang iklim dengan enam kondisi suhu dan cahaya yang berbeda beda. Yaitu ruangan dengan kondisi : 1. Suhu panas, cahaya. 2. Suhu panas, cahaya. 3. Suhu sedang, cahaya. 4. Suhu sedang, cahaya. 5. Suhu dingin, cahaya. 6. Suhu dingin, cahaya. Dengan ketentuan ukuran dari kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut: 1. Suhu panas : 32 o C 2. Suhu sedang : 25 o C 3. Suhu dingin : 20 o C 4. Cahaya : 50 110 lux. 5. Cahaya : 30 42 lux. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan cara melakukan observasi secara langsung. Sumber data pada penelitian ini adalah data yang di peroleh dari percobaan yang dilakukan oleh subyek penelitian. 207

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Data Penelitian Dari hasil pengukuran data yang telah dilaksanakan untuk menguji pengaruh suhu dan intensitas cahaya terhadap target penyelesaian pekerjaan perakitan di ruang iklim pada laboratorium ergonomi kampus Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo diperoleh data seperti yang tertera pada Tabel 1. Tabel 1. Rata-rata waktu penyelesaian target pekerjaan No Kondisi ruangan Rerata waktu Jumlah (menit) sampel 1 Suhu panas, cahaya 57,44 6 2 Suhu panas, cahaya 55,15 6 3 Suhu sedang, cahaya 66,06 6 4 Suhu sedang, cahaya 66,27 6 5 Suhu dingin, cahaya 69,00 6 6 Suhu dingin, cahaya 70,54 6 Pengolahan Data Dari hasil pengukuran data yang terdapat di Tabel 1 dilakukan pengolahan data dengan metode analisis variansi dua arah dengan interaksi untuk menguji hipotesis yang ditetapkan sebagai berikut : H 01 : Suhu ruangan kerja tidak berpengaruh terhadap penyelesaian target pekerjaan perakitan H 11 : Suhu ruangan berpengaruh terhadap penyelasaian target pekerjaan perakitan H 02 : Intensitas cahaya tidak berpengaruh terhadap penyelesaian target pekerjaan perakitan H 12 : Intensitas cahaya berpengaruh terhadap penyelesaian target pekerjaan perakitan H 03 : Interaksi antara suhu ruangan dan intensitas cahaya tidak berpengaruh terhadap waktu penyelesaian target pekerjaan perakitan H 13 : Interaksi antara suhu ruangan dan intensitas cahaya tidak berpengaruh terhadap waktu penyelesaian target pekerjaan perakitan. Hasil analisis variansi dua arah tertera pada Tabel 2. Sumber Variasi Tabel 2. Hasil Uji Anava Dua Arah D Ratarata kuadrat erajat bebas Jumlah Kuadrat F Signi fikansi Kesalahan Model 1191.97 a 5 238.39 5,61 0,001 Intersep 147815,89 1 147815,89 3480,98 0,000 Suhu 1168,84 2 584,42 13,76 0,000 Cahaya 0,29 1 0,29 0,007 0,934 suhu * cahaya 22,83 2 11,41 0,26 0,766 Error 1273,91 30 42,46 Total 150281,78 36 208

Dari Tabel 2 dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Signifikansi dari kesalahan model lebih kecil dari 0,05(alpha), yaitu 0,001 < 0,05 maka model dapat dikatakan valid. 2. Signifikansi suhu lebih kecil dari 0,05 (alpha), yaitu 0,000 < 0,05 maka suhu berpengaruh terhadap waktu penyelesaian target pekerjaan perakitan. 3. Signifikansi cahaya lebih besar dari 0,05 (alpha), yaitu 0,934 > 0,05 maka cahaya tidak berpengaruh terhadap terhadap waktu penyelesaian target pekerjaan perakitan 4. Signifikansi interaksi suhu dan cahaya lebih besar dari 0,05(alpha), yaitu 0,766 > 0,05 maka interaksi antara suhu dan cahaya tidak berpengaruh terhadap waktu penyelesaian target pekerjaan perakitan. Selanjutnya dilakukan uji post hoc untuk mengetahui kondisi mana yang menyebabkan perbedaan waktu penyelesaian. Hasil tes post hoc dan rangkuman hasil post hoc dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4. (I) suhu 1 2 3 (J) suhu Rata rata beda Tabel 3. Hasil tes post hoc 95% tingkat kepercayaan Standar Signifikan kesalahan Batas (I-J) Batas Atas Bawah 2-9,87 * 2,66032 0,002-16,43-3,31 3-13,48 * 2,66032 0,000-20,04-6,92 1 9,87 * 2,66032 0,002 3,31 16,43 3-3,60 2,66032 0,377-10,16 2,95 1 13,48 * 2,66032 0,000 6,92 20,03 2 3,60 2,66032 0,377-2,95 10,16 Tabel 4. Rangkuman post hoc Suhu N subset 1 2 1 12 56,2933 2 12 66,1675 3 12 69,7733 Signifikansi 1,000 0,377 Dari uji post hoc pada Tabel 3, dapat dilihat ada perbedaan yang signifikan pada kondisi 1, 2, 3, dan 5 (signifikansi <0,05). Pada kondisi 4 dan 6 tidak ada perbedaan yang signifikan (signifikansi > 0,05). Dari rangkuman hasil tes post hoc pada Tabel 4, dapat diketahui bahwa terdapat dua kelompok waktu penyelesaian pekerjaan perakitan untuk ke tiga jenis suhu yang dicobakan. PEMBAHASAN Dari hasil pengukuran diketahui bahwa waktu tercepat penyelesaian target pekerjaan perakitan didapat pada kondisi 2, yaitu pada suhu panas dan intensitas cahaya ; sedangkan waktu terlama penyelesaian target pekerjaan perakitan adalah pada kondisi 6, yaitu pada suhu dingin dan pencahayaan yang. Hasil pengujian data hasil penelitian dengan analisis variansi dua arah menunjukkan suhu berpengaruh terhadap waktu penyelesaian target pekerjaan perakitan. Intensitas cahaya tidak berpengaruh terhadap waktu penyelesaian target pekerjaan dan interaksi antara keduanya tidak berpengaruh terhadap waktu penyelesaian target yang telah ditentukan untuk menyelesaikan pekerjaan. Ada tiga macam suhu yang diujikan yaitu suhu panas, suhu sedang, dan suhu dingin. Dan dua macam intensitas cahaya yang di ujikan yaitu: intensitas cahaya dan. Dari kedua variabel tersebut diuji dengan menggunakan uji analisis variasi dua arah dan hasilnya ditemukan 209

Waktu (menit) Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) pengaruh yang signifikan dari variabel suhu terhadap waktu penyelesaian target pekerjaan. Hasil penelitian untuk variabel suhu pada penelitian ini sama dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kurniawan (2014), yang melakukan penelitian di bagian produksi kacang Tulungagung dan Setyanto dkk (2014) yang melakukan penelitian di laboratorium ergonomi dan analisis perancangan kerja dengan studi perakitan. Dari hasil uji analisis variansi ditemukan bahwa intensitas cahaya tidak berpengaruh terhadap waktu penyelesaian target pekerjaan perakitan. Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Padnamaba (2006) yang melakukan penelitian terhadap mahasiswa desain interior dan menunjukkan bahwa intensitas cahaya berpengaruh terhadap produktivitas karyawan. Perbedaan hasil penelitian ini dengan hasil penelitian sebelumnya untuk variabel intensitas cahaya dikarenakan pada penelitian ini tidak dibutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi untuk pekerjaan perakitan lego. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intensitas cahaya akan berpengaruh terhadap penyelesaian pekerjaan jika pekerjaan tersebut membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wardhana (2014), dimana dari penelitian yang dilakukan oleh Wardhana menunjukkan bahwa dalam kondisi suhu ekstrim operator bekerja lebih cepat. Dari hasil penelitian ini dan penelitian sebelumnya dapat dilihat bahwa penyelesaian pekerjaan dengan dibebankan target lebih cepat diselesaikan daripada pekerjaan yang tidak dibebankan target. Hal ini dikarenakan pekerja akan bekerja lebih cepat untuk segera menyelesaikan target yang diberikan. Dari uji anava dua arah dapat dilihat rata-rata masing masing kondisi ruang kerja untuk menyelesaikan pekerjaan perakitan yang telah ditargetkan. Rata-rata waktu penyelesaian dari masing masing kondisi kerja dapat dilihat pada Gambar 1. 75 Waktu Penyelesaian Target Kerja 70 65 66,06 66,27 69 70,54 60 55 50 45 57,44 55,14 40 panas panas sedang Kondisi sedang dingin dingin Gambar 1. Rata rata waktu penyelesaian kerja Dari Gambar 1, dapat diketahui pada suhu suhu panas operator cenderung bekerja lebih cepat. Hal ini diduga disebabkan oleh keinginan operator untuk segera menyelesaikan target pekerjaannya dikarenakan kondisi ruangan yang tidak nyaman. Pada kondisi suhu sedang operator bekerja dengan kecepatan sedang dan pada kondisi suhu dingin operator bekerja dengan kecepatan rendah dalam menyelesaikan target pekerjaan. 4. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa suhu lingkungan kerja berpegaruh terhadap waktu penyelesaian target pekerjaan perakitan. Intensitas cahaya pada lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap waktu penyelesaian target pekerjaan perakitan yang di tetapkan 210

terhadap operator. Dan interaksi antara suhu dan intensitas cahaya tidak berpengaruh terhadap waktu penyelesaian target pekerjaan perakitan yang telah ditetapkan. DAFTAR PUSTAKA Hartawan, A., 2012, Studi Pengaruh Suhu terhadap Kecepatan Respon Mahasiswa di Ruang Kelas dengan Metode Design of Experiment, Skripsi, Universitas Indonesia, diakses online tanggal 20 Oktober 2016, URL : http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312971-s%2043174- Studi%20pengaruh-full%20text.pdf ILO, 2016, Physical Hazards : Indoor Workplace Lghting, diakses online tanggal 20 Oktober 2016, URL:http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---americas/---ro-lima/---sro-port_of_spain/ documents/presentation/wcms_250198.pdf Kurniawan, 2014, Pengaruh Lingkungan Fisik Terhadap Produktivita Kerja Karyawan di Bagian Produksi Perusahaan Kacang Shanghai. Gangsar, Ngunut Tulungagung. Nitisemito, Alex S. 2000. Manajemen Personalia. Jakarta : Ghalia Indonesia. Padnamaba 2006, Pengaruh Perancangan dalam Ruang terhadap Produktivitas Kerja Mahasiswa Desain Interior. Fakultas Seni dan Budaya, ISI Denpasar. Sedarmayanti. 2009. Tata Kerja dan Produktivitas Kerja. Bandung : CV Mandar Maju. Setyanto, 2011, Pengaruh Faktor Lingkungan Fisik Kerja terhadap Waktu Penyelesaian Pekerjaan : Studi Laboratorium, Performa,Vol. 10 No.1, UNS Surakarta, diakses online tanggal 20 Oktober 2016, URL: https://eprints.uns.ac.id/1466/1/3_10_1_rhs_p19_p28.pdf Suma mur P.K, Hygene perusahaan dan kesehatan kerja. Jakarta: Gunung Agung.1995 Wardhana, F.A.K., 2014. Pengaruh Suhu dan Intensitas Cahaya Terhadap Waktu Penyelesaian Pekerjaan Perakitan.Universitas Veteran Bantara Sukoharjo. 211